Hari yang ditunggu pun tiba. Hari ini adalah hari dimana dirinya akan melepas masa pernikahan. Ya, tepat hari ini adalah sidang yang akan membuat hubungan pernikahan mereka terputus.
Pernikahan yang pernah menjadi impian seorang Dayana. Pernikahan yang pernah diharapkan akan menjadi satu seumur hidup ternyata pupus juga. Ternyata sebuah perjuangan pernikahan di awal bukan menjadi pondasi untuk mempertahankannya.
"Kamu siap, Nak?" Tanya Jimmy yang saat itu sudah siap menunggu putrinya.
Dayana mengangguk. Meski tergambar jelas kedua kelopak mata wanita itu bengkak dan menghitam. Menandakan bahwa semalam Dayana tak tidur dengan baik.
"Siap, Papa," Sahut Dayana dengan mengangguk.
Saat keduanya mulai berjalan menuju teras. Sebuah mobil datang dengan tergesa-gesa dan tiba-tiba keluarlah seorang pria yang sangat amat Jimmy kenal.
Seorang pria yang dulu pernah dia singkirkan. Seorang pria yang sering menyakiti dan menyiksa wanita yang merupakan istrinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan, Anak Bodoh! Kenapa kau bercerai!" Seru Reynand yang baru saja datang dan membabi buta.
"Kau memang anak tak tahu diuntung. Kau mau jadi janda gitu! Karena kau kerja, seenaknya kau minta cerai dan pergi?" Teriak Reynand pada Dayana yang mulai takut gemetaran.
Hal itu tentu dilihat oleh Jimmy. Pria yang sudah menahan amarahnya itu spontan menarik tangan putrinya ke belakang tubuhnya hingga sosok dirinya menjadi tameng.
"Minggir, Jim! Kau tak ada urusannya dengan ini!" Seru Reynand dengan tatapan penuh kebencian.
"Dia adalah putriku. Siapa yang membuatnya menangis akan berhadapan denganku!" Kata Jimmy dengan tegas dan sorot mata tajam.
"Kau sejak dulu memang suka ikut campur. Dia putriku, dia anak kandungku. Aku berhak melakukan apapun padanya!" Seru Reynand dengan amarah yang mulai besar.
Jimmy tetaplah Jimmy. Pria itu yang membesarkan Dayana dengan baik. Merawat anak itu dan mendidiknya agar menjadi sosok luar biasa di masa depan.
Janjinya pada Kara. Janjinya merawat dan menyayangi Dayana dengan tulus benar-benar dia lakukan. Bukan karena mencintai Kara. Melainkan dia merasa penyesalan dalam hidupnya akan dia lewati dengan mengasuh seorang anak yang tak berdosa.
"Kalau kau tau dia anakmu. Seharusnya kau bisa menjaga ucapanmu itu, Rey!" seru Jimmy dengan suara yang benar-benar tegas. "Kau ayahnya, kau seharusnya bisa menghargai dia sebagai seorang anak. Kau memahami apa keputusannya dan bukan mencaci maki seperti ini!"
Bukannya berubah. Reynand malah semakin maju. Bahkan tangannya kini terangkat dan mencengkram kemeja Jimmy.
"Aku menghargai dia?" Serunya dengan tatapan mata mengejek. "Jika dia menghargaiku sebagai seorang ayah. Aku akan melakukan itu! Tapi… "
"Dia lebih menghargaimu. Dia lebih menyayangimu daripada aku. Dia telah kau ambil dari aku, Jim!" Seru Reynand dengan tatapan yang benar-benar tak pernah ada hal baik pada Jimmy.
"Cukup, Pa. Cukup!" Seru Dayana yang mulai tak tahan.
Hal seperti ini bukan sekali dia kali. Reynand selalu datang meminta uang, mencaci maki dirinya ketika dia masih di rumah Rio. Namun, sekarang, melihat sosok papa yang membesarkannya dihina dan dicaci maki juga oleh ayah kandungnya membuat Dayana marah besar.
Dia tak terima hinaan apapun dijatuhkan pada Jimmy. Semua yang sudah dilakukan papa angkatnya itu, semua yang dikorbankan Jimmy untuknya membuat Dayana begitu menyayanginya.
"Jangan menghina papaku lagi!" Kata Dayana dengan berani. "Cukup papa memarahiku saja, apa kurang?"
"Kau!" Saat tangan Reynand sudah melayang.
Jimmy dengan sigap menahannya dan menatap mata itu dengan sorot mata penuh ancaman.
"Jangan pernah memukul putriku sedikitpun!" Seru Jimmy dengan menyingkirkan tangan Reynand lalu menunjuk wajah pria yang sejak dulu selalu menjadi rivalnya.
"Jika kau datang kesini hanya untuk menghina putrimu. Lebih baik kau tak usah datang! Dayana bisa tumbuh tanpamu dan bisa kujaga dengan baik!"
Reynand benar-benar murka. Namun, dirinya tahu dia tak akan bisa mendapatkan apa yang dia inginkan jika ada Jimmy di antara mereka. Hal itu membuat pria yang wajahnya memerah tersebut memilih masuk ke dalam mobil lalu mulai pergi meninggalkan halaman rumah Jimmy.
Hal itu membuat Dayana menghela nafas berat. Berhadapan dengan sosok papanya selalu membutuhkan energi yang besar.
"Kamu baik-baik saja, Day?"
Dayana mengangguk. Dia menarik senyuman tipis agar papanya itu tak khawatir.
"Dayana baik, Pa," Sahutnya mencoba menenangkan Jimmy. "Lebih baik kita berangkat sebelum telat."
***
Ketika namanya dipanggil. Dayana mulai beranjak berdiri dari tempat antrian. Satu langkah lagi dirinya memasuki ruangan yang akan menjadi saksi dan bukti bahwa pernikahannya tak akan bisa diperbaiki lagi.
Selangkah demi langkah, membuat Dayana merasa sakit. Perjuangan dulu ketika awal pernikahan mereka tentu berputar. Bagaimana perjodohan di antara mereka terjadi, bagaimana awal mulai pendekatan mereka, menerima perjodohan itu dan mulai berusaha membuka hati keduanya sampai cinta datang di antara mereka.
Ternyata tak mampu menjadi penguat di antara mereka. Dayana yang berharap pernikahan pertamanya akan menjadi sekali seumur hidup harus dia kubur.
Semakin pintu itu mulai di buka dan udara AC menyentuh kulitnya. Hal itu membuat Dayana paham akan arti satu hal. Pernikahan itu ada ditangan kedua orang.
Ketika di antara mereka saling menguatkan, sebesar apapun masalahnya. Keduanya pasti mampu melewatinya. Namun, ketika salah satu di antara mereka tak mau berjuang. Pernikahan itu tak akan ada artinya lagi.
"Saudara Dayana, apa yang menjadi alasan anda meminta bercerai?" Tanya hakim yang membuat Dayana mencoba tetap tenang.
Sebelum menjawab. Dia menatap ke kanan dan disana ada sosok papanya yang menjadi saksi untuk sidang perceraian hari ini.
Dayana akhirnya mulai mengatakan semuanya. Apa yang terjadi sebenarnya dan apa yang membuatnya berakhir di ruangan ini.
"Apa tak ada jalan lain selain bercerai? apa sudah dibicarakan dengan suami anda?"
"Tak ada, Pak Hakim. Saya dan suami sudah saling bcara tapi tetap berakhir dengan tak baik," Ucap Dayana dengan jujur.
Akhirnya giliran Jimmy mulai ditanya. Pria itu tentu menjawab apa yang pria itu tahu.
Sampai akhirnya, waktu yang dinanti pun tiba. Hakim mulai membacakan hasil akhir sidang perceraian ini dan membuat jantung Dayana jujur terasa sakit.
Cintanya pada Rio bukan main-main. Dia benar-benar mencintai pria itu meski pernikahan mereka dari perjodohan.
"Dan hari ini, saya umumkan bahwa saudari Dayana telah resmi bercerai dengan Saudara Rio."
Dayana menunduk. Setetes air mata menetes dari ujung matanya. Akhirnya pernikahannya telah berakhir. Akhirnya semua perjuangannya di awal pernikahan hanya akan menjadi sebuah kenangan.
Tak akan ada kenangan lagi untuk pernikahan ini. Dayana harus menutup lubang itu, kenangan itu semua masa itu agar menjadi kenangan yang indah di pikirannya. Meski yac akhir keduanya bukan akhir yang indah sesuai dengan yang dia inginkan.
"Selamat tinggal, Mas Rio. Kamu akan menjadi akhir dari buku pertamaku yang aku tulis dengan baik."
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kamiem sag
selamat ya Day selamat pengantin baru
2025-03-19
0
Kiki Sulandari
Reynard....kau sungguh kejam...
Saat putri kandungmu sedih & membutuhkan dukungan,mengapa kau malah menghujaninya dengan kata kata kasar
Sedangkan Jimmy....selaluada & mendukung Dayana
Kamu kuat,Dayana👍👍👍👍👍
2023-06-06
0
Anonymous
ini sungguh miris buat Dayana bapak kandungnya ckckckck
2023-05-18
1