Setelah itu, Mamat pun membantu istrinya untuk membersihkan diri. Dengan gagahnya ia gendong Flo agar istrinya tidak kesusahan berjalan karena tentunya Flo masih merasakan tidak nyaman setelah mereka melakukan malam panas semalam.
"Aku bisa jalan sendiri, kamu tidak perlu repot-repot!" ucap Flo yang merasa tidak enak karena seolah merepotkan Mamat.
"Aku merasa tidak repot kok. Aku tidak mau istriku merasa tidak nyaman. Masih sakit, kan?" seru Mamat sambil tersenyum nakal. Seolah Flo mengerti ucapan Mamat. Wanita itu tersenyum malu.
"Hmm ... sakit sih! Tapi nagih." jawaban spontan Flo sembari menyandarkan kepalanya pada pundak suaminya.
"Berarti kamu suka tusukan ku dong, bagaimana rasanya? Apa rasanya sangat nikmat seperti sate-sate yang aku buat?"
Sambil berjalan masuk ke kamar mandi, Mamat menggoda istrinya.
"Hmm ... gimana ya? Kalau aku bilang nggak enak. Apa kamu akan memberikan aku tusukan lagi?" balas Flo menggoda.
Mamat berhenti dan segera membawa istrinya di bawah pancuran air shower.
"Apa kamu ingin merasakan sensasi yang lain? Aku punya variasi rasa yang mungkin belum kamu ketahui. Itupun jika kamu mau!" tawar pria itu dengan tatapan nakalnya.
"Sensasi lain? Hmm ... emang kamu bisa? Palingan kamu cuma punya rasa original saja." balas Flo yang seolah meremehkan kemampuan tukang sate seperti Mamat. Ia pikir Mamat adalah pemuda kampung yang hanya bisa bermain dengan satu gaya saja.
Merasa tertantang. Mamat pun akan menunjukkan jati diri dirinya yang sebenarnya. Pengalamannya di dunia mafia, cukup membuat Mamat puas dengan berbagai tipe wanita, dari yang bentuknya kecil, sedang, bahkan besar. Dari gundul tanpa rumput, hingga rimbun seperti hutan rimba. Dari buah Cherry yang kecil tapi manis, hingga buah semangka yang besar dan padat. Semuanya sudah dijelajahi oleh Mamat tanpa terlewatkan.
Tapi, kali ini Mamat menemukan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan wanita. Ia melihat aset milik istrinya benar-benar cantik. Meskipun banyak sisik yang tumbuh di sebagian besar permukaan kulitnya. Tapi bagi Mamat, keindahan milik sang istri tidak bisa ditutupi. Sungguh sangat sempurna dengan bentuk yang imut dan pink merekah, tidak terlalu gundul dan tidak terlalu rimbun. Bahkan sangat cantik seperti poni yang menghiasi tempat surgawi itu.
Belum lagi buah pepaya yang menggantung indah, sangat sesuai dengan bentuk tubuh Flo yang seperti gitar spanyol. Sangat pas dalam genggaman Mamat, sehingga pria itu begitu candu dan ingin mengulanginya lagi. Dulu Mamat hanya sekali berhubungan dengan perempuan dan setelah itu ia tidak akan menyentuhnya lagi. Karena baginya sudah cukup dan ia tidak akan tertarik untuk bersentuhan lagi.
Tapi, entah kenapa pesona seorang Flo mampu menggetarkan gairah Mamat berkali-kali. Seolah dirinya telah menemukan tempat yang pas untuk bersarang.
Mamat menyeringai, ia pun memutar kran shower itu sehingga air mulai turun membasahi keduanya. Mamat melepaskan bathrobe yang ia kenakan dan menantang istrinya untuk memberikan sesuatu yang lebih mengasyikkan dari semalam.
Flo yang sudah dalam kondisi full naked perlahan mundur ketika Mamat dengan tatapan nakalnya berusaha untuk terus mendekatinya. Air shower kembali membasahi wajah Mamat yang tampan. Flo menatap tubuh tegap suaminya dan melihat secara nyata betapa gagahnya tukang sate yang dinikahinya.
Satu hal yang membuat Flo mengerutkan keningnya adalah sebuah tato yang berada di lengan atas sebelah kiri Mamat. Tato bergambar api yang melingkar pada lengan atas itu sejenak mengingatkan Flo pada sebuah simbol. Karena semalam ia tidak bisa melihat dengan jelas semua yang ada pada diri Mamat, karena lampu kamar yang temaram belum lagi dirinya yang sudah terbuai dengan tusukan dan goyangan Mamat yang membuatnya lupa segalanya.
"Tato lingkaran api? Sepertinya aku pernah mendengarnya? Tapi di mana?" batin Flo. Sejenak ia melamun tentang tato pada lengan suaminya hingga akhirnya ia tersadar jika Mamat tidak ada didepannya lagi. Tapi ia dikejutkan dengan kepala Mamat yang berada di bawah sedang bergerak dengan lembut.
"Ahhhh ...!"
Flo melenguh panjang ketika apa yang Mamat lakukan membuatnya spontan merremas rambut sang suami yang sedang bermain lincah dengan lidahnya. Entah apa yang dilakukan oleh Mamat. Yang jelas ia ingin menunjukkan kepada istrinya jika hanya istrinya lah membuat Mamat semakin bergelora. Tak ada rasa jijik bagi Mamat. Meskipun sisik-sisik pada tubuh Flo sangatlah nyata, tapi tidak mengganggu aktivitas Mamat untuk memberikan kepuasan untuk sang istri.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Bi^S^@J^H😭
klo aku tarik nafas dlm diam Thor😅
2023-06-02
1
Muhamad Bardi
hahahaaaa..flo pake nantangin suaminya belum tau ya kamu flo kalau suamimu itu mantan casanova siap" kamu flo dibikin terbang melayang sama bang mamat..😁😁😁
2023-06-01
1
IndraAsya
lanjut
2023-06-01
1