20. Rumit

Jika biasanya Salma akan cuek dengan segala tingkah Alfindra di luaran sana. Berbeda dengan kali ini, ia sudah benar-benar kehilangan Alfindra. Dan hari ini sengaja ia mengambil cuti untuk mengunjungi orang tua kekasihnya. Kekasih? Apakah mereka masih bisa disebut sepasang kekasih sementara Alfindra sudah mengeluarkan ulti kalau hubungan mereka sudah berakhir?

Sepanjang jalan, Salma terus menyusut sudut matanya yang berair. Mobil melaju pelan menuju kediaman orang tua Alfindra. Hingga satu jam lebih perjalanan, sampailah mobil fortuner putih itu di gapura perumahan yang sangat asri. Rumah kediaman orang tua Alfindra jauh dari hiruk pikuknya polusi jalan.

"Maaf Neng, cari siapa?" tanya Satpam jaga saat Salma menepikan mobilnya dan turun tepat di depan rumah berpagar tinggi milik keluarga Dominic.

"Saya mau bertemu Om Dominic sama Tante Silvia, bisa Pak? Bilang saja Salma datang."

"Sebentar kalau begitu, Neng!" Satpam berlalu, sementara Salma bersandar di samping mobil menunggu.

Tak berselang lama, Silvia keluar menghampiri Salma.

"Salma..."

"Tante..."

Mereka berpelukan sambil cipika cipiki kemudian Silvia mengajak kekasih putranya itu masuk ke dalam rumah.

"Kamu nggak bareng Alfin?" tanya Silvia membuat Salma terheran. Sebab tujuan Salma datang kesini adalah untuk menanyakan Alfindra, apa benar laki-laki itu sudah menikah?

"Justru Salma kesini mau tanya soal Alfin, Tante. Boleh?"

"Ayo masuk kalau begitu, kita ngobrol di dalem. Kamu udah makan siang?" tanya Silvia dibalas gelengan kepala oleh Salma.

"Yaudah makan siang bareng dulu, kebetulan Om Dominic lagi ngurus bisnis ke luar sama Zion jadi... Ya kamu tahu lah, sejak dulu Alfindra nggak mau mengurus bisnis keluarga, dia punya bisnis sendiri jadi apapun yang dia lakukan di luar sana itu bukan atas kendali kita, aku dan suamiku." Silvia membimbing Salma ke meja makan, lalu mengajak gadis itu makan siang bersama.

"Makasih Tante sebelumnya," seru Salma merasa masih punya harapan dan jalan.

Silvia tersenyum simpul seraya menyiapkan makan siangnya, "Tante gak sabar tahu, buat lihat Alfindra nikah sama kamu!"

"Oh ya, Tante? Gimana kalau Alfindra punya pilihannya sendiri?" tanya Salma membuat raut muka Silvia mendadak berubah.

"Tante tahu kalau dia sangat mencintai kamu."

Namun, kenyataan yang terjadi sekarang lebih rumit. Salma berharap hubungannya dengan Alfindra masih bisa diperbaiki dengan jalur orang tua Alfindra, akan tetapi mendengar perkataan Silvia membuat Salma yakin kalau kekasihnya itu hanya menggertaknya.

Salma menikmati momen makan siangnya dengan Silvia, setelahnya mereka duduk mengobrol santai di taman belakang.

"Tante gak kepengen ke rumah Alfin?" tanya Salma tiba-tiba.

"Tante masih belum sempet, dia juga bilang sibuk terus kalau disuruh pulang!" curhat Silvia.

"Bang Zion? Om Dominic?" tanya Salma membuat Silvia menggeleng.

"Mereka juga jarang bertemu sama si bungsu, Alfindra itu susah! Pernah Tante datengin rumahnya tapi itu anak malah nginep di tempat Madel." keluh Silvia.

Sejurus kemudian, ia menatap Salma memicing curiga, "kalian nggak lagi sedang berantem kan? kalian masih pacaran kan? Jangan bilang..."

Salma menunduk, mungkin ia harus memanfaatkan Tante Silvia untuk memperbaiki hubungannya dengan Alfindra.

"Maaf Tante," gumam Salma.

Silvia menoleh, "anak itu ngapain kamu Salma? Ih jangan mewek, biar besok tante omelin dia kalau ketemu. Atau Tante bakalan kesana tanpa kasih kabar lebih dulu biar itu anak nakal gak bisa kabur kalau diomelin."

"Enggak ngapa-ngapain Tante, cuma kan Tante tahu sendiri kesibukan aku jadi dokter kaya gimana? Alfin kayaknya marah karena itu, dia bahkan sampai harus bohong dan bilang kalau udah nikah," aku Salma tentu membuat Silvia terkejut sekaligus syok.

"Nikah? Mana ada. Alfin belum nikah kok, orang Tante sama suami gak tahu, apalagi Zion."

"Tapi kenyataannya begitu Tante, mungkin karena marah." Dalam hati Salma bersorak girang, saat kedua orang tua Alfindra tak mengiyakan perkataannya, itu artinya Alfindra kemungkinan besar hanya berbohong.

Puas meluapkan semuanya paca calon mertua, Salma pamit pulang, ia benar-benar lega sekarang tahu fakta dari orang tua Alfindra kalau laki-laki itu sebenarnya belum menikah.

***

Meski dengan tertatih-tatih karena rasa perih di bagian tubuhnya. Almira tetap keluar villa untuk tak melewatkan keindahan hamparan kebun teh di depan sana. Matahari masih malu-malu padahal waktu hampir siang. Alfindra memilih duduk bersantai di depan bersama secangkir kopi kitam dengan asap masih mengepul, tentu saja buatan Almira.

"Masih sakit? Kalau gak kuat jalan istirahat aja di kamar. Besok jalan-jalannya." Masih dengan wajah datar, sambil terus menatap layar ponselnya.

Almira mendesis sebal, "gara-gara, Mas!"

"Hm." kali ini hanya sautan singkat yang Almira dengar. Lagi masih fokus pada layar pipih untuk membaca laporan kerja dari Madel.

"Ck!" Almira menekuk wajahnya, memilih berjalan ke arah perkebunan teh yang membuatnya tersenyum lebar. Tak lupa ia mengabadikan momen jalannya dengan berselfie ria dengan berbagai pose.

Alfindra berdehem, memilih menatap Almira dari kejauhan. Nyatanya, semua diluar ekspetasi dan pikirannya.

Alfindra pikir, ia tak akan melakukan hal sejauh ini dengan Almira. Namun, melihat raut ketakutan di wajah Almira kembali menyentil hatinya yang paling dalam. Sudah lama, ia tak merasakan menjadi seseorang yang dibutuhkan, sejak Salma sibuk dengan urusan pekerjaan, Alfindra merasa dunianya hambar. Lalu ketertarikannya dengan sosok Hana yang ternyata hanya sebatas obsesi hingga berakhir menikah dengan Almira, wanita yang memiliki magnet tersendiri untuk menariknya mendekat.

"Ehm, ngapain sih foto-foto? Kamu belum pernah kesini?" tanya Alfin nyinyir. Sebenarnya ia hanya bingung memikirkan topik ketika mengobrol dengan Almira, canggung sudah jelas apalagi membayangkan adegan beberapa jam lalu saat mereka sama-sama polosan.

Almira tak menjawab, hanya melirik cemberut ke arah suaminya.

"Kalau suami nanya itu dijawab!" Alfindra menarik kepala Almira dan menyembunyikannya di ketiak.

"Mas ish, jorok," dumelnya.

"Salah sendiri!"

"Salah Mas lah, nyinyir. Emang kenapa kalau aku belum pernah kesini?" Almira mencoba melepaskan diri akan tetapi tangan kekar itu sudah lebih dulu melingkar erat di pinggang.

"Lepas, Mas! Malu ah diliat orang-orang," seru Almira. Apalagi ada beberapa penduduk desa jauh disana sedang memanen pucuk daun teh.

Meninggalkan Alfindra, Almira memilih berlari kecil menuju jembatan papan-papan kayu yang terlihat estetic. Dan lagi-lagi ia mengabadikan momennya sendiri disana. Bukan hanya itu, diam-diam Almira juga mencuri beberapa foto candid Alfindra yang tampak keren.

"Ayo foto, Mas?" ajak Almira mengerjapkan mata, berharap Alfindra mau mendekat dan foto bersamanya.

"Buat?" tanyanya dengan dahi mengkerut.

"Buat dipasang di kamar lah, emangnya Mas mau terus menerus masang fotonya kak Hana," sindir Mira sinis.

"Kenapa? Gak boleh? Cemburu?"

"Enggak lah, enak aja. Ngapain aku cemburu, yang ada kamu tuh Mas yang cemburu sama Bang Rayyan!" desis Almira sebal.

Alfindra mendekat dan merebut ponsel Almira. Mengarahkan kamera ke wajah mereka berdua, senyum sumringah terukir jelas di wajah bulat cubby Almira membuat Alfin yang memegang ponsel tak fokus dan malah menoleh ke arahnya.

Cekrekk...

Foto candidnya bersama Almira terlihat so sweet, mata yang saling menatap dan tubuh yang terkesan sangat dekat membuat Almira tersenyum puas. Namun, tiba-tiba Almira ingat sesuatu. Sesuatu yang terus mengusik pikirannya tentang siapa wanita yang bersama Alfindra kemarin.

"Mas..."

"Hm?" Alfindra menoleh.

"Wanita yang kemarin jalan sama Mas Alfin siapa?" tanya Almira lirih. Mendadak suasana menjadi mellow.

Terpopuler

Comments

Widi Andriani

Widi Andriani

suka karakter almira gak gampang di tindas malah alfian yg klojotan hehehheee

2023-12-04

3

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

Tunggu nanti dulu kenapa Mira,iihh merusak suasana saja.

2023-08-09

1

.

.

baru juga mulai romantis eh malah mancing buat keluar sifat kejamnya

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pernikahan awal petaka
2 2. Layani, aku!
3 3. Hukuman
4 4. Sepiring berdua
5 5. Rencana Hana
6 6. With pengawal
7 7. Ternyata, ini?
8 8. Dimana, Almira?
9 9. Gengsi segunung
10 10. Intimidasi Rayyan
11 11. satu ranjang
12 12. Drama King
13 13. Istri Ceo kingdom
14 14. Diam-diam...
15 15. Cenayang
16 16. Kisah yang belum usai
17 17. Membawamu pergi
18 18. Mengelak
19 19. Iman setipis kulit kentang
20 20. Rumit
21 21. Pulang ke rumah
22 22. Bertemu mama mertua
23 23. Intimidasi Silvia
24 24. Kabur
25 25. Hana hamil?
26 26. Mala praktek
27 27. Salah paham
28 28. Dia, istriku
29 29. Tempat tinggal baru
30 30. Dugaan kade erte
31 31. Wanita tanpa marga
32 32. Perasaan tak berbalas
33 33. Menghindar
34 34. Zion berulah
35 35. Bapak Bapak Belanja
36 36. Semua mata memandang
37 37. Almira hilang
38 38. Amarah
39 39. Perang dingin
40 40. Bertemu
41 41. Banyak tingkah
42 42. Di luar ekspetasi
43 43. Positif
44 44. Mertua melunak
45 45. Istri nakal
46 46. Cemburu
47 47. Bocah gede
48 48. Semesta menyaksikan
49 49. Makan malam
50 50. Membalas Rayyan
51 5 1. Akal licik
52 52. Cemburunya Bumil
53 53. Labil
54 54. Siasat terbaca
55 55. Ulah Salma
56 56. Sesuka hati
57 57. INI BUKAN JANJI
58 58. Salma pergi
59 59. Keluarga besar berkunjung
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab - 74
75 Bab - 75
76 Bab - 76
77 Bab - 77
78 Bab - 78
79 Bab - 79
80 Bab - 80
81 Bab - 81
82 Bab - 82
83 Bab - 83
84 Bab - 84
85 Bab - 85
86 Bab - 86
87 New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Pernikahan awal petaka
2
2. Layani, aku!
3
3. Hukuman
4
4. Sepiring berdua
5
5. Rencana Hana
6
6. With pengawal
7
7. Ternyata, ini?
8
8. Dimana, Almira?
9
9. Gengsi segunung
10
10. Intimidasi Rayyan
11
11. satu ranjang
12
12. Drama King
13
13. Istri Ceo kingdom
14
14. Diam-diam...
15
15. Cenayang
16
16. Kisah yang belum usai
17
17. Membawamu pergi
18
18. Mengelak
19
19. Iman setipis kulit kentang
20
20. Rumit
21
21. Pulang ke rumah
22
22. Bertemu mama mertua
23
23. Intimidasi Silvia
24
24. Kabur
25
25. Hana hamil?
26
26. Mala praktek
27
27. Salah paham
28
28. Dia, istriku
29
29. Tempat tinggal baru
30
30. Dugaan kade erte
31
31. Wanita tanpa marga
32
32. Perasaan tak berbalas
33
33. Menghindar
34
34. Zion berulah
35
35. Bapak Bapak Belanja
36
36. Semua mata memandang
37
37. Almira hilang
38
38. Amarah
39
39. Perang dingin
40
40. Bertemu
41
41. Banyak tingkah
42
42. Di luar ekspetasi
43
43. Positif
44
44. Mertua melunak
45
45. Istri nakal
46
46. Cemburu
47
47. Bocah gede
48
48. Semesta menyaksikan
49
49. Makan malam
50
50. Membalas Rayyan
51
5 1. Akal licik
52
52. Cemburunya Bumil
53
53. Labil
54
54. Siasat terbaca
55
55. Ulah Salma
56
56. Sesuka hati
57
57. INI BUKAN JANJI
58
58. Salma pergi
59
59. Keluarga besar berkunjung
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab - 74
75
Bab - 75
76
Bab - 76
77
Bab - 77
78
Bab - 78
79
Bab - 79
80
Bab - 80
81
Bab - 81
82
Bab - 82
83
Bab - 83
84
Bab - 84
85
Bab - 85
86
Bab - 86
87
New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!