Mencari Pekerjaan

Azea harus kembali memutar otak hari ini. Tidak, untuk hari ini dia tidak kekurangan uang sama sekali. Uang yang ada dalam tabungannya masih cukup untuk kebutuhan makan mereka dan juga kebutuhan obat untuk ibunya, namun dia yakin bahwa hal itu tentu saja tidak akan bertahan lama. Pada akhirnya uang itu akan habis dan dia harus mencari lagi.

Masalahnya di sini adalah bahwa ini adalah hari terakhir dia bekerja di restoran mini itu. Masa kontraknya sudah habis, dan hingga saat ini dia belum menemukan pekerjaan pengganti apabila dia sudah berhenti bekerja di restoran mini itu. Dia juga tidak mendapat perpanjangan kontrak dari bosnya. Mau tidak mau hari ini dia harus memutar otak untuk mencari pekerjaan baru segera setelah dia menyelesaikan tugas terakhirnya hari ini.

"Aku dengar kalau ini adalah hari terakhir kau bekerja di restoran itu, ya. Kamu udah melamar kerja di tempat lain?" tanya Jessica lewat telepon. Azea sendiri saat ini sudah berada di restoran mini itu dan sedang membersihkan meja sambil berbicara dengan Jessica lewat telepon.

"Ya, begitulah. Sebenarnya aku sudah mencari sejak kemarin, entah itu lewat surat kabar atau juga aplikasi elektronik. Aku sudah menemukan beberapa di antaranya dan sedang mengirim berkas ke sana."

Jessica yang mendengar itu jelas langsung berdoa agar Azea bisa diterima, meski hanya di satu tempat. Setidaknya pemasukan Azea akan tetap ada setelah ini.

"Belum ada panggilan untuk wawancara kerja hingga sekarang?" tanya Jessica. Azea tersenyum miris karena memang hingga saat ini dari semua yang dia lakukan tak ada satu tempat pun yang menghubunginya untuk wawancara kerja. Dia berusaha berpikir positif bahwa barangkali ada banyak pelamar lainnya sehingga tempat yang membutuhkan para pekerja itu juga masih menyeleksi dan belum tiba gilirannya.

"Yah, untuk saat ini memang belum ada karena hanya ada beberapa tempat yang kudatangi. Sebenarnya masih ada tempat kerja dalam list-ku yang bahkan aku sendiri juga belum mengirimkan berkas ke sana. Jadi kalaupun di beberapa tempat ini aku tidak diterima, aku mungkin bisa mencoba tempat yang lainnya."

"Baiklah, kuharap kau bisa segera mendapat pekerjaan lagi setelah ini. Dan kalau bisa, jangan mengambil pekerjaan yang terlalu berat apalagi sampai mengganggu waktu kuliah."

Azea tersenyum. "Yah, tentu saja. Terima kasih atas semuanya Jessica. Kalau kau melihat ada lowongan kerja lagi, mungkin kau bisa merekomendasikannya padaku. Lebih banyak akan jauh lebih baik."

Sambungan telepon itu pun terputus setelah Jessica mengucapkan pamit. Azea kembali fokus pada pekerjaannya. Entah kenapa biar bagaimanapun dia berusaha berpikir positif bahwa nanti dia akan mendapatkan pekerjaan yang baru, selalu saja ada rasa khawatir yang timbul dalam hati paling kecilnya. Dalam situasi semacam ini itulah hal paling seram yang tidak akan pernah dia harapkan sama sekali. Kehilangan pekerjaan dan tidak ada pemasukan sama sekali.

Hari ini Azea sangat susah payah untuk fokus pada pekerjaannya. Meski begitu, dia berhasil melakukan pekerjaan terakhirnya dengan sempurna. Tidak ada masalah yang terjadi hari ini, walaupun hanya masalah kecil.

Rasanya Azea ingin sekali mengucapkan ucapan perpisahan kepada rekan kerjanya yang lain. Rasanya harapan itu sudah pupus, harapan agar kontrak kerjanya diperpanjang. Mungkin memang bosnya memiliki kandidat lain yang barangkali memang lebih baik daripada dirinya. Jika tidak, maka sudah pasti bosnya akan mempertahankan posisinya di restoran ini.

"Terima kasih atas semua yang kau lakukan selama ini untuk restoran kami."

Azea hanya tersenyum setelah bosnya memberikan gaji terakhir sebelum kemudian dia harus meninggalkan restoran itu. Azea menarik napas dalam. Setidaknya tabungannya masih cukup untuk kebutuhan makan mereka sekitar dua minggu. Dia masih punya waktu untuk mencari pekerjaan lain.

Maka di sinilah dia harus memulai kembali. Di sinilah dia harus kembali berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam keadaan seperti ini tentu saja dia tidak punya penghasilan pasif yang bisa diandalkan di saat darurat. Dahulu dia memang mencoba untuk menjual tulisan semacam artikel, novel, cerpen, puisi, atau karya sastra apa pun yang bisa dimuat di sebuah website yang bisa memberinya penghasilan walaupun tidak terlalu banyak. Namun rasanya dia sama sekali tidak punya waktu untuk melakukan hal itu. Dia sudah terlalu sibuk dengan tugas kuliah dan juga pekerjaan paruh waktunya yang sangat menguras tenaga. Jika dia berusaha untuk mendapatkan penghasilan pasif lewat karyanya, mungkin dia tidak akan tidur selama dua puluh empat jam setiap hari. Dan itu jelas akan membunuhnya secara perlahan.

Hari ini Azea mengirim lamaran pekerjaan ke sebuah toko kue di posisi kasir. Dia sangat berharap penuh pada tempat itu karena memang toko kue itu juga tidak terlalu jauh dari rumahnya sendiri. Bahkan mungkin dia bisa berjalan kaki untuk menghemat ongkos kendaraan.

"Tidak berat untuk menjadi kasir di sini. Jam kerjanya juga tidak terlalu banyak karena ada dua kasir yang akan berjaga di pagi hari dan juga sore hari," ucap seorang wanita yang terlihat sudah berumur sambil tersenyum manis padanya dan menyerahkan selembar kertas itu. Selembar kertas yang berisi persyaratan untuk melamar pekerjaan di sana. Azea pun mengangguk sambil tersenyum manis. Dia menyiapkan semua hal seperti yang tertera dalam peraturan di sana.

Namun sayangnya toko kue itu bukanlah keberuntungannya sekalipun dia sangat menginginkan hal itu atau juga sudah memenuhi kualifikasi. Hanya ada satu hal yang membuat dirinya tidak bisa diterima bekerja di sana sebagai kasir, yaitu jam kuliahnya yang berbenturan dengan jam kerjanya nanti.

"Apakah saya sama sekali tidak bisa mengambil jadwal sore saja? Soalnya di pagi hari saya harus masuk kuliah," ucap Azea kepada pemilik toko itu. Dia masih saja berharap dalam hati agar dia mendapat jadwal sore hari di toko kue itu.

"Sayangnya posisi kasir dengan jadwal di sore hari sudah diisi oleh salah satu anak muda yang melamar pekerjaan di sini beberapa minggu yang lalu. Jadwal yang kosong saat ini hanyalah jadwal di pagi hari, dan itulah yang sedang kami cari sekarang."

Azea akhirnya hanya bisa menghela nafas dan pasrah dengan semua itu. Mungkin memang masih ada pekerjaan yang jauh lebih baik untuknya di luar sana. Lagi pula ini baru tempat pertama. Dia masih memiliki beberapa tempat yang sudah dia catat.

"Baiklah, Bu. Kalau begitu, terima kasih atas semuanya."

Azea akhirnya pergi dari toko kue itu dengan perasaan kecewa. Padahal dia sudah sangat berharap bisa mendapatkan pekerjaan hari ini. Pada saat malam hari dia melihat tabungannya yang semakin menipis. Dia harus banyak berhemat. Dia tidak mau kalau sampai terlilit hutang. Akan jauh lebih baik apabila dia sendiri berpuasa dua atau tiga hari, yang penting ibu dan juga adik-adiknya tetap bisa makan rutin. Tidak mendapat makanan rutin selama dua atau tiga hari bukanlah sebuah masalah besar baginya daripada harus berhutang kepada orang lain yang pada akhirnya akan membuatnya semakin merasa pusing apabila hutang itu semakin membengkak.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝐌ɪᵐᵘᵗᵗ𒈒⃟ʟʙᴄ🧡Kᵝ⃟ᴸ🦎

༄༅⃟𝐐𝐌ɪᵐᵘᵗᵗ𒈒⃟ʟʙᴄ🧡Kᵝ⃟ᴸ🦎

prihatin banget ya Azea, mengsad 😢😢😢

2023-05-07

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!