Rahasia Masa Lalu 2

Sherly yang masih belum puas mengeluarkan segala beban di hati yang selama ini ia pendam terus mengingakan Amira akan kejadian buruk yang dialami saat masih kecil. Dimana pada suatu malam Sherly yang tengah terlelap dalam tidurnya terbangun oleh kedatangan seseorang yang mengusap kepalanya. Sebelumnya Sherly pikir itu adalah Amira karena sebelum ia tidur, Amira belum pulang dari butiknya. Namun ketika ia membuka mata dan berbalik badan Sherly terkejut jika orang itu bukanlah Amira maupun Sofyan Ayah angkatnya.

"Om Haris?!" ucap Sherly beringsut mundur.

"Iya ini Om sayang, Ayah mu sedang jemput ibu, Katanya mobilnya mogok di jalan."

"Tapiii... Kenapa Om Haris ke kamar Sherly?"

"E-e... Om kesini mau..." Haris menghentikan ucapannya melihat salah satu kaki Sherly yang tak tertutup selimut. Meskipun pada saat itu usia Sherly masih tujuh tahun namun kakinya terlihat begitu jenjang dan sangat terawat. Membuat Haris langsung menelan salivanya membayangkan bagaimana bagian pangkalnya.

"Om...?"

"Oh! Om kesini hanya mau memastikan kamu sudah tidur atau belum, Baiklah kalau begitu Om tidur dulu."

Haris bergegas bangkit menuju pintu. Namun pikiran kotornya yang tidak juga hilang membuat Haris kembali dan langsung naik keatas tempat tidur. Menarik kedua kaki Sherly hingga tubuhnya berbaring. Kemudian Haris mengungkung gadis kecil itu dengan kedua lututnya serta menekan kedua pergelangan tangannya.

Sontak Sherly meronta-ronta dan menjerit sekuat-kuatnya memalingkan wajahnya kesana-kemari menghindari Haris yang ingin menci'um nya. Namun tubuh kecilnya tidak mampu melawan orang dewasa seperti Haris yang beratnya lebih dari 80kg.

"Tolooooong...."

Teriakkan Sherly terdengar hingga lantai bawah, Membuat Amira dan Sofyan yang baru sampai, Langsung berlari menuju kamar Sherly.

"Sherlyyy....!!!" teriak Amira begitu membuka pintu. Namun semua itu sudah terlambat. Haris telah berhasil merenggut kesucian gadis tujuh tahun itu. Melihat itu semua Sofyan langsung menarik turun Haris dan menghajarnya tanpa memberinya kesempatan untuk melawan. Sementara Amira dengan derai air matanya memeluk Sherly yang lemas tak berdaya.

"Sherly sayang... Maafkan ibu sayang... Maafkan ibu." sesal Amira yang untuk pertama kalinya pulang malam tak seperti hari biasanya.

Hanya tetesan air mata yang terjatuh dari sudut mata Sherly. Membuat Amira semakin menangis memeluk anak angkat yang begitu ia cintai. Tangisannya semakin menjadi ketika Amira melihat begitu banyak darah mengalir diantara kedua kaki Sherly.

"Sherlyyyy... Masss...."

Sofyan yang mendengar teriakkan Amira, Menoleh kearahnya dan ikut terkejut melihat apa yang terjadi. Karena merasa khawatir, Sofyan melepaskan Haris dan berlari mendekati mereka.

"Sherly..." ucap Sofyan yang tak kalah khawatirnya.

"Cepat bawa Sherly ke rumah sakit Mas," tangis Amira.

Tidak membuang waktu, Sofyan bergegas membopong tubuh Sherly ke mobilnya. Amira dengan perasaan cemasnya berlari di belakang mereka Namun Haris berteriak menghentikannya.

"Dengar Amira!"

Amira menoleh ke belakang menunggu apa yang ingin Haris katakan.

"Dokter pasti akan melakukan visum pada Sherly jadi ikuti saja apa yang Dokter katakan, Tapi Jangan berani melibatkan Aku dalam hal ini."

"Setelah apa yang kamu lakukan pada putriku, Kamu meminta ku untuk tidak melibatkan mu?! Dasar bina tang!!! PLAAAKKK...!!!"

Amira melayangkan tamparan pada kakak kandungnya itu yang baru beberapa hari menginap di rumahnya dengan alasan rumahnya tengah di renovasi.

"Berrraninya kau menamparku!?" teriak Haris tak kalah marahnya.

"Kak Haris pantas mendapatkan lebih dari sekedar tamparan, Apa yang Kak Haris lakukan sangat tidak manusiawi, Kemana hati nurani Kak Haris sehingga tega merenggut kesucian anak yang tak berdosa seperti Sherly?"

"Tidak perlu membesar-besarkan masalah, Sherly bukan anak kandung mu, Aku yang Kakak kandung mu jadi tidak perlu membelanya seperti itu."

"Kak Haris!!!"

"Amira cepatlah..." pekik Sofyan yang menunggu di mobil.

Amira langsung bergegas meninggalkan Haris meskipun hatinya belum puas memaki kakak kandungnya itu. Namun lagi-lagi Haris kembali memberi peringatan pada Amira untuk tidak menyeret namanya jika pihak rumah sakit menyarankan untuk melapor ke polisi.

"Jika kamu berani menyebut namaku sekali saja maka saat itu juga Aku akan mengaku kepada ibu."

Mendengar itu Amira kembali menghentikan langkahnya meskipun tanpa berbalik badan.

"Kamu tahu kan maksud ku?" tanya Haris lagi.

Amira yang mengerti apa maksud Haris terdiam bingung. Ia di hadapkan oleh dua pilihan yang sulit dimana ada anak angkatnya yang di renggut kesuciannya oleh sang Kakak, Dan di sisi lain ada ibu yang tengah sakit jantung.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

oooh,, trauma masa lalu??? tapi gak mungkin kan Amira gak bawa Sherly ke psikiater?? secara Amira sesayang itu PD sherly

2025-01-13

0

lumikha

lumikha

ternyata gara"itu sheryl jd murahan ,,,

2023-07-01

0

Luphie Phie

Luphie Phie

ikut perihatin dengan apa y d alami sherly, udh pasti jadi trauma mendalam seumur hidup sherly. but, kejadian buruk itu tidak lantas bisa membenarkan perilaku jelek y sekarang sherly lakuin. Harry's memang manusia luknut bin biadab, tapi merebut suami org Dan menyakiti org y sudah baik sama kita. aku rasa itu lebih buruk Dan lebih biadab lagi,,,

2023-05-10

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!