Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )

Pov Laras

Namaku Larasati, hari ini usiaku tepat 30 tahun. Aku baru menikah selama tiga tahun, dan memiliki bayi yang baru berusia 7 bulan.

Aku memiliki Suami yang bernama Rahman, dan kami berdua saling mencintai. Mas Rahman adalah sosok yang romantis dan bertanggung jawab. Aku bahagia karena setelah aku menikah dengannya, Mas Rahman menyuruhku untuk berhenti bekerja, jadi aku tidak perlu terus-terusan membanting tulang dan berjuang sendirian lagi, apalagi rumah tangga kami berjalan dengan harmonis.

Setelah lima bulan kami berumah tangga, ternyata ujian datang dalam rumah tangga kami, dan Mas Rahman terkena PHK, sampai akhirnya aku memutuskan untuk kembali bekerja di Pabrik.

Sampai saat ini Mas Rahman masih belum juga mendapatkan pekerjaan, apalagi aku masih harus membiayai kuliah Adikku yang bernama Mawar. Akan tetapi, aku tidak mempermasalahkannya, karena Mas Rahman selalu membantu pekerjaanku di rumah, Mas Rahman juga selalu mengantar jemput aku saat bekerja, bahkan aku tidak perlu menyewa jasa Baby Suster, karena dengan senang hati Mas Rahman menjaga Anak kami saat aku pergi bekerja.

Aku dan Mawar adalah Anak Yatim Piatu, orangtua kami meninggal karena kecelakaan. Saat itu aku baru berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SMA, sedangkan Mawar baru berusia 10 tahun, dan duduk di bangku kelas 4 SD.

Aku terpaksa putus Sekolah dan memilih untuk bekerja demi menyambung hidup serta membiayai Sekolah Adikku, dan Aku bahagia perjuanganku tidak sia-sia, karena aku bisa menyekolahkan Mawar sampai kuliah, dan tinggal satu semester lagi Mawar akan menjadi seorang Sarjana.

Hari ini aku pulang siang dari tempat kerjaku, karena di Pabrik tempat aku bekerja mengalami mati lampu, sehingga semua Karyawan akhirnya dipulangkan.

Aku pulang dengan perasaan bahagia, karena Mas Rahman berjanji akan merayakan Ulang tahunku dengan mengajak aku untuk makan malam di luar, sebab Mas Rahman bilang kalau hari ini Mas Rahman akan mendapatkan komisi dari hasil membantu menjual tanah milik saudaranya.

Setelah sampai rumah, Aku membuka pintu rumah secara perlahan, karena aku ingin memberikan kejutan untuk Mas Rahman, tapi saat ini rumah terlihat sepi, dan aku berpikir kalau Mas Rahman sedang membawa main Anak kami ke rumah kedua orangtuanya.

"Mungkin Mas Rahman membawa Daffa main ke rumah Ibu, makanya rumah sepi. Mawar juga sepertinya sedang main ke luar, karena hari ini Mawar sedang libur kuliah," gumamku saat memasuki rumah, sampai akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Deg..deg..deg..

Jantungku berdetak kencang ketika aku tiba di depan kamarku, karena saat ini aku mendengar suara dessahan dan errangan yang bersahutan dari dalam kamarku.

Pada awalnya aku menampik semua yang aku dengar, karena selama ini aku tidak pernah mempunyai pikiran buruk terhadap Suamiku, dan aku berharap jika itu hanya suara dari video yang diputar oleh Suamiku saja, sampai akhirnya secara perlahan aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamar, meski pun dengan tangan yang gemetar.

Mataku terbelalak ketika melihat Suami dan Adik kandungku sedang bercumbu di atas ranjang yang selama ini aku dan Mas Rahman tiduri. Aku bagai tersambar petir di siang bolong, dan rasanya duniaku hancur seketika, karena pada akhirnya aku mendapatkan kado yang paling menyakitkan di hari ulang tahunku, yaitu dengan mengetahui perselingkuhan Suami dan Adik kandungku sendiri.

Sedikit pun aku tidak pernah mengira jika Suami dan Adikku telah berselingkuh, bahkan saat ini Mawar sedang hamil Anak Mas Rahman.

Aku meminta cerai kepada Mas Rahman, bahkan aku mengusir mereka dari rumahku, karena aku tidak akan sanggup apabila harus dimadu dengan Adikku sendiri, tapi Mas Rahman malah mengusirku, karena dia juga merasa mempunyai jasa saat membangun rumah kami.

Aku yang sudah tidak kuat dengan kenyataan pahit yang menimpa hidupku, akhirnya memutuskan untuk ke luar dari rumah yang selama tiga tahun ini aku tinggali, dan aku meminta cerai kepada Mas Rahman, meski pun pada awalnya Mas Rahman tidak mau menceraikanku, mungkin karena selama ini aku yang sudah menjadi tulang punggung keluarga, sehingga dia takut jika harus memenuhi kebutuhan Mawar, apalagi saat ini Mas Rahman masih belum mendapatkan pekerjaan tetap.

Keputusanku telah bulat untuk bercerai dari Mas Rahman, sampai akhirnya Mas Rahman menjatuhkan talak tiga kepadaku karena desakan dari Mawar.

Aku tidak pernah mengira jika selama ini Adik kandungku sendiri telah menjadi duri dalam rumah tanggaku, tapi aku akan berusaha untuk kuat demi Daffa Anakku, dan aku akan membuka lembaran baru dengan membawa Daffa pergi jauh dari tempat tinggalku sekarang ini, juga dari Neraka yang sudah diciptakan oleh Mawar dan Mas Rahman.

Hujan turun dengan derasnya menemani langkahku saat ke luar dari rumah yang selama tiga tahun aku tinggali dengan Mas Rahman dan Mawar, dan aku terus melangkahkan kaki menuju rumah Mertuaku untuk mengambil Daffa.

Ketika aku berada di depan pintu rumah, aku tidak sengaja mendengar percakapan kedua Mertuaku, dan aku begitu terkejut ketika mereka membicarakan tentang Aku, Mas Rahman, dan juga Mawar.

"Bu, kenapa Rahman lama sekali pulang ke rumah? untung saja Daffa masih tidur," tanya Bapak Mertuaku.

"Palingan juga si Rahman lagi e*na-e*na sama si Mawar, Pak." Jawab Ibu Mertuaku dengan entengnya.

Degg

Jantungku berdetak kencang, karena ternyata selama ini orangtua Mas Rahman mengetahui jika Anaknya telah berselingkuh.

"Kasihan Laras, selama ini Anak kita sudah selingkuh dengan Adik kandung Laras sendiri, padahal Laras sudah membanting tulang untuk menghidupi keluarga kecilnya, bahkan selama ini Laras yang mencari uang untuk kuliah Mawar," ujar Bapak Mertuaku.

"Salah Laras sendiri Pak, jadi istri kok tidak bisa melayani Suaminya, wajar saja jika Anak kita mencari kehangatan dari perempuan lain, seandainya Laras tidak bekerja, Ibu juga tidak mau mempunyai Menantu kampungan seperti dia," ujar Ibu Mertuaku.

Dadaku terasa sesak ketika mendengar perkataan Ibu Mertuaku, padahal selama ini aku juga bekerja untuk menghidupi Anaknya, dan hatiku rasanya sakit bagai tertusuk ribuan duri, karena selama ini ternyata aku sudah mereka bohongi, padahal di depanku mereka selalu bersikap baik, tapi ternyata mereka sudah menusukku dari belakang.

Aku sudah tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibu Mertuaku yang terus saja menjelek-jelekan aku, sampai akhirnya aku menerobos masuk ke dalam rumah untuk mengambil Daffa.

"La_laras, kenapa kamu tidak sopan sekali masuk rumah bukannya ngucapin Salam, malah menerobos masuk begitu saja?" ujar Ibu Mertuaku dengan wajah yang terlihat pucat seperti maling yang kepergok.

"Bu, selama ini Laras sudah menganggap Ibu dan Bapak sebagai orangtua kandung Laras sendiri karena Laras sudah tidak mempunyai orangtua, tapi ternyata selama ini Ibu tidak pernah menganggap Laras sebagai Anak Ibu, bahkan Ibu sudah mendukung Mas Rahman berbuat Zina dengan Adik kandung Laras sendiri. Dimana hati nurani Ibu sebagai seorang perempuan? bagaimana kalau semua itu terjadi kepada Ibu atau Anak perempuan Ibu?"

Terpopuler

Comments

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

mertua lucknut

2023-10-23

1

Lina Suwanti

Lina Suwanti

mampir Thor,,baca prolognya penasaran..... padahal suka sedih campur gemes klo baca perselingkuhan n pelakornya msh keluarga

2023-10-10

2

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Ya ampun br smp bab dua aja, cerita Kak Rini ngeri2 sedap.....

2023-05-06

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2 Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3 Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4 Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5 Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6 Bab 6 ( Istri durhaka )
7 Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8 Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9 Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10 Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11 Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12 Bab 12 ( Takdir cintaku )
13 Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14 Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15 Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16 Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17 Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18 Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19 Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20 Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21 Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22 Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23 Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24 Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25 Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26 Bab 26 ( Bersikap tegas )
27 Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28 Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29 Bab 29 ( Teman curhat )
30 Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31 Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32 Bab 32 ( Selingkuh )
33 Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34 Bab 34 ( Laras Hamil )
35 Bab 35 ( Suami Siaga )
36 Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37 Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38 Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39 Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40 Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41 Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42 Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43 Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44 Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45 Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46 Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47 Bab 47 ( Rencana Liburan )
48 Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49 Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50 Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51 Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52 Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53 Bab 53 ( Tanda lahir )
54 Bab 54 ( Tes DNA )
55 Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56 Bab 56 ( Serangan jantung )
57 Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58 Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59 Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60 Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61 Bab 61 ( Karma Mawar )
62 Bab 62 ( Anya hamil )
63 Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64 Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65 Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66 Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67 Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68 Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69 Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70 Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71 Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72 Bab 72 ( Lamaran Arman )
73 Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74 Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75 Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76 Bab 76 ( Berdebat )
77 Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78 Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79 Bab 79 ( Saling pengertian )
80 Bab 80 ( Awal penderitaan )
81 Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82 Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83 Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84 Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85 Bab 85 ( Dikira pengemis )
86 Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87 Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88 Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89 Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90 Bab 90 ( Selingkuh )
91 Bab 91 ( Berbagi Suami )
92 Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93 Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94 Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95 Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96 Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97 Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98 Bab 98 ( Olahraga sore )
99 Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100 Bab 100 ( Kekasih gelap )
101 Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102 Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103 Bab 103 ( Rumah baru )
104 Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105 Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106 Bab 106 ( Semakin curiga )
107 Bab 107 ( Sakit )
108 Bab 108 ( Positif )
109 Bab 109 ( Hamil )
110 Bab 110 ( Anak durhaka )
111 Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112 Bab 112 ( Mulai curiga )
113 Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114 Bab 114 ( Tidak berdaya )
115 Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116 Bab 116 ( Tertangkap basah )
117 Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118 Bab 118 ( Terkena stroke )
119 Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120 Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121 Bab 121 ( Hilang ingatan )
122 Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123 Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124 Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125 Bab 125 ( Patah hati )
126 Bab 126 ( Manusia gerobak )
127 Bab 127 ( Melahirkan )
128 Bab 128 ( Bayi cacat )
129 Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130 Bab 130 ( Rencana perceraian )
131 Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132 Bab 132 ( Donor darah )
133 Bab 133 ( Talak tiga )
134 Bab 134 ( Menyerah )
135 Bab 135 ( Kecelakaan )
136 Bab 136 ( Hukuman )
137 Bab 137 ( Hamil )
138 Bab 138 ( Putus asa )
139 Bab 139 ( Menjadi ART )
140 Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141 Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142 Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143 Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144 Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145 Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146 Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )
147 Bab 147 ( Meninggal dunia )
148 Bab 148 ( Balasan yang setimpal )
149 Bab 149 ( Kesetiaan cinta )
150 Bab 150 ( Anak pembawa berkah )
151 Bab 151 ( Pengorbanan seorang Ibu )
152 Bab 152 ( Ceraikan Nisa )
153 Bab 153 ( Hidup memiliki pilihan )
154 Bab 154 ( Akhir hidup Pelakor )
155 Bab 155 ( Membuka lembaran baru )
156 Bab 156 ( Resmi bercerai )
157 Bab 157 ( Kesucian yang terenggut )
158 Bab 158 ( Lamaran Aslan )
159 Bab 159 ( Hancurnya persahabatan )
160 Bab 160 ( Sahabat sejati )
161 Bab 161 ( Selamat jalan Anggi )
162 Bab 162 ( Mengetahui keberadaan Nisa )
163 Bab 163 ( Menjadi badut )
164 Bab 164 ( Ikatan batin )
165 Bab 165 ( Melepas dengan ikhlas )
166 Bab 166 ( Hari pertama bekerja )
167 Bab 167 ( Akhir dari kesombongan )
168 Bab 168 ( Demam )
169 Bab 169 ( Takdir cinta )
170 Bab 170 ( Mengukir kenangan )
171 Bab 171 ( Tidak memiliki Ayah )
172 Bab 172 ( Ayah )
173 Bab 173 ( Kepulangan Aslan )
174 Bab 174 ( Hari pernikahan )
175 Bab 175 ( Pengorbanan Aslan )
176 Bab 176 ( Tragedi )
177 Bab 177 ( Memilih keluarga Aslan )
178 Bab 178 ( Hasutan Oma Linda )
179 Bab 179 ( Lamaran Rayyan )
180 Bab 180 ( Pangeran berkuda putih )
181 Bab 181 ( Antara dendam dan cinta )
182 Bab 182 ( Patah hati )
183 Bab 183 ( Cinta tidak harus saling memiliki )
184 Bab 184 ( Bertepuk sebelah tangan )
185 Bab 185 ( Pindah ke Surabaya )
186 Bab 186 ( Baru permulaan )
187 Bab 187 ( Bukan sandiwara )
188 Bab 188 ( Perempuan terbaik )
189 Bab 189 ( Mantan terindah )
190 Bab 190 ( Kesalahan yang fatal )
191 Bab 191 ( Harus bertanggung jawab )
192 Bab 192 ( Menolak tanggung jawab Rayyan )
193 Bab 193 ( Telat datang bulan )
194 Bab 194 ( Kehadiran orang ketiga )
195 Bab 195 ( Hamil enam minggu )
196 Bab 196 ( Lepas dari tanggung jawab )
197 Bab 197 ( Perjanjian nikah kontrak )
198 Bab 198 ( Kandas )
199 Bab 199 ( Menjadi saudara ipar )
200 Bab 200 ( Separuh jiwa ku pergi )
201 Bab 201 ( Ipar adalah maut )
202 Bab 202 ( Keguguran )
203 Bab 203 ( Surat persetujuan aborsi )
204 Di Ujung Penantian Ku, By Rini Antika
205 Bab 205 ( Jatuhnya talak )
206 Bab 206 ( Ancaman Anton )
207 Bab 207 ( Dukungan Raja )
208 Bab 208 ( Menumbalkan Marlina )
209 Bab 209 ( Antara cinta dan luka )
210 Bab 210 ( Lentera cinta )
211 Bab 211 ( Tidak ada jalan untuk kembali )
212 Kesucian Yang Ternoda By Rini Antika
213 Bab 213 ( Selamat tinggal )
214 Bab 214 ( Nasi telah menjadi bubur )
215 Bab 215 ( Penyesalan Risna )
216 Bab 216 ( Air susu dibalas air tuba )
217 Bab 217 ( Kegagalan adalah kunci keberhasilan )
218 Bab 218 ( Senandung keikhlasan )
219 Suamiku Boneka Keluarganya
220 Bab 220 ( Pernikahan tanpa cinta )
221 Bab 221 ( Keinginan terakhir )
222 Bab 222 ( Promosi novel Suamiku Boneka Keluarganya )
223 Bab 223 ( Kematian adalah awal kehidupan )
224 Bab 224 ( Kontrak seumur hidup )
225 Bab 225 ( Akhir semuanya )
226 Selimut Tetangga
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2
Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3
Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4
Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5
Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6
Bab 6 ( Istri durhaka )
7
Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8
Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9
Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10
Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11
Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12
Bab 12 ( Takdir cintaku )
13
Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14
Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15
Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16
Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17
Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18
Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19
Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20
Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21
Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22
Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23
Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24
Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25
Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26
Bab 26 ( Bersikap tegas )
27
Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28
Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29
Bab 29 ( Teman curhat )
30
Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31
Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32
Bab 32 ( Selingkuh )
33
Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34
Bab 34 ( Laras Hamil )
35
Bab 35 ( Suami Siaga )
36
Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37
Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38
Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39
Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40
Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41
Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42
Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43
Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44
Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45
Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46
Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47
Bab 47 ( Rencana Liburan )
48
Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49
Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50
Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51
Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52
Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53
Bab 53 ( Tanda lahir )
54
Bab 54 ( Tes DNA )
55
Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56
Bab 56 ( Serangan jantung )
57
Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58
Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59
Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60
Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61
Bab 61 ( Karma Mawar )
62
Bab 62 ( Anya hamil )
63
Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64
Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65
Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66
Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67
Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68
Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69
Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70
Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71
Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72
Bab 72 ( Lamaran Arman )
73
Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74
Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75
Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76
Bab 76 ( Berdebat )
77
Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78
Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79
Bab 79 ( Saling pengertian )
80
Bab 80 ( Awal penderitaan )
81
Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82
Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83
Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84
Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85
Bab 85 ( Dikira pengemis )
86
Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87
Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88
Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89
Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90
Bab 90 ( Selingkuh )
91
Bab 91 ( Berbagi Suami )
92
Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93
Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94
Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95
Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96
Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97
Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98
Bab 98 ( Olahraga sore )
99
Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100
Bab 100 ( Kekasih gelap )
101
Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102
Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103
Bab 103 ( Rumah baru )
104
Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105
Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106
Bab 106 ( Semakin curiga )
107
Bab 107 ( Sakit )
108
Bab 108 ( Positif )
109
Bab 109 ( Hamil )
110
Bab 110 ( Anak durhaka )
111
Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112
Bab 112 ( Mulai curiga )
113
Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114
Bab 114 ( Tidak berdaya )
115
Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116
Bab 116 ( Tertangkap basah )
117
Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118
Bab 118 ( Terkena stroke )
119
Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120
Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121
Bab 121 ( Hilang ingatan )
122
Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123
Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124
Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125
Bab 125 ( Patah hati )
126
Bab 126 ( Manusia gerobak )
127
Bab 127 ( Melahirkan )
128
Bab 128 ( Bayi cacat )
129
Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130
Bab 130 ( Rencana perceraian )
131
Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132
Bab 132 ( Donor darah )
133
Bab 133 ( Talak tiga )
134
Bab 134 ( Menyerah )
135
Bab 135 ( Kecelakaan )
136
Bab 136 ( Hukuman )
137
Bab 137 ( Hamil )
138
Bab 138 ( Putus asa )
139
Bab 139 ( Menjadi ART )
140
Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141
Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142
Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143
Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144
Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145
Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146
Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )
147
Bab 147 ( Meninggal dunia )
148
Bab 148 ( Balasan yang setimpal )
149
Bab 149 ( Kesetiaan cinta )
150
Bab 150 ( Anak pembawa berkah )
151
Bab 151 ( Pengorbanan seorang Ibu )
152
Bab 152 ( Ceraikan Nisa )
153
Bab 153 ( Hidup memiliki pilihan )
154
Bab 154 ( Akhir hidup Pelakor )
155
Bab 155 ( Membuka lembaran baru )
156
Bab 156 ( Resmi bercerai )
157
Bab 157 ( Kesucian yang terenggut )
158
Bab 158 ( Lamaran Aslan )
159
Bab 159 ( Hancurnya persahabatan )
160
Bab 160 ( Sahabat sejati )
161
Bab 161 ( Selamat jalan Anggi )
162
Bab 162 ( Mengetahui keberadaan Nisa )
163
Bab 163 ( Menjadi badut )
164
Bab 164 ( Ikatan batin )
165
Bab 165 ( Melepas dengan ikhlas )
166
Bab 166 ( Hari pertama bekerja )
167
Bab 167 ( Akhir dari kesombongan )
168
Bab 168 ( Demam )
169
Bab 169 ( Takdir cinta )
170
Bab 170 ( Mengukir kenangan )
171
Bab 171 ( Tidak memiliki Ayah )
172
Bab 172 ( Ayah )
173
Bab 173 ( Kepulangan Aslan )
174
Bab 174 ( Hari pernikahan )
175
Bab 175 ( Pengorbanan Aslan )
176
Bab 176 ( Tragedi )
177
Bab 177 ( Memilih keluarga Aslan )
178
Bab 178 ( Hasutan Oma Linda )
179
Bab 179 ( Lamaran Rayyan )
180
Bab 180 ( Pangeran berkuda putih )
181
Bab 181 ( Antara dendam dan cinta )
182
Bab 182 ( Patah hati )
183
Bab 183 ( Cinta tidak harus saling memiliki )
184
Bab 184 ( Bertepuk sebelah tangan )
185
Bab 185 ( Pindah ke Surabaya )
186
Bab 186 ( Baru permulaan )
187
Bab 187 ( Bukan sandiwara )
188
Bab 188 ( Perempuan terbaik )
189
Bab 189 ( Mantan terindah )
190
Bab 190 ( Kesalahan yang fatal )
191
Bab 191 ( Harus bertanggung jawab )
192
Bab 192 ( Menolak tanggung jawab Rayyan )
193
Bab 193 ( Telat datang bulan )
194
Bab 194 ( Kehadiran orang ketiga )
195
Bab 195 ( Hamil enam minggu )
196
Bab 196 ( Lepas dari tanggung jawab )
197
Bab 197 ( Perjanjian nikah kontrak )
198
Bab 198 ( Kandas )
199
Bab 199 ( Menjadi saudara ipar )
200
Bab 200 ( Separuh jiwa ku pergi )
201
Bab 201 ( Ipar adalah maut )
202
Bab 202 ( Keguguran )
203
Bab 203 ( Surat persetujuan aborsi )
204
Di Ujung Penantian Ku, By Rini Antika
205
Bab 205 ( Jatuhnya talak )
206
Bab 206 ( Ancaman Anton )
207
Bab 207 ( Dukungan Raja )
208
Bab 208 ( Menumbalkan Marlina )
209
Bab 209 ( Antara cinta dan luka )
210
Bab 210 ( Lentera cinta )
211
Bab 211 ( Tidak ada jalan untuk kembali )
212
Kesucian Yang Ternoda By Rini Antika
213
Bab 213 ( Selamat tinggal )
214
Bab 214 ( Nasi telah menjadi bubur )
215
Bab 215 ( Penyesalan Risna )
216
Bab 216 ( Air susu dibalas air tuba )
217
Bab 217 ( Kegagalan adalah kunci keberhasilan )
218
Bab 218 ( Senandung keikhlasan )
219
Suamiku Boneka Keluarganya
220
Bab 220 ( Pernikahan tanpa cinta )
221
Bab 221 ( Keinginan terakhir )
222
Bab 222 ( Promosi novel Suamiku Boneka Keluarganya )
223
Bab 223 ( Kematian adalah awal kehidupan )
224
Bab 224 ( Kontrak seumur hidup )
225
Bab 225 ( Akhir semuanya )
226
Selimut Tetangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!