Satu Ranjang, Tiga Nyawa

Satu Ranjang, Tiga Nyawa

Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )

"Apa yang sedang kalian lakukan?" teriak Larasati saat masuk ke dalam kamarnya.

Hati Laras rasanya hancur berkeping-keping ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri Suami dan Adik kandungnya tengah bercumbu di dalam kamarnya, bahkan di atas ranjang tidurnya.

"Laras, maaf, tapi kami berdua saling mencintai," ucap Rahman dengan memeluk tubuh Mawar, dan saat ini keduanya masih sama-sama polos.

Laras menjatuhkan tubuhnya mendengar perkataan yang ke luar dari mulut Suaminya, dan akhirnya tangis Laras pun pecah.

"Kenapa kalian tega melakukan semua ini kepadaku? apa salahku Mas? selama ini aku sudah berusaha menjadi istri dan Ibu yang baik, bahkan aku rela membanting tulang menjadi tulang punggung keluarga demi menghidupi keluarga kecil kita karena kamu kena PHK, dan sampai saat ini kamu masih belum memiliki pekerjaan," ujar Laras yang tidak mengira jika Suaminya tega berselingkuh, bahkan lebih parahnya dengan Adik kandungnya sendiri.

"Kak, apa salah jika kami saling mencintai? selama ini Kakak selalu sibuk bekerja, tapi Kakak tidak bisa melayani Suami Kakak dengan baik. Jadi, jangan salahkan Mas Rahman jika Mas Rahman mencari kehangatan dari perempuan lain," ujar Mawar.

"Mawar, apa kamu sadar dengan yang kamu katakan? selama ini aku bekerja demi memenuhi kebutuhan kamu juga, bahkan aku yang sudah membesarkan kamu dengan tanganku sendiri. Apa ini balasan yang kalian berikan untukku?" tanya Laras dengan berderai airmata.

"Jadi selama ini Kakak tidak ikhlas membesarkanku? Kakak tenang saja, nanti kalau aku sudah lulus kuliah, aku akan mencari pekerjaan, dan aku pasti akan mengganti semua uang yang telah Kakak keluarkan selama ini," teriak Mawar dengan lantangnya.

"Kalian berdua ternyata tidak punya hati, dan selama ini ternyata aku bodoh karena telah membesarkan Mawar berduri yang akhirnya menusuk dalam rumah tangga Kakaknya sendiri."

"Laras, kamu jangan menyalahkan Mawar, karena aku yang terlebih dahulu sudah jatuh cinta kepadanya," ujar Rahman.

"Sekejam-kejamnya lelaki Buaya, tapi tak sekejam dirimu yang bejat Rahman. Aku bisa menerima jika kamu berselingkuh dengan perempuan lain, tapi kenapa harus Mawar? kenapa harus Adikku? bisa-bisanya kamu menjadikan satu ranjang tiga nyawa dalam pernikahan kita. Sekarang juga kalian pergi dari rumahku !!" teriak Laras yang sudah tidak bisa menahan semuanya lagi.

"Kamu tidak bisa mengusir kami begitu saja, aku juga ikut andil dalam membangun rumah ini. Jadi, sebaiknya kamu saja yang ke luar dari rumah ini, apalagi sekarang Mawar juga sedang hamil Anakku, dan aku akan segera menikahinya," ujar Rahman yang tidak terima karena Laras mengusirnya.

Degg

Jantung Laras rasanya berhenti berdetak ketika mendengar jika Mawar hamil Anak Rahman.

"Baik kalau itu mau kamu Mas, sekarang juga jatuhkan talak kepadaku, karena aku tidak mungkin menerima Adik kandungku sendiri menjadi maduku," ujar Laras yang memilih untuk berpisah.

Rahman terlihat bingung ketika mendengar Laras meminta cerai, karena selama ini Laras yang sudah menjadi tulang punggung keluarga, sehingga Rahman diam mematung mendengar permintaan istrinya tersebut.

"Mas Rahman kenapa sih malah diam saja? Mas Rahman kan sudah janji mau menikahi aku, aku tidak mau kalau sampai hamil di luar nikah. Lebih baik aku gugurkan saja kandunganku kalau Mas Rahman tidak mau bertanggung jawab," ancam Mawar.

"Sayang, kamu tenang dulu ya, nanti kita bicarakan semuanya." ujar Rahman, kemudian memakai bajunya terlebih dahulu sebelum menghampiri Laras yang saat ini terlihat mengemasi pakaiannya dan juga pakaian Anaknya.

"Laras, kita bisa membicarakan semuanya baik-baik, aku minta maaf karena telah mengkhianati pernikahan kita, tapi aku harap kamu mengijinkan aku untuk berpoligami. Kamu pasti tidak mau kan kalau Mawar melahirkan tanpa seorang Ayah? bagaimanapun juga Mawar adalah Adik kandung kamu," ujar Rahman mencoba merayu Laras, bahkan Rahman memeluk tubuh Laras dari belakang.

"Lepaskan tangan kotormu dari tubuhku Rahman !! aku merasa jijik dengan kelakuanmu yang seperti binatang. Terserah apa yang akan kalian berdua lakukan, aku sudah tidak peduli lagi, karena sekarang juga aku akan memenuhi keinginan kalian untuk ke luar dari rumah ini. Kamu bilang dia Adikku? seorang Adik tidak akan mungkin tega merebut Suami Kakaknya sendiri," teriak Laras yang sudah bertekad untuk bercerai dengan Rahman.

"Laras, kamu pikirkan semuanya baik-baik, kalau kita bercerai nanti Daffa yang akan menjadi korbannya," ujar Rahman.

"Aku tau jika Anak yang akan menjadi korban perceraian kedua orangtuanya, tapi seharusnya kamu memikirkan semua itu sebelum kamu berselingkuh Mas. Sekarang semuanya sudah terlambat, karena aku tetap akan memilih untuk bercerai."

Mawar yang sudah memakai pakaian kini memeluk tubuh Rahman, karena Mawar takut jika Rahman tidak menikahinya.

"Mas Rahman sebaiknya Mas ceraikan saja Kak Laras. Nanti, setelah Mawar melahirkan, Mawar akan mencari pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarga kecil kita. Lagian Mas lihat baik-baik wajah Kak Laras yang sudah keriput, jauh berbeda jika dibandingkan dengan Mawar yang masih muda dan cantik," ujar Mawar dengan bergelayut manja kepada Rahman.

"Kamu tega Mawar, ternyata kamu tidak punya hati, padahal selama ini Kakak selalu tulus menyayangi kamu, tapi ini balasan yang kamu berikan kepada Kakak?" ucap Laras dengan lirih.

Mawar seakan tuli dan tidak mendengar perkataan Laras, bahkan hatinya tidak bergetar sedikit pun karena saat ini rasa cintanya kepada Rahman telah membutakan mata dan hati Mawar.

"Mas, sekarang juga Mas Rahman jatuhkan talak kepada Laras, supaya Laras bisa pergi dengan bebas. Mas Rahman tenang saja, karena Laras tidak akan meminta sepeser pun uang dari Mas Rahman. Biarkan Laras dan Daffa pergi dari kehidupan Mas Rahman, biarkan kami bahagia, karena luka yang Mas torehkan begitu dalam sehingga tidak bisa Laras maafkan lagi."

Rahman merasa berat untuk menceraikan Laras, tapi Mawar terus saja mendesaknya, sampai akhirnya kata talak itu jatuh juga.

"Aku Rahman Hermawan, menjatuhkan talak tiga kepada Larasati, dan saat ini aku dan Laras sudah bukan Suami istri lagi," ucap Rahman dengan mulut bergetar, sedangkan Mawar tersenyum penuh kemenangan.

"Terimakasih atas luka yang telah kalian berikan untukku, tapi kalian harus ingat, Tuhan tidak pernah tidur, dan kalian pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas pengkhianatan yang telah kalian berdua lakukan," ujar Laras yang sudah benar-benar sakit hati terhadap Adik dan Suaminya.

Laras memutuskan untuk mengambil Daffa dari rumah Mertuanya, karena Rahman sering menitipkan Daffa di sana.

Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya menemani langkah Laras yang ke luar dari rumah yang selama ini selalu dia anggap sebagai Surga.

Selama ini aku selalu menganggap rumah tanggaku seperti di dalam Surga, karena aku dan Mas Rahman tidak pernah bertengkar selama kami menikah, tapi ternyata Mas Rahman dan Mawar telah membuat semuanya menjadi seperti di dalam Neraka. Mungkin ini adalah keputusan terbaik, karena aku tidak ingin selamanya hidup di dalam Neraka yang telah dibuat oleh Suami dan Adik kandungku sendiri.

Terpopuler

Comments

Jane

Jane

baru awal, tapi sudah mantap seperti ini jln ceritanya, tegas, aku suka

2023-06-01

2

linamaulina18

linamaulina18

bagus Laras bravo👏👏👏👏

2023-05-18

1

linamaulina18

linamaulina18

silahkan senyum2 mawar nanti kalian bklan kena karma nya

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2 Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3 Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4 Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5 Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6 Bab 6 ( Istri durhaka )
7 Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8 Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9 Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10 Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11 Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12 Bab 12 ( Takdir cintaku )
13 Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14 Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15 Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16 Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17 Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18 Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19 Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20 Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21 Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22 Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23 Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24 Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25 Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26 Bab 26 ( Bersikap tegas )
27 Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28 Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29 Bab 29 ( Teman curhat )
30 Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31 Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32 Bab 32 ( Selingkuh )
33 Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34 Bab 34 ( Laras Hamil )
35 Bab 35 ( Suami Siaga )
36 Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37 Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38 Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39 Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40 Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41 Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42 Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43 Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44 Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45 Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46 Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47 Bab 47 ( Rencana Liburan )
48 Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49 Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50 Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51 Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52 Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53 Bab 53 ( Tanda lahir )
54 Bab 54 ( Tes DNA )
55 Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56 Bab 56 ( Serangan jantung )
57 Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58 Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59 Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60 Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61 Bab 61 ( Karma Mawar )
62 Bab 62 ( Anya hamil )
63 Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64 Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65 Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66 Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67 Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68 Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69 Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70 Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71 Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72 Bab 72 ( Lamaran Arman )
73 Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74 Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75 Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76 Bab 76 ( Berdebat )
77 Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78 Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79 Bab 79 ( Saling pengertian )
80 Bab 80 ( Awal penderitaan )
81 Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82 Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83 Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84 Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85 Bab 85 ( Dikira pengemis )
86 Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87 Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88 Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89 Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90 Bab 90 ( Selingkuh )
91 Bab 91 ( Berbagi Suami )
92 Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93 Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94 Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95 Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96 Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97 Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98 Bab 98 ( Olahraga sore )
99 Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100 Bab 100 ( Kekasih gelap )
101 Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102 Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103 Bab 103 ( Rumah baru )
104 Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105 Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106 Bab 106 ( Semakin curiga )
107 Bab 107 ( Sakit )
108 Bab 108 ( Positif )
109 Bab 109 ( Hamil )
110 Bab 110 ( Anak durhaka )
111 Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112 Bab 112 ( Mulai curiga )
113 Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114 Bab 114 ( Tidak berdaya )
115 Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116 Bab 116 ( Tertangkap basah )
117 Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118 Bab 118 ( Terkena stroke )
119 Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120 Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121 Bab 121 ( Hilang ingatan )
122 Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123 Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124 Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125 Bab 125 ( Patah hati )
126 Bab 126 ( Manusia gerobak )
127 Bab 127 ( Melahirkan )
128 Bab 128 ( Bayi cacat )
129 Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130 Bab 130 ( Rencana perceraian )
131 Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132 Bab 132 ( Donor darah )
133 Bab 133 ( Talak tiga )
134 Bab 134 ( Menyerah )
135 Bab 135 ( Kecelakaan )
136 Bab 136 ( Hukuman )
137 Bab 137 ( Hamil )
138 Bab 138 ( Putus asa )
139 Bab 139 ( Menjadi ART )
140 Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141 Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142 Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143 Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144 Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145 Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146 Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )
147 Bab 147 ( Meninggal dunia )
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2
Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3
Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4
Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5
Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6
Bab 6 ( Istri durhaka )
7
Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8
Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9
Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10
Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11
Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12
Bab 12 ( Takdir cintaku )
13
Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14
Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15
Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16
Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17
Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18
Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19
Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20
Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21
Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22
Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23
Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24
Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25
Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26
Bab 26 ( Bersikap tegas )
27
Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28
Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29
Bab 29 ( Teman curhat )
30
Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31
Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32
Bab 32 ( Selingkuh )
33
Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34
Bab 34 ( Laras Hamil )
35
Bab 35 ( Suami Siaga )
36
Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37
Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38
Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39
Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40
Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41
Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42
Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43
Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44
Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45
Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46
Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47
Bab 47 ( Rencana Liburan )
48
Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49
Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50
Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51
Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52
Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53
Bab 53 ( Tanda lahir )
54
Bab 54 ( Tes DNA )
55
Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56
Bab 56 ( Serangan jantung )
57
Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58
Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59
Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60
Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61
Bab 61 ( Karma Mawar )
62
Bab 62 ( Anya hamil )
63
Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64
Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65
Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66
Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67
Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68
Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69
Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70
Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71
Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72
Bab 72 ( Lamaran Arman )
73
Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74
Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75
Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76
Bab 76 ( Berdebat )
77
Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78
Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79
Bab 79 ( Saling pengertian )
80
Bab 80 ( Awal penderitaan )
81
Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82
Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83
Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84
Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85
Bab 85 ( Dikira pengemis )
86
Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87
Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88
Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89
Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90
Bab 90 ( Selingkuh )
91
Bab 91 ( Berbagi Suami )
92
Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93
Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94
Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95
Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96
Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97
Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98
Bab 98 ( Olahraga sore )
99
Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100
Bab 100 ( Kekasih gelap )
101
Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102
Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103
Bab 103 ( Rumah baru )
104
Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105
Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106
Bab 106 ( Semakin curiga )
107
Bab 107 ( Sakit )
108
Bab 108 ( Positif )
109
Bab 109 ( Hamil )
110
Bab 110 ( Anak durhaka )
111
Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112
Bab 112 ( Mulai curiga )
113
Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114
Bab 114 ( Tidak berdaya )
115
Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116
Bab 116 ( Tertangkap basah )
117
Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118
Bab 118 ( Terkena stroke )
119
Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120
Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121
Bab 121 ( Hilang ingatan )
122
Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123
Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124
Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125
Bab 125 ( Patah hati )
126
Bab 126 ( Manusia gerobak )
127
Bab 127 ( Melahirkan )
128
Bab 128 ( Bayi cacat )
129
Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130
Bab 130 ( Rencana perceraian )
131
Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132
Bab 132 ( Donor darah )
133
Bab 133 ( Talak tiga )
134
Bab 134 ( Menyerah )
135
Bab 135 ( Kecelakaan )
136
Bab 136 ( Hukuman )
137
Bab 137 ( Hamil )
138
Bab 138 ( Putus asa )
139
Bab 139 ( Menjadi ART )
140
Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141
Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142
Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143
Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144
Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145
Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146
Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )
147
Bab 147 ( Meninggal dunia )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!