Pov Laras
Namaku Larasati, hari ini usiaku tepat 30 tahun. Aku baru menikah selama tiga tahun, dan memiliki bayi yang baru berusia 7 bulan.
Aku memiliki Suami yang bernama Rahman, dan kami berdua saling mencintai. Mas Rahman adalah sosok yang romantis dan bertanggung jawab. Aku bahagia karena setelah aku menikah dengannya, Mas Rahman menyuruhku untuk berhenti bekerja, jadi aku tidak perlu terus-terusan membanting tulang dan berjuang sendirian lagi, apalagi rumah tangga kami berjalan dengan harmonis.
Setelah lima bulan kami berumah tangga, ternyata ujian datang dalam rumah tangga kami, dan Mas Rahman terkena PHK, sampai akhirnya aku memutuskan untuk kembali bekerja di Pabrik.
Sampai saat ini Mas Rahman masih belum juga mendapatkan pekerjaan, apalagi aku masih harus membiayai kuliah Adikku yang bernama Mawar. Akan tetapi, aku tidak mempermasalahkannya, karena Mas Rahman selalu membantu pekerjaanku di rumah, Mas Rahman juga selalu mengantar jemput aku saat bekerja, bahkan aku tidak perlu menyewa jasa Baby Suster, karena dengan senang hati Mas Rahman menjaga Anak kami saat aku pergi bekerja.
Aku dan Mawar adalah Anak Yatim Piatu, orangtua kami meninggal karena kecelakaan. Saat itu aku baru berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SMA, sedangkan Mawar baru berusia 10 tahun, dan duduk di bangku kelas 4 SD.
Aku terpaksa putus Sekolah dan memilih untuk bekerja demi menyambung hidup serta membiayai Sekolah Adikku, dan Aku bahagia perjuanganku tidak sia-sia, karena aku bisa menyekolahkan Mawar sampai kuliah, dan tinggal satu semester lagi Mawar akan menjadi seorang Sarjana.
Hari ini aku pulang siang dari tempat kerjaku, karena di Pabrik tempat aku bekerja mengalami mati lampu, sehingga semua Karyawan akhirnya dipulangkan.
Aku pulang dengan perasaan bahagia, karena Mas Rahman berjanji akan merayakan Ulang tahunku dengan mengajak aku untuk makan malam di luar, sebab Mas Rahman bilang kalau hari ini Mas Rahman akan mendapatkan komisi dari hasil membantu menjual tanah milik saudaranya.
Setelah sampai rumah, Aku membuka pintu rumah secara perlahan, karena aku ingin memberikan kejutan untuk Mas Rahman, tapi saat ini rumah terlihat sepi, dan aku berpikir kalau Mas Rahman sedang membawa main Anak kami ke rumah kedua orangtuanya.
"Mungkin Mas Rahman membawa Daffa main ke rumah Ibu, makanya rumah sepi. Mawar juga sepertinya sedang main ke luar, karena hari ini Mawar sedang libur kuliah," gumamku saat memasuki rumah, sampai akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.
Deg..deg..deg..
Jantungku berdetak kencang ketika aku tiba di depan kamarku, karena saat ini aku mendengar suara dessahan dan errangan yang bersahutan dari dalam kamarku.
Pada awalnya aku menampik semua yang aku dengar, karena selama ini aku tidak pernah mempunyai pikiran buruk terhadap Suamiku, dan aku berharap jika itu hanya suara dari video yang diputar oleh Suamiku saja, sampai akhirnya secara perlahan aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamar, meski pun dengan tangan yang gemetar.
Mataku terbelalak ketika melihat Suami dan Adik kandungku sedang bercumbu di atas ranjang yang selama ini aku dan Mas Rahman tiduri. Aku bagai tersambar petir di siang bolong, dan rasanya duniaku hancur seketika, karena pada akhirnya aku mendapatkan kado yang paling menyakitkan di hari ulang tahunku, yaitu dengan mengetahui perselingkuhan Suami dan Adik kandungku sendiri.
Sedikit pun aku tidak pernah mengira jika Suami dan Adikku telah berselingkuh, bahkan saat ini Mawar sedang hamil Anak Mas Rahman.
Aku meminta cerai kepada Mas Rahman, bahkan aku mengusir mereka dari rumahku, karena aku tidak akan sanggup apabila harus dimadu dengan Adikku sendiri, tapi Mas Rahman malah mengusirku, karena dia juga merasa mempunyai jasa saat membangun rumah kami.
Aku yang sudah tidak kuat dengan kenyataan pahit yang menimpa hidupku, akhirnya memutuskan untuk ke luar dari rumah yang selama tiga tahun ini aku tinggali, dan aku meminta cerai kepada Mas Rahman, meski pun pada awalnya Mas Rahman tidak mau menceraikanku, mungkin karena selama ini aku yang sudah menjadi tulang punggung keluarga, sehingga dia takut jika harus memenuhi kebutuhan Mawar, apalagi saat ini Mas Rahman masih belum mendapatkan pekerjaan tetap.
Keputusanku telah bulat untuk bercerai dari Mas Rahman, sampai akhirnya Mas Rahman menjatuhkan talak tiga kepadaku karena desakan dari Mawar.
Aku tidak pernah mengira jika selama ini Adik kandungku sendiri telah menjadi duri dalam rumah tanggaku, tapi aku akan berusaha untuk kuat demi Daffa Anakku, dan aku akan membuka lembaran baru dengan membawa Daffa pergi jauh dari tempat tinggalku sekarang ini, juga dari Neraka yang sudah diciptakan oleh Mawar dan Mas Rahman.
Hujan turun dengan derasnya menemani langkahku saat ke luar dari rumah yang selama tiga tahun aku tinggali dengan Mas Rahman dan Mawar, dan aku terus melangkahkan kaki menuju rumah Mertuaku untuk mengambil Daffa.
Ketika aku berada di depan pintu rumah, aku tidak sengaja mendengar percakapan kedua Mertuaku, dan aku begitu terkejut ketika mereka membicarakan tentang Aku, Mas Rahman, dan juga Mawar.
"Bu, kenapa Rahman lama sekali pulang ke rumah? untung saja Daffa masih tidur," tanya Bapak Mertuaku.
"Palingan juga si Rahman lagi e*na-e*na sama si Mawar, Pak." Jawab Ibu Mertuaku dengan entengnya.
Degg
Jantungku berdetak kencang, karena ternyata selama ini orangtua Mas Rahman mengetahui jika Anaknya telah berselingkuh.
"Kasihan Laras, selama ini Anak kita sudah selingkuh dengan Adik kandung Laras sendiri, padahal Laras sudah membanting tulang untuk menghidupi keluarga kecilnya, bahkan selama ini Laras yang mencari uang untuk kuliah Mawar," ujar Bapak Mertuaku.
"Salah Laras sendiri Pak, jadi istri kok tidak bisa melayani Suaminya, wajar saja jika Anak kita mencari kehangatan dari perempuan lain, seandainya Laras tidak bekerja, Ibu juga tidak mau mempunyai Menantu kampungan seperti dia," ujar Ibu Mertuaku.
Dadaku terasa sesak ketika mendengar perkataan Ibu Mertuaku, padahal selama ini aku juga bekerja untuk menghidupi Anaknya, dan hatiku rasanya sakit bagai tertusuk ribuan duri, karena selama ini ternyata aku sudah mereka bohongi, padahal di depanku mereka selalu bersikap baik, tapi ternyata mereka sudah menusukku dari belakang.
Aku sudah tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibu Mertuaku yang terus saja menjelek-jelekan aku, sampai akhirnya aku menerobos masuk ke dalam rumah untuk mengambil Daffa.
"La_laras, kenapa kamu tidak sopan sekali masuk rumah bukannya ngucapin Salam, malah menerobos masuk begitu saja?" ujar Ibu Mertuaku dengan wajah yang terlihat pucat seperti maling yang kepergok.
"Bu, selama ini Laras sudah menganggap Ibu dan Bapak sebagai orangtua kandung Laras sendiri karena Laras sudah tidak mempunyai orangtua, tapi ternyata selama ini Ibu tidak pernah menganggap Laras sebagai Anak Ibu, bahkan Ibu sudah mendukung Mas Rahman berbuat Zina dengan Adik kandung Laras sendiri. Dimana hati nurani Ibu sebagai seorang perempuan? bagaimana kalau semua itu terjadi kepada Ibu atau Anak perempuan Ibu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
himawatidewi satyawira
mertua lucknut
2023-10-23
1
Lina Suwanti
mampir Thor,,baca prolognya penasaran..... padahal suka sedih campur gemes klo baca perselingkuhan n pelakornya msh keluarga
2023-10-10
2
Lina Zascia Amandia
Ya ampun br smp bab dua aja, cerita Kak Rini ngeri2 sedap.....
2023-05-06
5