"Jadi kalau boleh tahu, kenapa bapak--"
"Tommy!" potong Tommy sembari melanjutkan makannya dengan lahap.
"Kenapa bapak Tommy bisa berakhir seperti itu?" tanya Yudha.
"Tersesat," lirih Tommy.
"Huh?"
"Aku bilang, aku tersesat!" ungkap Tommy.
"Begitu yah? Apa bapak tahu alamat tinggal bapak?" tanya Yudha.
"Maaf, bisa biarkan aku makan dengan tenang dulu?" jawab Tommy.
"Ah, maafkan aku," balas Yudha sedikit bersalah.
Setelah menghabiskan 2 porsi makan malam milik Yudha dan segelas bir yang diambil dari kulkas miliknya. Tommy akhirnya kenyang dan mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Yudha.
"Aku tidak tahu dimana alamat tinggalku berada. Tapi setidaknya aku memiliki seseorang yang bisa membawaku pulang," ungkap Tommy mengulurkan tangannya.
Yudha meraihnya dan membuatnya menjadi jabat tangan. Tapi Tommy menghela nafas dan menjelaskan yang diinginkannya.
"Ponselmu!"
"Ah, baik!" sahut Yudha menyerahkan ponselnya.
"Bukankah ini sudah dua kali dalam satu hari aku menyerahkan ponselku pada orang lain?" pikir Yudha.
Tommy terlihat sedang menelepon seseorang. Karena tidak ingin mengganggu, Yudha lalu mengambil bekas makanan Tommy dan mencucinya kembali. Lalu saat dia selesai mencuci piring, Tommy juga telah menyelesaikan teleponnya. Tidak lama setelah itu, ada seseorang yang mengetuk-ngetuk pintu kos milik Yudha. Jadi mereka segera menghampiri depan pintu.
"Akhirnya saya menemukan Anda!" ungkap seorang gadis berkacamata.
"Maaf karena telah merepotkan Anda, Tuan Yudha! Perkenalkan, nama saya adalah Emily. Izinkan saya berterimakasih kepada Anda," lanjutnya.
"Ah, itu bukan masalah. Tapi darimana kamu tahu namaku?" tanya Yudha bingung.
"Huh? Apakah nametag yang ada di seragam koki Anda itu sebuah kesalahan?" tanya Emily bingung.
"Oh! Maaf, aku lupa mengganti pakaianku," jawab Yudha.
"Hey, Emily. Bisa kau berikan benda itu padanya?" pinta Tommy.
"Eh? Tapi bukankah itu agak--"
"Lakukan saja, ini perintah!!" potong Tommy dengan nada tinggi.
"Saya mengerti," balas Emily menghela nafas.
"Maaf mengejutkan dirimu yah, anak muda," ungkap Tommy.
Yudha bingung dengan apa yang dimaksud oleh Tommy. Tapi tidak lama setelahnya, Emily kembali dengan sebuah paket dan menyerahkannya ke Yudha sebagai bentuk terimakasih. Yudha sempat menolaknya, tapi dengan sedikit paksaan dari Tommy, dia pun akhirnya menerimanya.
Setelah melakukan pamitan, Yudha segera masuk dan membuka isi dari paket yang diterimanya. Alangkah terkejutnya dia, saat mengetahui isi dari paket itu ialah sebuah Perangkat VR Full Dive pertama di dunia, RISE.
"Ini serius?" tanya Yudha bingung.
Dia segera menutup kembali paket tersebut rapat-rapat dan menyimpannya di lemari yang ada di kamarnya. Kemudian pergi menyiapkan makan malam dan segera tidur setelahnya.
***
Matahari terbit di iringi dengan suara kicauan burung yang merdu, membuat siapapun yang bangun pagi, pasti akan memutuskan untuk menikmati Minggu pagi hari mereka dengan segelas kopi dan pisang goreng hangat. Namun berbeda dengan Yudha yang tengah bersiap untuk berangkat bekerja.
Meskipun jarak antara tempat tinggalnya dengan restoran hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai dengan jalan kaki, Yudha telah mengenakan seragamnya dengan sangat rapi. Dia melirik jam di ponselnya menunjukkan pukul 06:45 pagi. Masih ada waktu untuk menyiapkan sarapan sembari menyetel TV untuk berita pagi.
"Berita terkini, Game VRMMORPG Rise Your Life Online atau RYLO akan dibuka servernya jam 09:00 pagi hari nanti! Para Player yang telah mengikuti Beta Test game tersebut mengatakan kalau Game RYLO ini sangat realistis dan membuat siapapun akan memutuskan untuk tinggal di dunia tersebut,"
"Sepertinya banyak sekali peminatnya yah?" kagum Yudha saat mendengar berita tersebut.
"Mungkin aku akan mencoba memainkannya sepulang kerja?" ujarnya.
Sebenarnya saat bangun ketika memeriksa kotak tersebut, Yudha juga menemukan sebuah Chip Game Rise Your Life Online yang di bundel dengan perangkat RISE berupa Kacamata, sarung tangan dan Key Card berfungsi untuk menyimpan akun. Jika semuanya di total akan berjumlah sekitar 250.000 Kredit. (Note: 1 Kredit sekitar RP. 1000,00-).
"Aku tidak tahu seberapa kaya mereka sebenarnya? Tapi jujur saja semua itu terlalu mewah untuk aku gunakan!" ucap Yudha merasa tidak percaya diri untuk kesekian kalinya.
Setelah sarapan, Yudha segera berangkat ke Restoran tempatnya bekerja. Sesampainya disana, Denis telah tiba dan memintanya mengecek pakaian yang telah disiapkan untuk Yudha kenakan besok lusa dalam kencannya.
Beruntung, kali ini Denis membawakan pakaian dan bukan kostum. Membuat Yudha sedikit bernafas lega, sebelum memulai shift pagi miliknya bersama dengan Denis dan Rini. Mereka bekerja dari jam 8 pagi hingga 3 sore sebelum digantikan oleh Shift berikutnya.
Ting!
Suara ponsel tanda ada pesan yang masuk berbunyi. Yudha mengeceknya dan menemukan pesan dari Diana. Isinya menjelaskan kalau dia mencoba Game RYLO dan meminta Yudha untuk mencoba memainkan game tersebut.
"Aku baru tahu kalau Senior memainkan Game," ujar Yudha yang malah membuatnya semakin bersemangat untuk mencoba memainkannya.
***
"Hmm, kabel ini di colokkan ke CPU, ini ke monitor dan yang ini ke Wi-Fi? Pastikan ada lebih dari 800 GB di Komputer, pasang Chip Game disini, letakkan Key Card disini dan perangkat pun siap digunakan!" ungkap Yudha setelah melakukan pergelutan panjang dengan pemasangan perangkat RISE.
Semua yang ada di kamar Yudha seperti TV, Wi-Fi, Komputer, Kulkas dan lain sebagainya kecuali kasur adalah miliknya yang dibeli dari penghasilan bulanan selama menjadi Chef. Jadi tidak ada yang akan marah kalau Yudha memakai semuanya.
"Kalau tidak salah untuk masuk menggunakan Command Voice yah?" ucap Yudha setelah mengenakan Kacamata dan sarung tangan dari perangkat RISE.
"RISE On! RYLO Start!!"
"Suara Komando Dideteksi! Memulai Program! Program Selesai! Silahkan Pejamkan Mata Anda!!" pinta suara yang berasal dari perangkat RISE.
"Key Card Terdeteksi Masih Kosong! Ingin Membuat Character?"
"Yes!"
"Silahkan Tentukan Gender Anda!"
"Tentu saja, Male!"
"Silahkan Tentukan Ras Anda!"
"Berikutnya Ras kah? Terdapat 5 Ras yang bisa digunakan saat ini? Human, Elf, Dwarf, Demon dan Werebeast kah?" gumam Yudha.
HUMAN
Potency: 100 (Potensi akan dibagi secara acak ke Status!)
Superiority: Bisa menggunakan semua senjata dan sihir tanpa harus dibatasi.
Weakness: Tidak ada.
ELF
Potency: 200 (Potensi akan dibagi secara acak ke Status!)
Superiority: Bisa menggunakan Sihir Kuno dan Pemulihan MP super cepat!
Weakness: Hanya mampu menggunakan senjata ringan.
DWARF
Potency: 200 (Potensi akan dibagi secara acak ke Status!)
Superiority: Kualitas dari Perlengkapan yang dibuat meningkat 100%!
Weakness: Kecepatan berlari berkurang 80%!
DEMON
Potency: 200 (Potensi akan dibagi secara acak ke Status!)
Superiority: Ahli dalam sihir, kecepatan pelafalan sihir meningkat 50%!
Weakness: Lemah terhadap Sihir Cahaya, Suci dan Surgawi.
WEREBEAST
Potency: 200 (Potensi akan dibagi secara acak ke Status!)
Superiority: Ahli dalam mengintai dan melarikan diri.
Weakness: Durabilitas cukup rendah.
"Dari semua ras ini yang menarik minatku adalah Demon. Tapi ini membuatku akan rentan dengan Sihir Cahaya, Suci maupun Surgawi. Elf? Tidak menarik. Dwarf? Aku tidak minat menjadi Pandai Besi atau semacamnya. Sedangkan Werebeast? Tidak menyakinkan. Berarti hanya tersisa Human kah?" ungkap Yudha yang berakhir memilih Human sebagai ras miliknya.
"Silahkan Tentukan Avatar Anda! (Total Perubahan tidak lebih dari 30%!)"
Yudha kali ini dihadapkan dengan Avatar yang sangat mirip dengannya. Dia hanya merubah gaya rambut dan warnanya menjadi merah serta matanya menjadi hijau.
"Silahkan Tentukan Name Anda!"
"YUNO," ujarnya sembari mengetik dengan huruf kapital.
"Silahkan Tentukan 5 Skill Anda!"
"Kali ini skill kah? Ada cukup banyak dari mereka sih? Mungkin aku akan memilih Spear, Enhance Strength, Enhance Vitality, Enhance Agility dan Cooking?" ungkapnya menentukan.
"Anda akan di Kirim ke Benua Manusia! Silahkan Tentukan Satu dari Tiga Kota Berikut!"
Ethos City.
Sebuah Kota Perdagangan yang Dekat dengan Perbatasan Benua Utama.
Kwali City.
Sebuah Kota Tentara Bayaran yang Dekat dengan Perbatasan Benua Utama.
Efraim City.
Sebuah Kota Petualang yang Dekat dengan Perbatasan Benua Utama.
"Semuanya dekat dengan perbatasan Benua Utama? Mungkinkah fokus dari game ini ada di Benua Utama?" gumam Yudha yang kini telah menjadi Yuno.
Yuno tanpa ragu menekan Efraim City dan membuatnya perlahan di transfer ke tempat dimana dia tuju. Bersamaan dengan kesadarannya yang mulai menghilang dari tempat tersebut, suara ucapan perpisahan diberikan Sistem kepada Yuno.
"Selamat Menikmati Petualangan Anda di Rise Your Life Online!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Frando Wijaya
ternyata dwarft asliny lambat berlari eh
2024-12-19
0
Frando Wijaya
hanya human yg bgs eh
2024-12-19
0
Frando Wijaya
Emily? nma yg gk asing deh 🤔
2024-12-19
0