Secret Marriage ( Rama & Naina )

Secret Marriage ( Rama & Naina )

Bab 1

Pada waktu itu...

Langit mulai berubah menjadi petang, seorang wanita muda bernama Naina Al-Ghifari sedang menjalankan motornya seorang diri di saat cuaca mulai gerimis melanda. Namun, baru saja seperempat perjalanan, Naina harus di hadapkan dengan kenyataan kalau motornya tiba-tiba mogok.

Sebenarnya, Naina baru selesai mengirimkan pesanan kue milik pelanggan onlinenya. Dia seringkali mendapatkan orderan kue online dan dengan senang hati mengirimkannya. Meski sang ayah DEVANO AL-GHIFARI dan ibunya KANIA DWI ARIANTI, selalu melarangnya, Naina selalu kekeh dengan keinginan dia. Dia sebagai anak pertama ingin mandiri dan kini sedang menjalankan usaha ayahnya.

"Sial banget sih hari ini, motornya pakek mogok segala. Padahal baru di servis malah mati lagi. Ayo dong, tor. Nyala! Gue buru-buru banget nih ingin segera sampai rumah. simsalabim nyala!" Naina turun, ia mencoba menyalakan mesin motornya, tapi tak kunjung bunyi juga. Kesal sudah pasti karena waktu makin beranjak malam. Sudah memakai jampi simsalabim pun masih aja tidak mau nyala.

"Brengsek nih motor, masa kagak mau hidup sih? Tega bener dah tor."

Hingga sebuah mobil pickup bermuatan bahan bangunan kebetulan lewat. Mobil itu nampak berhenti tak jauh dari tempat Naina berada. Pria yang ada di dalamnya mengerutkan keningnya melihat seorang wanita berdiri kebingungan seorang diri.

"Itukan kak Naina, ngapain dia di jalan sendirian?" Pria pun memberhentikan mobilnya di dekat Naina.

"Hei Kak Naina calon kakak iparku, ngapain nongkrong di jalan? Mau jadi cewek cabe-cabean? Sore-sore masih saja kelayapan. Pulang sana! Ini sudah mau magrib kak," ucapnya namun matanya terus menatap motor Naina.

Gadis remaja berusia dua puluh tiga tahun itu mendelik jengah enggan berurusan dengan pria itu. Dia masih fokus dan berusaha keras membuat motornya menyala. Namun lagi-lagi tidak bisa dan malah sulit di nyalakan. Naina semakin kesal saja karena hari semakin gelap.

"Kak Naina yang rese, gue nanya bukan ceramah, jawab dong! Ngapain lo dimari sendirian?" Namun Naina tidak mendengarnya.

"Motor sialan. Malah mogok segala. Gak tahu apa gue lagi buru-buru?" gerutunya.

"Motormu mogok?" tanya pria itu.

"Sudah tahu pake nanya, gak lihat nih motor gue dari tadi diam di tempat kagak nyala-nyala? Itu artinya mogok," jawab Naina begitu ketus.

"Oh mogok." Karena kasihan meninggalkan seorang gadis sendirian di tengah jalan, pria itu turun memeriksa motor Naina.

"Eh, lo mau ngapain, Rama?" ujar Naina kaget melihat Rama mengotak atik motornya.

Dia adalah RAMADHAN RESTU ALKAHFI, teman sekolahnya Alina, sang adik. Pria yang seringkali datang ke rumah dengan alasan kerja kelompok bareng teman-temannya Alina.

"Mengecek motor lo, lah." Rama pun mencoba menyalakannya, tapi ia juga tidak bisa.

"Kak, ini mah mogok karena gak ada bensinnya." Rama sempat kesal karena Naina begitu bodoh. Dia melihat jarum bensin kosong.

"Masa sih?" Naina lihat jarum bensinnya, "ehh, hehehe gue lupa isi bensin." Naina menepuk jidatnya merasa bodoh atas kelakuannya sendiri.

"Kalau lo mau pulang bisa bareng gue saja, kak." Rama berbaik hati mau menolong.

"Tumben lo baik sama gue? Biasanya juga suka iseng jahilin gue."

"Gak usah mikir yang tidak-tidak! Gue tidak mungkin meninggalkan lo sendirian di sini di saat cuaca mulai beranjak petang." Rama pun masuk kedalam mobilnya.

"Mau ikut tidak? Gue tidak akan menawarkan kedua kalinya loh, Kak." Rama menyalakan mesin mobilnya.

Naina diam memikirkan tawaran Rama. Berhubung hari mulai gelap, motornya mogok, dan ponselnya mati kehabisan baterai, mau minta di jemput pun gak bisa menghubungi, akhirnya Naina pun segera masuk ke dalam mobil. "Gue ikut, tapi jangan macam-macam! Ingat, ya gue ini kakaknya Alina, pacar lo." Naina memperingati

"Dih, siapa juga yang mau macam-macam sama lo Kak? Hewan aja gak akan sudi. Sekalipun gue pacaran sama Alina, ya kali gue macam-macam sama kakaknya? Maaf enggak deh, lo bukan tipe gue, kak." Rama pun menyalakan mobilnya. Dan mereka berangkat bersama.

"Ck, sok kecakepan lo." Perjalanan lumayan jauh, mobil mereka melewati perkebunan sepi dan melewati banyak makam.

"Gue mau nganterin bahan bangunan dulu ke kecamatan sebelah, tidak apa kan?"

Naina mengangguk. "Tidak apa-apa asalkan lo anterin gue pulang!"

"Ok." Tidak ada pembicaraan lain selain diam seribu bahasa.

*****

Hari makin malam dan suasana makin mencekam. Air hujan juga kembali turun ke bumi mengguyur kota kembang. Tak terasa sudah jam delapan malam, tapi jalan dan suasana terasa sepi. Mungkin karena hujan terus mengguyur sehingga membuat suasana terasa berbeda. Jarak yang cukup jauh membuat Rama dan Naina lama dalam perjalanan.

Dan anehnya mobil yang di kendarai mereka tiba-tiba saja mogok di tengah jalan membuat Naina mengerutkan keningnya terkejut.

"Kenapa berhenti, Ram?"

"Lah, kenapa ada orang berbaring di tempat sepi?" gumam Rama dalam hati. Rama terkejut sebab di depan ada seseorang. Takdir macam apa yang sedang Tuhan rencanakan pada dia dan Naina?

"Di depan ada orang pingsan." Naina memperhatikan jalan depan dan ternyata ada orang menghalangi perjalanan mereka. Rama ingin melihatnya dan hendak turun, tapi di cegah oleh Naina.

"Jangan keluar, Ram! Gue takut mereka orang jahat dan berniat jahat kepada kita." Naina mencekal lengan Rama, tangannya gemetar takut.

"Tidak apa-apa, lo tunggu di sini Kak, biar gue yang lihat."

"Tapi Rama, gue takut itu hanya orang yang pura-pura pingsan, pasti mereka orang jahat, Ram."

"Jangan soudzon dulu sama orang, siapa tahu orang itu beneran butuh pertolongan kita. Siapa tahu dia korban kecelakaan. Lo tunggu di sini biar gue yang periksa!" Meskipun ia sendiri memiliki pikiran yang negatif, tapi ia tidak ingin membuat Naina Sakin dilanda kekhawatiran.

"Rama hati-hati." Rama mengangguk, lalu Rama turun memeriksa keadaan orang itu yang tergeletak di tanah. Rama mendekat, tapi tiba-tiba ...

Bruuuum

Bruuuum

Rama maupun Naina yang ada di dalam mobil memperhatikan motor itu. Dua motor mendekati Rama, mereka berempat dan juga memutari Rama. Naina menutup mulutnya melihat Rama di kepung orang. Dia tetap berada di dalam mobil, tapi ia merasa ketakutan atas apa yang sedang ia lihat saat ini.

"Ya Allah, mereka orang-orang jahat. Apa yang akan mereka lakukan kepada Rama?" gumam Naina sangit khawatir.

Mereka yang di maksud Naina memberhentikan motornya, tapi orang-orang masih berada di atas motor. Lalu, pria yang tergeletak di aspal pun bangun dan tiba-tiba mencekal lengan Rama dan mengarahkan benda ke leher Rama.

"Aakkhhh," pekik Naina menjerit terkejut.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh Rama Ternyata modus ya,belajar kelompok alesannya,pasti mau memepet Alana,Pantesan manggilnya tadi kakak ipar,Gebetan ama adek malah nikah sama kakaknya..😂😂🤭🤭

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 - Kita Putus
26 Bab 26 - Kesedihan Alina
27 Bab 27 - Rumah Aki
28 Bab 28 - Kegiatan Naina
29 Bab 29 - Kamu!
30 Bab 30
31 Bab 31 - Mario!!
32 Bab 32 - Lo Lagi!
33 Bab 33 - Mengganti
34 Bab 34 - Membuntuti
35 Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36 Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37 Bab 37 - Keterkejutan Devano
38 Bab 38 - Bantuan Rama
39 Bab 39 - Salah Sangka
40 Bab 40 - Minta Hak
41 Bab 41 - Tidur Bareng
42 Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43 Bab 43 - Kepergok
44 Bab 44 - Jauhi Putriku!
45 Bab 45 - Si Jalu
46 Bab 46 - Mencari
47 Bab 47 - Cekcok
48 Bab 48 - Pertanyaan Rama
49 Bab 49 - Makan Bersama
50 Bab 50 - Ketahuan
51 Bab 51 - Restu Erna
52 Bab 52 - Kembali ke Kota
53 Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54 Bab 54 - Ajakan menginap
55 Bab 55 - Masuk sekolah
56 Bab 56 - Godaan Rama
57 Bab 57 - Sikap Rama
58 Bab 58 - Kecurigaan Alina
59 Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60 Bab 60 - Permintaan Alina
61 Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62 Bab 62 - Ungkapan Naina
63 Bab 63 - Menginap
64 Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65 Bab 65 - Kemana Naina?
66 Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67 Bab 67 - Melarikan Diri
68 Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69 Bab 69 - Meminta persetujuan
70 Bab 70 - Persiapan Nikah
71 Bab 71 - Pernikahan
72 Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73 Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74 Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75 Bab 75 - Malu-malu
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79 Bab 79 - Sisi Lain Rama
80 Bab 80 - Pujian dari Rama
81 Bab 81 - Sebuah tuduhan
82 Bab 82 - Di Pecat
83 Bab 83 - Sebuah Saran
84 Bab 84 - Salah paham
85 Bab 85 - Meminta Bantuan
86 Bab 86 - Sebuah Rencana
87 Bab 87 - Kemarahan Rama
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94 - End
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 - Kita Putus
26
Bab 26 - Kesedihan Alina
27
Bab 27 - Rumah Aki
28
Bab 28 - Kegiatan Naina
29
Bab 29 - Kamu!
30
Bab 30
31
Bab 31 - Mario!!
32
Bab 32 - Lo Lagi!
33
Bab 33 - Mengganti
34
Bab 34 - Membuntuti
35
Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36
Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37
Bab 37 - Keterkejutan Devano
38
Bab 38 - Bantuan Rama
39
Bab 39 - Salah Sangka
40
Bab 40 - Minta Hak
41
Bab 41 - Tidur Bareng
42
Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43
Bab 43 - Kepergok
44
Bab 44 - Jauhi Putriku!
45
Bab 45 - Si Jalu
46
Bab 46 - Mencari
47
Bab 47 - Cekcok
48
Bab 48 - Pertanyaan Rama
49
Bab 49 - Makan Bersama
50
Bab 50 - Ketahuan
51
Bab 51 - Restu Erna
52
Bab 52 - Kembali ke Kota
53
Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54
Bab 54 - Ajakan menginap
55
Bab 55 - Masuk sekolah
56
Bab 56 - Godaan Rama
57
Bab 57 - Sikap Rama
58
Bab 58 - Kecurigaan Alina
59
Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60
Bab 60 - Permintaan Alina
61
Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62
Bab 62 - Ungkapan Naina
63
Bab 63 - Menginap
64
Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65
Bab 65 - Kemana Naina?
66
Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67
Bab 67 - Melarikan Diri
68
Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69
Bab 69 - Meminta persetujuan
70
Bab 70 - Persiapan Nikah
71
Bab 71 - Pernikahan
72
Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73
Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74
Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75
Bab 75 - Malu-malu
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79
Bab 79 - Sisi Lain Rama
80
Bab 80 - Pujian dari Rama
81
Bab 81 - Sebuah tuduhan
82
Bab 82 - Di Pecat
83
Bab 83 - Sebuah Saran
84
Bab 84 - Salah paham
85
Bab 85 - Meminta Bantuan
86
Bab 86 - Sebuah Rencana
87
Bab 87 - Kemarahan Rama
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94 - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!