Cinta Tulus Suamiku
Pagi pagi seperti biasanya Alisa masih enggan membuka matanya , meskipun para maid sudah mengetuk pintunya beberapa kali.
"Nona .... nona .... sudah jam tujuh pagi, apakah nona tidak kuliah?" tanya salah seorang maid yang saat ini tengah berada di depan pintu kamar tersebut.
"Nona... nona" silih berganti para maid terus mengetuk pintu kamarnya.
Ya... memang begitu kebiasaan Alisa setiap hari, bermanja-manja ria tanpa menghiraukan sekitarnya.
Hanya belanja dan clubing yang setiap hari dia lakukan, dia juga tidak pernah menuruti semua kata-kata papa dan kakek nya.
Tak lama setelah itu para maid pun turun menuju meja makan untuk menemui majikannya tersebut.
"Maaf tuan, Nona Alisa sampai sekarang belum juga bangun.Saya sudah berulang kali mengetuk pintu kamar nona Alisa, tapi nona tidak bangun bangun juga Tuan." Seru salah satu maid.
" Ya sudah, kalian boleh pergi, biar aku saja yang membangunkannya."
"Baik tuan." Jawab dari salah seorang maid dirumah itu.
Para maid itu pun pergi untuk kembali mengerjakan pekerjaannya.Tak lama kemudian Kakek datang menuju meja makan.
"Ada apa Ardi ?" tanya Bagas yang duduk di kursi utama di ruang makan tersebut.
"Tidak apa-apa, Pa. Tapi Alisa sampai sekarang belum bangun, padahal ini sudah hampir pukul tujuh pagi."
"Mau jadi apa anak itu." Geram kakek yang sudah tidak tahu bagaimana cara agar dapat merubah sikap sang cucu. Tangannya mengepal, ia sangat marah, karena setiap hari hal yang sama dan kasus yang sama yang di keluhkan oleh para pelayan di rumahnya.
"Itu adalah hasil dari kamu yang terus memanjakannya secara berlebihan, tanpa dia mengerti cara menghargai waktunya sendiri." Bagas tampak sangat geram. Ia juga memarahi Ardi, Papa Alisa.
"Maaf kan aku, Pa. Ini semua memang salah ku, aku terlalu memanjakannya." Ardi juga turut perihatin. Ini memang kesalahannya karena terus memanjakan Alisa selama ini.
"Aku tidak mau Alisa berperilaku seperti ini selamanya. Aku mau dia menjadi gadis yang mandiri, gadis yang bertanggung jawab dan bisa membanggakan ku nanti.
Tidak seperti ini pah yang tiap hari dia pulang malam bersama teman temannya, Dan sejujurnya aku tidak terlalu suka dengan laki laki yang sering bersama Alisa, apa papa tahu???" Tanya Ardi .
"Iya aku tahu Ardi. dia itu cuma mau memanfaatkan Alisa saja, aku sudah menyelidikinya, tinggal kita sekarang bagaimana bisa menyadarkan Alisa." Bagas nampaknya sudah gerak lebih cepat dari Papa Alisa. karena Bagas sendiri ingin menyelamatkan masa depan Alisa.
"Sekarang apa yang bisa kita lakukan untuk bisa merubah Alisa, Pa?" tanya Ardi.
"Aku belum tau Ardi.. Nanti akan ku pikirkan bagaimana caranya. Aku mau keluar sebentar untuk sekedar melihat kantor cabang kita" Ucap Bagas sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Papa tidak sarapan dulu?" Ardi mencegah Papanya untuk pergi, karena sarapan sudah tersedia di atas meja makan.
"Tidak. Aku ada urusan. Kamu sarapan saja sama Alisa. Dan cepat bangunkan dia."
"Baik Pa, hat-hati dijalan" Jawab Ardi sambil mencium tangan kakek Bagas.
Kakek pun keluar dari rumah utama menuju salah satu kantor cabangnya dan kemudian dilanjutkan menuju kantor pusat, tempat Ardi memimpin perusahaan tersebut.
"Selamat pagi Tuan sepuh." Ucap Mang Dirman, sopir dari kakek Bagas.
Sambil membuka kan pintu mobil Mang Dirman bertanya kepada majikannya.
" Pagi ini tuan mau kemana?" tanya Mang Dirman
"Antar kan aku ke Bachtiar group cabang."
"Baik tuan sepuh." Jawab Dirman dengan semangat.
Mobil yang ditumpangi kakek pun berjalan membelah padatnya jalanan ibukota pagi ini.
Didalam mobil kakek hanya berdiam diri dan nampak memikirkan sesuatu,
"Permisi tuan, apakah anda sedang memikirkan sesuatu?" tanya mang Dirman. Pasalnya Dirman dapat melihat jelas ada yang di pikiran oleh majikannya itu.
"Aku sedang memikirkan cucuku Alisa, Dirman." Jawab Bagas sembari menghela nafasnya. Ia begitu menyayangi cucunya tersebut, dan tidak mau sampai masa depan cucunya tidak tertata.
"Memangnya kenapa dengan nona Alisa, tuan?" Dirman kembali bertanya, bukan bermaksud untuk ikut campur, tapi setidaknya bisa meringankan beban majikannya tersebut jika majikannya itu mau bercerita kepadanya.
"Aku hanya ingin suatu saat Alisa bisa meneruskan perusahaan ku, tapi melihatnya seperti ini, apakah dia pantas untuk menggantikanku." Bagas berucap. Kegelisahannya selama ini memang tidak sepele. Jika Alisa tidak bisa, lalu siapa lagi.
"Maaf tuan", Sela mang Dirman selanjutnya.
"Saya rasa Nona Alisa cukup pintar untuk bisa memimpin perusahaan anda kelak tuan. Tapi sebaiknya nona Alisa harus dibimbing terlebih dahulu, Dan suatu saat nona Alisa akan berubah menjadi seperti apa yang anda inginkan tuan".
"Aku juga berharap begitu Dirman, Semoga saja apa yang kuharap kan segera terwujud, Dirman." Harap Bagas. Ia sangat berharap jika Alisa akan berubah nantinya menjadi gadis yang baik, dan penurut.
Tak berselang lama Mobil kakek Bagas telah sampai di salah satu kantor cabang miliknya.
"Selamat pagi Tuan sepuh."Ucap salah seorang Receptionist yang saat ini sedang bertugas di mejanya. dengan senyuman khasnya, Bagas pun menjawab dengan ramah.
"Selamat pagi juga."
Setelah itu Bagas pun langsung menuju Lift khusus Presdir untuk sampai di ruang kantornya. Sepanjang jalan Bagas berjalan sendiri dan tanpa dampingan siapapun. Meskipun Bagas sudah tidak muda lagi, tapi untuk seorang pendamping sepertinya Bagas tidak memerlukannya untuk saat ini.
Ceklek... Suara pintu terbuka dan Bagas pun langsung duduk di kursi kebesarannya.
Tampak kakek Bagas langsung menekan salah satu tombol d mejanya untuk menghubungi salah satu orang kepercayaannya di kantor ini.
"Segera keruangan saya" ucap kakek
"Baik pak" , ucap salah seorang dari sebrang ruangan utama Presdir.
Tok... tok ... tok...
"Masuk..." suara perintah dari dalam ruang Presdir tersebut.
" Ada yang bisa saya bantu pak??" tanya P. Wilman
"Wilman ... ada yang ingin saya bicarakan denganmu."
"Baik pak, ada apa...."
"Kau masih ingat cucuku Alisa....??"
sambil mengerutkan keningnya Wilman pun mengangguk..
"Iya pak , kenapa dengan nona Alisa.."
"Aku ingin merubah Alisa menjadi gadis yang disiplin, bertanggungjawab dan bisa membanggakan ku kelak.
dan harap harap dia bisa menjadi penerus "Bachtiar group" ..."
"Apa kamu punya ide agar cucuku bisa berubah wilman...???"
tanya kakek Bagas
"Maaf pak ... sepertinya tipe gadis seperti nona Alisa itu gadis yang manja dan selalu bertingkah seenaknya sendiri, Maaf pak Bagas atas ucapan saya."
"Tidak apa apa Wilman ... Lanjutkan...!!!"
"Nona Alisa harus bisa merasakan susahnya kehidupan, jika anda ingin agar nona Alisa bisa berubah menjadi apa yang d inginkan Anda." seru pak Wilman
"Jadi apa yang harus aku lakukan Wilman???"
"Sebaiknya tuan memberi sedikit pelajaran kehidupan untuk nona Alisa tentang pahitnya kehidupan tuan."
"Bagaimana caranya ???" tanya kakek Bagas antusias.
"Begini tuan, Kita semua tau jika Nona Alisa di kampus sangat dikenal sebagai putri orang terpandang di kota ini, jadi semua teman temannya pasti ingin menjadi teman dekatnya ."
"Kita tidak tau mana teman yang tulus dengan nya atau sekedar ingin memanfaatkan nya."
"Aku juga tahu Wilman, dan apa kamu tahu Wilman pemuda yang dekat dengan Alisa saat ini, aku rasa dia hanya ingin memanfaatkan nona Alisa saja."
"Apakah anda yakin tuan??" tanya Wilman.
"Aku sudah menyelidikinya Wilman, dan aku ingin dia menjauhi cucu saya dengan sendirinya."
"Tapi aku belum tau cara untuk memisahkan mereka Wilman."
"Apakah kamu punya rencana untuk itu Wilman???"
sambil mengerutkan dahinya untuk berpikir.
"Tuan saya punya rencana!!!"
"Apa itu ??" tanya kakek Bagas.
"Kita buat saja seolah olah perusahaan sedang bermasalah tuan, sehingga mau tidak mau tuan dan P. Ardi harus menjual semua aset yang anda miliki, dengan begitu Nona Alisa akan sedikit mengerti dengan keadaan keluarganya."
"Dan kita harus siap dengan emosi Nona Alisa Sewaktu waktu ketika dia sudah mengetahui ini, agar Nona Alisa tidak terlalu tertekan jadi sebaiknya tuan bicarakan secara hati ke hati dengan Nona Alisa."
"Meskipun ide ini sedikit agak tidak masuk akal, tapi percayalah tuan , cepat atau lambat nona Alisa akan bisa berubah seperti yang tuan harapkan."
Dengan sedikit berpikir akhirnya kakek Bagas pun mengangguk menyetujuinya.
"Terimakasih atas saran mu Wilman, semoga saja ini berhasil sesuai dengan rencana."
"Dan tolong kamu Carikan rumah yang sederhana untuk aku tempati dengan Ardi dan Alisa untuk sementara" , titah kakek Bagas.
"Baik tuan, saya akan menyuruh orang kepercayaan saya untuk melaksanakan tugas dari tuan."
"Dan jangan lupa, Rencana ini jangan sampai diketahui oleh Alisa, Baik tuan."
"Kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya dulu tuan". seru P. Wilman sambil berdiri meninggal kan ruangan kakek Bagas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
Luluk masluhah
Hai kak. terimakasih
2025-03-02
0
Febri Ana
aku mampir thor
2023-01-05
1
🐾COCO🐾
sepertinya seru ceritanya
2021-05-19
1