2. Layani, aku!

Madel pamit pulang setelah memastikan tugasnya di mansion Alfindra selesai.

Alfindra menaiki tangga tanpa berniat mengajak Almira. Gadis itu mengekor layaknya pelayan pada majikannya, padahal sudah jelas sikap Alfin menunjukan ketidak sukaan. Saat meraih handle pintu, sesaat Alfin menoleh mendapati Almira mendongkak menatapnya.

"Ngapain kamu ngikutin?" serunya datar.

"Aku juga mau istirahat, Mas!" cicitnya takut.

"Haha istirahat? mimpi kamu, lebih baik kamu di kamar bawah, disana ada dua kamar pelayan, terserah kamu pilih yang mana!" seru Alfindra tanpa hati.

"Tapi, Mas? aku ini istrimu." Almira kekeh ingin ikut Alfindra, laki-laki itu sontak menatapnya lebih tajam dan sinis, sejurus kemudian terbahak karena tingkat pede Almira di atas rata-rata.

"Istri? Hahaha... Mulai sekarang, kamu cukup layani aku sebagai pelayan di rumah ini."

Alfindra melengos masuk tanpa menoleh lagi,

Glek...

Almira menelan ludahnya susah, ia tak menyangka kehidupan peliknya dimulai setelah menjadi istri seorang Alfindra.

Dengan sangat terpaksa kembali turun, ia menuju lorong yang bersebelahan dengan dapur. Dua kamar yang lebih mirip kamar kos seharga dibawah lima ratus ribu, miris. Ada kasur busa tipis disana dengan bantal dan guling masing-masing satu buah. Meski terlihat bersih dan rapi tetap saja hal itu berhasil membuat lubuk hati seorang Almira sakit.

Didorong oleh papanya, menggantikan Hana menikah dengan Alfindra adalah sebuah kesalahan besar dalam hidup Almira. Sebagai sesama anak kandung tak sepantasnya Anton berpilih kasih dan memilih melindungi Hana dan mengorbankan dirinya masuk dalam jerat seorang pria sekejam Alfindra.

"Andai mama masih hidup," cicitnya pelan. Tak terasa bulir bening meleleh dari ujung mata. Salahkah ia mengharap paling tidak sedikit saja belas kasih Alfindra?

Tok tok tok, ketukan pintu terdengar memekakkan telinga. Almira mengernyit heran tapi langsung sadar kalau di mansion mewah itu hanya ada dirinya dan Alfin setelah tadi Madel memecat semua pelayan, sudah pasti laki-laki itu yang menggedor pintunya dan berteriak.

"Almira, keluar kamu!" teriak Alfin.

Almira membuka pintu langsung keluar, "iya Mas? Ada apa?"

"Masih tanya kamu ada apa, heh? Siapin makan!" perintahnya.

"Bisa masak kan? Aku mau kamu masak, awas saja kalau tidak enak," sinisnya kemudian berlalu.

Almira mengusap dadanya, menyabarkan diri sendiri agar lebih kuat.

"Bisa, Mas!" sahutnya pelan menatap punggung tegap Alfindra yang menjauh.

Alfindra mengetuk-ngetuk meja makan sambil memperhatikan Almira yang berkutat di dapur. Letak dapur yang bersebelahan dengan meja makan membuatnya leluasa melihat apa yang tengah dilakukan wanita itu. Bukan berempati pada nasib mengenaskan Almira, Alfin malah turut menyiksanya dengan hal-hal di luar nalar.

Almira menata makanan di meja, tak bisa Alfin pungkiri aroma lezat masakan istrinya menusuk-nusuk hidung melambai minta dimakan. Namun, Alfin adalah pria kejam dengan gengsi segunung. Ia menunggu Almira melayaninya.

"Mau lauk apa, Mas?" tanya Almira.

"Menurutmu?" Alfin menaikkan alisnya dengan bibir menyeringai seram.

Dengan gesit dan tanpa banyak tanya Almira melayani Alfin tanpa tanya lagi. Meletakkan di hadapan Alfin dengan takut-takut.

"Silahkan Mas!"

"Layani aku," perintah Alfin tanpa bantahan. Almira hanya mengernyit bingung, bukankah definisi melayani seperti ini? Mengambilkan makan?

"Maksudnya?"

"Masih tanya lagi, suapi aku!" membuat Almira menganga tak percaya, akan tetapi dengan segera ia meraih piring yang telah disiapkan tadi beserta sendoknya.

"Enak," batin Alfindra merasakan masakan istrinya itu. Namun, Alfin sekali lagi adalah orang yang memiliki gengsi tinggi. Ia tak akan mengakui satu hal yang akan membuat Almira besar kepala.

Tak banyak komentar, setelah makan malam. Alfin naik ke lantai atas, sementara Almira masih harus mencuci piring dan membereskan meja makan.

Alfin menghempas tubuh di ranjang king size miliknya. Terpampang banyak foto-foto Hana di kamar itu, bukti bahwa Alfin sangat terobsesi memiliki kakak dari istrinya.

"Awas aja Hana, aku akan bikin kamu datang dengan sendirinya dan memohon di kakiku," seru Alfin diiringi seringaian tipis.

"Apakah Almira menyusahkanmu? Tanya Antonio di sambungan telepon. Meski kasih sayangnya lebih condong ke Hana, ia tetap ingin tahu bagaimana nasib putrinya setelah masuk kediaman Alfindra.

"Menurutmu? Berhenti menggangguku pak tua! Urus saja anakmu yang hilang, jangan sampai aku menemukannya lebih dulu!"

Glekkk.

Anton terhenyak, segera ia mematikan telepon sepihak. Setelahnya gelak tawa Alfin memenuhi kamar.

"Hana sia lan!" makinya.

"Berani sekali menolakku, cih! Kamu pikir kamu siapa hah?" Alfin merasa tak terima, baru kali ini ada orang yang terang-terangan menolaknya bahkan sampai kabur.

Pagi harinya, Alfin turun dengan pakaian sudah rapi. Kemeja putih dengan jass hitam melekat di tubuhnya. Aura tampan dan kejam jelas terlihat di wajah pria berusia dua puluh delapan tahun itu.

Almira membuat susu dan sanwich untuk sarapan. Sesaat terpaku pada pria yang kini tengah menatapnya datar tanpa ekspresi di ujung tangga. Perasaan baru kemarin menikah, apa pria itu akan langsung pergi bekerja hari ini? Mendadak Almira sedih, penikahan impian yang harusnya jadi ikatan sehidup semati dalam bahagia kini sirna karena pada kenyataannya Almira sendiri ragu apakah ia bahagia menikah dengan Alfin?

"Hari ini aku ada urusan, kau bisa membersihkan rumah, belanja bulanan atau berkebun terserah! Tapi ingat, jangan pergi tanpa pengawal. Satu jam lagi mereka akan datang," ujar Alfindra membuat Almira hanya mengerjap di tempat.

"Paham kan?"

"Ah iya, Mas! Sarapan dulu, aku sudah membuat sarapan untukmu, tapi maaf hanya sanwich tuna dan susu."

Alfindra yang tadinya tak tertarik mendadak dengan gerakan impulsif mendekat dan duduk di meja makan.

"Suapi aku!" titahnya membuat Almira gegas mendekat. Alfin melirik ke arahnya sinis.

"Apa kau sudah mencuci tanganmu?"

"Ah iya, maaf." Almira kelabakan, ia beringsut ke dapur untuk mencuci tangan di wastafel dan mengeringkannya segera. Mendekat ke arah Alfin dan duduk di kursi sebelahnya.

Tangan Almira terulur meraih sanwich dan menyuapkannya ke mulut Alfindra. Detik berikutnya tak ada ekspresi protes yang laki-laki itu tunjukkan.

Almira bersorak dalam hati, sepertinya suami kejam itu sangat menyukai masakan yang ia buat dua kali ini.

"Susu!" pintanya membuat Almira terkesiap saat menyadari sanwich di tangan sudah tandas oleh Alfin.

Kembali Almira meraih susu dalam gelas, memeganginya disaat Alfin minum.

Namun, di luar duga karena tiba-tiba Alfin dengan gerakan cepat meraup bibir Almira dan memindahkan susu ke mulut gadis itu.

"Begini cara menyuapiku susu!" tegasnya tersenyum puas. Tentu saja senyum yang sangat mengerikan bagi Almira.

Kejadian itu tentu membuat Almira mematung di tempat. Alfin segera menyodorkan tangannya meminta Almira mencium punggung tangan layaknya suami istri yang saling mencintai.

"Aku berangkat!" tegasnya singkat diangguki Almira.

Sepeninggal Alfin, gadis itu mulai membereskan meja makan dan mencuci perabot kotor di dapur. Setelah selesai, Almira menyapu lantai bahkan mengepelnya sampai bersih. Aroma apel menguar membuat lantai mansion itu seketika wangi dan segar.

Ceklek,

Almira bermaksud membereskan kamar-kamar atas termasuk kamar utama yang ditempati Alfin.

Glekkk...

Entah kenapa, mata Almira memanas melihat foto-foto kakaknya terpampang disana. Bukan hanya satu bahkan mungkin hampir memenuhi seluruh dinding kamar Alfindra.

LIKE KOMEN GIFT DAN FAV😍🤗

Terpopuler

Comments

Jutawan Tafonao

Jutawan Tafonao

/Chuckle//Silent/

2024-05-12

0

Amir Hasan

Amir Hasan

sbbggg

2023-12-06

1

adindabey _

adindabey _

ia almira lama2 jadi cintaaa🥰

2023-12-02

4

lihat semua
Episodes
1 1. Pernikahan awal petaka
2 2. Layani, aku!
3 3. Hukuman
4 4. Sepiring berdua
5 5. Rencana Hana
6 6. With pengawal
7 7. Ternyata, ini?
8 8. Dimana, Almira?
9 9. Gengsi segunung
10 10. Intimidasi Rayyan
11 11. satu ranjang
12 12. Drama King
13 13. Istri Ceo kingdom
14 14. Diam-diam...
15 15. Cenayang
16 16. Kisah yang belum usai
17 17. Membawamu pergi
18 18. Mengelak
19 19. Iman setipis kulit kentang
20 20. Rumit
21 21. Pulang ke rumah
22 22. Bertemu mama mertua
23 23. Intimidasi Silvia
24 24. Kabur
25 25. Hana hamil?
26 26. Mala praktek
27 27. Salah paham
28 28. Dia, istriku
29 29. Tempat tinggal baru
30 30. Dugaan kade erte
31 31. Wanita tanpa marga
32 32. Perasaan tak berbalas
33 33. Menghindar
34 34. Zion berulah
35 35. Bapak Bapak Belanja
36 36. Semua mata memandang
37 37. Almira hilang
38 38. Amarah
39 39. Perang dingin
40 40. Bertemu
41 41. Banyak tingkah
42 42. Di luar ekspetasi
43 43. Positif
44 44. Mertua melunak
45 45. Istri nakal
46 46. Cemburu
47 47. Bocah gede
48 48. Semesta menyaksikan
49 49. Makan malam
50 50. Membalas Rayyan
51 5 1. Akal licik
52 52. Cemburunya Bumil
53 53. Labil
54 54. Siasat terbaca
55 55. Ulah Salma
56 56. Sesuka hati
57 57. INI BUKAN JANJI
58 58. Salma pergi
59 59. Keluarga besar berkunjung
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab - 74
75 Bab - 75
76 Bab - 76
77 Bab - 77
78 Bab - 78
79 Bab - 79
80 Bab - 80
81 Bab - 81
82 Bab - 82
83 Bab - 83
84 Bab - 84
85 Bab - 85
86 Bab - 86
87 New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Pernikahan awal petaka
2
2. Layani, aku!
3
3. Hukuman
4
4. Sepiring berdua
5
5. Rencana Hana
6
6. With pengawal
7
7. Ternyata, ini?
8
8. Dimana, Almira?
9
9. Gengsi segunung
10
10. Intimidasi Rayyan
11
11. satu ranjang
12
12. Drama King
13
13. Istri Ceo kingdom
14
14. Diam-diam...
15
15. Cenayang
16
16. Kisah yang belum usai
17
17. Membawamu pergi
18
18. Mengelak
19
19. Iman setipis kulit kentang
20
20. Rumit
21
21. Pulang ke rumah
22
22. Bertemu mama mertua
23
23. Intimidasi Silvia
24
24. Kabur
25
25. Hana hamil?
26
26. Mala praktek
27
27. Salah paham
28
28. Dia, istriku
29
29. Tempat tinggal baru
30
30. Dugaan kade erte
31
31. Wanita tanpa marga
32
32. Perasaan tak berbalas
33
33. Menghindar
34
34. Zion berulah
35
35. Bapak Bapak Belanja
36
36. Semua mata memandang
37
37. Almira hilang
38
38. Amarah
39
39. Perang dingin
40
40. Bertemu
41
41. Banyak tingkah
42
42. Di luar ekspetasi
43
43. Positif
44
44. Mertua melunak
45
45. Istri nakal
46
46. Cemburu
47
47. Bocah gede
48
48. Semesta menyaksikan
49
49. Makan malam
50
50. Membalas Rayyan
51
5 1. Akal licik
52
52. Cemburunya Bumil
53
53. Labil
54
54. Siasat terbaca
55
55. Ulah Salma
56
56. Sesuka hati
57
57. INI BUKAN JANJI
58
58. Salma pergi
59
59. Keluarga besar berkunjung
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab - 74
75
Bab - 75
76
Bab - 76
77
Bab - 77
78
Bab - 78
79
Bab - 79
80
Bab - 80
81
Bab - 81
82
Bab - 82
83
Bab - 83
84
Bab - 84
85
Bab - 85
86
Bab - 86
87
New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!