Bab 18

"Iya, Pak, betul. Dia orang yang sudah menolong saya. Dia bukan begal seperti yang kalian bilang." Devan mencoba membantu Rama, ia tidak mungkin membiarkan para polisi menangkap Rama begitu saja. Siapa yang salah kok Rama yang di salahkan, begitu pikirnya.

"Iya, Pak. Saya juga saksinya, Rama gak salah, dia hanya bantu papa saya dari para perampok yang mencoba merampok saya dan Papa." Alina terlihat panik dan juga ia menatap Rama khawatir. Ia tidak ingin Rama di tangkap.

"Nanti saja kalian jelaskan di kantor polisi. Ayo ikut!" bapak polisinya begitu ngotot memaksa Rama ikut seolah tidak ingin mendengarkan pembelaan dari Rama, Devano maupun Alina.

Anehnya, kenapa ada yang melaporkan padahal di sana hanya ada mereka berdua. Apa mungkin kedua orang tadi karena tidak terima gagal menjalankan misi, Rama pun tidak tahu.

Terpaksa, Rama ikut polisinya karena enggan berbuat masalah. Untuk Devano dan Alina, mereka juga ikut ke kantor sebagai saksi sekaligus korban dan akan di mintai keterangan. Inilah polisi jaman sekarang, selalu bertindak sesuka hati tanpa ingin mencari tahu dulu kebenarannya.

*****

Kediaman Rama

Restu menerima telpon dari Rama, ia yang ingin memarahi Rama karena tidak pulang, namun ia urungkan saat mendengar suara pria yang berbeda.

"Selamat siang."

"Siang, ini dengan siapa ya?" tanya Restu mengerutkan keningnya bertanya-tanya siapa yang sudah menelpon menggunakan ponsel Rama.

"Kami dari petugas polres xxx, apa betul anak bapak bernama Ramadhan Restu Al-kahfi?" tanya polisi di sebrang telpon.

"I-ya, betul, Pak. Itu nama anak saya, ada apa ya?" Ia terbata dan juga kaget tiba-tiba polisi menyebut nama anaknya. Pikiran negatif serta rasa amarah menjadi satu sebab sang putra berbuat ulah.

"Sebaiknya bapak segera datang ke kantor polisi! Nanti kami akan menjelaskannya di kantor. Kami harap Anda segera datang!" balas polisi itu terdengar tegas seakan tidak ingin ada penolakan.

"Baik, Pak. Saya akan segera datang kesana sekarang juga." Sahut Restu sambil menutup sambungan teleponnya. Tangannya terkepal kuat dengan wajah memerah marah.

"Anak itu selalu saja bikin malu, selalu saja berbuat ulah," ucap Restu mengumpat sambil berlalu pergi dengan emosi yang memuncak.

*****

Kantor polisi

"Pah, aku takut Rama di penjara. Dia kan tidak salah apa-apa, Pah. Bantu Rama dan kalau perlu cari pengacara hebat buat Rama bebas dari sini." Alina yang sedang duduk di samping papanya merasa khawatir. Walau bagaimanapun Rama adalah pacarnya meski. Ia memandang Rama dan Rama seketika menoleh tersenyum seakan semuanya bakalan baik-baik saja.

"Kamu tenang saja, papa juga tidak akan membiarkan Rama di tangkap. Saksi kita berdua akan membuat Rama bebas, cuman yang Papa herankan adalah kenapa Rama sampai di tuduh ya? Pintar sekali para perampok itu."

"Yang bikin heran itu kenapa tiba-tiba ada polisi di sana dan malah Rama yang di laporkan? Apa ini ulah begal tadi, Pah?"

"Itu yang papa pikirkan saat ini. Papa juga tidak tahu, Alina."

Hingga seseorang datang.

"Permisi, Pak. Saya orangtuanya Ramadhan, dimana anak saya?" tanya Restu kepada polisi yang sedang duduk.

"Mari ikut saya, Pak." Dan polisi itu mengajak pak Restu masuk ke dalam. Di dalam ada Rama dan tak sedikit pun Restu menunjukan rasa khawatirnya. Dia mendekati Rama dan malah menoyor kepalanya Rama.

"Dasar pembuat onar, bisa-bisanya kamu membuat papa malu dengan kelakuanmu, Rama. Anak bodoh, bikin malu saja. Kamu sadar atas perbuatan kamu saat ini? Kamu sudah mencoreng nama baik papa sebagai pemilik bahan bangunan," ucap Restu begitu pelan melotot guna memarahi Rama.

"Pak, ini bukan salah Rama, dia yang menolong saya dan hanya ada kesalahpahaman saja," ucap Devano mendekati Restu.

"Saya tidak peduli, tapi saya kecewa sama dia yang suka berbuat ulah. Dasar anak bodoh!" sentaknya tanpa prihatin terhadap Rama.

"Pak jangan salahkan Rama, dia ..."

"Orangtuanya Rama, silahkan duduk, Pak." ucap polisi mengalihkan Restu. Lalu, Restu duduk saling berhadapan dengan polisi.

"Begini, Pak. Menurut laporan, terjadi begal di jalan xxx. Dan anak Anda di tuduh sebagai pelakunya. Kami terpaksa membawa anak Anda ke kantor polisi untuk di mintai keterangan. Ternyata kami salah tangkap, korban selaku orang yang di rugikan sudah menjelaskannya. Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah menangkap tanpa bukti. Dan untuk hasil pemeriksaan tes urin, anak Anda tidak mengkonsumsi minuman beralkohol ataupun positif narkoba. Tapi, kami sarankan agar Anda sebagai orangtua harus menjaga kegiatan anak-anak agar tidak terjerumus kedalam dunia itu." Panjang lebar polisi menjelaskan sekaligus meminta maaf kepada Restu.

Namun, bagi Restu, Rama tetap sudah mempermalukannya Karena sudah masuk ke kantor polisi. Apalagi ada Devano, salah satu pengusaha kue yang telah terkenal dan ia salah satu penyuka kue-kue milik Devano. Ya Restu mengenal Devano tapi Devano tidaklah mengenali Restu.

"Baik, Pak. Saya mengerti." Kemudian Restu undur diri dan mengajak Rama pulang.

"Ayo pulang! Bikin malu saja!" ucapnya.

"Pak Devan, saya permisi dulu," pamitnya pada Devano sambil berlalu.

Devan mengernyit. "Dia mengenalku?"

"Om, aku pulang duluan. Terima kasih sudah mau membela aku." Rama berjabat tangan dulu sambil menundukkan kepalanya seakan memberikan sebuah sopan santun terhadap pria yang lebih dewasa darinya.

"Sama-sama, Om yang seharusnya minta maaf. Karena Om, kamu malah di tuduh kayak gini dan harus berurusan dengan polisi." Devano tidak enak hati membuat anak muda seperti Rama harus mengalami hal seperti ini.

Rama tersenyum ramah, "Qodarullah, Om. Semua atas izin Allah. Aku pamit, ya. Assalamualaikum." Lalu, Rama pergi dari sana. Tapi, Alina memanggilnya.

"Rama tunggu!" Alina sedikit berlari mendekati. Rama menoleh, sedangkan Devan berbicara dulu sama polisi membahas masalah begal tadi.

"Rama, makasih ya udah nolongin Papa dan aku," ucap Alina tulus.

Rama tersenyum, "sama-sama, siapapun orangnya pasti aku akan menolongnya jika aku mampu. Aku pergi dulu, jaga diri kamu," ucapnya sambil mengusap pucuk kepalanya Alina.

Alina menatap Rama dengan intens hingga pria itu menjauh dari pandangannya.

*****

Kediaman Rama.

"Sudah berapa kali Papa bilang, jangan bikin malu Papa, Rama. Kamu itu kenapa susah sekali Papa bilangin? Papa mau datang ke kantor polisi dan malah melihatmu di sana, Papa malu." Restu bertolak pinggang memarahi Rama. Dia yang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya tentu merasa apa yang dilakukan Rama adalah sebuah kesalahan dan aib keluarga Dia tidak mau keluarganya tercoreng hanya karena kesalahan Rama.

"Polisi bilang hanya kesalahan, Pah. Lagian Rama tidak melakukan hal apapun selain menolong orang itu." Rama bersuara membela diri.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti pembegal itu yg melaporkan,Karena gagal membegal jadi sakit hati..

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 - Kita Putus
26 Bab 26 - Kesedihan Alina
27 Bab 27 - Rumah Aki
28 Bab 28 - Kegiatan Naina
29 Bab 29 - Kamu!
30 Bab 30
31 Bab 31 - Mario!!
32 Bab 32 - Lo Lagi!
33 Bab 33 - Mengganti
34 Bab 34 - Membuntuti
35 Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36 Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37 Bab 37 - Keterkejutan Devano
38 Bab 38 - Bantuan Rama
39 Bab 39 - Salah Sangka
40 Bab 40 - Minta Hak
41 Bab 41 - Tidur Bareng
42 Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43 Bab 43 - Kepergok
44 Bab 44 - Jauhi Putriku!
45 Bab 45 - Si Jalu
46 Bab 46 - Mencari
47 Bab 47 - Cekcok
48 Bab 48 - Pertanyaan Rama
49 Bab 49 - Makan Bersama
50 Bab 50 - Ketahuan
51 Bab 51 - Restu Erna
52 Bab 52 - Kembali ke Kota
53 Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54 Bab 54 - Ajakan menginap
55 Bab 55 - Masuk sekolah
56 Bab 56 - Godaan Rama
57 Bab 57 - Sikap Rama
58 Bab 58 - Kecurigaan Alina
59 Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60 Bab 60 - Permintaan Alina
61 Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62 Bab 62 - Ungkapan Naina
63 Bab 63 - Menginap
64 Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65 Bab 65 - Kemana Naina?
66 Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67 Bab 67 - Melarikan Diri
68 Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69 Bab 69 - Meminta persetujuan
70 Bab 70 - Persiapan Nikah
71 Bab 71 - Pernikahan
72 Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73 Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74 Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75 Bab 75 - Malu-malu
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79 Bab 79 - Sisi Lain Rama
80 Bab 80 - Pujian dari Rama
81 Bab 81 - Sebuah tuduhan
82 Bab 82 - Di Pecat
83 Bab 83 - Sebuah Saran
84 Bab 84 - Salah paham
85 Bab 85 - Meminta Bantuan
86 Bab 86 - Sebuah Rencana
87 Bab 87 - Kemarahan Rama
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94 - End
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 - Kita Putus
26
Bab 26 - Kesedihan Alina
27
Bab 27 - Rumah Aki
28
Bab 28 - Kegiatan Naina
29
Bab 29 - Kamu!
30
Bab 30
31
Bab 31 - Mario!!
32
Bab 32 - Lo Lagi!
33
Bab 33 - Mengganti
34
Bab 34 - Membuntuti
35
Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36
Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37
Bab 37 - Keterkejutan Devano
38
Bab 38 - Bantuan Rama
39
Bab 39 - Salah Sangka
40
Bab 40 - Minta Hak
41
Bab 41 - Tidur Bareng
42
Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43
Bab 43 - Kepergok
44
Bab 44 - Jauhi Putriku!
45
Bab 45 - Si Jalu
46
Bab 46 - Mencari
47
Bab 47 - Cekcok
48
Bab 48 - Pertanyaan Rama
49
Bab 49 - Makan Bersama
50
Bab 50 - Ketahuan
51
Bab 51 - Restu Erna
52
Bab 52 - Kembali ke Kota
53
Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54
Bab 54 - Ajakan menginap
55
Bab 55 - Masuk sekolah
56
Bab 56 - Godaan Rama
57
Bab 57 - Sikap Rama
58
Bab 58 - Kecurigaan Alina
59
Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60
Bab 60 - Permintaan Alina
61
Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62
Bab 62 - Ungkapan Naina
63
Bab 63 - Menginap
64
Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65
Bab 65 - Kemana Naina?
66
Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67
Bab 67 - Melarikan Diri
68
Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69
Bab 69 - Meminta persetujuan
70
Bab 70 - Persiapan Nikah
71
Bab 71 - Pernikahan
72
Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73
Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74
Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75
Bab 75 - Malu-malu
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79
Bab 79 - Sisi Lain Rama
80
Bab 80 - Pujian dari Rama
81
Bab 81 - Sebuah tuduhan
82
Bab 82 - Di Pecat
83
Bab 83 - Sebuah Saran
84
Bab 84 - Salah paham
85
Bab 85 - Meminta Bantuan
86
Bab 86 - Sebuah Rencana
87
Bab 87 - Kemarahan Rama
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94 - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!