Tessa benar-benar terlihat terkejut. Wajahnya tegang dan pucat pasi. Perempuan itu benar-benar terlihat berbeda sebelum mengetahui semuanya.
Kemarin dia masih bahagia. Namun, sekarang dia perlu mengetahui semua kehidupan Mas Rio. Bagaimana suaminya itu, ah bukan suami lagi sebentar lagi, mantan suami yang berjuang sampai di titik ini.
"Jangan lupa juga, biasanya kami akan memberikan santunan untuk panti asuhan di dekat rumah. Biasanya aku memakai uang sisa dari gaji Mas Rio untuk kuberikan disana. Jadi, kamu harus pintar untuk mengolahnya," Lanjut Dayana dengan tersenyum manis.
"Untuk apa kamu mengatakan semuanya pada Tessa, Day. Kamu juga akan disini!" Ucap Rio yang membuat Dayana memutar matanya malas.
Aku juga disini, katanya?
Hahaha sepertinya suaminya ini sedang amnesia atau apa.
"Aku katakan sekali lagi ya, Mas. Satu rumah hanya ada satu ratu. Jadi jika kamu memilih menikahi Tessa, kamu harus siap melepaskan aku!" Kata Dayana dengan tegas.
"Tapi, aku… "
"Udah, ceraikan istrimu ini, Rio. Dia bukan menantu yang baik, dia istri yang buruk dan tak tahu aturan!"
Dayana sejak kemarin terus bersikap sabar. Berusaha untuk tetap menerima semua ucapan dan ocehan mertuanya sebagai bentuk penghormatan. Namun, sepertinya sekarang untuk apa dia hormat, toh apa yang perempuan itu katakan memang sudah keterlaluan.
"Bu, tapi… "
"Ceraikan Dayana! Kamu akan bahagia bersama Tessa. Dia akan hamil anakmu dan hidup kalian bahagia!"
Dayana merasa muak. Bahkan dia sampai mengepalkan kedua tangannya. Dirinya lekas beranjak berdiri saat ibu mertuanya itu membahas anak.
"Ibu boleh mengatakan ini sekarang. Tapi, ingat, Bu! Ini masih awal, kita lihat saja nanti. Bagaimana hidup Ibu dan Mas Rio tanpa Dayana!"
"Kamu mengancam Ibu?" Tantang Saskia sambil beranjak berdiri.
"Day bukan mengancam tapi… " Jeda Dayana dengan berjalan lebih dekat ke posisi mertuanya. "Ibu harus ingat nanti. Kita lihat siapa yang tak akan bisa hidup sendiri! Aku atau Ibu."
Setelah mengatakan itu. Dayana lekas pergi dari sana. Dia menulikan telinganya meski dirinya mendengar ibu mertuanya yang memakai dirinya. Dayana berjalan ke lantai atas. Dia sudah tak mau berada disini.
Ini bukan rumahnya. Ini bukan tempat tinggalnya. Ini bukan istananya lagi. Semuanya telah hancur semenjak suaminya datang dan membawa wanita lain laplu mengenalkan sebagai calon istri keduanya.
Wanita kuat ini. Dayana lekas menarik dua koper miliknya. Dia membawanya turun dari tangga sendiri. Hal itu tentu membuat Rio segera menyusul istrinya.
"Kamu gak boleh pergi!" Kata Rio menahan tangan Dayana yang menarik koper.
"Lepaskan, Mas! Aku ingin keluar dengan baik-baik," Kata Dayana memohon.
"Mas tetap gak mau ceraikan kamu, Day!"
Akhhh telinga Dayana panas. Jujur dirinya ini sebenarnya sangat mencintai Rio. Bagaimanapun sikap buruk suaminya. Bagaimanapun Rio yang suka main judi. Dia tetap menerimanya.
Namun, ternyata kebaikan dirinya tak diterima dengan baik oleh suaminya.
"Mas tahu gak?" Kata Dayana pelan sambil melepaskan kopernya.
Dia berhadapan dengan sosok suaminya. Menatap wajah yang dulu menjadi zona nyaman sebelum dia tidur. Wajah yang memang tak terlalu tampan tapi Day bisa mencintai Rio karena dia berusaha menerima pernikahan yang dilandasi perjodohan.
"Dayana bahagia bisa menikah dengan Mas Rio. Bahkan membalas cinta Mas Rio untuk Day, " Ucap Dayana dengan pelan. "Bahkan jika diingat pernikahan kita yang dimulai dari perjodohan. Cinta diantara kita ternyata bisa terjadi bukan?"
"Day… "
Dayana menggeleng. Dia melihat ekspresi penyesalan di mata Mas Rio. Namun, dirinya tak boleh terpengaruh. Dia tak boleh lemah. Dirinya tak boleh diinjak-injak.
"Mas Rio ingat kan? Day pernah bilang, apapun masalah Mas Rio. Dayana akan menerimanya kecuali satu," Ucap Dayana menjeda agar suaminya berpikir. "Mas Rio gak selingkuh. Dayana akan menerima semuanya!"
Rio tertampar. Ya dia sangat ingat perkataan istrinya itu. Perkataan yang sangat amat diminta oleh Dayana dulu kepadanya.
"Jangan menyesali semuanya, Mas. Semua sudah terjadi. Sekarang, Mas Rio harus lebih bahagia yah. Dan Dayana, akan menjalani hidup Dayana juga."
Setelah mengatakan itu, Dayana lekas menarik kopernya lagi. Dia benar-benar berjalan tanpa menoleh ke belakang. Jujur melihat wajah suaminya, Day tak mau pergi meninggalkan. Namun, semuanya sudah keputusannya.
Dia tak mau dimadu dan membagi cintanya!
"Selamat tinggal, Mas. Aku yakin bisa hidup tanpamu!" Kata Dayana sebelum pergi dan menatap ke arah rumah yang dulu menjadi tempat ternyamannya.
...****************...
Ceklek…
"Papa," Lirih Dayana dengan pelan saat pintu rumah itu terbuka.
Dayana yang hanyalah wanita biasa, yang begitu mencintai suaminya itu langsung meneteskan air mata. Bagaimanapun dia tetaplah wanita yang mencintai prianya. Seorang istri yang mencintai suaminya. Hingga kejadian ini tentunya membuat dirinya terpukul.
"Dayana," Kata Jimmy yang langsung menerima pelukan putrinya.
Ayah dan anak itu saling berpelukan. Hal yang selalu Jimmy berikan ketika putrinya ini sedang berada di titik yang tak baik-baik saja.
"Dayana sudah memutuskan, Pa. Dayana sudah mengurus surat perceraian," Lirih Dayana yang didengar oleh Jimmy.
Pria itu menatap ke depan dengan tatapan kosong. Namun, tangannya mengelus punggung putrinya yang bergetar karena menangis.
"Dayana sudah meminta bantuan Kak Ala mengurus surat cerai. Dayana… "
"Day gak sendirian," Sela Jimmy dengan pelan. "Dayana masih punya Papa Jimmy."
Dayana mengangguk dalam pelukan papanya. Dia benar-benar merasa memiliki sosok yang sangat amat menerima dia dengan tulus. Tak ada ikatan darah di antara keduanya. Namun, Jimmy, menerimanya sebagai anak dan mengurusnya dengan baik.
"Ayo masuk! Papa akan membuatkan Day minuman agar tenang!"
Akhirnya Dayana masuk ke dalam rumah. Dia meletakkan kopernya di pojok ruang keluarga dan duduk sendirian. Papanya tengah pergi ke belakang dan membuatnya mulai menyandarkan punggungnya di sofa yang empuk.
Air matanya kini tak lagi mengalir. Namun, rasa kecewa dan marah berkumpul menjadi satu. Rasa cinta yang membuatnya bahagia kini membuatnya takut.
Takut jika cintanya akan seburuk seperti ini.
"Mungkin untuk sekarang, membahagiakan Papa Jimmy dan bekerja adalah kebahagiaanku," Lirih Dayana dengan air mata kembali menetes di ujung matanya.
Saat dirinya baru saja menghapusnya. Sebuah bel berbunyi membuat Dayana spontan beranjak dari sofa. Dirinya berjalan ke arah pintu rumah dan perlahan membukanya.
Tubuh Dayana mendadak kaku. Apalagi saat melihat sosok wanita yang berdiri di depannya dengan senyum manis di wajahnya.
Wajah wanita yang sangat teduh. Wajah wanita yang sangat menjadi impiannya dan inspirasi dirinya. Wanita yang dia tahu ceritanya dari sosok Papa Jimmy.
Wanita yang memiliki masa lalu buruk dan membuatnya memiliki pengalaman tentang dimadu. Wanita yang membuatnya belajar akan arti setia dan bertahan.
"Mama Meera."
~Bersambung
Hiyaa mulai muncul kan. Entar tiba-tiba Mbak Ze dateng juga. duaree
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kamiem sag
syukurlah Day dikelilingi orang baik
2025-03-19
0
Kiki Sulandari
Dayana memutuskan untuk bercerai dari Rio
Ibunya Rio judes banget
Apakah ibunya Rio tak tahu jika selama ini Dayana yg mnopang biaya hidup mereka?
Alhamdulillah...Almeera hadir disaat Dayana membutuhkan support....
2023-06-06
1
cinta semu
asyik Ameera hadir Thor...q baca kisah bara n ameera Sampek tamat jadi masih kebayang bagaimana kehidupan mereka dulu
2023-05-12
1