Tak ada pembicaraan apapun di antara Zelia dan Frans. Kedua orang itu saling diam saat berada di dalam mobil. Ya, Zelia berhasil membawa suaminya pergi dari sana. Keduanya lekas pergi dari perusahaan Kairo atas permohonan Zelia.
Perempuan dengan perasaan yang sakit itu menoleh. Dia menatap ke arah suaminya yang mengemudi dengan wajah yang benar-benar keras. Rahang Frans yang tegas dan sorot mata tajam terlihat jelas disana.
Hal itu tentu membuat Zelia paham dengan perasaan suaminya. Dia benar-benar paham dan membuatnya mengangkat tangannya.
"Sayang," Panggil Zelia pelan sambil mengusap pipi Frans dengan pelan.
Frans masih diam tapi dia menikmati usapan lembut dari tangan istrinya.
"Kapan kamu mau menerima Kairo, Sayang. Dia sudah berusaha sejauh ini. Belajar dan bekerja demi bisa kamu pandang bangga kepadanya," Lirih Zelia berusaha berbicara lagi dari hati ke hati.
Frans tahu arah pembicaraan ini. Dia spontan menjauhkan wajahnya dari elusan tangan Zelia.
"Lembut lah sedikit pada Kairo," Pinta Zelia dengan pelan. "Dia benar-benar sangat ingin disayangi olehmu."
"Zelia jangan mulai!" Kata Frans dengan menghentikan laju mobilnya.
Dia menatap istrinya itu dengan lekat.
"Kau tau apa yang sebenarnya terjadi, Ze!"
"Apa susahnya menerima Kairo, Mas? Dia tak bersalah sedikitpun. Dia ada karena hubungan kamu dan wanita itu. Dia ada dengan ketidak sengajaan," Kata Zelia dengan tegas. "Kairo tak bersalah, Mas. Jika dia mau, dia juga tak mau dilahirkan seperti ini dan memiliki orang tua seperti kalian!"
Zelia benar-benar sudah berada di ujung tanduk. Dirinya benar-benar merasa kasihan pada Kairo. Anak yang dirawat sejak kecil bersama Kaisar itu tentu sangat dia sayangi.
"Jangan membenci Kairo karena dia ada bukan dia yang mau, Mas."
"Kairo hadir karena kesalahan kamu!"
"Ze!" Seru Frans dengan menatap marah.
"Kamu mau marah sama aku?" Seru Zelia dengan berani. "Aku sendiri yang istri kamu, menerima Kairo, Mas."
"Aku bahkan menerima dia dan menyayangi dia sama seperti Kaisar. Aku bahkan mengajari dia sendiri meski tanpa dukungan kamu! Karena apa? Karena apa? Kamu mau tau?" Seru Zelia dengan suaranya yang naik.
"Karena aku tau ini bukan kesalahannya. Jika dia bisa memilih dia tak akan mau memiliki orang tua sepertimu!" Lanjut Zelia dengan kasar lalu segera menegakkan tubuhnya dan menatap keluar jendela.
Entah sudah berapa kali perdebatan ini terjadi. Entah sudah berapa kali dia berusaha untuk putranya itu. Namun, tetap saja. Suaminya yang keras kepala tetap dengan cara pikirnya.
Akhirnya perjalanan itu kembali berlanjut. Frans melakukan mobilnya dan Zelia terdiam. Dia tak mau mengatakan apapun lagi karena takut jika perkataan dirinya tak bisa dia atasi.
Zelia adalah saksi bisu bagaimana perjuangan Kairo. Bagaimana anak itu yang bertekad belajar agar mendapatkan peringkat kelas. Bagaimana anak itu yang selalu berusaha masuk ke sekolah terbaik untuk pembuktian pada Frans.
Namun, sekalipun suaminya tak pernah menganggapnya ada.
Sampai akhirnya saat mobil keduanya sampai di rumah. Zelia lekas turun tanpa perkataan apapun dan meninggalkan Frans yang berdiri di samping kemudi dengan mengusap rambutnya ke belakang.
"Kau benar-benar tak mengerti perasaanku, Ze!"
***
"Ayo kita datang ke restorannya, Kak!" Ajak Kaisar pada kakaknya.
Kairo spontan membelalakkan matanya. Dia menggeleng dengan cepat.
"Kita makan di tempat lain saja, Kaisar. Bagaimana?"
"No!" Sahut Kaisar menolak. "Jika kakak tak mau, berarti Dayana punyaku."
"Jangan menguji kesabaran Kakak, Kaisar. Kau… "
"Ayo berangkat! Jika tak ikut, ikhlaskan saja Dayana kencan denganku!" Teriak Kaisar dengan mengedipkan sebelah matanya sebelum dia keluar dari ruangan Kairo dan membuat pria itu hanya mampu menghela nafas berat.
Jika sudah begini Kairo tak bisa menolak. Dirinya dan Kaisar itu memiliki sebuah kemiripan. Apa itu?
Keras kepala.
Apa yang mereka inginkan, apa yang keduanya ingin capai harus segera dilakukan dan diraih. Keduanya sama-sama tak akan melepaskan target mereka. Jika sudah didepan mata maka akan keduanya kejar sampai dapat.
"Kau yakin kita makan disini?" Tanya Kairo sekali lagi saat mobil yang dikendarai oleh Kaisar mulai terparkir rapi di sebuah restoran yang mulai menjadi tempat langganan Kairo.
Kedua pria tampan dengan baju rapi berjas itu mulai turun dan segera melangkah masuk. Tentu saja keduanya menjadi perhatian orang karena wajah keduanya yang berseliweran di majalah bisnis membuat keduanya sering digadang-gadang menjadi pria idaman oleh para wanita.
Apalagi dengan gaya modis keduanya, uang dan tampang tentu membuat mereka menjadi pusat perhatian di setiap tiap yang keduanya datangi.
"Selamat datang," Sapa seorang pelayan yang menyambut kedatangan mereka.
"Atas nama Kaisar," Ucapnya yang sudah reservasi terlebih dahulu saat dijalan.
"Ruangan VIP, silahkan masuk!"
Akhirnya pelayan mengantar adik dan kakak itu ke ruangan VIP di restoran ini. Ya, restoran Dayana yang besar dan luas tentu membuatnya terbagi beberapa tempat.
Ruangan VIP, khusus meeting, khusus privat keluarga, atau minta yang di luar di dekat kolam juga bisa. Semuanya bisa dilakukan sesuai request pengunjung.
"Silahkan, Tuan," Seorang waitress mengantarkan menu makanan dan menunggu untuk mencatat apa saja pesanan yang akan pengunjung pesan.
"Apakah pemilik resto ada di ruangan?" Tanya Kaisar dengan pelan.
Waitress tersebut mengangguk.
"Iya, Tuan.. Pemilik resto kami sedang ada di dapur sekarang. Beliau membantu memasak untuk para pengunjung," Ujar waitress tersebut dengan jujur.
"Baiklah. Saya memesan ini dan ini," Kata Kaisar menunjuk.
Lalu tiba giliran Kairo. Pria itu juga mulai memilih tapi jujur dia tak fokus karena terlalu penasaran dengan apa yang hendak adiknya itu lakukan.
"Jadi pesanannya…"
Waitress itu mulai mengulang pesanan keduanya. Kaisar tentu lekas mengangguk saat pesanan itu benar.
"Dan saya minta, yang mengantar pesanan kami adalah pemilik resto sendiri yah!"
Waitress tersebut terlihat terkejut. Namun, melihat tatapan mata Kaisar yang tak main-main membuat pelayan itu mengangguk. Apalagi menyadari keduanya adalah pelanggan VIP yang harus diutamakan membuatnya tak bisa menolak.
"Kaisar kau jangan gila?" Umpat Kairo dengan memukul lengan adiknya.
Kaisar memutar matanya malas. Kakaknya ini benar-benar nol kosong dari dunia percintaan.
Dia yakin kakaknya ini tak akan tahu apa yang tengah direncanakan.
"Plis, Kak. Jika kau suka sama orang. Deketin! Jangan lama-lama geraknya. Nanti diembat orang baru tahu rasa, hah!" Seru Kaisar yang kesal dengan tingkah kakaknya itu.
"Tapi gak perlu sampai minta Dayana yang antar, Kaisar. Dia pasti sibuk!"
"Udah kakak diem aja. Biarkan Kaisar yang beraksi dan membantu Kakak oke?"
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kamiem sag
Kai anak haram Frans??
ya .... Tuhan
2025-03-19
0
Kiki Sulandari
Jadi Kairo adalah anak Frans dari wanita lainl...
Siapa ibu kandung Kairo ?
Dan apa penyebab Frans membenci Kairo?
2023-06-15
0
Enisensi Klara
Kamu minta di mengerti oleh zelia tapi kamu ga mau ngerti maksud zelia 🥺🥺🥺
2023-05-05
2