Bab 20

"Gue lagi di kurung bokap dalam sangkar emasnya ini. Gue di larang keluar bahkan motor gue disita oleh bokap. Sekarang gue lagi cari cara agar bisa keluar dari rumah ini," balas Rama dengan mata mencari jendela yang mudah di buka. Namun, karena todak menemukan, Rama berlari ke atas berharap jendela yang ada di atas ada yang bisa dibuka.

"Sampai segitunya bokap lo melarang lo keluar?" tanya Heri saling lirik dengan Deni.

"Ya, gitu lah. Sudah dulu, gue lagi berusaha kabur dari sini. Doakan gue supaya bisa datang tepat waktu dan bisa mengikuti ajang perlombaan ini."

"Ok, gue dan pendukung lo mendoakan lo."

Lalu, Rama mematikan ponselnya, matanya masih mencari jendela. Dia berlarian kesana kemari berharap ada satu kaca yang mudah di buka. Hingga Rama masuk ke kamarnya dan baru ingat jika kamarnya itu ada balkonnya dan bisa ke luar dari sana.

"Kenapa gue mendadak bodoh, kamar 'kan ada balkonnya. Bisa kabur lewat sana." Rama pun membuka pintu yang mengarah ke balkon, lalu memperhatikan jarang tinggi antara balkon dan tanah.

"Akhirnya gue menemukan caranya." Kemudian, Rama kembali berlari masuk mencapai ataupun tali untuk turun dari sana. Dia berlari ke dapur, menggeledah setiap tempat berharap ada tali tambang. Dan keberuntungan pun berpihak kepadanya, Rama menemukan tali tambang besar di sekitar gudang. Rama mengambilnya dan kembali berlari ke kamar.

Setibanya di dalam kamar, Rama segera mengikat salah satu pagar besi dengan kuat. Kemudian ia melemparkan tali tambangnya ke bawah. Sebelum turun, Rama mengambil tas gendong berisi barang-barang penting seperti dompet, KTP, ponsel, dan satu stel baju ganti.

Kemudian, Rama perlahan melewati pagar besinya, dan menggapai tali tambang hingga ia mulai menurunkan badannya secara perlahan. Merasa sudah dekat, Rama meloncat ke bawah. Dia mendongak dan tersenyum sambil menepuk-nepuk kedua telapak tangannya.

"Akhirnya gue bisa keluar juga." Lalu, Rama segera berlari melewati pagar besi yang menjulang tinggi, dan mencari kendaraan beroda dua agar lebih cepat membantu dia sampai ke tempat yang dituju.

"Maaf, Pah. Tapi ini adalah salah satu keinginan Rama. Rama terpaksa melakukan ini demi bisa ikutan bertanding."

*****

Sedangkan di arena balapan, para tim Rama sedang gelisah karena jagoan mereka belum datang juga. Hampir semua rekan-rekan Rama saling bertanya-tanya.

"Bagaimana ini? Rama belum sampai juga? Sebentar lagi sudah mau di mulai acaranya." gumam salah satu pria yang bertugas mengganti apapun yang terjadi pada kendaraan Rama. Dia celingukan mencari sosok yang akan menjadi peserta di ajang lomba balap motor.

"Iya, tidak biasanya dia telat begini. Apa mungkin dia terjebak macet?." Gumam Danu si pelatih Rama sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Mana waktu tinggal setengah jam lagi, tapi dia belum juga datang. Semoga saja anak itu tidak telat sampai."

"Bisa jadi sih, kota kita kan macetnya luar biasa, tapi juga bisa jadi ada kendala lain yang sedang Rama hadapi."

Dan salah satu panitia datang ke area timnya Gala. "Permisi, apa peserta no 8 belum juga datang?"

"Belum, Pak. Dia terjebak macet, tapi Rama sedang berada dalam perjalanan. Sebentar lagi pasti Rama akan sampai." Terpaksa Danu harus berbohong mengenai hal itu. Kalau dia berkata yang aneh-aneh, yang ada Rama bisa di keluarkan sebelum bertanding.

Panitia itu melihat jamnya juga. "Baiklah, waktu masih ada beberapa menit lagi menunggu jagoan kalian. Tapi, jika belum datang juga kami terpaksa mendiskualifikasi peserta!" dengan tegas, panitia itu mengatakan segala macam peraturan yang ada di sana.

"Baik, Pak. Kami mengerti."

Deni, Rian, dan para pendukung Rama sedang was-was menunggu kedatangan lelaki putih nan tampan itu.

"Apa sudah ada kabar dari Rama?" tanya mamanya Deni khawatir temannya Deni belum sampai.

"Belum, Mah. Deni juga sudah mencoba menelponnya lagi, tapi tidak diangkat."

"Mungkin Rama sedang dalam perjalanan. Kita berdoa saja semoga Rama cepat sampai ke sini dan bisa mengikuti pertandingan ini," sahut Papanya Deni.

"Lagian aneh-aneh saja, anaknya mau memberikan sebuah pertunjukan malah tidak didukung. Heran deh," ucap mamanya Deni

Sedangkan Rian, matanya terus mengarah ke arah masuk arena sirkuit. Ia memperhatikan semoga saja Rama datang tepat waktu.

Hingga sebuah suara mulai terdengar di telinga para penonton dan semua orang yang ada di sana.

"Waktu menuju pertandingan tinggal lima belas menit lagi, diharapkan para peserta bersiap-siap di arena balapan."

"Bagaimana ini, Rama belum juga datang." Rasa panik dan juga khawatir menyelimuti tim Rama. Riuh penonton pun kian terdengar sudah tidak sabar menunggu pertandingan dimulai.

Sedangkan orang yang sedang ditunggu, Masih berada di jalan. "Pak buruan, aku sudah ditunggu banyak orang!" Rama menaiki salah satu ojek online. Ia memperhatikan jam nya, "waktunya semakin mepet, Pak. Tinggal lima belas menit menit lagi akan di mulai."

"Iya, Nak. Bapak sedang berusaha agar kamu cepat di sana." Pria tua itu pun mencoba menyelip setiap kendaraan dan juga menjalankan motornya cukup tinggi.

Hingga lima menit kemudian, mereka sampai di tempat tujuan. Rama segera turun dan mengambil uang di saku celananya. Dia mengambil beberapa lembar uang merah dan memberikannya kepada pria tua, si tukang ojek online.

"Ini, Pak. Makasih sudah mau saya repotkan dan terima kasih sudah mau membantu saya." Rama hendak pergi karena lihat jam semakin mepet tidak tak terkendali.

"Nak ini kebanyakan," ucap tukang ojek itu melihat mengantar uang sekitar satu juta di tangannya.

"Gak apa-apa, terus sebagai hadiah karena bapak sudah berani mempertaruhkan nyawa Bapak demi aku. Doakan Rama biar menang lombanya, Pak." Jawab Gala sambil berlari begitu tergesa masuk ke dalam arena. Dia di kejar waktu, kalau telat sedikit saja bakalan gugur sebelum bertanding.

Bapak tukang ojek online itu menatap haru anak muda yang begitu baik memberikan dia banyak uang. Tangannya gemetar bersyukur mendapatkan rezeki yang banyak.

"Alhamdulillah ya Allah, ada uang buat berobat anak saya." Ucap syukur bapak tukang ojek ucapkan sembari mencium uangnya penuh haru. Dia kembali menatap Rama, "bapak doakan agar kamu menang, Nak." Lalu, tukang ojeknya pergi dari sana dan segera pulang ingin membawa anaknya berobat.

Lain halnya suasana tambah riuh karena pertandingan akan segera di mulai dalam kurun waktu delapan menit lagi. Rama semakin cepat berlari.

"Ya Tuhan, belum datang juga." Para Tim makin panik saja.

"Ini Rama belum datang gue takut dia beneran di kualifikasi," ucap Deni.

"Semoga saja ada keajaiban dia datang tepat waktu," sahut Rian terus memperhatikan sekitar. Mereka semua berdoa untuk Rama supaya cepat sampai. Hingga netra mata Iqbal menemukan sosok pria yang mereka tunggu berlari begitu tergesa.

"Itu Rama!" pekik Rian menunjuk Rama. Ia bersyukur Rama sampai tepat waktu.

Deg.

"Jadi Rama ikutan balap motor? Apa Alina tahu?" batin seseorang terkejut melihat siapa yang akan bertanding. Niat hati hanya iseng ikut nonton bareng temannya, tapi ternyata malah mempertemukan dia dengan Rama, orang yang ia kenal.

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

itu pasti naina...doakan rama menang nai...

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 - Kita Putus
26 Bab 26 - Kesedihan Alina
27 Bab 27 - Rumah Aki
28 Bab 28 - Kegiatan Naina
29 Bab 29 - Kamu!
30 Bab 30
31 Bab 31 - Mario!!
32 Bab 32 - Lo Lagi!
33 Bab 33 - Mengganti
34 Bab 34 - Membuntuti
35 Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36 Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37 Bab 37 - Keterkejutan Devano
38 Bab 38 - Bantuan Rama
39 Bab 39 - Salah Sangka
40 Bab 40 - Minta Hak
41 Bab 41 - Tidur Bareng
42 Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43 Bab 43 - Kepergok
44 Bab 44 - Jauhi Putriku!
45 Bab 45 - Si Jalu
46 Bab 46 - Mencari
47 Bab 47 - Cekcok
48 Bab 48 - Pertanyaan Rama
49 Bab 49 - Makan Bersama
50 Bab 50 - Ketahuan
51 Bab 51 - Restu Erna
52 Bab 52 - Kembali ke Kota
53 Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54 Bab 54 - Ajakan menginap
55 Bab 55 - Masuk sekolah
56 Bab 56 - Godaan Rama
57 Bab 57 - Sikap Rama
58 Bab 58 - Kecurigaan Alina
59 Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60 Bab 60 - Permintaan Alina
61 Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62 Bab 62 - Ungkapan Naina
63 Bab 63 - Menginap
64 Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65 Bab 65 - Kemana Naina?
66 Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67 Bab 67 - Melarikan Diri
68 Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69 Bab 69 - Meminta persetujuan
70 Bab 70 - Persiapan Nikah
71 Bab 71 - Pernikahan
72 Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73 Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74 Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75 Bab 75 - Malu-malu
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79 Bab 79 - Sisi Lain Rama
80 Bab 80 - Pujian dari Rama
81 Bab 81 - Sebuah tuduhan
82 Bab 82 - Di Pecat
83 Bab 83 - Sebuah Saran
84 Bab 84 - Salah paham
85 Bab 85 - Meminta Bantuan
86 Bab 86 - Sebuah Rencana
87 Bab 87 - Kemarahan Rama
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94 - End
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 - Kita Putus
26
Bab 26 - Kesedihan Alina
27
Bab 27 - Rumah Aki
28
Bab 28 - Kegiatan Naina
29
Bab 29 - Kamu!
30
Bab 30
31
Bab 31 - Mario!!
32
Bab 32 - Lo Lagi!
33
Bab 33 - Mengganti
34
Bab 34 - Membuntuti
35
Bab 35 - Rama dan Pekerjaannya part 1
36
Bab 36 - Rama dan Pekerjaannya Part 2
37
Bab 37 - Keterkejutan Devano
38
Bab 38 - Bantuan Rama
39
Bab 39 - Salah Sangka
40
Bab 40 - Minta Hak
41
Bab 41 - Tidur Bareng
42
Bab 42 - Nafkah Dari Rama
43
Bab 43 - Kepergok
44
Bab 44 - Jauhi Putriku!
45
Bab 45 - Si Jalu
46
Bab 46 - Mencari
47
Bab 47 - Cekcok
48
Bab 48 - Pertanyaan Rama
49
Bab 49 - Makan Bersama
50
Bab 50 - Ketahuan
51
Bab 51 - Restu Erna
52
Bab 52 - Kembali ke Kota
53
Bab 53 - Semakin dibuat Terkejut
54
Bab 54 - Ajakan menginap
55
Bab 55 - Masuk sekolah
56
Bab 56 - Godaan Rama
57
Bab 57 - Sikap Rama
58
Bab 58 - Kecurigaan Alina
59
Bab 59 - Kamu tanggungjawabku.
60
Bab 60 - Permintaan Alina
61
Bab 61 - Sebuah Pertanyaan
62
Bab 62 - Ungkapan Naina
63
Bab 63 - Menginap
64
Bab 64 - Rasa yang tidak biasa
65
Bab 65 - Kemana Naina?
66
Bab 66 - Tolong, lepaskan aku!
67
Bab 67 - Melarikan Diri
68
Bab 68 - Aku akan menikahinya!
69
Bab 69 - Meminta persetujuan
70
Bab 70 - Persiapan Nikah
71
Bab 71 - Pernikahan
72
Bab 72 - Suasana yang Berbeda
73
Bab 73 - Mari kita Buktikan!
74
Bab 74 - Pembuktian yang menyenangkan
75
Bab 75 - Malu-malu
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78 - Masih Bersikap seperti Biasanya
79
Bab 79 - Sisi Lain Rama
80
Bab 80 - Pujian dari Rama
81
Bab 81 - Sebuah tuduhan
82
Bab 82 - Di Pecat
83
Bab 83 - Sebuah Saran
84
Bab 84 - Salah paham
85
Bab 85 - Meminta Bantuan
86
Bab 86 - Sebuah Rencana
87
Bab 87 - Kemarahan Rama
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94 - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!