Berkencan

Luqi mengakui bahwa memang gadis ini sangat keras kepala. Ternyata cukup sulit untuk membuatnya tunduk. Namun biar bagaimanapun Luqi tidak bisa menyerah begitu saja, dia tidak mau dia tertawakan lagi oleh ketiga temannya. Dia harus bisa menaklukkan tantangan ini.

Maka pada malam itu dia kembali ke minimarket tersebut sendiri yang tanpa ketiga temannya. Tentu saja dia melakukannya diam-diam, karena untuk sekarang dia tidak akan lagi merayu Azea untuk berkencan dengannya. Dia memilih cara yang cukup berbeda kali ini yang sekiranya memang cukup ampuh membuat Azea tunduk padanya.

Azea yang kembali melihat kedatangan Luqi ke minimarket itu langsung berusaha untuk menghindar. Namun tentu saja tidak bisa karena dia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya hanya karena ingin bersembunyi dari Luqi.

Pada akhirnya cepat atau lambat lagi itu pun menemukannya di minimarket itu. Dia tidak memarahi Elena sama sekali karena sudah memberikan nomor ponselnya kepada Luqi. Dia tahu bahwa Luqi pasti melakukan berbagai macam cara untuk membujuk Elena sehingga membuat gadis itu tidak punya pilihan lain selain memberikan nomor ponsel itu kepadanya.

"Tidak bisakah kau tidak menggangguku dalam sehari saja? Apakah itu sangat sulit untuk kau lakukan?" tanya Azea dengan nada geram. Dia memang merasa sudah daya tahan lagi dengan kelakuan Luqi yang terlalu arogan. Sedangkan Elena hanya menatap pemandangan itu dalam diam. Dia masih merasa bersalah karena membuat sahabatnya terjebak dalam situasi semacam ini. Dia merasa kasihan kepada sahabatnya sendiri. Dia tahu bahkan bisa melihat dari mata Azea kalau Azea sangat benci kepada Luqi, entah bagaimanapun tampannya Luqi di mata perempuan lain.

"Aku hanya ingin berbicara sebentar denganmu sekarang. Bisakah kau meluangkan waktumu beberapa menit saja untuk berbicara denganku di luar sana? Aku berjanji hanya beberapa menit."

Luqi tampak memohon kepada Azea. Pemandangan yang sangat langka. Mungkin tidak akan dipercaya oleh banyak orang karena selama ini memang tidak ada orang lain yang bisa membuat Luqi sampai memohon kecuali Azea. Meski bukan berada dari keluarga yang kaya raya, Azea memiliki power yang tidak dimiliki oleh perempuan pada umumnya.

Azea memandang ke arah luar. Tidak ada satu orang pun yang nongkrong di halaman depan minimarket itu. Malam ini cukup sepi. Mungkin karena orang-orang terlalu lelah bekerja sehingga memilih untuk beristirahat di rumah saja daripada harus menghabiskan waktu di luar. Kita bisa menjadi tempat yang bagus untuknya berbicara dengan lelaki ini. Biar bagaimanapun dia tidak mau ada orang lain yang melihat mereka sampai ribut.

"Baiklah, hanya beberapa menit."

Luqi mengangguk. Azea mengikuti langkah kakinya untuk keluar dari minimarket itu. Merasa keadaan sudah sangat sepi dan aman untuk berbicara, Luqi pun mengutarakan semua yang dia inginkan kepada Azea.

"Untuk beberapa hari ini saja aku ingin kau berpura-pura berpacaran denganku. Hanya untuk beberapa hari, tidak akan memakan waktu sampai satu bulan. Ini hanya untuk menjadi bukti bahwa aku sudah menyelesaikan tantangan dari ketiga temanku."

Azea langsung membulatkan matanya mendengar apa yang dikatakan oleh Luqi. Berpura-pura berpacaran? Ternyata itulah yang membuat Luqi sampai meneleponnya kemarin malam. Dengan sangat mudah baginya menebak bahwa pada malam itu Luqi juga berpura-pura meminta maaf kepadanya agar dia luluh dan mereka bisa menghabiskan waktu bersama atau bisa kencan dalam sehari.

"Jadi ternyata ini alasanmu meneleponku? Inilah alasanmu mendadak menjadi lembut tadi malam dan meminta maaf kepadaku? Sudah kuduga kalau kau memang sedang berpura-pura. Sulit dipercaya kau bisa melakukan hal itu dengan sangat tulus."

Luqi menghela nafas panjang sambil mengacak rambutnya. Dia sudah tahu bahwa kepura-puraan akan terbongkar sekarang juga. Dia sudah tahu bahwa sangat sulit membohongi gadis ini.

"Ok, aku mengaku bahwa tadi malam aku memang berpura-pura minta maaf padamu. Aku mencoba merebut hatimu. Aku mencoba untuk membuatmu setidaknya sampai kau menerima tawaranku untuk berkencan." Luqi terdiam sejenak. Dia cukup bingung harus mengatakan apalagi pada Azea. Terlibat dengan gadis ini membuat hidupnya malah tidak tenang. Awalnya dia merasa kalau dia bisa menundukkan siapa saja yang dia mau, namun ternyata malah kini dia yang tunduk pada seorang gadis miskin.

"Yah, akhirnya kau mengakuinya. Itu sesuatu yang sangat mengejutkan dan juga sulit untuk dipercaya. Jadi apa yang harus kulakukan di sini? Apa yang kau inginkan dari diriku? Aku ingin urusan di antara kita berdua cepat selesai. Karena aku sudah malas terlibat dalam kehidupanmu. Kau hanya merepotkan banyak orang."

"Sudah aku katakan aku ingin kau berpura-pura berpacaran denganku. Aku ingin mengambil banyak fotonya juga video ketika kita jalan-jalan. Itu akan menjadi bukti kalau aku sudah memenuhi semua tantangan ini. Setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku berjanji kepadamu."

Pada awalnya Azea tentu saja tidak mau melakukan hal tersebut, namun setelah dia berpikir lagi semua ini juga demi ketenangannya. Dia cukup tahu kalau Luqi adalah tipikal lelaki yang tidak akan menyerah sebelum apa yang dia inginkan terwujud. Bila Azea semakin menolak maka Luqi akan semakin mencari cara agar bisa membuat Azea tunduk kepadanya. Ketika lelaki yang memang sangat merepotkan. Lelaki yang egonya terlalu tinggi dan tidak bisa dilawan.

"Baiklah, aku paham bagaimana situasimu saat ini. Dan aku juga melakukan ini semua demi kebaikan diriku sendiri. Pokoknya, setelah tantangannya selesai aku ingin tidak ada urusan lagi di antara kita berdua."

Luqi merasa senang karena pada akhirnya dia berhasil meyakinkan Azea. Maka dimulailah semua kepura-puranya pada saat itu. Dia berusaha mendominasi Azea seperti yang dibayangkan oleh ketiga temannya itu. Dia juga tidak lupa untuk selalu membawa Azea ke tempat kencan atau ke tempat mana saja yang sekiranya romantis. Tempat-tempat yang sangat biasa didatangi oleh banyak orang terutama para remaja yang baru berpacaran.

"Aku tahu kalau ini memang cukup menyebalkan, tapi aku berjanji mungkin ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagimu. Aku tidak tahu apakah kau pernah mengunjungi tempat-tempat semacam ini sebelumnya. Namun yang pasti aku akan membawamu ke sana satu per satu. Kau akan menikmatinya. Aku bisa memastikan itu."

Meski benci Azea tetap melakukan apa yang diinginkan oleh lelaki itu. Dan dia merasa bahwa tidak ada ruginya juga dia menuruti apa yang diinginkan oleh Luqi. Tidak membosankan sama sekali.

Sejenak dia merasa terkejut setiap kali dia pergi ke suatu tempat yang sebelumnya sama sekali tidak bisa didatangi karena keterbatasan ekonomi.

"Tidak apa-apa, aku senang kamu bawa aku kemari atau kenapa apa pun yang kau rencanakan nanti." Azea tersenyum merasa mendapatkan banyak keuntungan di sini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!