Satu Ranjang, Tiga Nyawa
"Apa yang sedang kalian lakukan?" teriak Larasati saat masuk ke dalam kamarnya.
Hati Laras rasanya hancur berkeping-keping ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri Suami dan Adik kandungnya tengah bercumbu di dalam kamarnya, bahkan di atas ranjang tidurnya.
"Laras, maaf, tapi kami berdua saling mencintai," ucap Rahman dengan memeluk tubuh Mawar, dan saat ini keduanya masih sama-sama polos.
Laras menjatuhkan tubuhnya mendengar perkataan yang ke luar dari mulut Suaminya, dan akhirnya tangis Laras pun pecah.
"Kenapa kalian tega melakukan semua ini kepadaku? apa salahku Mas? selama ini aku sudah berusaha menjadi istri dan Ibu yang baik, bahkan aku rela membanting tulang menjadi tulang punggung keluarga demi menghidupi keluarga kecil kita karena kamu kena PHK, dan sampai saat ini kamu masih belum memiliki pekerjaan," ujar Laras yang tidak mengira jika Suaminya tega berselingkuh, bahkan lebih parahnya dengan Adik kandungnya sendiri.
"Kak, apa salah jika kami saling mencintai? selama ini Kakak selalu sibuk bekerja, tapi Kakak tidak bisa melayani Suami Kakak dengan baik. Jadi, jangan salahkan Mas Rahman jika Mas Rahman mencari kehangatan dari perempuan lain," ujar Mawar.
"Mawar, apa kamu sadar dengan yang kamu katakan? selama ini aku bekerja demi memenuhi kebutuhan kamu juga, bahkan aku yang sudah membesarkan kamu dengan tanganku sendiri. Apa ini balasan yang kalian berikan untukku?" tanya Laras dengan berderai airmata.
"Jadi selama ini Kakak tidak ikhlas membesarkanku? Kakak tenang saja, nanti kalau aku sudah lulus kuliah, aku akan mencari pekerjaan, dan aku pasti akan mengganti semua uang yang telah Kakak keluarkan selama ini," teriak Mawar dengan lantangnya.
"Kalian berdua ternyata tidak punya hati, dan selama ini ternyata aku bodoh karena telah membesarkan Mawar berduri yang akhirnya menusuk dalam rumah tangga Kakaknya sendiri."
"Laras, kamu jangan menyalahkan Mawar, karena aku yang terlebih dahulu sudah jatuh cinta kepadanya," ujar Rahman.
"Sekejam-kejamnya lelaki Buaya, tapi tak sekejam dirimu yang bejat Rahman. Aku bisa menerima jika kamu berselingkuh dengan perempuan lain, tapi kenapa harus Mawar? kenapa harus Adikku? bisa-bisanya kamu menjadikan satu ranjang tiga nyawa dalam pernikahan kita. Sekarang juga kalian pergi dari rumahku !!" teriak Laras yang sudah tidak bisa menahan semuanya lagi.
"Kamu tidak bisa mengusir kami begitu saja, aku juga ikut andil dalam membangun rumah ini. Jadi, sebaiknya kamu saja yang ke luar dari rumah ini, apalagi sekarang Mawar juga sedang hamil Anakku, dan aku akan segera menikahinya," ujar Rahman yang tidak terima karena Laras mengusirnya.
Degg
Jantung Laras rasanya berhenti berdetak ketika mendengar jika Mawar hamil Anak Rahman.
"Baik kalau itu mau kamu Mas, sekarang juga jatuhkan talak kepadaku, karena aku tidak mungkin menerima Adik kandungku sendiri menjadi maduku," ujar Laras yang memilih untuk berpisah.
Rahman terlihat bingung ketika mendengar Laras meminta cerai, karena selama ini Laras yang sudah menjadi tulang punggung keluarga, sehingga Rahman diam mematung mendengar permintaan istrinya tersebut.
"Mas Rahman kenapa sih malah diam saja? Mas Rahman kan sudah janji mau menikahi aku, aku tidak mau kalau sampai hamil di luar nikah. Lebih baik aku gugurkan saja kandunganku kalau Mas Rahman tidak mau bertanggung jawab," ancam Mawar.
"Sayang, kamu tenang dulu ya, nanti kita bicarakan semuanya." ujar Rahman, kemudian memakai bajunya terlebih dahulu sebelum menghampiri Laras yang saat ini terlihat mengemasi pakaiannya dan juga pakaian Anaknya.
"Laras, kita bisa membicarakan semuanya baik-baik, aku minta maaf karena telah mengkhianati pernikahan kita, tapi aku harap kamu mengijinkan aku untuk berpoligami. Kamu pasti tidak mau kan kalau Mawar melahirkan tanpa seorang Ayah? bagaimanapun juga Mawar adalah Adik kandung kamu," ujar Rahman mencoba merayu Laras, bahkan Rahman memeluk tubuh Laras dari belakang.
"Lepaskan tangan kotormu dari tubuhku Rahman !! aku merasa jijik dengan kelakuanmu yang seperti binatang. Terserah apa yang akan kalian berdua lakukan, aku sudah tidak peduli lagi, karena sekarang juga aku akan memenuhi keinginan kalian untuk ke luar dari rumah ini. Kamu bilang dia Adikku? seorang Adik tidak akan mungkin tega merebut Suami Kakaknya sendiri," teriak Laras yang sudah bertekad untuk bercerai dengan Rahman.
"Laras, kamu pikirkan semuanya baik-baik, kalau kita bercerai nanti Daffa yang akan menjadi korbannya," ujar Rahman.
"Aku tau jika Anak yang akan menjadi korban perceraian kedua orangtuanya, tapi seharusnya kamu memikirkan semua itu sebelum kamu berselingkuh Mas. Sekarang semuanya sudah terlambat, karena aku tetap akan memilih untuk bercerai."
Mawar yang sudah memakai pakaian kini memeluk tubuh Rahman, karena Mawar takut jika Rahman tidak menikahinya.
"Mas Rahman sebaiknya Mas ceraikan saja Kak Laras. Nanti, setelah Mawar melahirkan, Mawar akan mencari pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarga kecil kita. Lagian Mas lihat baik-baik wajah Kak Laras yang sudah keriput, jauh berbeda jika dibandingkan dengan Mawar yang masih muda dan cantik," ujar Mawar dengan bergelayut manja kepada Rahman.
"Kamu tega Mawar, ternyata kamu tidak punya hati, padahal selama ini Kakak selalu tulus menyayangi kamu, tapi ini balasan yang kamu berikan kepada Kakak?" ucap Laras dengan lirih.
Mawar seakan tuli dan tidak mendengar perkataan Laras, bahkan hatinya tidak bergetar sedikit pun karena saat ini rasa cintanya kepada Rahman telah membutakan mata dan hati Mawar.
"Mas, sekarang juga Mas Rahman jatuhkan talak kepada Laras, supaya Laras bisa pergi dengan bebas. Mas Rahman tenang saja, karena Laras tidak akan meminta sepeser pun uang dari Mas Rahman. Biarkan Laras dan Daffa pergi dari kehidupan Mas Rahman, biarkan kami bahagia, karena luka yang Mas torehkan begitu dalam sehingga tidak bisa Laras maafkan lagi."
Rahman merasa berat untuk menceraikan Laras, tapi Mawar terus saja mendesaknya, sampai akhirnya kata talak itu jatuh juga.
"Aku Rahman Hermawan, menjatuhkan talak tiga kepada Larasati, dan saat ini aku dan Laras sudah bukan Suami istri lagi," ucap Rahman dengan mulut bergetar, sedangkan Mawar tersenyum penuh kemenangan.
"Terimakasih atas luka yang telah kalian berikan untukku, tapi kalian harus ingat, Tuhan tidak pernah tidur, dan kalian pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas pengkhianatan yang telah kalian berdua lakukan," ujar Laras yang sudah benar-benar sakit hati terhadap Adik dan Suaminya.
Laras memutuskan untuk mengambil Daffa dari rumah Mertuanya, karena Rahman sering menitipkan Daffa di sana.
Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya menemani langkah Laras yang ke luar dari rumah yang selama ini selalu dia anggap sebagai Surga.
Selama ini aku selalu menganggap rumah tanggaku seperti di dalam Surga, karena aku dan Mas Rahman tidak pernah bertengkar selama kami menikah, tapi ternyata Mas Rahman dan Mawar telah membuat semuanya menjadi seperti di dalam Neraka. Mungkin ini adalah keputusan terbaik, karena aku tidak ingin selamanya hidup di dalam Neraka yang telah dibuat oleh Suami dan Adik kandungku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Soraya
qu mampir thor
2024-07-19
1
Jane
baru awal, tapi sudah mantap seperti ini jln ceritanya, tegas, aku suka
2023-06-01
2
linamaulina18
bagus Laras bravo👏👏👏👏
2023-05-18
1