Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )

Mawar merasa geram karena sudah merasa dipermalukan oleh Abi.

"Sial, kenapa jadi aku yang dipermalukan," ujar Mawar.

"Mawar, sebaiknya kita pulang saja, gara-gara kamu cari masalah terus dengan Laras, jadi kita kan yang dipermalukan," ujar Rahman.

Pemilik toko menghampiri Mawar ketika melihat Mawar hendak ke luar dari tokonya.

"Mbak, gara-gara Mbak, hampir saja saya celaka, bagaimana kalau Tuan tadi sampai melaporkan saya ke Polisi? Mbak tadi lihat sendiri kan black card yang Suami Nyonya tadi miliki? karena hanya crazy rich yang memiliki kartu tanpa limit seperti itu."

"Kenapa Anda jadi nyalahin saya? saya juga tidak mengenal orang yang tadi, tapi dari penampilannya saja mereka sudah terlihat seperti orang kere."

"Saya baru sadar, jika kita tidak boleh melihat seseorang hanya dari penampilannya saja. Sepertinya Mbak yang tidak bisa membeli baju di toko saya, tapi Mbak sok soan masuk ke sini hanya untuk membuat kekacauan. Sebaiknya sekarang Mbak dan Mas nya pergi dari sini, dan jangan menginjakan kaki kalian di toko milik saya lagi, karena kalau tidak, saya yang akan melaporkan kalian karena sudah membuat kekacauan sehingga mencoreng nama baik toko saya."

"Saya juga tidak sudi belanja di toko Anda, dan Anda jangan menghina saya ya, karena saya lebih kaya dari orang yang tadi," ujar Mawar dengan angkuhnya.

"Kalau begitu buktikan, jangan cuma ngomong doang. Mbak gak punya uang kan untuk membeli baju di toko saya?"

Rahman yang tidak ingin dipermalukan untuk kedua kalinya, akhirnya memaksa Mawar untuk pulang.

"Maaf Bu, sekarang sudah malam, dan saat ini istri saya sedang hamil, jadi kami harus segera pulang. Ayo sayang, sebaiknya kita pulang sekarang," ujar Rahman kemudian membawa Mawar pergi dari toko tersebut, dan semua orang di sana meneriaki Mawar dan Rahman sebagai tukang fitnah dan orang sok kaya.

"Mas, kenapa sih kamu ngajak pulang aku segala? aku kan masih belum puas berbelanja," rengek Mawar.

"Mawar, kamu jangan mempermalukan diri sendiri lagi, aku sudah malu dengan kejadian tadi, jangan sampai kita dibuat malu untuk yang kedua kalinya. Kamu tau sendiri kan kalau tabunganku sudah menipis? kita juga harus berhemat untuk biaya persalinan kamu."

"Mulai besok kita kan sudah bekerja di PT. Abimana, untung saja pemilik PT. Abimana adalah Anak angkat Om Dirga, jadi kita bisa masuk dengan mudah," ujar Mawar dengan tersenyum licik, karena Mawar sudah berencana untuk mengerjai Laras setelah mereka berada pada satu pabrik yang sama.

......................

Sepanjang perjalanan pulang, Laras hanya diam saja, karena masih merasa tidak enak terhadap Abi.

"Laras, kenapa kamu diam saja?" tanya Abi.

"Mas, aku gak enak karena uang tabungan Mas pasti habis untuk membayar semua belanjaan ini kan? uang sepuluh juta itu besar, dan nilainya sama dengan gaji kita kerja tiga bulan. Aku bingung bagaimana cara balikin uangnya kepada Mas Abi."

"Memangnya siapa yang meminta kamu untuk mengembalikan uangnya?"

"Tapi Mas, pasti Mas Abi sudah lama mengumpulkan uangnya. Apa uang itu untuk biaya Mas Abi menikah?"

"Iya, kamu benar Laras, uang itu adalah untuk biaya pernikahan aku. Karena sekarang uangnya sudah habis, jadi sebagai gantinya kamu yang harus menikah denganku," ujar Abi dengan tersenyum.

"Udah, gak usah bercanda terus, tapi insyaallah setiap bln aku akan mencicilnya. Dan aku sangat berterimakasih, karena tadi Mas Abi sudah membelaku."

"Sudah seharusnya aku melakukan semua itu, kita kan teman," ujar Abi, dan Laras merasa beruntung karena Abi selalu mengerti dirinya.

Abi menggendong Daffa yang saat ini sudah tertidur dalam pangkuannya, karena saat mereka sampai kontrakan, Daffa minta digendong oleh Abi.

Abi meminta ijin terlebih dahulu kepada Laras untuk masuk ke dalam kontrakannya, karena Abi akan membaringkan Daffa.

"Laras tidak apa-apa kan aku masuk ke dalam kontrakan kamu? kasihan Daffa kalau sampai kebangun lagi. Kamu buka saja pintu kontrakannya supaya tidak timbul fitnah saat aku berada di dalam," ujar Abi.

"Iya, gak apa-apa Mas. Bentar, biar aku betulin dulu tempat tidur Daffa," ujar Laras, kemudian masuk terlebih dahulu ke dalam rumah kontrakan.

Setelah Laras menata bantal dan guling untuk Daffa tidur, secara perlahan, Abi membaringkan Daffa.

"Selamat tidur Anak Ayah, semoga mimpi indah," bisik Abi dengan mencium pipi Daffa.

Laras merasa tersentuh ketika mendengar perkataan Abi yang menyebut dirinya sebagai Ayah kepada Daffa. Hati Laras terasa menghangat ketika melihat Abi yang begitu tulus menyayangi Anaknya, tapi lagi-lagi Laras menampik semua itu, karena tidak akan mudah untuk Laras membuka kembali pintu hatinya yang masih tertutup rapat.

"Mas Abi, makasih banyak ya atas semuanya."

"Bukannya dalam persahabatan tidak ada kata maaf dan terimakasih? kalau begitu, aku pulang dulu ya. Selamat istirahat Laras," ucap Abi kemudian ke luar dari rumah kontrakan Laras.

"Mas Abi memang baik, dan dia juga terlihat menyayangi Daffa, tapi aku masih trauma dengan kejadian di masalalu, sehingga menyebabkan aku takut untuk kembali membuka hatiku," gumam Laras, dan tidak terasa buliran bening kini membasahi pipinya.

......................

Keesokan paginya, seperti biasa, Abi akan menjemput Daffa dan membantu Laras membawa dagangannya ke Pabrik.

Ketika Laras dan Abi sampai di Pabrik, Mawar dan Rahman juga telah sampai di pabrik, karena hari ini adalah hari pertama mereka berdua bekerja.

"Kalau orang miskin, sebelum bekerja harus membanting tulang dulu supaya bisa membesarkan Anaknya," sindir Mawar.

Abi yang lagi-lagi mendengar sindiran Mawar terhadap Laras, langsung saja angkat suara.

"Apa kamu sudah lupa dengan perkataanku semalam? mungkin kamu adalah orang yang tidak tau malu, karena seharusnya Suami kamu yang memberikan biaya untuk membesarkan Daffa, tapi dia sudah lepas dari tanggung jawab begitu saja."

"Woow Suaminya marah. Kamu harus tau kalau yang meminta cerai adalah istri kamu, bahkan dia sendiri yang memutuskan untuk membawa Anaknya pergi dari rumah. Jadi, semua itu bukan tanggung jawab Suamiku lagi."

"Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Kalau kalian berdua tidak selingkuh, apa mungkin Laras akan memutuskan untuk ke luar dari rumah?"

"Sudah Mas, kita tidak perlu meladeni orang seperti mereka, karena urat malu mereka sepertinya sudah putus," ujar Laras kepada Abi.

"Jadi kalian tidak terima dengan perkataanku? tapi aku hanya membicarakan fakta. Kalian memang orang miskin kan? bahkan black card yang semalam kamu pakai pasti bukan milik kamu, atau mungkin kamu mencurinya?" ujar Mawar dengan tertawa.

"Kamu mau bicara sampai berbusa pun terserah kamu. Benar kata Laras tidak seharusnya aku meladeni orang tidak tahu malu seperti kalian," ujar Abi.

Kamu harus sabar Abi, belum saatnya kamu membalas perbuatan mereka, yang terpenting saat ini adalah Laras dan Daffa, ucap Abi dalam hati.

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

Iklan buat mu Thor semangat nulis nya 💪

2023-05-26

1

mom mimu

mom mimu

setangkai 🌹 mendarat untukmu kak Rin, semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-05-14

1

Sunshine

Sunshine

Semangka Thor, 🌹dan iklan untukmu, 💪💪

2023-05-06

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2 Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3 Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4 Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5 Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6 Bab 6 ( Istri durhaka )
7 Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8 Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9 Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10 Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11 Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12 Bab 12 ( Takdir cintaku )
13 Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14 Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15 Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16 Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17 Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18 Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19 Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20 Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21 Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22 Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23 Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24 Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25 Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26 Bab 26 ( Bersikap tegas )
27 Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28 Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29 Bab 29 ( Teman curhat )
30 Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31 Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32 Bab 32 ( Selingkuh )
33 Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34 Bab 34 ( Laras Hamil )
35 Bab 35 ( Suami Siaga )
36 Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37 Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38 Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39 Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40 Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41 Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42 Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43 Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44 Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45 Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46 Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47 Bab 47 ( Rencana Liburan )
48 Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49 Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50 Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51 Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52 Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53 Bab 53 ( Tanda lahir )
54 Bab 54 ( Tes DNA )
55 Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56 Bab 56 ( Serangan jantung )
57 Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58 Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59 Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60 Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61 Bab 61 ( Karma Mawar )
62 Bab 62 ( Anya hamil )
63 Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64 Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65 Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66 Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67 Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68 Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69 Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70 Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71 Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72 Bab 72 ( Lamaran Arman )
73 Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74 Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75 Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76 Bab 76 ( Berdebat )
77 Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78 Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79 Bab 79 ( Saling pengertian )
80 Bab 80 ( Awal penderitaan )
81 Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82 Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83 Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84 Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85 Bab 85 ( Dikira pengemis )
86 Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87 Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88 Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89 Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90 Bab 90 ( Selingkuh )
91 Bab 91 ( Berbagi Suami )
92 Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93 Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94 Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95 Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96 Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97 Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98 Bab 98 ( Olahraga sore )
99 Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100 Bab 100 ( Kekasih gelap )
101 Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102 Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103 Bab 103 ( Rumah baru )
104 Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105 Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106 Bab 106 ( Semakin curiga )
107 Bab 107 ( Sakit )
108 Bab 108 ( Positif )
109 Bab 109 ( Hamil )
110 Bab 110 ( Anak durhaka )
111 Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112 Bab 112 ( Mulai curiga )
113 Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114 Bab 114 ( Tidak berdaya )
115 Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116 Bab 116 ( Tertangkap basah )
117 Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118 Bab 118 ( Terkena stroke )
119 Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120 Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121 Bab 121 ( Hilang ingatan )
122 Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123 Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124 Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125 Bab 125 ( Patah hati )
126 Bab 126 ( Manusia gerobak )
127 Bab 127 ( Melahirkan )
128 Bab 128 ( Bayi cacat )
129 Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130 Bab 130 ( Rencana perceraian )
131 Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132 Bab 132 ( Donor darah )
133 Bab 133 ( Talak tiga )
134 Bab 134 ( Menyerah )
135 Bab 135 ( Kecelakaan )
136 Bab 136 ( Hukuman )
137 Bab 137 ( Hamil )
138 Bab 138 ( Putus asa )
139 Bab 139 ( Menjadi ART )
140 Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141 Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142 Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143 Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144 Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145 Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146 Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 ( Satu Ranjang, Tiga Nyawa )
2
Bab 2 ( Kado yang paling menyakitkan )
3
Bab 3 ( Air susu dibalas dengan air tuba )
4
Bab 4 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
5
Bab 5 ( Kacang lupa kulitnya )
6
Bab 6 ( Istri durhaka )
7
Bab 7 ( Karma tak semanis kurma )
8
Bab 8 ( Cobaan bertubi-tubi )
9
Bab 9 ( Permintaan maaf Bu Ida )
10
Bab 10 ( Kesabaran manusia ada batasnya
11
Bab 11 ( Mengejar cinta Laras )
12
Bab 12 ( Takdir cintaku )
13
Bab 13 ( Sosok Ayah yang baik )
14
Bab 14 ( Bertemu Mawar dan Rahman )
15
Bab 15 ( Mempermalukan diri sendiri )
16
Bab 16 ( Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api )
17
Bab 17 ( Pembalasan Reza )
18
Bab 18 ( Di usir oleh Anggi )
19
Bab 19 ( Pernikahan Abi dan Laras )
20
Bab 20 ( Membuka hati untuk Abi )
21
Bab 21 ( Pasangan kumpul kebo )
22
Bab 22 ( Kedatangan Anya )
23
Bab 23 ( Kejujuran Abi )
24
Bab 24 ( Dihakimi Warga )
25
Bab 25 ( Permintaan maaf Anggi )
26
Bab 26 ( Bersikap tegas )
27
Bab 27 ( Pertengkaran Rahman dan Mawar )
28
Bab 28 ( Kado Pernikahan )
29
Bab 29 ( Teman curhat )
30
Bab 30 ( Kekhawatiran Mawar )
31
Bab 31 ( Perubahan sikap Anya )
32
Bab 32 ( Selingkuh )
33
Bab 33 ( Jadikan aku yang kedua )
34
Bab 34 ( Laras Hamil )
35
Bab 35 ( Suami Siaga )
36
Bab 36 ( Pernikahan Rahman dan Anya )
37
Bab 37 ( Rasa iri dan dengki mengotori hati )
38
Bab 38 ( Merestui pernikahan Anya dan Rahman )
39
Bab 39 ( Fakta yang mengejutkan )
40
Bab 40 ( Kenapa harus Laras? )
41
Bab 41 ( Anugerah bisa menjadi Musibah )
42
Bab 42 ( Pengakuan Dosa )
43
Bab 43 ( Lampu hijau dari keluarga Rahman )
44
Bab 44 ( Perubahan sikap Rahman )
45
Bab 45 ( Di atas langit, masih ada langit )
46
Bab 46 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
47
Bab 47 ( Rencana Liburan )
48
Bab 48 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
49
Bab 49 ( Kebahagiaan Mama Lasmi )
50
Bab 50 ( Honeymoon VS Babymoon )
51
Bab 51 ( Mengibarkan bendera putih )
52
Bab 52 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
53
Bab 53 ( Tanda lahir )
54
Bab 54 ( Tes DNA )
55
Bab 55 ( Terkena gangguan mental )
56
Bab 56 ( Serangan jantung )
57
Bab 57 ( Selamat jalan Papa )
58
Bab 58 ( Kedatangan Bu Ida dan Mawar )
59
Bab 59 ( Jebakan Mawar )
60
Bab 60 ( Memergoki Rahman dan Anya )
61
Bab 61 ( Karma Mawar )
62
Bab 62 ( Anya hamil )
63
Bab 63 ( Tertabrak mobil )
64
Bab 64 ( Karma itu Nyata )
65
Bab 65 ( Ikhlas adalah obat dari segala penyakit )
66
Bab 66 ( Kelahiran dan Kematian )
67
Promosi Novel baru ( Suci tak lagi Suci )
68
Promosi Novel ( Arjuna mencari cinta )
69
Bab 69 Season 2 ( Tiga tahun pernikahan )
70
Bab 70 ( Jodoh pasti bertemu )
71
Bab 71 ( Mengejar Nisa )
72
Bab 72 ( Lamaran Arman )
73
Bab 73 ( Tidak mendapat restu )
74
Bab 74 ( Tinggalkan Arman )
75
Bab 75 ( Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang )
76
Bab 76 ( Berdebat )
77
Bab 77 ( Persiapan pernikahan )
78
Bab 78 ( Pernikahan Arman dan Nisa )
79
Bab 79 ( Saling pengertian )
80
Bab 80 ( Awal penderitaan )
81
Bab 81 ( malam pertama yang indah )
82
Bab 82 ( Dijadikan pembantu )
83
Bab 83 ( Berbohong demi kebaikan )
84
Bab 84 ( Ancaman Mama Marisa )
85
Bab 85 ( Dikira pengemis )
86
Bab 86 ( Oleh-oleh dari Mama Marisa )
87
Bab 87 ( Calon Istri pilihan Mertua ku )
88
Bab 88 ( Berbagi beban dan kesedihan )
89
Bab 89 ( Keputusan yang berat )
90
Bab 90 ( Selingkuh )
91
Bab 91 ( Berbagi Suami )
92
Bab 92 ( Pernikahan kedua )
93
Bab 93 ( Menjual kebahagiaan )
94
Bab 94 ( Menantu yang tak di anggap )
95
Bab 95 ( Malam pertama dengan Papa Mertua )
96
Bab 96 ( Drama di pagi hari )
97
Bab 97 ( Ikhlas tidak semudah yang diucapkan )
98
Bab 98 ( Olahraga sore )
99
Bab 99 ( Bidadari Syurgaku )
100
Bab 100 ( Kekasih gelap )
101
Bab 101 ( Tuhan tidak pernah tidur )
102
Bab 102 ( Perhiasan terindah )
103
Bab 103 ( Rumah baru )
104
Bab 104 ( Wanita idaman lain )
105
Bab 105 ( Musuh dalam selimut )
106
Bab 106 ( Semakin curiga )
107
Bab 107 ( Sakit )
108
Bab 108 ( Positif )
109
Bab 109 ( Hamil )
110
Bab 110 ( Anak durhaka )
111
Bab 111 ( Kejujuran Amanda )
112
Bab 112 ( Mulai curiga )
113
Bab 113 ( Ancaman Gilang )
114
Bab 114 ( Tidak berdaya )
115
Bab 115 ( Kenyataan yang menyakitkan )
116
Bab 116 ( Tertangkap basah )
117
Bab 117 ( Melenyapkan saksi mata )
118
Bab 118 ( Terkena stroke )
119
Bab 119 ( Penyesalan Mama Marisa )
120
Bab 120 ( Tertabrak mobil )
121
Bab 121 ( Hilang ingatan )
122
Bab 122 ( Siapa lelaki itu? )
123
Bab 123 ( Manusia tidak punya hati )
124
Bab 124 ( Aku ingin hamil )
125
Bab 125 ( Patah hati )
126
Bab 126 ( Manusia gerobak )
127
Bab 127 ( Melahirkan )
128
Bab 128 ( Bayi cacat )
129
Bab 129 ( Dia bukan Cucu ku )
130
Bab 130 ( Rencana perceraian )
131
Bab 131 ( Kemarahan Arman )
132
Bab 132 ( Donor darah )
133
Bab 133 ( Talak tiga )
134
Bab 134 ( Menyerah )
135
Bab 135 ( Kecelakaan )
136
Bab 136 ( Hukuman )
137
Bab 137 ( Hamil )
138
Bab 138 ( Putus asa )
139
Bab 139 ( Menjadi ART )
140
Bab 140 ( Saling menyalahkan )
141
Bab 141 ( Pertemuan Ibu dan Anak )
142
Bab 142 ( Kecurigaan Aslan )
143
Bab 143 ( Arti kebahagiaan )
144
Bab 144 ( Cinta dalam hati )
145
Bab 145 ( Harta membawa petaka )
146
Bab 146 ( Kamu bukan Sarah )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!