Dilema

Secara perlahan Sofyan menutup pintu dan mendekati Amira yang menangis di atas tempat tidurnya. Sofyan mencoba merangkul pundak Amira untuk menenangkannya. Akan tetapi Amira langsung menurunkan tangan Sofyan dari pundaknya.

"Pergilah..." ucapan singkat.

"Amira..."

"Yang di katakan Sherly benar. Tidak perlu merasa iba berlebihan padaku, Jika kamu benar-benar peduli dan mencintaiku, Kamu tidak akan mengkhianati pernikahan kita."

Sofyan menarik nafas dalam-dalam dan tak memiliki pilihan lain selain keluar dari kamar Amira. Karena malam yang kian larut, Akhirnya Sofyan memutuskan untuk tidur di kamar lain.

🌻🌻🌻

Pagi harinya, Amira, Sherly dan Sofyan secara bersama-sama keluar dari kamar masing-masing dimana ketiganya saling memandang dari kejauhan. Berbeda dengan Sofyan dan Amira yang terlihat belum mandi, Sherly sudah berpenampilan rapi sembari menenteng tas besarnya.

Melihat hal itu seketika hati Amira terasa seperti tertusuk duri, Memang dirinya yang menginginkan kepergian Sherly tapi kenapa hatinya begitu sakit melihat anak yang ia besarkan ingin pergi dari hidupnya? Amira membatin seolah hati dan pikirannya tengah berperang tentang keputusannya.

Begitupula dengan Sofyan yang merasa dilema akan kepergian Sherly mengingat hubungan mereka yang sudah begitu inti*

"Akankah Aku benar-benar bisa melupakan Sherly dan memperbaiki pernikahan ku dengan Amira?" Sofyan membatin mengingat saat ini hatinya lebih berat meninggalkan Amira.

Melihat ibu dan Ayah angkatnya tak mengatakan sepatah katapun, Sherly melangkahkan kakinya dan berhenti diantara mereka. Masih tidak ada satu katapun yang keluar dari mereka, Akhirnya Sherly kembali melangkah menuruni anak tangga.

"Sherly..." Amira memanggil dengan suara lembutnya.

"Akhirnya..." batin Sherly sesuai apa yang ia harapkan.

Dengan menahan senyum bahagianya Sherly menoleh ke belakang melihat Amira yang melangkah ke arahnya. Namun stak lama senyum itu memudar ketika mendengar apa yang Amira katakan.

"Tunggu sebentar ibu akan mengantar mu."

Sontak perkataan itu membuat Sherly kaget dan merasa tak memiliki harapan lagi untuk tetap tinggal di rumah besar itu. Kemudian Setelah Amira yang masuk ke kamar untuk bersiap, Sherly mendekati Sofyan dan mempertanyakan sikapnya yang hanya diam saja.

"Setelah apa yang terjadi diantara kita selama ini, Ayah akan membiarkan ku di buang begitu saja?"

Sofyan tak menjawab pertanyaan yang Sherly ajukan. Saat ini hatinya tidak bisa menentukan sikapnya. Meskipun ia merasa resah akan kepergian Sherly namun hatinya lebih berat berpisah dari Amira sang istri.

"Sofyan Chalid!" pekik Sherly tanpa sebutan Ayah lagi. Membuat Sofyan bereaksi dengan menutup mulut Sherly.

"Bicara dengan sopan!" tegas Sofyan dengan mulut yang hampir tak terbuka.

"Setelah apa yang sudah kita lalui, Ayah baru mengajariku sopan santun?" kini Sherly tidak dapat mengendalikan kemarahannya.

"Tidak ada sopan santun di dalam hubungan kita, Jika sopan santun itu ada, Ayah tidak akan pernah sudi berada diantara kedua kaki ku, Begitupun dengan ku."

"Sherly! Ucapan mu benar-benar menjijikkan!" hardik Sofyan mencengkeram kuat kedua pipi Sherly dengan satu tangannya hingga ia tidak bisa lagi berbicara.

"Kamu benar-benar gadis liar yang tidak tahu malu, Aku benar-benar menyesal karena telah masuk ke dalam perangkap mu!"

"Ada apa ini?" tanya Amira yang kembali keluar dari kamarnya.

Sofyan langsung melepaskan cengkeramannya dan menjadi canggung menghadapi Amira. Sementara Sherly memegangi pipinya yang terasa sangat sakit hingga ke rahangnya.

"Kamu baik-baik saja Sherly?" tanya Amira yang melihat pipi Sherly memerah.

Sherly hanya mengangguk pelan dengan wajah yang terus tertunduk.

"Baiklah, Kalau begitu ayo kita berangkat."

"Ibuuu..." Sherly langsung menangis bersujud di kaki Amira, Memohon untuk tidak di kembalikan ke orang tua kandungnya.

"Aku mohon ibu... Aku mohon... Aku tidak ingin pergi dari rumah ini."

"Tapi kamu harus pergi sayang..."

"Aku tidak bisa tinggal di rumah itu, Aku mohon beri Aku kesempatan. Seperti halnya Aku menerima keputusan ibu yang tidak melaporkan Om Haris, Aku harap ibu juga memaafkan penghianatan ku dengan Ayah."

Amira begitu shock mendengar apa yang Sherly katakan.

Haruskah ia membayar keputusannya dengan memaafkan perselingkuhan Sherly dan juga suaminya?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

heemmmm Amira dilema

2025-01-13

0

ria

ria

jgn tergoda tipu daya sherly ..

2023-05-18

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

lebih baik jauh kan sherly dari sofyan bakalan mengganggu hubungan amira sama sofyan lg

2023-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!