Begitu meninggalkan rumah orang tua kandung Sherly, Amira tak mampu menahan air matanya. Air matanya mengalir deras mengingat bagaimana ia merawat dan membesarkan Sherly dengan kasih sayang sepenuh hati.
"Apa yang salah dalam pola asuh ku kenapa dia jadi seperti itu," Amira membatin, Ia masih tak percaya dengan apa yang Sherly lakukan padanya. Namun meskipun hatinya begitu terluka, Kasih sayang yang tertanam belasan tahun lamanya terhadap Sherly tak dapat hilang begitu saja.
"Silahkan Nyonya..."
Amira tersentak ketika mendengar supir membukakan pintu mobil dan mempersilahkannya turun.
"Oh ya." saut Amira yang bergegas turun.
Begitu sampai depan pintu, Terlihat Sofyan sudah berdiri menyambutnya.
"Amira..."
Amira mengabaikan sambutan Sofyan kemudian masuk melewatinya begitu saja.
"Amira... Amira tunggu... Kita harus bicara."
"Tidak sekarang."
"Tapi Amira..."
"Aku sangat lelah, Aku tidak ingin bicara yang akhirnya akan menimbulkan perdebatan yang sangat menguras energi, Jadi please biarkan Aku istirahat terlebih dahulu."
Mendengar itu akhirnya Sofyan mengangguk dan mempersilahkan Amira istirahat di kamarnya, Sementara Sofyan yang tidak di perbolehkan masuk ke kamar, Terpaksa turun dan menonton tv di ruang keluarga.
🍃🍃🍃
Hingga malam tiba, Sherly masih duduk tak bergerak dari tempatnya. Ia masih merasa kesal karena harus tinggal di rumah yang di anggapnya begitu kumuh dan tak kayak huni. Bahkan saking kesalnya ia sama sekali tidak sudi bicara dengan adik-adiknya meskipun mereka mengajaknya bersalaman dan bicara.
Melihat hal itu, Bu Siti dengan membawa sepiring makanan dan juga air putih mencoba membujuk Sherly untuk menerima takdirnya yang mengharuskannya kembali ke rumah dimana ia dilahirkan.
Semula Sherly masih menahan kekesalannya. Namun begitu Bu Siti ingin menyuapinya, Sherly tak dapat lagi menahan kekesalannya dan melempar piring yang ada di tangan Bu Siti.
PRAAANKKKK...!!! Sontak piring yang berisi nasi dengan lauk tahu dan juga sayur lodeh itu pecah berantakan hingga hampir mengenai kaki Bu Siti yang begitu kaget melihat perlakuan putrinya.
"Apa ibu pikir Aku makan makanan seperti itu? Bahkan pembantu di rumah ibu Amira saja tidak di beri makanan seperti itu!" tanpa mempedulikan perasaan sang ibu, Sherly keluar dari rumahnya. Namun lagi-lagi Sherly di buat kesal ketika di depan pintu ia menabrak Aryo yang tak lain adalah kakak pertamanya.
"Hey loe disini?" tanya Aryo yang memang cukup sering bertemu dengan Sherly ketika Amira mengajaknya bertemu dengan keluarga kandungnya.
"Terpaksa!" saut Sherly dengan sinisnya.
"Ada masalah apa loe kelihatannya kesel banget?"
Mendengar pertanyaan Aryo, Sherly diam berpikir. Ia menatap Aryo yang berpenampilan tak jauh beda dari Narto Ayahnya. Bahkan Aryo lebih terlihat urakan. Ia juga perokok berat dan tak jarang juga menenggak minuman keras.
"Apa Aku manfaatkan Aryo saja yah," batin Sherly ketika timbul ide jahatnya.
Sementara Amira yang kini duduk bersama Sofyan di ruang makan memulai pembicaraan dengan menceritakan kondisi rumah orang tua kandung Sherly yang semakin parah dari tahun lalu ketika mereka berkunjung ke sana. Amira juga menceritakan betapa kehidupan mereka yang sangat memprihatinkan. Amira sengaja menceritakan itu pada Sofyan karena ingin melihat reaksi sang suami. Dan benar saja terlihat jelas ada kekhawatiran di wajah Sofyan untuk anak angkat sekaligus selingkuhannya itu.
"Itu sudah menjadi hukuman buat Sherly karena berani menghianati ku, Sudah di kasih tempat tinggal nyaman, Makan enak pendidikan terjamin tapi dia menyia-nyiakannya jadi ya sudah terima akibatnya." ujar Amira mengagetkan Sofyan yang menyadari tatapan tajam sang istri.
"E-e ya jika saja dia tidak menggoda ku pasti dia masih bisa makan enak disini bersama kita, Iya kan?"
Amira tersenyum smirk dan menggelengkan kepalanya.
"Perselingkuhan tidak akan terjadi jika salah satu pihak tidak menanggapi, Jadi jika kamu menanggapinya bahkan berkali-kali melakukannya itu bukan kesalahan salah satu pihak saja. Kamu juga bersalah Mas!"
"E-iya Aku tau, Tapi bukankah kamu sudah memaafkan ku?"
"Kapan Aku mengatakan Aku memaafkan mu?"
Sofyan terdiam bingung dengan apa yang Amira katakan.
"Meskipun Sherly telah keluar dari rumah ini, Bukan berarti penghianatan mu ikut hilang bersamanya sehingga Aku memaafkan mu begitu saja. Tidak semudah itu Mas!"
Sofyan menarik nafas dalam-dalam memikirkan hal terburuk jika Amira sampai menceraikannya. Meskipun mereka sama-sama bekerja dan membangun istana yang kini mereka tinggali bersama. Namun sebelum dan setelah menikah kekayaan dan penghasilan Amira jauh lebih besar daripada dirinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
pantesan aja takut diceraikan Amira
2025-01-13
0
ria
ternyata sofyan jg benalu..
2023-05-18
0
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
BODOHNYA AMIRA..INGINKU MENGATAKAN ..LIAT JUDUL YG OTHORNYA BERIKAN UNTUK KISAHMU.😌
2023-05-11
1