Bab 4

Kediaman Devano

Seorang wanita mondar mandir tidak jelas karena merasa khawatir pada sang putri yang tak kunjung pulang. Ia terus melirik jam dinding yang sudah menunjukan jam delapan malam.

"Naina, kamu kemana Nak? Ini udah jam delapan malam kamu belum pulang juga. Tidak biasanya Naina begini," ujar Kania mengkhawatirkan keadaan anak perempuan pertamanya.

"Mas juga bingung dan takut terjadi sesuatu pada Naina. Coba kamu hubungi ponselnya!" seru Devano, ayah dari Naina.

"Ponselnya tidak aktif, Mas. Aku semakin khawatir sama dia. Ini salah aku yang membiarkan Naina pergi mengirimkan pesanan kue," lirih Kania terduduk lesu ingin menangis. Rasanya tidak tenang putrinya belum juga pulang ke rumah. Biasanya Naina paling malam jam tujuh sudah ada di rumah, tapi sekarang sudah malam banget tidak pulang juga.

"Mama tenang, ya. Kak Nainana pasti bakalan baik-baik saja. Kita berdoa sama-sama supaya Kakak cepat pulang dan semoga di lindungi dimana pun ia berada," ucap Alina berusaha menenangkan mamanya.

"Mas coba kamu hubungi teman kamu yang polisi itu buat bantu kita mencari Naina," kata Kania.

"Akan ku coba," balas Devano sambil mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

"Tapi ini bukan hanya sebatas polisi, teman-teman Naina juga perlu di hubungi untuk mencari tahu apakah Naina ada di sana atau tidaknya. Hubungi pacarnya juga, siapa tahu Mario tahu dimana Naina berada," kata Mama Erna memberikan sedikit saran.

"Mama benar, aku akan menghubungi Mario," ujar Kania.

"Kalau begitu aku yang akan coba menghubungi teman-temannya." Devano pun mencari kontak teman Naina yang ia tahu dan menanyakannya. Terlebih juga mencari tahu kepada rekannya yang anaknya berteman dengan Naina. Namun, tak ada satupun dari mereka yang tahu dimana Naina berada.

( "Halo Mario, ini Tante Kania." )

( "Iya Tante, ada apa?" )

( "Hmm apa kamu bersama Naina?" )

( "Naina? Tidak Tante, justru Mario ingin menghubungi Tante dan bertanya kenapa ponselnya Naina tidak aktif. Tadinya Mario mau ke sana, tapi Nainanya tidak bisa di hubungi. Emangnya kenapa Tante?" )

( "Itu dia masalahnya, Naina belum juga pulang hingga malam gini. Tante kira kamu tahu, tapi Tante minta tolong sama kamu untu cari Naina. Bantu kami, Mario." )

( "Iya, Tante. Mario pasti membantu Tante." )

Setelah menghubungi pacarnya Naina, Kania menatap suaminya. "Kemana lagi harus bertanya tentang Naina, Mas? Mereka tidak ada yang tahu kemana Naina pergi. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada dia?"

"Jangan bicara begitu sayang, putri kita pasti baik-baik saja. Kita akan terus mencarinya. Lalu Alina bersuara

"Tidak ada, Pah, Mah, Nek. Tidak ada yang tahu Kak Naina dimana. Aku udah menanyakan pada teman-teman Kakak yang aku tahu," kata Alina. Bertambah khawatir dan bingung mau mencarinya kemana. Setahunya Naina tidak suka main jauh-jauh kalau bukan sedang kepepet keluar mah.

"Teman-teman papa juga tidak ada yang tahu," ucap Devan. Ia sebagai ayah sangat khawatir pada putrinya yang masih membutuhkan sosok pelindung.

"Terus sekarang bagaimana? Apa yang harus kita lakukan? Naina kemana?" lirih Kania sudah menangis mengkhawatirkan keadaan putri pertamanya.

*****

Pun di rumah Rama juga ada seseorang yang sedang gelisah menunggu Rama pulang.

"Anak itu malah belum pulang juga. Kemana dia pergi? Menyusahkan orangtua saja. Selalu saja bikin papanya pusing tujuh turunan dengan kelakuan bandel dia.

Tapi tidak dengan sang kakak Gilang yang diam duduk anteng sambil memangku laptopnya. "Rama itu laki-laki, dia tidak akan kenapa-kenapa. Papa terlalu mengkhawatirkan dia. Anak bandel gitu masih saja di khawatir kan." Gilang mencebik.

"Awas saja, kalau sampai dia pulang akan papa beri dia hukuman," kata Pak Restu.

"Paling juga dia main, Pah. Gak usah di cari nanti juga balik sendiri, Rama sudah besar."

"Masalahnya Rama membawa mobil bermuatan bahan bangunan dan sampai malam gini belum juga pulang. Bagaimana kalua tidak sampai mengirimkan barang-barangnya? Bagaimana jika dia malah menjualnya lagi dan uangnya di gunakan untuk main sama teman-temannya?"

"Ya tinggal hukum saja, Pah. Tidak usah kasih uang jajan, bereskan? Kalau perlu motornya Papa sita."

"Hmm kau benar juga, Gilang."

******

Keesokan harinya.

Para warga di sekitar perkebunan sudah mulai beraktivitas lagi, ada yang pergi kerja, ke sawah, ke kebun, dan berbagai macam kegiatan lainnya para penduduk lakoni.

Sedangkan warga yang hendak ke kebun, mereka ingin membersihkan ladang mereka. Namun, di perjalanan melewati gubuk bambu, dua orang warga menemukan dua sejoli yang sedang tertidur dengan Naina yang terlihat memeluk Rama. Mereka berdiri tidaklah sadar kalau mereka tidur saling berpelukan. Keduanya ketiduran di saat hujan melanda tadi malam.

"Eh ada orang di sana." Salah satu pria yang membawa cangkul menunjuk gubuk.

"Wah ini tidak bisa di biarkan, sepertinya mereka sedang mesum."

"Siapa di situ? Kalian mesum ya?" pekik pemilik kebun dan mereka berdua menghampirinya.

Rama terganggu oleh kebisingan dari suara orang. Ia terbangun, tapi tangannya terasa kebas akibat di tindih oleh kepala Naina.

Deg.

"Kak Naina!" lirihnya kaget ketika menyadari bahwa mereka sedang berpelukan.

"Kalian berdua pasti sudah berbuat mesum ya?"

"Tidak, kami tidak mesum." Rama ingin berdiri, tapi Naina masih terlelap. Namun, karena kebisingan yang terjadi membuat Naina bangun dari tidurnya.

"Rama, ada apa?"

"Bangun kalian! Pasti kalian pasangan mesum!" pekik bapak pemilik kebun.

"Bukan, Pak. Kami tadi malam di begal," kata Rama dan Naina langsung duduk dan mereka berdua kaget ada bapak-bapak di sana.

"Bukan apa? Kalian mau melakukan tindakan tidak senonoh di sini? Ngaku saja!" pekik orang yang mengantar pemilik kebun.

"Ini semua tidak benar, Pak. Kami tersesat dan sedang lari dari kejaran para perampok. Bahkan mobil pickup kami di tinggal," kata Naina mencoba membela dirinya.

"Iya, Pak. Kami sempat kena rampok dan kami lari ke sini. Demi Allah kami tidak melakukan apapun," sahut Rama menimpali.

"Halah, kalian bohong. Pasti kalian mau melakukan adegan mesum di kebun ini. Masih kecil sudah pandai berbohong dan berzina. Bawa saja mereka ke RT di sini!" para bapak-bapak tidak percaya pada penjelasan Rama dan Alina. Mereka tetap menyangka kalau kedua anak muda itu sedang melakukan adegan mesum di tempat sepi.

"Jangan, Pak. Kami tidak melakukan apapun, sumpah demi Allah. Ini fitnah, dan kami sungguh bicara apa adanya, pak." Naina sudah panik dan matanya berkaca-kaca takut para bapak-bapak itu menyeret mereka secara paksa. Dan pikirannya benar kalau ketiga orang tua itu langsung menariknya.

"Jangan banyak bicara, sekarang kalian ikut dengan kita!" keduanya langsung di seret paksa.

"Ayo ikut!"

"Pak, demi Allah kami tidak melakukan apapun! Jangan bawa kita, kita tidak salah." Rama terus mencoba membela dirinya dan juga Naina. Ia juga kasihan kepada Naina yang harus di tarik-tarik secara paksa.

"Kalian jelaskan saja nanti di rumah RT. Ayo ikut!" para bapak-bapak itu kekeh membawa Rama dan Naina ke RT setempat untuk dimintai penjelasan.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

RAMADHAN RESTU ALKAHFI DAN ALINA,sama nama peran tokoh di novel othor Sinta amelia,Tapi ceweknya ALANA disini ALINA..

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 - Kita Putus
26 Bab 26 - Kesedihan Alina
27 Bab 27 - Rumah Aki
28 Bab 28 - Kegiatan Naina
29 Bab 29 - Kamu!
30 Bab 30
31 Bab 31 - Mario!!
32 Bab 32 - Lo Lagi!
33 Bab 33 - Mengganti
34 Bab 34 - Membuntuti
35 Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36 Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37 Bab 37 - Keterkejutan Devano
38 Bab 38 - Bantuan Rama
39 Bab 39 - Salah Sangka
40 Bab 40 - Minta Hak
41 Bab 41 - Tidur Bareng
42 Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43 Bab 43 - Kepergok
44 Bab 44 - Jauhi Putriku!
45 Bab 45 - Si Jalu
46 Bab 46 - Mencari
47 Bab 47 - Cekcok
48 Bab 48 - Pertanyaan Rama
49 Bab 49 - Makan Bersama
50 Bab 50 - Ketahuan
51 Bab 51 - Restu Erna
52 Bab 52 - Kembali ke Kota
53 Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54 Bab 54 - Ajakan menginap
55 Bab 55 - Masuk sekolah
56 Bab 56 - Godaan Rama
57 Bab 57 - Sikap Rama
58 Bab 58 - Kecurigaan Alina
59 Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60 Bab 60 - Permintaan Alina
61 Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62 Bab 62 - Ungkapan Naina
63 Bab 63 - Menginap
64 Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65 Bab 65 - Kemana Naina?
66 Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67 Bab 67 - Melarikan Diri
68 Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69 Bab 69 - Meminta persetujuan
70 Bab 70 - Persiapan Nikah
71 Bab 71 - Pernikahan
72 Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73 Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74 Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75 Bab 75 - Malu-malu
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79 Bab 79 - Sisi Lain Rama
80 Bab 80 - Pujian dari Rama
81 Bab 81 - Sebuah tuduhan
82 Bab 82 - Di Pecat
83 Bab 83 - Sebuah Saran
84 Bab 84 - Salah paham
85 Bab 85 - Meminta Bantuan
86 Bab 86 - Sebuah Rencana
87 Bab 87 - Kemarahan Rama
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94 - End
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 - Kita Putus
26
Bab 26 - Kesedihan Alina
27
Bab 27 - Rumah Aki
28
Bab 28 - Kegiatan Naina
29
Bab 29 - Kamu!
30
Bab 30
31
Bab 31 - Mario!!
32
Bab 32 - Lo Lagi!
33
Bab 33 - Mengganti
34
Bab 34 - Membuntuti
35
Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36
Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37
Bab 37 - Keterkejutan Devano
38
Bab 38 - Bantuan Rama
39
Bab 39 - Salah Sangka
40
Bab 40 - Minta Hak
41
Bab 41 - Tidur Bareng
42
Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43
Bab 43 - Kepergok
44
Bab 44 - Jauhi Putriku!
45
Bab 45 - Si Jalu
46
Bab 46 - Mencari
47
Bab 47 - Cekcok
48
Bab 48 - Pertanyaan Rama
49
Bab 49 - Makan Bersama
50
Bab 50 - Ketahuan
51
Bab 51 - Restu Erna
52
Bab 52 - Kembali ke Kota
53
Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54
Bab 54 - Ajakan menginap
55
Bab 55 - Masuk sekolah
56
Bab 56 - Godaan Rama
57
Bab 57 - Sikap Rama
58
Bab 58 - Kecurigaan Alina
59
Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60
Bab 60 - Permintaan Alina
61
Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62
Bab 62 - Ungkapan Naina
63
Bab 63 - Menginap
64
Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65
Bab 65 - Kemana Naina?
66
Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67
Bab 67 - Melarikan Diri
68
Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69
Bab 69 - Meminta persetujuan
70
Bab 70 - Persiapan Nikah
71
Bab 71 - Pernikahan
72
Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73
Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74
Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75
Bab 75 - Malu-malu
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79
Bab 79 - Sisi Lain Rama
80
Bab 80 - Pujian dari Rama
81
Bab 81 - Sebuah tuduhan
82
Bab 82 - Di Pecat
83
Bab 83 - Sebuah Saran
84
Bab 84 - Salah paham
85
Bab 85 - Meminta Bantuan
86
Bab 86 - Sebuah Rencana
87
Bab 87 - Kemarahan Rama
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94 - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!