Mawar mengeluarkan handphonenya untuk memperlihatkan rekaman video Suami Nisa yang sedang berciuman dengan perempuan lain, dan perempuan tersebut tidak lain adalah mantan pacarnya yang bernama Neneng.
"Tidak, tidak mungkin Mas Herman berselingkuh," teriak Nisa, kemudian pingsan karena merasa syok dengan video yang dia lihat.
"Nisa, bangun Nak, kenapa semuanya jadi seperti ini," ujar Bu Ida yang terlihat panik.
Apa ini adalah karma karena aku sudah bersikap jahat kepada Laras, bahkan aku dengan sombongnya berkata kepada Laras jika Suamiku dan Suami Nisa tidak mungkin berselingkuh, ucap Bu Ida dalam hati.
"Rahman, cepat panggil Dokter, dan kasih tau Herman kalau saat ini Istrinya pingsan," ujar Bu Ida, dan Rahman bergegas menuju rumah Nisa dan Herman setelah sebelumnya Rahman memanggil Dokter yang tidak jauh dari rumahnya.
Rahman mengetuk pintu rumah Nisa, tapi tidak ada jawaban, sampai akhirnya Rahman mencoba membuka pintu rumah, dan ternyata tidak dikunci.
Rahman melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah Nisa untuk mencari Herman, tapi Rahman tidak menemukan Herman juga, sampai akhirnya Rahman mendengar suara laknat dari kamar Herman dan Nisa.
Rahman langsung mendobrak pintu kamar Herman, dan ternyata saat ini Herman tengah bercumbu dengan selingkuhannya, karena Nisa mengatakan akan menginap di rumah orangtuanya.
"Dasar lelaki bejat kamu Herman, bisa-bisanya kamu berselingkuh saat Adikku tengah hamil," teriak Rahman, kemudian menyeret tubuh Herman yang masih berada di atas tubuh Neneng.
Rahman membabi buta memukuli Herman, dan Herman juga tidak mau kalah, kemudian membalas pukulan Rahman.
"Kamu bilang aku lelaki bejat? lalu bagaimana dengan kamu Rahman? kamu bahkan lebih parah dariku, karena kamu sudah berselingkuh dengan Adik kandung istrimu sendiri," teriak Herman.
Saat ini keduanya sudah babak belur, dan akhirnya Neneng berteriak meminta tolong, karena takut jika Rahman dan Herman sampai kenapa-napa.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang tetangga Herman datang ke tempat kejadian, dan mereka begitu terkejut karena mendapati Herman dan Rahman yang sudah babak belur, terlebih lagi mereka melihat Herman dan Neneng yang tidak mengenakan sehelai benang pun, sehingga mereka bisa menduga apa yang telah terjadi.
Tetangga Herman memberitahukan tentang kejadian tersebut kepada ketua RT, dan saat ini ketiganya digelandang menuju balai desa, bahkan Herman dan Neneng di arak keliling kampung karena telah mengotori kampung dengan melakukan perbuatan yang tidak senonoh.
Orangtua Herman, Neneng dan juga Rahman dipanggil ke balai desa, dan Pak Syarif begitu malu dengan kelakuan Anak juga Menantunya yang sudah memberikan aib untuk keluarga.
"Rahman, Herman, Bapak kecewa sama kalian. Kenapa kalian bisanya hanya memberikan aib untuk keluarga?" ujar Pak Syarif.
"Pak, tapi Herman sudah berselingkuh, bahkan Rahman tadi memergokinya sedang melakukan perbuatan tidak senonoh dengan Neneng."
"Heh Rahman, seharusnya kamu sadar diri, bukannya kemarin-kemarin Laras juga memergoki kamu sedang bercumbu dengan Mawar sehingga Laras meminta cerai dan pergi dari rumah?" ujar Herman yang tidak mau kalah, dan semua orang terkejut mendengar aib keluarga Pak Syarif.
Pak Syarif yang sudah tidak kuat menahan malu, tiba-tiba merasakan sesak dalam dadanya, kemudian Pak Syarif pingsan.
"Pak, bangun Pak, maafin Rahman Pak," teriak Rahman, kemudian orang-orang yang ada di sana membantu Rahman membawa Pak Syarif ke Rumah Sakit, sedangkan orangtua Neneng yang tidak terima karena Anaknya sudah tidak suci lagi, meminta pertanggung jawaban dari Herman, dan akhirnya malam itu juga Herman dan Neneng dinikahkan di Balai Desa tanpa sepengetahuan Nisa yang saat ini masih pingsan di rumah Rahman.
......................
Lain hal nya dengan keluarga Rahman yang saat ini sedang tertimpa musibah, Laras justru sedang bahagia karena Laras naik jabatan menjadi mandor di tempat kerjanya.
"Selamat ya Laras, sekarang kamu sudah menjadi seorang mandor, dan semua itu berkat kerja keras kamu selama ini."
"Makasih banyak ya Anggi, aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa bantuanmu. Ternyata usaha memang tidak ada yang mengkhianati hasil, dan mungkin ini adalah hadiah dari kerja kerasku selama ini," ujar Laras.
"Iya Laras, kerja kerasmu selama ini tidak sia-sia. Lumayan kan kamu bisa mendapatkan uang tambahan lagi buat masa depan Daffa."
"Iya Anggi, Alhamdulillah. Kalau begitu sekarang aku akan mentraktir kamu makan malam. Kamu mau makan apa?"
"Aku mau nasi uduk sama pecel Ayam saja deh yang di depan, kasihan juga kalau malam-malam begini Daffa dibawa ke luar jauh," ujar Anggi, kemudian Anggi dan Laras membawa Daffa pergi makan bersama mereka.
Saat di warung makan, banyak orang yang ramai memperbincangkan tentang Neneng dan Herman yang di arak keliling kampung karena melakukan perbuatan tidak senonoh.
"Heh To, kamu tau tidak, barusan si Herman Menantu Pak Syarif sama si Neneng selingkuhannya di arak keliling kampung karena kepergok lagi berbuat mesum," ujar Iwan.
"Aduh, kasihan dong si Nisa, padahal dia lagi hamil. Tega sekali Suaminya malah selingkuh," ujar Anto, dan mereka masih belum melihat keberadaan Laras di sana karena terhalang oleh tubuh Anggi.
"Terus bagaimana sekarang kelanjutannya? memangnya siapa yang sudah memergoki mereka?"
"Katanya Herman dan Neneng langsung dinikahkan di Balai Desa, karena keluarga Neneng tidak terima dengan perbuatan Herman, dan yang memergoki Herman dan Neneng adalah si Rahman Kakaknya Nisa. Kamu tau, lebih parahnya lagi, ternyata si Rahman juga selingkuh sama si Mawar Adiknya Laras. Kasihan ya Laras padahal dia perempuan baik."
"Mungkin itu karma untuk si Rahman karena sudah berselingkuh, jadi Adiknya juga diselingkuhin."
"Iya To, ternyata karma tak semanis kurma, tapi lebih kasihan lagi Pak Syarif, karena Pak Syarif terkena serangan jantung, dan sekarang masih belum sadarkan diri," ujar Iwan.
"Mungkin Pak Syarif malu dengan kelakuan bejat Anak dan Menantunya," ujar Anto.
Setelah selesai makan, Iwan dan Anto pun pulang, dan Laras sengaja memalingkan wajahnya supaya tidak terlihat oleh mereka.
"Laras, apa yang mereka tadi bicarakan adalah keluarga mantan Suami kamu?" tanya Anggi yang merasa penasaran.
"Iya Anggi, dan aku juga tidak menyangka jika Herman juga sudah berselingkuh, padahal saat ini Nisa dalam keadaan hamil."
"Karma di bayar kontan. Dulu Ibu Mertua kamu dengan sombongnya mengatakan jika Suaminya dan Suami Nisa tidak mungkin berselingkuh, tapi sekarang ternyata Suami Nisa sama bejatnya dengan Rahman. Aku puas mendengarnya, karena Ibu Mertua kamu pasti sangat malu dengan semua kejadian yang menimpanya saat ini."
"Kita tidak boleh tertawa di atas penderitaan orang lain Anggi, yang aku khawatirkan sekarang adalah keadaan Bapak, karena selama ini Bapak sudah sangat baik terhadapku. Semoga Bapak baik-baik saja, dan besok saat istirahat, aku akan menjenguk Bapak ke Rumah Sakit."
"Kamu itu udah disakitin juga masih saja baik Laras, kalau aku jadi kamu, aku bakalan membalas perbuatan mereka," ujar Anggi.
"Kalau kita membalas perbuatan mereka, lalu apa bedanya kita sama mereka? berarti kita sama jahatnya dong dengan mereka? meski pun kita tidak membalasnya, tapi Tuhan yang akan membalas perbuatan mereka, jadi kita tidak perlu repot-repot mengotori tangan kita," ujar Laras yang selalu berusaha untuk ikhlas menjalani takdir hidupnya, sehingga membuat Anggi semakin merasa kagum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
linamaulina18
lah dirimu aja sama jd g usah nge jas orang
2023-05-18
1
linamaulina18
Hakan t karma kalian
2023-05-18
1
Sunshine
aku kagum sama sikap Laras
2023-05-03
1