4. Sepiring berdua

Mungkin jalan takdir yang harus dihadapi oleh Almira harus seperti ini. Menghadapi suami yang kejam meski hidup dalam glimangan harta. Almira menatap nanar wajahnya yang berantakan, sehancur itu hatinya menghadapi hidup sendiri. Haruskah ia menyalahkan Anton? Dalang dari ini semua...

Bahkan sejak siang tadi, ia mengunci diri di dalam kamar. Berusaha menahan lapar sebagai bentuk protes dan marahnya pada Alfindra, akan tetapi seolah lupa jikalau Alfin sama sekali tak memperdulikannya, bahkan tak akan pernah memperdulikannya.

Melihat jam di layar ponsel sudah hampir larut membuatnya berfikir, tak ada yang salah jika ia mengendap ke dapur untuk makan barang sesuap. Perutnya melilit seolah tak ingin diajak bekerja sama, nyatanya definisi menahan lapar sampai pagi gagal di jam malam sekitar setengah satu. Hello, ini baru setengah satu dan perutnya sudah perih nan pedih, bagaimana kalau mau sampai pagi? bisa-bisa esoknya Almira tak memiliki tenaga bahkan tuk sekedar bernapas.

Sesial itu memang menyinggung Alfindra, maka mulai sekarang ia akan bersikap acuh tak acuh kalau perlu tak akan bicara bila tidak terlalu penting.

"Huffft!" dengan dada berdebar membuka pintu kamar. Lampu ruang tengah sudah mati bisa dipastikan kalau saat ini Alfindra sudah terlelap. Pengawal bahkan sudah beristirahat, tinggal Almira yang berjalan ke arah dapur, barangkali ada sesuatu yang bisa dimakan.

Almira menemukan bungkusan roti dalam kulkas, tanpa pikir panjang melahapnya saking rasa lapar yang mendera. Lampu temaram dapur tak terlalu kentara karena lampu yang paling terang sudah mati. Mungkin Alfindra benar-benar tak ingin membujuk Almira. Siapa dia? Mengharap belas kasih seorang Alfindra yang kejam.

"Ngomong-ngomong soal makan, suaminya tadi makan sama apa? Kenapa Alfin tak mencarinya? Apa dia ada wanita lain, yang mungkin dengan suka rela akan menyuapinya?" batin Almira.

Baru saja akan minum setelah menelan habis rotinya, ruang dapur mendadak terang benderang. Sejak kapan pria itu sudah berdiri disana? di bawah saklar lampu dapur.

"Kucing kecil yang malang," ledeknya tersenyum sinis. Bisa Almira lihat, senyum itu teramat mengerikan. Apakah ia akan dihukum lagi?

"M-mas, sejak kapan disana?" gagap Almira dengan tubuh bergerak mundur hingga membentur tembok.

"Sejak kamu mengendap ke dapur seperti ma*ling!" Alfin maju, lebih dekat ke arah Almira.

"Aku hanya sedikit lapar, apa mas sudah makan? Aku mengkhawatirkan mas Alfin karena tadi jam makan malam aku ketiduran dan ya, mas bahkan tak memanggilku!" Alibi Almira.

"Aku juga lapar. Kalau begitu kau buat lah makanan, aku tunggu." Alfin berbalik, seperti biasa ia akan menunggu di meja makan.

Almira menghela napas lega karena suaminya tak marah. Gegas ia mengecek bahan di dapur, karena belum sempat belanja Almira kembali menemui Alfin.

"Mas aku hanya bisa masak nasi goreng, Mas mau? Karena tadi belum sempat belanja, Mas belum kasih aku uang,--" Almira menjeda ucapannya.

"Is't oke. Masak yang ada!" potong Alfin membuat Almira mengangguk secepat kilat. Entah kenapa laki-laki itu tak lagi meninggi sejak memotong paksa rambutnya.

"Besok pagi-pagi ke kamarku, ketuk pintu sebelum aku ke kantor!" perintahnya seolah tanpa basa-basi Almira sudah paham apa maksud Alfindra.

"Ya, Mas!"

Almira berkutat di dapur. Sepiring nasi goreng ia sajikan di hadapan Alfin.

"Cuma satu?" Alfin menaikkan alisnya.

"Ah iya masih di dapur, nanti aku makan setelah Mas makan."

"Tubuhmu sudah jelek, jangan makan terlalu malam. Taruh semua di piringku!" perintahnya membuat Almira bimbang. Padahal tadi ia hanya menyisakan sedikit saja sebagai ganjal perut sampai pagi, sekarang? suami kejamnya itu malah meminta semuanya, apa dia sengaja.

Almira mengangguk, ia lantas kembali ke dapur untuk menambahkan nasi goreng ke piring Alfin.

Aroma lezat jelas membuat Alfindra sangat tak sabaran, memanggil Almira yang menurutnya lambat ke dapur.

"Cepat Al, kau mau membuat perutku buncit karena menunggu terlalu lama, hah?"

"Iya, Mas. Sabar!" Seketika Almira merutuk bibirnya yang lancang menyuruh Alfin sabar, akankah pria itu marah lagi setelahnya. Namun, entah kenapa reaksi Alfindra membuat Almira memberanikan diri menatap suaminya lebih lama. Sepertinya Alfindra mulai jinak jika berhadapan dengan masakan Almira.

"Suapi aku!" belum juga duduk suara berat khas Alfindra menuntut Almira.

Dengan cekatan ia menyuapi Alfin layaknya ibu pada anaknya. Almira type manusia lembut, mungkin hal itu juga yang membuatnya sabar menghadapi orang seperti Alfin. Andai Kak Hana yang di posisinya entah bagaimana wanita itu akan bersadar.

Ck! Almira lupa jikalau Hana adalah wanita spesial di hati Alfin. Sudah pasti wanita itu akan diperlakukan spesial juga, bahkan mungkin tak akan dibiarkan menyentuh wajan dan kompor di dapur. Membandingkan dirinya dengan sang kakak membuat hati Almira mencelos sakit, membayangkan jika Hana tiba-tiba datang kesini menyerahkan diri, apakah Almira nantinya akan dibuang?

Almira sudah akan menyuapkan ke mulut Alfin, akan tetapi tangan kekar itu merebut sendoknya dan malah menyuapkan nasi goreng itu ke mulut Almira.

"Eumm..."

Tanpa mengindahkan mulut Almira yang penuh, Alfin kembali menyuapkan satu sendok ke arahnya.

"Sudah, cukup! Ini punyaku, sekarang suapi aku," perintahnya membuat Almira hampir tak percaya. Aneh, sangat aneh! Bagaimana pria menyebalkan ini terlihat perduli meski terbilang kasar.

Setelah selesai, Almira membawa piring kotor ke dapur dan mengambil air minum untuk Alfin. Laki-laki itu bahkan tak tergerak untuk mengambil sendiri.

"Aku pamit tidur, Mas!"

"Hm."

***

Pagi-pagi buta, Almira keluar rumah untuk ke pasar. Kebetulan, kata satpam ada pasar tradisional di sekitar sini. Tak sempat membangunkan Alfin untuk meminta uang. Dua lembar merah terakhir di dompet semoga cukup untuk belanja hari ini.

Almira membeli beberapa sayuran juga daging ayam, udang, sosis dan masih banyak lagi. Beruntung menemukan pasar tradisional jadi ia bisa menghemat belanja, toh di pasar sebenarnya juga terjamin kebersihannya.

"Dia gak akan gatal-gatal kan makan makanan pasar," batin Almira bergumam. Satu kantong penuh belanjaan ia bawa pulang.

Masih pukul setengah enam, biasanya Alfin akan turun sekitar jam tujuh lebih yang artinya Almira masih punya banyak waktu untuk memasak. Dan capcay udang sayur tersaji di meja makan, lengkap bersama teman-temannya.

Almira mandi, sedikit memoles wajahnya dan menggunakan lipteen warna kalem agar tak pucat. Lantas menaiki tangga menuju kamar utama. Pelan, ia memberanikan diri mengetuk pintu.

Ceklek...

"Masuk!" titahnya membuat Almira mematung.

Jika hari ini Almira diperbolehkan masuk, kenapa tidak kemarin? Batinnya bertanya-tanya. Ragu memasuki kamar yang membuat da da Almira mendadak sesak.

"Ini, pakai buat belanja dan kebutuhan kamu! Dan ini, sepulang aku dari kantor nanti harus sudah rapi. Pergi ke salon, rapikan rambutmu!"

Almira menerima kartu berwarna gold milik Alfindra.

"Pin-nya tanggal pernikahan kita!"

Glekkk...

Apa ini, kenapa mendadak suami kejamnya itu berubah?

Terpopuler

Comments

🧸🥀⃞ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ ɢɪʙʀᴀɴ😎

🧸🥀⃞ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ ɢɪʙʀᴀɴ😎

hehehehe

2023-12-12

1

Xoeman Diyah

Xoeman Diyah

ini pasti ada udang dibalik bakwan deh...😄😄
mngkin ini siasat Alfin,biar nnti Hana mau pulang?

2023-12-10

1

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

pasti ada udang dibalik batu batu ini

2023-08-07

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pernikahan awal petaka
2 2. Layani, aku!
3 3. Hukuman
4 4. Sepiring berdua
5 5. Rencana Hana
6 6. With pengawal
7 7. Ternyata, ini?
8 8. Dimana, Almira?
9 9. Gengsi segunung
10 10. Intimidasi Rayyan
11 11. satu ranjang
12 12. Drama King
13 13. Istri Ceo kingdom
14 14. Diam-diam...
15 15. Cenayang
16 16. Kisah yang belum usai
17 17. Membawamu pergi
18 18. Mengelak
19 19. Iman setipis kulit kentang
20 20. Rumit
21 21. Pulang ke rumah
22 22. Bertemu mama mertua
23 23. Intimidasi Silvia
24 24. Kabur
25 25. Hana hamil?
26 26. Mala praktek
27 27. Salah paham
28 28. Dia, istriku
29 29. Tempat tinggal baru
30 30. Dugaan kade erte
31 31. Wanita tanpa marga
32 32. Perasaan tak berbalas
33 33. Menghindar
34 34. Zion berulah
35 35. Bapak Bapak Belanja
36 36. Semua mata memandang
37 37. Almira hilang
38 38. Amarah
39 39. Perang dingin
40 40. Bertemu
41 41. Banyak tingkah
42 42. Di luar ekspetasi
43 43. Positif
44 44. Mertua melunak
45 45. Istri nakal
46 46. Cemburu
47 47. Bocah gede
48 48. Semesta menyaksikan
49 49. Makan malam
50 50. Membalas Rayyan
51 5 1. Akal licik
52 52. Cemburunya Bumil
53 53. Labil
54 54. Siasat terbaca
55 55. Ulah Salma
56 56. Sesuka hati
57 57. INI BUKAN JANJI
58 58. Salma pergi
59 59. Keluarga besar berkunjung
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab - 74
75 Bab - 75
76 Bab - 76
77 Bab - 77
78 Bab - 78
79 Bab - 79
80 Bab - 80
81 Bab - 81
82 Bab - 82
83 Bab - 83
84 Bab - 84
85 Bab - 85
86 Bab - 86
87 New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Pernikahan awal petaka
2
2. Layani, aku!
3
3. Hukuman
4
4. Sepiring berdua
5
5. Rencana Hana
6
6. With pengawal
7
7. Ternyata, ini?
8
8. Dimana, Almira?
9
9. Gengsi segunung
10
10. Intimidasi Rayyan
11
11. satu ranjang
12
12. Drama King
13
13. Istri Ceo kingdom
14
14. Diam-diam...
15
15. Cenayang
16
16. Kisah yang belum usai
17
17. Membawamu pergi
18
18. Mengelak
19
19. Iman setipis kulit kentang
20
20. Rumit
21
21. Pulang ke rumah
22
22. Bertemu mama mertua
23
23. Intimidasi Silvia
24
24. Kabur
25
25. Hana hamil?
26
26. Mala praktek
27
27. Salah paham
28
28. Dia, istriku
29
29. Tempat tinggal baru
30
30. Dugaan kade erte
31
31. Wanita tanpa marga
32
32. Perasaan tak berbalas
33
33. Menghindar
34
34. Zion berulah
35
35. Bapak Bapak Belanja
36
36. Semua mata memandang
37
37. Almira hilang
38
38. Amarah
39
39. Perang dingin
40
40. Bertemu
41
41. Banyak tingkah
42
42. Di luar ekspetasi
43
43. Positif
44
44. Mertua melunak
45
45. Istri nakal
46
46. Cemburu
47
47. Bocah gede
48
48. Semesta menyaksikan
49
49. Makan malam
50
50. Membalas Rayyan
51
5 1. Akal licik
52
52. Cemburunya Bumil
53
53. Labil
54
54. Siasat terbaca
55
55. Ulah Salma
56
56. Sesuka hati
57
57. INI BUKAN JANJI
58
58. Salma pergi
59
59. Keluarga besar berkunjung
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab - 74
75
Bab - 75
76
Bab - 76
77
Bab - 77
78
Bab - 78
79
Bab - 79
80
Bab - 80
81
Bab - 81
82
Bab - 82
83
Bab - 83
84
Bab - 84
85
Bab - 85
86
Bab - 86
87
New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!