The Detective Love Story

The Detective Love Story

Prolog

5 tahun yang lalu.

Suara tangisan seorang gadis menggema di dalam sebuah ruang rawat VIP di Rumah Sakit Edelstein. Meratapi kepergian ibunya, keluarga satu-satunya yang dia miliki karena gagal jantung.

"Maaf nona, ibu anda sudah meninggal dunia." ucap seorang dokter.

"Nggak mungkin mama meninggal. Dia baik-baik saja. Bahkan dokter sendiri tadi sudah bilang mama saya boleh pulang besok pagi." ucap Queen dengan air mata yang terus mengalir.

"Sekali lagi maaf nona.." ucap dokter dan perawat yang ada di sana. Mereka semua menundukkan kepalanya menandakan turut berduka.

Gadis malang itu terus memeluk ibunya. Sesekali dia menggoyang-goyangkan tubuh ibunya dan memintanya untuk bangun. Seperti mimpi rasanya. Tadi siang dia baru saja bercanda dengan ibunya tersebut. Dan mengatakan mereka akan pergi ke taman untuk piknik setelah ibunya pulang dari rumah sakit. Tapi malam harinya dia mendapatkan kabar dari rumah sakit bahwa ibunya meninggal karena gagal jantung.

"Maaf nona, kami harus segera memandikan jenazah ibu anda." ucap salah satu perawat.

Dengan berat hati Queen melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dari jenazah ibunya untuk memberikan ruang para perawat yang akan membawa ibunya untuk dimandikan. Dia memang belum rela dengan kepergian ibunya. Tapi dia tidak akan membiarkan ibunya menderita. Ibunya harus segera dimakamkan. Dia hanya bisa menangis sambil memeluk lututnya berharap semua ini hanya mimpi buruk yang akan segera berlalu. Dan semua akan kembali seperti biasanya ketika dia bangun. Tapi tidak, sayangnya ini adalah nyata. Queen benar-benar kehilangan malaikatnya hari ini.

Setelah perawat membawa ibunya keluar dari ruangan. Gadis itu bangkit dari posisinya yang tadi terduduk lemas di lantai. Di usapnya air matanya yang terus mengalir. Dia harus berhenti menangis. Queen memperhatikan sekelilingnya. Entah mengapa dia sangat yakin ibunya bukan meninggal karena penyakit Kardiomiopati yang di deritanya. Tapi karena seseorang sengaja membunuhnya.

"Ibu baik-baik saja. Dokter sudah mengizinkannya pulang artinya keadaan ibu sudah benar-benar baik." gumam Queen. Karena dia tahu betul kondisi ibunya, dokter tidak akan mengizinkan ibunya pulang jika kondisinya belum benar-benar baik.

Hal pertama yang menjadi fokusnya adalah CCTV yang ada di sudut ruangan itu. Tapi sialnya CCTV tersebut mati. Pandangan matanya beralih ke bekas infus yang tadi terpasang di tangan ibunya. Di lihatnya selang infus tersebut.

"Tunggu... apa ini?" gumam Queen.

Matanya yang tajam melihat bahwa selang infus yang tadi terpasang di tangan ibunya sedikit basah. Di amatinya selang tersebut, dan ternyata ada bekas tusukan jarum disana. Matanya melirik kantung infus yang cairannya berubah berwarna kekuningan.

"Sebelumnya bukankah cairan infus ini bening?"

Queen yang masih berusia 18 tahun masih polos dan tidak berfikir bahwa hukum itu benar-benar adil. Tapi tidak! Ketika dia melaporkan hal itu ke polisi, polisi malah menuduhnya mengada-ngada karena tidak ada bukti. Polisi memang melakukan penyelidikan di rumah sakit. Mereka mengecek rekaman CCTV tapi percuma CCTV di ruangan itu mati, kantung infus yang tadinya cairan berwarna kekuningan sekarang sudah bening. Selang infus juga utuh tidak ada bekas suntikan. Pelakunya benar-benar hebat dalam menghilangkan jejak perbuatannya. Dan pada akhirnya polisi tidak melanjutkan penyelidikan dan menganggap Queen hanya omong kosong karena tidak ada bukti.

*

Keesokan harinya, adalah hari yang paling berat hati Queen. Hari dimana dia harus benar-benar melepaskan kepergian ibunya untuk selama-lamanya. Hari ini adalah hari pemakaman ibunya Queen. Gadis itu memilih mengkremasi ibunya untuk menghemat uang karena saat itu keluarganya bukanlah orang yang kaya. Biaya rumah sakit ibunya saya ditanggung pemerintah karena termasuk keluarga yang tidak mampu.

"Mah... kenapa mama ninggalin Queen secepat ini?"

"Katanya mau piknik bareng kalau sudah sembuh?"

"Katanya mau lihat aku jadi detektif yang keren?"

"Kok mama pergi duluan?"

Lagi-lagi air mata Queen jatuh. Gadis itu mengusap air matanya.

"Queen masih nggak percaya kalau mama sekarang udah nggak ada di samping Queen lagi. Rasanya seperti mimpi. Padahal kemarin mama masih tersenyum dan tertawa bercanda bersamaku. Tapi sekarang?" gadis itu terisak lagi.

"Sekarang siapa yang peluk aku kalau takut petir ma? Siapa yang semangatin aku pas aku cape ma?"

Tap. Queen menoleh melihat siapa yang menepuk pundaknya. Dan itu adalah sahabatnya Arthur Ezaquiel. Satu-satunya sahabat yang dia punya. Queen langsung berdiri dan memeluk sahabatnya itu. Dia kembali menangis tersedu-sedu di pelukan sahabatnya.

"Gapapa. Nangis saja sepuasnya.." ucap Arthur sambil mengelus lembut kepala Queen.

"Kenapa mama pergi thur? Kenapa dia tega ninggalin aku sendiri?" tanya Queen dengan berderai air mata.

"Ikhlaskan Tante pergi ya.." ucap Arthur. Tangannya tidak berhenti mengelus kepala Queen. Matanya sudah memerah karena menahan air mata. Laki-laki itu sungguh tidak tega mendengar tangisan pilu sahabatnya itu.

Queen melepaskan pelukannya. Kemudian dia menghapus air matanya. Gadis itu menatap Arthur. "Nggak. Mama nggak pergi ninggalin aku. Orang yang buat mama pergi." ujar Queen dengan sorot mata penuh amarah dan tangan terkepal erat.

"Jadi sekarang kau mau bagaimana?" tanya Arthur.

"Aku akan mewujudkan impian mama. Aku akan menjadi detektif yang hebat. Aku akan menemukan siapa yang membunuh mama." ucap Queen dengan mantap.

Arthur tersenyum tipis. Dia tidak mengira Queen akan berubah pikiran. Sebelumnya gadis itu selalu menolak jika ibunya membicarakan tentang detektif. Katanya malas berpikir untuk memecahkan kasus. Tapi hari ini Arthur melihat keseriusan di dalam mata Queen. "Aku akan memambantumu." sahut Arthur.

-

Setelah lulus SMA Queen dan Arthur kuliah dengan mengambil jurusan Kriminologi untuk mewujudkan cita-cita mereka menjadi detektif. Tapi Queen lulus lebih dulu daripada Arthur dan berhasil menjadi detektif lebih dulu. Tapi bukan berarti Arthur gagal ya. Dua tahun kemudian Arthur berhasil lulus dan menjadi detektif yang ditugaskan di tempat yang sama dengan Queen.

Hari ini seorang gadis muda dengan seragam polisi berdiri di depan sebuah pohon dengan foto ibunya.

"Ma.. Sekarang Queen sudah berhasil jadi detektif sesuai impian mama. Queen janji. Queen akan mendapatkan keadilan untuk mama." gumam Queen sembari menatap foto mendiang ibunya.

...***...

...Tokoh lainnya menyusul....

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

nyoba dulu ah kayak nya seru

2023-06-09

1

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!