BAB 19 - Cek Kandungan

Dari luar angin malam menyerbu masuk. Ku rapatkan jendela kamar untuk menghindari hawa dingin yang menusuk. Jam dinding menunjukkan malam sudah larut. Dari kaca jendela, langit tampak cerah dengan warna biru kelam. Ada beberapa bintang di sana, dengan cahaya sayup-sayup menyapa dari ketinggian, seakan ingin menemaniku memikirkan dia, Kak Anta. Yang tiba-tiba ku rasakan kehadirannya, meski dengan perasaan yang sulit dipahami.

Biasanya aku bisa tidur cepat saat malam, apalagi kalau Kak Anta sedan patroli. Tetapi malam ini, sedikit gelisah, Aku menantikan dan menginginkan kehadirannya. Aku terus memandangi jam dinding, berharap agar waktu cepat berlalu dan Kak Anta bisa pulang.

Tetapi itu semua rupanya terjadi.

Aku mendengar suara pintu membuka dan menutup, Lalu suara langkah kaki. Aku segera keluar kamar dan ketika menjulurkan leher untuk melihat dari balik gapura yang menghubungkan antara ruang tengah dan ruang tamu, nafasku seolah membeku di paru-paru. Muncullah Kak Anta yang terlihat sangat menakjubkan seperti biasanya dalam balutan kaus biru pekat dan celana dasar setelan seragam polisi yang atasannya sudah ia tanggalkan di bahu.

Tapi dia tidak sendiri, dia masuk bersama seorang laki-laki gondrong yang dalam pikiranku agak lebih garang dari Kak Anta. Mereka bercengkrama di ruang depan. Mengenakan sepatu bot di padu seragam dan atribut yang sama. Rupanya mereka menyadari kehadiranku di ruang tengah. Aku menangkap pandangan mata rekan Kak Anta yang tajam menyerupai hunusan ujung pisau yang menyiksa.

Dia balik menatapku. Oh jantungku berdebar tak terkendali ketika dia beranjak dari tempatnya, menghampiriku.

"Akhirnya aku bisa bertemu kamu juga," Sambutnya lembut sambil menyalami tanganku.

Kami saling berpandangan, menduga-duga adakah perkenalan sebelumnya atau mungkin ada obrolan lain di luar pengetahuanku.

"Kamu cantik sekali," katanya. Pria berambut pirang dan gondrong itu mengangguk sambil menepuk bahuku.

Aku menelan ludah dengan susah payah. "Terima kasih, Pak."

Pria itu sejenak mengamati ku dengan saksama. Tubuhku serasa bergetar. Karena itu ku alihkan pandangan, menatap Kak Anta yang ada di depan kami. dia tersenyum sambil matanya melirik ke arahku dan temannya.

"Dia temanku, jangan panggil Pak kalau di luar seperti ini, kami seumuran kok. Namanya Rambo."

"Oh maaf Kak," kataku gugup. "Silahkan duduk, biar aku buatkan kopi."

"Jangan nyonya Anta yang cantik, aku mau langsung pulang. Ke sini cuma mau antar sahabatku ini pulang, seharian kerjanya tidak fokus jadi aku khawatir bila terjadi sesuatu padanya saat di perjalanan pulang." Kata Rambo lembut. dia kemudian mendekatkan mulutnya di telingaku. "Kamu lagi ribut dengannya, ya? dia kepikiran lo. Kasihan!!" bisiknya di telingaku.

"Kurangi nakalmu, Rambo!" Jawab Kak Anta.

"Aku mengerti. Sudah, jangan banyak ribut. Malam, istirahatlah kalian. Aku pulang dulu," Rambo pura-pura mengelak. Dia berpamitan setelah menyampaikan maksud kedatangannya padaku.

Kak Anta menatapku dengan mata menyipit. "Masih melarang ku dekat-dekat?"

Sedangkan aku hanya berdiri mengernyitkan dahi, memang apa yang terjadi? setelah beberapa detik berlalu barulah aku teringat bahwa tadi pagi aku melarang kak Anta mendekat karena aroma parfumnya yang membuat ku mual.

Aku mengira Kak Anta segera pergi karena aku mendiamkan nya. Alih-alih, dia bergeser lebih dekat dan berdiri di sebelahku. Kehangatan maskulin dan Aroma parfum yang tadi membuatku mual setengah mati, malah menggoda indra penciuman ku sehingga aku nyaris sulit bernafas, tetapi rasanya justru nikmat. Aku jadi tersipu-sipu sambil melirik ke sana kemari, matanya bersemu-semu kecokelatan, hampir seperti buah sawo. Angin malam berhembus dingin. Kami lantas pindah ke kamar untuk beristirahat.

...****************...

Besoknya, di pagi hari yang agak dingin ketika kami tengah menikmati sarapan pagi. Kak Anta menyetel lagu dalam piringan hitam dekat TV. Musik mengalir, menambah kesyahduan saat matahari belum naik. Iramanya yang bening menyerupai tetesan embun. Aku menoleh ke luar. Tepatnya ke arah beranda dekat tempat jemur pakaian. langit agak cerah dengan warna biru legam yang mulai memudar.

Warna yang sama dengan seragam Kak Anta pagi ini, membalut tubuh Kekarnya dengan sentuhan yang lembut. Dia berseri-seri dan tersenyum.

"Aku suka kau memandangku begitu. Pandangi terus dan jangan berpaling," katanya dengan nada mengejek.

Aku kembali mengalihkan tatapan ku ke luar sana, memandang matahari yang datang.

"Habis sarapan nanti ikut aku sebentar ya?"

"Kemana?"

"Menemui Kakak Rambo." Jawabnya, "Dia dokter kandungan. Sudah berapa waktu, tapi aku belum pernah membawa kamu periksa untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Beruntung ada Rambo dan kakaknya, jadi kita bisa periksa sebelum aku berangkat kerja."

Aku terdiam, memikirkan betapa luar biasanya bersuamikan Kak Anta. Dia jauh telah memikirkan sesuatu yang tidak pernah sedikitpun ku harapkan. Maklum, sebagai wanita yang hamil duluan, dinikahi olehnya saja sudah lebih dari cukup. Namun, Rupa-rupanya dia memberikan perhatian dan tanggung jawab suami yang sesungguhnya. Agaknya aku tak perlu terlalu mengkhawatirkan soal keluarga kami di masa depan.

Akhirnya, setelah sarapan selesai. Kak Anta memundurkan mobilnya dari garasi, dan aku duduk di sampingnya.

Mobil berputar pelan di belokan jalan dan tiba-tiba hatiku berdebar-debar hebat. Apa yang akan terjadi? Aku melihat beberapa anak jalanan tengah bernyanyi-nyanyi di perempatan sambil memukul jimbe-jimbe yang di buat dari tutup botol limun. Seorang perempuan melintas di sekitar mereka dengan anggun, rambutnya yang panjang bergelombang berkibar diterpa angin dan asap kendaraan.

Mobil terus melaju. Tapi astaga, sejauh aku mengalihkan perhatian, aku tetap saja merasa gelisah. Jantungku berputar dengan cepat dan hebat, seakan dalam diriku ada dinamo yang berputar-putar. Ini pertama kalinya aku periksa kandungan ....

Kami berhenti di depan sebuah klinik, bangunannya cukup besar dan sangat modern. Suasana masih sepi, mungkin karena masih pagi. Kami bisa periksa lebih awal karena kak Anta memiliki akses melalui Rambo, adik dari dokter cantik yang menyambut kami dari dalam ketika Kak Anta membuka pintu masuknya.

"Anta? teman Rambo kan?" ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Kak Anta menyalami tangan dokter ini, kemudian berkata; "Benar Mbak Rani, Terima kasih sebelumnya dan maaf karena merepotkan sedikit."

"Tidak masalah, jangan sungkan begitu."

"Ini Istri saya Mbak, Karunia."

Dia tersenyum setelah mengalihkan pandangannya padaku, "Namanya cantik, secantik orangnya." Katanya lembut. Dan aku mengangguk sekaligus membalas senyumannya.

Kami kemudian dituntun menuju ruangan periksa, begitu masuk aroma khas ruang klinik dan rumah sakit begitu menyengat, mata ku pun nanar saat ku lihat alat-alat periksa kesehatannya yang membuatku agak gugup. Dokter Rani memintaku naik ke ranjang periksa, dan Kak Anta membantu memegangi tanganku agar tetap imbang.

Begitu berbaring, Tanpa gerakan yang bisa ku duga, secara tiba-tiba Dokter Rani menarik bagian bawah bajuku. "Jangan!!!" Dengan cepat ku halangi, dan bersamaan dengan itu pula selintas ku lirik Kak Anta yang langsung berbalik badan, mengalihkan pandangan.

Dokter Rani tercengang, melihat kami yang tersipu-sipu dan saling menghadang. "Masih malu-malu, ya?!" ucapnya dengan tawa kecil. "Anta juga, kamu kan sudah lihat lebih dari ini, masa masih malu? Kalau lihat perut saja malu, terus bagaimana bisa buat anak begini?"

"Maaf mbak, agak canggung saja kalau di depan orang. Takut istri saya juga kurang nyaman." sahut Kak Anta yang membelakangi kami.

"Ya sudah, suaminya boleh keluar dulu kalau begitu."

Kak Anta menurut, disitulah kami akhirnya bisa bernapas lega. Dokter Rani mulai menempelkan alat yang aku pun tak tahu namanya apa, tapi yang jelas aku bisa melihat bayiku dalam monitor tempat dimana alat itu menjelajah perutku. Rasanya terharu sekali, ada manusia lain yang ada dalam diriku. Tempatku berbagi napas dan kehidupan, dia yang suatu saat akan memanggilku ibu.

"Kamu beruntung, bisa punya anugerah surga sebelum mati. Memiliki dia, suami yang baik hati, cerdas dan sangat peka terhadap keadaan di sekitarnya. Dia adalah laki-laki sempurna yang pernah ada. Adikku, Rambo mengatakan kalau Anta sahabatnya sepanjang hari memikirkan istrinya yang sedang sakit, dia bahkan berusaha untuk menemani kamu periksa di sela-sela waktu kerjanya. Melihat caranya yang begitu menghormati kamu, Aku sangat kagum dan tersanjung." Ucap Dokter Rani setelah selesai memeriksa kandungan ku. "Selamat ya, janinnya sehat. Usia kandungannya sudah 6 minggu."

Aku dapat memahami pendapat Dokter Rani. menang sangat beruntung menjadi gadis yang dipilih olehnya, terutama bila melihat seluruh kekuatan yang ada padanya.

Periksa pertama kami berlangsung tidak lama, dan Dokter minta agar bulan depan kembali periksa. Kak Anta menunduk hormat, mengucapkan Terima kasih dan kami pulang.

...****************...

Halooo besttt, berhubung besok senin. jangan lupa kasih vote yaakkk buat Kak Anta kita, lopyuu ♪~(´ε` )

mampir ke sini juga hayukk

Terpopuler

Comments

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

anta begitu menghormati Kania luar biasa

2023-12-27

1

Ersa

Ersa

hihi Rambo, aku baca novel yg Rambo dulu kemarin

2023-09-24

0

ngatun Lestari

ngatun Lestari

masyaalloh anta benar'baik ya

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Pintu Cerita
2 BAB 02 - Isi Hati Laki-laki
3 BAB 03 - Ditinggal Pacar, dinikahi Polisi
4 BAB 04 - Kekasih Anta
5 BAB 05 - Misteri Hati
6 BAB 06 - Pria Malang dan Gadis Menyedihkan
7 BAB 07 - Genggaman Hangat di Bawah Hujan
8 BAB 08 - Mulut-Mulut Jahat
9 BAB 09 - Mantan (&) Masa Depan
10 BAB 10 - Lelaki Busuk
11 BAB 11 - Penipu
12 BAB 12 - Penyelamat Hidup
13 BAB 13 - Bayang-Bayang Isma
14 BAB 14 - Lelaki Idaman
15 BAB 15 - Selera Keberuntungan
16 BAB 16 - Suami Seperti Anta
17 BAB 17 - Masa Lalu yang Bersedih
18 BAB 18 - Oh Hamidun
19 BAB 19 - Cek Kandungan
20 BAB 20 - Aib Terbongkar
21 BAB 21 - Hanya Orang Tua yang Tahu
22 BAB 22 - TEARS
23 BAB 23 - Aku Benci Anta Reza!
24 BAB 24 - Orangtua yang Sesungguhnya
25 BAB 25 - Antara Anta dan Masa Lalu
26 BAB 26 - Serangan Tiba-tiba
27 BAB 27 - Anta Reza
28 BAB 28 - Anggur yang Memabukkan
29 BAB 29 - Antara Percaya dan Resah
30 BAB 30 - Waktu Keluarga
31 BAB 31 - Bohong Lagi dan Lagi
32 BAB 32 - Pengawal Setia Rasa Sakit
33 BAB 33 - Doa Istri Pajangan
34 BAB 34 - Pilih Dia atau Dia
35 BAB 35 - Mari Berpisah
36 BAB 36 - Kita Harus Berpisah!
37 BAB 37 - Di Malam yang Dingin
38 BAB 38 - Rahasia Besar Anta
39 BAB 39 - Takdir Kesakitan
40 BAB 40 - Hidup tanpa Kamu
41 BAB 41 - Aku Hanya Butuh Kamu Jujur
42 BAB 42 - Cinnamon
43 BAB 43 - Pertemuan yang Dijanjikan
44 BAB 44 - di Ujung Hidup dan Mati
45 BAB 45 - Obat Untuk Semua Luka
46 BAB 46 - Perlahan dan Pasti Anta Reza
47 BAB 48 - PULIH
48 BAB 48 - Seperti Matahari Pagi
49 BAB 49 - Terbang Melambung dengan Kebahagiaan
50 BAB 50 - Suamiku, Anta Reza
51 BAB 51 - Hati Anta yang Sebenarnya
52 BAB 52 - Sejarah Baru
53 BAB 53 - Aku Sudah Mencintai Kamu
54 BAB 54 - Ayah Kandung
55 BAB 55 - TIIDDDAAAAKKKKK
56 BAB 56 - Perjuangan Seorang Ibu
57 BAB 57 - Bunga Rania Ananta
58 BAB 58 - 24 Jam jadi Orang Tua
59 BAB 59 - Sahabat dan Sahabat
60 BAB 60 - Dari Hati ke Hati
61 BAB 61 - Hati-hati loh!
62 BAB 62 - Anak H4ram
63 Pengumuman penting sekaleh!!!
64 BAB 64 - Pasangan Kocak
65 BAB 65 - Kali Kedua
66 BAB 66 - Tumbuh Satu, Mati Satu
67 BAB 67 - Akhir Cerita Cinta Marwah
68 BAB 68 - Maafkan Aku
69 BAB 69 - Kesempatan Kedua
70 BAB 70 - Perusak
71 BAB 71 - Pergilah Masa Lalu
72 BAB 72 - Anta Reza Mode Suami
73 BAB 73 - Isi Hati Wanita
74 BAB 74 - Patah Hati yang Sesungguhnya
75 BAB 75 - Aku Pamit
76 BAB 76 - Cinta Yang Tertunda
77 BAB 77 - Cinta Yang Tertunda 2
78 BAB 78 - Dalam 2 Tahun
79 BAB 79 - Pagi Istimewa
80 BAB 80 - Trouble Maker
81 BAB 81 - Bulan Ke-Empat
82 BAB 82 - Bulan Ke-Tujuh
83 BAB 83 - Momentum Paling Berharga
84 BAB 84 - 3 Tahun Lamanya (Ending)
85 Bonus Visual
86 Edisi Rambo & Marwah - Belenggu Hati Pak Polisi
87 BAB 88 - EKSTRA PART 1
88 BAB 89 - EXTRA PART 2
89 I LOVE U SUAMI DADAKAN SEASON 2 - ANGKASA
90 Lelaki Idaman - Bintang Samudera
Episodes

Updated 90 Episodes

1
BAB 01 - Pintu Cerita
2
BAB 02 - Isi Hati Laki-laki
3
BAB 03 - Ditinggal Pacar, dinikahi Polisi
4
BAB 04 - Kekasih Anta
5
BAB 05 - Misteri Hati
6
BAB 06 - Pria Malang dan Gadis Menyedihkan
7
BAB 07 - Genggaman Hangat di Bawah Hujan
8
BAB 08 - Mulut-Mulut Jahat
9
BAB 09 - Mantan (&) Masa Depan
10
BAB 10 - Lelaki Busuk
11
BAB 11 - Penipu
12
BAB 12 - Penyelamat Hidup
13
BAB 13 - Bayang-Bayang Isma
14
BAB 14 - Lelaki Idaman
15
BAB 15 - Selera Keberuntungan
16
BAB 16 - Suami Seperti Anta
17
BAB 17 - Masa Lalu yang Bersedih
18
BAB 18 - Oh Hamidun
19
BAB 19 - Cek Kandungan
20
BAB 20 - Aib Terbongkar
21
BAB 21 - Hanya Orang Tua yang Tahu
22
BAB 22 - TEARS
23
BAB 23 - Aku Benci Anta Reza!
24
BAB 24 - Orangtua yang Sesungguhnya
25
BAB 25 - Antara Anta dan Masa Lalu
26
BAB 26 - Serangan Tiba-tiba
27
BAB 27 - Anta Reza
28
BAB 28 - Anggur yang Memabukkan
29
BAB 29 - Antara Percaya dan Resah
30
BAB 30 - Waktu Keluarga
31
BAB 31 - Bohong Lagi dan Lagi
32
BAB 32 - Pengawal Setia Rasa Sakit
33
BAB 33 - Doa Istri Pajangan
34
BAB 34 - Pilih Dia atau Dia
35
BAB 35 - Mari Berpisah
36
BAB 36 - Kita Harus Berpisah!
37
BAB 37 - Di Malam yang Dingin
38
BAB 38 - Rahasia Besar Anta
39
BAB 39 - Takdir Kesakitan
40
BAB 40 - Hidup tanpa Kamu
41
BAB 41 - Aku Hanya Butuh Kamu Jujur
42
BAB 42 - Cinnamon
43
BAB 43 - Pertemuan yang Dijanjikan
44
BAB 44 - di Ujung Hidup dan Mati
45
BAB 45 - Obat Untuk Semua Luka
46
BAB 46 - Perlahan dan Pasti Anta Reza
47
BAB 48 - PULIH
48
BAB 48 - Seperti Matahari Pagi
49
BAB 49 - Terbang Melambung dengan Kebahagiaan
50
BAB 50 - Suamiku, Anta Reza
51
BAB 51 - Hati Anta yang Sebenarnya
52
BAB 52 - Sejarah Baru
53
BAB 53 - Aku Sudah Mencintai Kamu
54
BAB 54 - Ayah Kandung
55
BAB 55 - TIIDDDAAAAKKKKK
56
BAB 56 - Perjuangan Seorang Ibu
57
BAB 57 - Bunga Rania Ananta
58
BAB 58 - 24 Jam jadi Orang Tua
59
BAB 59 - Sahabat dan Sahabat
60
BAB 60 - Dari Hati ke Hati
61
BAB 61 - Hati-hati loh!
62
BAB 62 - Anak H4ram
63
Pengumuman penting sekaleh!!!
64
BAB 64 - Pasangan Kocak
65
BAB 65 - Kali Kedua
66
BAB 66 - Tumbuh Satu, Mati Satu
67
BAB 67 - Akhir Cerita Cinta Marwah
68
BAB 68 - Maafkan Aku
69
BAB 69 - Kesempatan Kedua
70
BAB 70 - Perusak
71
BAB 71 - Pergilah Masa Lalu
72
BAB 72 - Anta Reza Mode Suami
73
BAB 73 - Isi Hati Wanita
74
BAB 74 - Patah Hati yang Sesungguhnya
75
BAB 75 - Aku Pamit
76
BAB 76 - Cinta Yang Tertunda
77
BAB 77 - Cinta Yang Tertunda 2
78
BAB 78 - Dalam 2 Tahun
79
BAB 79 - Pagi Istimewa
80
BAB 80 - Trouble Maker
81
BAB 81 - Bulan Ke-Empat
82
BAB 82 - Bulan Ke-Tujuh
83
BAB 83 - Momentum Paling Berharga
84
BAB 84 - 3 Tahun Lamanya (Ending)
85
Bonus Visual
86
Edisi Rambo & Marwah - Belenggu Hati Pak Polisi
87
BAB 88 - EKSTRA PART 1
88
BAB 89 - EXTRA PART 2
89
I LOVE U SUAMI DADAKAN SEASON 2 - ANGKASA
90
Lelaki Idaman - Bintang Samudera

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!