18. Mengelak

"Apa ini, Mas? Kamu punya kekasih?" Pekiknya menoleh tajam ke arah Alfindra. Entah mendapat keberanian darimana, yang jelas hati Almira merasakan sesak mendapat pesan sekaligus pertanyaan dari Rayyan, tentang apakah pria yang Rayyan foto adalah Alfindra suaminya atau bukan.

Namun, meski Almira melihatnya dengan mata menyipit nyatanya foto itu terlalu jelas. Terlalu kentara bahwa pria yang bersama perempuan di caffe milik Rayyan adalah suaminya Alfindra.

"Mana?" Alfindra meraih ponsel milik Almira. Ia yang tadinya memejam sontak terbangun dan mendengar dumelan gadis itu.

Bibir mengerucut sepaket dengan mata menyipit sungguh membuat Alfindra gemas sendiri.

"Ini, kamu ke caffe bang Rayyan kan? Jalan sama cewek, jangan bilang clien yah Mas. Aku gak bodoh buat gak lihat kalau dia pakai snelli."

"Kenapa kamu harus ngotot dan marah-marah?" Bukan menjelaskan, Alfindra malah semakin membuat huru hara di hati Almira. Semakin panas hingga gadis itu kembali merebut ponsel miliknya dengan kasar.

"Aku gak marah, jangan ge'er! Aku cuma nggak mau aja jadi istri simpanan kamu."

"Siapa yang bilang kamu simpanan, aku nggak ada bilang begitu! Sudahlah, sudah malam lebih baik kita istirahat."

Almira cemberut sekaligus kesal, apalagi saat melihat sikap cuek Alfindra yang seolah tak ingin menjelaskan apapun. Sebenarnya, pria itu menyembunyikan apa sih?

Alfindra sudah terlelap, dekuran halus terdengar di telinga Almira yang memilih merebahkan diri sambil membelakanginya.

"Setelah Kak Hana, ada wanita lain lagi. Aku kira setelah ini, hubungan pernikahan kita bakalan naik satu level." Almira bergumam pelan, bayangan malam pertama yang membuatnya gugup sedari berangkat tadi menguar begitu saja.

"Bener kan itu suamimu, soalnya tadi juga sempet negur Abang jangan deket-deket sama kamu?"

Merasa tak mendapat balasan, Rayyan kembali mengirim pesan.

"Iya, Bang! Emang gitu orangnya, nyebelin." Balas Almira, lantas meletakkan ponselnya kembali di samping bantal.

Tak ada malam pertama yang indah, yang ada kemelut hatinya yang panas menerka-nerka siapa wanita yang bersama Alfindra di caffe Rayyan.

"Ini kok aku jadi mupeng gini sih," cicit Almira. Ia menatap nanar ponsel sang suami yang tergeletak begitu saja.

Dengan segala pertimbangan, akhirnya Almira memutuskan untuk mengecek barangkali ponsel Alfindra tak bersandi.

"Kan kan disandi, apalagi ini sandinya? Mana pake nomor."

Tiba-tiba ingatan Almira tertuju pada kartu atm yang beberapa waktu lalu Alfin beri, siapa tahu sama. "Siapa tahu kan," gumamnya pelan.

"Wow, harus aku kasih penghargaan apa untuk suami kejamku ini? Menggunakan tanggal pernikahan sebagai sandi ponselnya, pengen banget jingkrak-jingkrak gak sih," seru Almira dengan mata berbinar berhasil menyidak ponsel milik Alfindra.

"Terus, ngapain masih diem? Katanya mau jingkrak-jingkrak?"

Glekkk...

Amira tertegun sekaligus bergidik, jangan-jangan ia ketahuan?

Menoleh pelan, benar saja Alfindra menatapnya tanpa ekspresi.

"Ya Tuhan, datar aja ganteng apalagi kalau senyum. Sayangnya pelit, boro-boro senyum ngomong aja singkat," batin Almira.

Ia meringis kaku sambil mengusap tengkuknya, "Mas belum tidur? Aku cuma mau lihat jam. Ini," serunya menyodorkan benda berlayar pipih milik Alfindra.

"Sudah nyidak ponselnya? Memang tampangku tampang-tampang pembohong? Dibilang aku gak ada apa-apa gak percaya! Ya, aku tahu cantikan dia dari pada kamu." Alfin kembali memejam setelah mengucapkan kalimat itu.

"Yeeee, iya yang istrinya gak cantik!" ketus Almira kembali merebahkan diri. Bukan kesal, tapi lebih ke malu karena ketahuan mengecek ponsel Alfindra.

Greppp...

Alfindra menarik tubuh Almira ke dalam pelukan. Meski Almira sendiri dalam posisi membelakanginya, tangan kekar itu cukup mampu membuat gadis dua puluh satu tahun itu tak berkutik.

Tak berselang lama, dekuran halus kembali terdengar. Apa suaminya itu sengaja? Bahkan saat ini Almira kesusahan napas karena gugup, keringat dingin dan overthinking.

Nyatanya, tidur satu ranjang bersama Alfindra dengan tangan laki-laki itu melingkar di perut sepanjang malam membuat Almira kesusahan tidur. Menjelang subuh, ia baru bisa memejamkan matanya dengan tenang. Entah karena rasa kantuk yang lebih dominan, atau mulai nyaman menerima perlakuan Alfindra.

"Bangun, heh!" Alfindra mengoyang-goyangkan tubuh Almira yang terbungkus selimut.

Mengernyitkan dahi, kenapa istrinya pagi ini susah dibangunkan padahal Alfindra sudah menggoyangkan bahunya keras.

Almira masih nyaman bersama tidurnya, mungkin karena rasa kantuk yang luar biasa memilih mengabaikan gempa dadakan. Yang penting tak mengganggu tidurnya karena sejak dari semalam matanya terbuka lebar.

"Ck!" decak Alfin. Menatap Almira dengan helaan napas panjang. Entah kenapa tangannya terulur menyibak anak rambut yang menutup dahi dan sekitaran wajah. Alfin akui, meski tak secantik ishany Vagella. Wajah istrinya sangat natural, imut dan ini...

Akhir-akhir ini, pipi yang menggembung cubby menjadi favoritnya untuk membuat si pemilik kesal dan marah.

"Ck! Gak beres ini," de sahnya pelan.

Namun, ia terlalu normal sebagai lelaki meski awalnya menolak berdekatan dengan Almira. Lain halnya dengan respon tubuh. Si junior bahkan sudah berdiri tegak bak keadilan hanya dengan memandangi wajah imut sang istri di pagi hari.

Cup!

Kecjupan singkat Alfin daratkan di pipi selembut marsmellow itu.

Tak sedikitpun Almira merasa terusik, padahal Alfin sengaja berlama-lama memandangi wajahnya.

"Si al," batinnya merasa sedang menjilat ludah sendiri.

Lalu? kamu mau aku memperlakukanmu layaknya ratu, hahaha...

Ingat baik-baik, kamu sudahku beli jadi tunjukan kalau dirimu lebih dari berguna!

Seharusnya kakakmu yang berada disini jadi istriku. Tua bangka Anton itu membuatku rugi menikahi gadis sepertimu padahal aku sudah memberinya mansion mewah.

Tapi tenang saja, jika kamu mau memohon maka aku akan menerimamu. Cepat memohon!

Apa itu caramu memohon?

Alfindra mengusap wajahnya kasar, bayangan kekejamannya saat hari pertama Almira menjadi istrinya terlintas di kepala. Sulit untuk Alfindra mengakui kalau ia salah, ia keterlaluan atau ia terlalu kejam. Ditengah lamunannya menatap lamat Almira, gadis itu terbangun dan melotot tiba-tiba.

"Mas, ngapain ngelihatin aku kayak gitu? Mas mau macem-macem, ya?" tuduh Almira dengan mata memicing.

"Hah? Sembarangan," ujar Alfindra mengelak, kemudian mengubah posisi tanpa melihat Almira. Gadis itu terbangun menatap aneh sekaligus curiga, "Mas gak ngapa-ngapain aku, kan?"

"Gak, ngaco! Baju kamu masih utuh kan?" Alfindra meninggalkan Almira begitu saja dan berlalu ke kamar mandi untuk menuntaskan has ratnya.

"Si al, bisa banget ngimpi dicium Mas Alfin," batin Almira sambil memegangi pipinya. Sejurus kemudian menenggelamkan wajahnya di bantal karena malu.

"Ish ish ish, ini otakku kayaknya mulai bermasalah deh, mikir aneh-aneh, halu terus!" dumelnya pelan lalu bangkit menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Terdengar gemericik air, pertanda kalau suami kejamnya itu sedang mandi.

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

Mau diapa2in juga halal Almira ngapain pakai curiga segala 🤭 gagal deh dua2nya gara2 foto.

2023-08-09

3

.

.

padahal pengen diapa-apain ya mira wkwk

2023-06-01

1

.

.

sabar mira tunggu penjelasan dulu dari alfindra

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pernikahan awal petaka
2 2. Layani, aku!
3 3. Hukuman
4 4. Sepiring berdua
5 5. Rencana Hana
6 6. With pengawal
7 7. Ternyata, ini?
8 8. Dimana, Almira?
9 9. Gengsi segunung
10 10. Intimidasi Rayyan
11 11. satu ranjang
12 12. Drama King
13 13. Istri Ceo kingdom
14 14. Diam-diam...
15 15. Cenayang
16 16. Kisah yang belum usai
17 17. Membawamu pergi
18 18. Mengelak
19 19. Iman setipis kulit kentang
20 20. Rumit
21 21. Pulang ke rumah
22 22. Bertemu mama mertua
23 23. Intimidasi Silvia
24 24. Kabur
25 25. Hana hamil?
26 26. Mala praktek
27 27. Salah paham
28 28. Dia, istriku
29 29. Tempat tinggal baru
30 30. Dugaan kade erte
31 31. Wanita tanpa marga
32 32. Perasaan tak berbalas
33 33. Menghindar
34 34. Zion berulah
35 35. Bapak Bapak Belanja
36 36. Semua mata memandang
37 37. Almira hilang
38 38. Amarah
39 39. Perang dingin
40 40. Bertemu
41 41. Banyak tingkah
42 42. Di luar ekspetasi
43 43. Positif
44 44. Mertua melunak
45 45. Istri nakal
46 46. Cemburu
47 47. Bocah gede
48 48. Semesta menyaksikan
49 49. Makan malam
50 50. Membalas Rayyan
51 5 1. Akal licik
52 52. Cemburunya Bumil
53 53. Labil
54 54. Siasat terbaca
55 55. Ulah Salma
56 56. Sesuka hati
57 57. INI BUKAN JANJI
58 58. Salma pergi
59 59. Keluarga besar berkunjung
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab - 74
75 Bab - 75
76 Bab - 76
77 Bab - 77
78 Bab - 78
79 Bab - 79
80 Bab - 80
81 Bab - 81
82 Bab - 82
83 Bab - 83
84 Bab - 84
85 Bab - 85
86 Bab - 86
87 New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Pernikahan awal petaka
2
2. Layani, aku!
3
3. Hukuman
4
4. Sepiring berdua
5
5. Rencana Hana
6
6. With pengawal
7
7. Ternyata, ini?
8
8. Dimana, Almira?
9
9. Gengsi segunung
10
10. Intimidasi Rayyan
11
11. satu ranjang
12
12. Drama King
13
13. Istri Ceo kingdom
14
14. Diam-diam...
15
15. Cenayang
16
16. Kisah yang belum usai
17
17. Membawamu pergi
18
18. Mengelak
19
19. Iman setipis kulit kentang
20
20. Rumit
21
21. Pulang ke rumah
22
22. Bertemu mama mertua
23
23. Intimidasi Silvia
24
24. Kabur
25
25. Hana hamil?
26
26. Mala praktek
27
27. Salah paham
28
28. Dia, istriku
29
29. Tempat tinggal baru
30
30. Dugaan kade erte
31
31. Wanita tanpa marga
32
32. Perasaan tak berbalas
33
33. Menghindar
34
34. Zion berulah
35
35. Bapak Bapak Belanja
36
36. Semua mata memandang
37
37. Almira hilang
38
38. Amarah
39
39. Perang dingin
40
40. Bertemu
41
41. Banyak tingkah
42
42. Di luar ekspetasi
43
43. Positif
44
44. Mertua melunak
45
45. Istri nakal
46
46. Cemburu
47
47. Bocah gede
48
48. Semesta menyaksikan
49
49. Makan malam
50
50. Membalas Rayyan
51
5 1. Akal licik
52
52. Cemburunya Bumil
53
53. Labil
54
54. Siasat terbaca
55
55. Ulah Salma
56
56. Sesuka hati
57
57. INI BUKAN JANJI
58
58. Salma pergi
59
59. Keluarga besar berkunjung
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab - 74
75
Bab - 75
76
Bab - 76
77
Bab - 77
78
Bab - 78
79
Bab - 79
80
Bab - 80
81
Bab - 81
82
Bab - 82
83
Bab - 83
84
Bab - 84
85
Bab - 85
86
Bab - 86
87
New Novel ( AKU BUKAN PELAKOR )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!