Setelah peristiwa tadi pagi, Kak Anta berangkat kerja dan perempuan tadi juga sudah pulang. terakhir, kak Anta merogoh sakunya dan menyerahkan beberapa lembar uang untukku. "Kalau kamu tidak suka makanan yang ada di meja, boleh beli apa saja yang kamu mau. kalau siang banyak pedagang asongan yang lewat." katanya tadi pagi, sebelum pergi.
Demi menghargai ku, Kak Anta berusaha memberikan yang terbaik. tetapi ini mungkin tak memiliki arti lebih, dan aku juga tak boleh berharap. seperti, sudah lima tahun menjalin hubungan .... sudah bersama-sama sejak kecil, tidak diragukan lagi baik kak Anta atau pun "dia" pasti merasakan hal yang sama persis ketika aku pertama kali jatuh cinta, cinta yang memabukkan.
Sekali lagi aku memandangi jam di dinding. hari mulai gelap, setelah langit senja itu menelan matahari di ufuk barat sana. aku duduk sendirian sambil terus memikirkan, betapa jahatnya aku pada dia; Mbak Isma. cinta yang murni itu adalah sebuah karunia yang lahir dari ego, yang dalam mewujudkannya diperlukan keterlibatan super ego, agar tidak menyakiti orang lain.
Di atas segalanya aku sangat menghormati Mbak Isma, bukan karena dia kekasih Kak Anta yang pernah di nantikan kehadirannya di masa depan, namun karena kepribadiannya yang kuat dan santun. sikapnya menerima kenyataan dan menghadapi ku dengan penuh kesabaran, meskipun jauh di dalam lubuk hatinya, ada rasa kecewa dan sakit yang sedemikian parahnya. pada diri Mbak Isma keduanya menyatu sedemikian kuat, tak terpisahkan.
Saat pertama kali melihatnya dan ku ketahui bahwa dia adalah wanita yang dicintai oleh Kak Anta, aku tidak menyangka bahwa dia masih bisa melihat diriku, gadis yang merusak impian dan jalinan hubungannya dengan respon yang baik dan positif. kesanku, dia orang yang sangat objektif dan baik.
Bagaimana aku bisa menyakiti orang seperti itu. bahwa aku dapat mengerti siapa lah aku, dan apa posisi diriku di tengah-tengah mereka. tapi, bila kini aku mengetahui kebenaran ini, dan tetap bertahan dengan melukai hati Mbak Isma, itu hanya menambah kesan diri dan hatiku yang sudah kotor.
Bagaimana seseorang akan mempersiapkan diri setelah menghadapi situasi seperti ini?
Aku bertanya-tanya apakah seperti ini perasaan orang yang terjebak guilt trip, dia yang sudah rusak lalu merusak hati dan hidup orang lain, di penuhi dan di kelilingi rasa bersalah.
Setelah perdebatan batin yang panjang itu, aku mendapati Kak Anta pulang ke rumah. aku merasa sedikit lega karena Kak Anta masih mau pulang meskipun harus bertemu dan melihat aku lagi semalaman bersama dia.
"Selamat datang kak," kataku menyalami lalu mencium tangannya. "Mau makan langsung, atau mandi dulu?"
"Kamu sudah makan?"
"Belum." jawabku sambil menggelengkan kepala. "Aku tunggu kak Anta pulang, biar bisa makan bersama."
"Ya, aku mandi dulu. tapi kalau kamu sudah lapar, duluan saja tidak apa."
"Tidak masalah, Aku tunggu kakak saja."
Sambil menunggu kak Anta mandi, aku bereskan barang-barangnya, seperti sepatu ku letak dan susun di rak dekat pintu. Rompi, juga sarung tangannya. berbuat hal kecil begini saja, paling tidak aku bisa menyamai kak Anta yang masih memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami, walaupun masih belum bisa mencintai.
Sekian lama aku menunggu, hampir satu jam kak Anta masih belum keluar dari kamar. apa masih mandi? entah juga, tetapi aku memutuskan menyusul ke dalam untuk memastikan.
Ada bagian yang membuatku gugup ketika ku buka pintu kamar. ku dapati kak Anta tengah berdiam diri sambil merapalkan do'a-do'a. jauh di lubuk hatiku entah kenapa aku takut hanya menjadi keterpaksaan Kak Anta menjalani hidup. untung saja, dia tahu persis bagaimana caranya menjadi pemeran yang baik. tidak seorang pun yang lebih tahu kecuali dirinya sendiri.
Mengenai hal itu, kami sama-sama memiliki alasan untuk mau menikah, meskipun tidak berdasar atas cinta. alasanku benar-benar bagus dan jelas semua orang tahu, Tuhan maha baik memberikan aku seorang yang bersedia bertanggungjawab atas perbuatan hina dan kotor yang ku lakukan. sementara kak Anta, alasannya masih merambang, dan aku juga masih sedikit meragukan, terutama karena masih ada gadis lain di hatinya dan masih sangat mencintainya. sedikit yang ku dengar saat di ujung doanya dia berkata;
".... aku selalu mengagumi hatimu dalam diam, utuh tak tersentuh .... "
yang mengecewakan ketika itu adalah; aku istri sah nya namun tak memiliki hak untuk bersedih karena tak memiliki hatinya. mau bagaimanapun aku harus sadar diri, sebab yang paling jelas adalah, aku penyebab dari rasa sakit dua orang baik.
Alasan Kak Anta yang sesungguhnya untuk menikahi ku ini, mungkin akan tetap menjadi misteri, lebih lama daripada yang aku harapkan. tetapi mungkin, jika benar ada alasan lain, aku dapat meyakini bahwa aku juga akan merasakan sakit.
...****************...
Halo Ini Author 🙋
Apa kabar? bagaimana hari ini?
author ucapkan selamat datang dan Terima kasih karena sudah hadir dan mendukung Karunia dan Kak Anta kita ya (*^^*)//
Cerita Kak Anta ini, author buat sedikit berbeda dimana protagonis wanita disini sudah mengandung lebih dulu, tapi masih tetap enak dibaca, kan? ಥ_ಥ
Terakhir, Author sangat menyadari bahwa setiap karya ga bisa apa-apa tanpa ada kakak semua terlibat di dalamnya, jadi baik; rate, like, komentar, vote, hadiah, dari kakak sangat berharga untuk kami bisa memajukan Kak Anta. karena itu author ucapkan terimakasih untuk semua dukungan kakak dari awal cerita ini tayang sampai sekarang, semoga hari kalian selalu menyenangkan. selamat membaca!! (๑°꒵°๑)・*♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
aamiiiin
2023-12-20
1
we
thank kakak atas cerita nya 🤗
2023-05-17
2
Ran Ea
sampe sini ajah udah bikin penasaran thor pgn baca trus
2023-05-12
3