Dibuang Suami, Dinikahi Millionaire
Suara dentingan alat dapur terdengar memenuhi sebuah ruangan. Terlihat seorang perempuan dengan dress selutut dan rambut dikuncir kuda tengah berkutat disana. Senyuman manisnya bertengger sembari tangannya mengaduk secangkir teh hangat yang selalu dia buat di pagi hari.
Dayana, perempuan dengan lesung pipit di kedua pipinya itu mengangkat cangkir teh yang dia buat lalu membawanya dengan pelan. Langkah kakinya menuju ke lantai atas, dimana sosok sang suami sedang menunggunya di dalam kamar.
"Aku bantu, Mas," kata Dayana saat pintu kamar baru saja dia buka dan melihat sosok pria hendak memakai kemejanya.
"Terima kasih, Sayang," ucap sang pria, Rio Mahatma suami Dayana.
Dayana memakaikan kemeja itu dengan cepat dan sentuhan terakhir dia melipat kerah baju itu hingga rapi.
"Beneran gak mau aku temani, Mas? Aku lagi senggang hari ini. Jadi aku bisa ikut kamu kok," ucap Dayana kesekian kali.
Rio menggeleng. Dia menangkup kedua sisi wajah istrinya dan tersenyum.
"Aku gak mau kamu capek. Ingat kata dokter. Kamu itu terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai kita belum diberi… " jeda Rio sambil menunduk dan membuat Dayana mengikuti tatapan suaminya.
Dia tahu apa yang suaminya lihat. Dia paham apa yang dimaksud suaminya ini. Pernikahan yang masih berumur satu tahun itu memang belum dikaruniai anak di antara keduanya. Hal itu yang terkadang membuat perdebatan kecil antara dirinya dan sang suami sering terjadi.
"Maaf, Mas," ucap Dayana mengalah.
Dia berpikir untuk usia jagung pernikahan mereka, seorang anak memang dinanti tapi perjalanan keduanya masih panjang. Pernikahan bukan hanya untuk kehadiran anak saja menurutnya, tapi untuk kehidupan mereka kedua.
"Aku yang harusnya minta maaf," ucap Rio dengan mengelus pipi istrinya. "Aku berangkat dulu yah."
Dayana mengangguk. Dia mengantar suaminya sampai di depan teras. Melambaikan tangannya saat kendaraan roda empat itu mulai bergerak dan meninggalkan halaman rumah mereka.
Dayana menghembuskan nafas berat. Pembicaraan tentang anak selalu membuatnya sedikit tertekan. Dirinya tahu suaminya ingin seorang anak tapi jika takdir belum diberi oleh sang kuasa, siapa yang harus disalahkan?
"Tenanglah, Day. Bukankah hamil itu kehendak yang maha kuasa," lirih Dayana sambil masuk ke dalam rumah.
Baru saja Dayana menutup pintu rumah dan melangkah. Suara bel berbunyi rumahnya membuat dirinya berbalik. Dirinya menatap pintu rumahnya itu dengan kening berkerut.
"Apa ada yang ketinggalan Mas Rio yah?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil membuka pintu rumahnya.
Namun, baru pintu itu terbuka sedikit. Bibirnya tercengang. Jantungnya seakan berhenti berdetak dengan mata membola melihat siapa sosok pria yang berdiri di depannya.
Dengan cepat dia buru-buru menutup pintu rumahnya. Namun, semuanya terlambat!
"Dasar anak durhaka!" pekik seorang pria yang usianya sudah tak lagi muda.
Pria dengan wajah yang sangat amat duplikat dengan wajah Dayana.
"Papa," lirih Dayana dengan menundukkan kepalanya. "Ada apa Papa kemari?"
"Ada apa Papa kemari?" ulang pria itu dengan amarah yang meledak. "Apa seperti itu kamu menyambut orang tuamu sendiri, hah?"
"Bukan begitu, Papa Rey. Day…aww!" pekik Dayana meringis.
Dia mengerutkan keningnya saat tangannya di cengkram kuat oleh Reynand. Sosok pria yang merupakan ayah kandungnya sendiri. Sosok pria yang membuatnya ada di posisi sekarang.
"Kenapa kamu tak membalas pesan Papa, hah?" seru Reynand dengan nafas yang menderu. "Apa kamu tak mau memberi Papa uang?"
"Day… "
"Beri Papa uang sekarang!" seru Reynand dengan kasar.
"Nggak. Dayana gak punya uang, Pa!" jawab Dayana dengan melawan.
"Kamu mau berbohong! Suamimu itu kaya!"
"Mas Rio juga lagi ada masalah di kantornya, Pa," balas Dayana dengan kekeh.
Perempuan dengan tatapan penuh ketakutan tapi dia mencoba melawan itu tetap berusaha tenang. Hal seperti ini bukan satu dua kali terjadi padanya. Namun, selama dirinya tahu akan kenyataan tentang ayah kandungnya. Hidupnya tak lagi aman sejahtera.
"Kamu jangan mencoba membohongi Papa, Day!" kata Reynand dengan mengancam. "Papa tahu kamu kerja sendiri. Sekarang, cepat beri Papa uang!"
"Nggak!" balas Dayana dengan kekeh.
"Kamu!" seru Reynand dengan melayangkan tangannya.
"Tampar Dayana, Pa! Tampar!" Kata Dayana dengan memberikan pipinya.
Reynand menghentikan tangannya. Dia tak jadi melayangkan tamparan dan lekas pergi dari sana. Selepas kepergian Papanya, Dayana langsung jatuh terduduk di lantai. Air matanya mengalir dengan bebas. Dia benar-benar merasa hancur dan sakit.
Kehidupannya benar-benar tak ada kebahagiaan kecuali saat dirinya bersama sang super horonya. Pahlawan tanpa jasa yang membesarkan dirinya dengan sukarela.
"Papa, Dayana ingin ketemu Papa Jim," Lirih Dayana dengan menangis begitu hebat.
...****************...
Entah sudah berapa lama keheningan menyapa seisi rumah. Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi membuat seorang wanita yang ketiduran0 di ruang keluarga lekas terbangun.
Dia terduduk dengan pelan sambil membenarkan rambutnya. Dirinya menghapus bekas air mata di kedua matanya yang masih tersisa karena ternyata Dayana tertidur setelah kelelahan menangis.
"Ya," sahut Dayana saat bel itu terus berbunyi.
Perempuan itu lekas berjalan dengan cepat saat dirinya memeriksa penampilannya. Dayana yakin jika itu suaminya. Bibirnya menyunggingkan senyum manis dengan tangannya yang membuka pintu rumah.
"Mas," panggil Dayana dengan senyuman sumringah.
Namun, senyuman itu tiba-tiba surut saat dia melihat sosok perempuan muncul dari balik tubuh suaminya. Ditambah, dia melihat bagaimana kedua tangan yang saling bergenggaman kuat itu membuat hatinya sakit.
"Kenapa kamu membawa wanita ini?" tanya Dayana pelan dengan mata penuh luka.
Dirinya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Tak menyangka jika dirinya yang memaksa untuk ikut tapi suaminya tak mengizinkan ternyata alasannya karena ini.
"Seharusnya kamu izinkan tamu untuk masuk terlebih dahulu, Dayana!" seru seorang perempuan lain yang baru saja berjalan mendekati ketiganya.
Dayana tentu saja tahu betul suara ini. Dirinya terlihat menahan nafasnya dengan berat saat suara mertuanya yang terdengar.
"Minggir! Biarkan suamimu dan tamunya masuk!"
"Untuk apa Dayana mengizinkan sebuah benalu masuk ke dalam rumah yang sudah berpenghuni?" tanya Dayana dengan berani.
Dia menatap mertuanya dengan tegas. Sejak pertama kali dirinya menikah dengan Rio. Ibu mertuanya adalah salah satu orang yang tak setuju dengan perjodohan itu. Namun, apa boleh buat, dirinya juga tak bisa menolak karena paksaan papanya juga.
"Apa kamu bilang?" sentak Saskia, Mama Kandung Rio.
"Sayang, cukup!" seru Rio akhirnya mengeluarkan suara. "Biarkan Tessa masuk dulu. Dia pasti capek!"
"Kamu lebih memikirkan dia, Mas?"
"Dayana!" seru Rio dengan suara yang berat dan membuat Dayana semakin mengepalkan tangannya.
Dia mundur beberapa langkah. Memberikan ruang untuk suami, mertua dan juga wanita yang sangat dia tahu jika itu adalah mantan kekasih suaminya.
Dayana sangat ingat betul cerita dari sang suami. Jika Tessa adalah wanita yang meninggalkannya dulu ketika dirinya tak punya apapun. Tessa malah memilih pria lain daripada dirinya.
Perlahan semuanya duduk berhadapan. Namun, hal yang membuat Dayana semakin sakit saat suaminya lebih memilih duduk di samping perempuan benalu itu daripada disampingnya.
"Jadi apa maksud semua ini, Mas?"
"Day, kamu ingat, 'kan? Ini Tessa. Calon istri keduaku."
~Bersambung
Cmieww yeyy. Selamat datang di karya terbaruku kesekian kalinya. Akhirnya novel Dayana rilis duluan karena memang nanti puncak akhir dari semua novel yaitu novel bang Jimmy.
Hihi semoga kalian suka dengan novel Dayana yahh, jangan lupa klik favorit, like, dan komen biar author semangat update.
Next novel mbak Bia bakalan tamat juga dan dilanjut langsung ke kisah anaknya. Jadi tungguin aja kelanjutan kisah mereka.
Terima kasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yati Tasmiyati
lelaki yg lemah
2023-05-17
1
Kardi Kardi
hmmmm. nice storyyyyy. come on, never give up
2023-05-16
1
Hanipah Fitri
baru baca di part awal udah langsung .mendidih aja
2023-05-11
1