Nasib

Setelah Api benar-benar padam,Lutfi mencoba masuk ke dalam puing-puing bangunan yang sudah berubah warna.

Suasana begitu gelap,tidak ada cahaya yang menyinarinya,hanya ada bentangan garis pembatas polisi.

Lutfi hendak mencari barang yang mungkin masih tersisa,dia mencari ke arah belakang rumah yang dulunya kamar kakeknya.

Lutfi melihat sebuah lemari yang sudah berwarna hitam,dia mencoba untuk membongkarnya,dan berharap sesuatu yang dia simpan masih utuh.

Lutfi mengobrak-abrik nya,dan dia melihat sebuah kotak besi yang berukuran sedang,lalu dia mengambilnya.

"alhamdulillah ini masih utuh",ucap Lutfi sambil membawa kotak tersebut.

Setelah apa yang dia dapat,Lutfi langsung mencari barang yang lain,dia masuk kedalam kamarnya.

Lutfi melihat meja belajar dan buku-buku miliknya yang telah hangus.

Lutfi mencoba membongkar lagi meja belajarnya,dan dia melihat separuh celengan miliknya gosong.

Lutfi pun mengambilnya,dan di tangannya terdapat uang lembaran yang sudah tak bisa di gunakan lagi.

Lutfi sangat sedih,padahal itu uang tabungan yang akan di gunakan untuk pengobatan Afwan.

"ya tuhan,kenapa semua ini harus menimpa keluarga ku",ucap Lutfi.

"hey siapa di dalam",teriak seseorang,Lutfi pun langsung keluar dan menampakkan diri.

"kamu siapa,dan sedang apa di sini?",tanya seorang polisi.

"saya pemilik rumah ini",jawab Lutfi.

"sedang apa kamu di dalam?",

"saya sedang mencari barang-barang yang mungkin masih utuh",

"jangan dulu,walaupun sudah padam tapi di dalam tetap berbahaya,sebaiknya besok pagi saja".

"baik pak",Lutfi pun pergi,dan dia berjalan menuju rumah Bu Yuni.

Keesokan harinya,Lutfi bangun pagi-pagi sekali,dia berpamitan pada bu Yuni untuk mencari barang-barangnya.

Suasana sudah ramai dengan tangisan pemilik rumah yang sudah terbakar.

Mereka sangat sedih dengan apa yang sudah menimpanya,beruntung tidak ada korban jiwa,namun tetap kerugian yang sangat besar akibat kebakaran tersebut.

Lutfi bergegas mencari barangnya,kini lebih mudah karena cahaya matahari yang menyinarinya.

Lutfi melihat barang-barang yang sudah tak layak untuk di pakai,harapan Lutfi sangat kecil,karena melihat keadaan rumahnya yang tak tersisa.

Lutfi menghela nafas saat melihat alat-alat pembuat kue sudah rusak.

Dia sangat menyayangkan atas kebakaran yang terjadi,pasalnya rumah peninggalan kakeknya telah habis tak tersisa,dan Lutfi tidak tahu harus tinggal dimana.

Lutfi duduk di puing-puing kayu,dia merenungi nasib hidupnya saat ini,belum selesai permasalahannya di sekolah sekarang dia di hadapkan dengan situasi seperti ini.

Lutfi melihat ke arah buku-buku yang berserakan,pikirannya tertuju pada nasib sekolahnya.

Lutfi berpikir kalo dirinya harus berhenti sekolah,secara beasiswanya sudah di cabut begitu pula dengan peralatan sekolah yang sudah tak layak di pakai,semua itu membuat Lutfi bertekad untuk berhenti melanjutkan sekolahnya.

...----------------...

Di rumah bu Yuni,Aisyah sedang duduk di teras depan sambil melihat ke arah jalan gang,dia berharap kakaknya pulang secepatnya.

Dia begitu khawatir saat mendengar kakaknya pergi ke rumahnya.

Bu Yuni yang memperhatikannya langsung menghampiri Aisyah,"kenapa duduk di sini,sebaiknya kita tunggu kak Lutfi di dalam saja".

"bu,kak Lutfi akan pulang kan?",tanya Aisyah.

"tentu saja sayang,sebentar lagi kak Lutfi pulang kok",jawab bu Yuni.

"aku takut kalo kak Lutfi akan pergi seperti kakek dan ibu",

Bu Yuni terdiam dia merasa kasihan kepada nasib adik kakak ini,kenapa mereka terus menerus tertimpa musibah,padahal mereka belum mengerti dengan keadaan ini.

Tidak lama kemudian Lutfi datang,"Bu,Aisyah",sapa Lutfi.

"kakak...",ucap Aisyah sambil beranjak dari duduknya lalu memeluk kakaknya.

"kenapa kakak lama sekali?",

"kakak harus mencari barang yang kita butuhkan dek",

"lalu bagaimana?",tanya bu Yuni.

Lutfi terdiam sejenak lalu dia berkata,"semuanya tak tersisa bu".

Bu Yuni menghela nafasnya,dia benar-benar terpukul melihat keadaan ini.

"ya sudah kamu jangan pikirkan itu,lebih baik kamu mandi lalu makan,ibu sudah siapkan baju untuk kamu",ucap Bu Yuni.

"baik bu",Lutfi pun masuk kedalam rumah lalu di ikuti Aisyah.

Tak terasa air mata bu Yuni jatuh,dia sangat terharu melihat Lutfi,dia benar anak yang baik,dan bu Yuni berharap suatu saat nanti Lutfi menjadi anak yang sukses.

Ketika selesai mandi dan makan,Lutfi menghampiri bu Yuni yang sedang menerima telepon.

"ya sudah kalo gitu saya nanti ke toko ibu ya",ucap bu Yuni sambil menutup panggilannya karena melihat Lutfi yang tengah berdiri.

"ada Fi?",tanya bu Yuni.

"saya mau pamit sama ibu",

Bu Yuni mengernyitkan keningnya,"kamu mau kemana?",tanya Bu Yuni terkejut.

"saya mau tinggal di toko saja,di sana layak untuk kami bertiga",

"tapi kenapa tidak di sini saja bersama ibu,kalo kalian tinggal di sana,kasihan Aisyah dan Afwan,mereka tak akan tidur nyenyak,apa lagi kamu harus sekolah kan".

"oh ya tentang peralatan sekolah kamu dan Aisyah ibu sudah sediakan,jadi kamu gak perlu memikirkan itu".

"terima kasih bu,tapi saya tidak bisa menerima semua itu,saya terlalu sering merepotkan ibu",

"tidak apa-apa,justru ibu sangat senang bisa bersama kalian di sini,jadi tolong jangan pergi ya",

"maaf bu"

Bu Yuni menarik nafasnya,"ibu tahu apa yang ada di pikiran kamu,tapi kamu harus pikirkan kedua adik-adik mu,apalagi Afwan sedang sakit,dan kamu harus sekolah nak".

Lutfi terdiam dan dia berpikir kalo sudah saatnya dia mengatakan yang sebenarnya pada bu Yuni.

Bu Yuni sangat menyayangkan beasiswa Lutfi,"yang sabar ya nak,semoga tuhan memberikan keajaibannya kepada kamu",

"makasih bu,kalo begitu saya pami pergi,terima kasih untuk kebaikan ibu kepada kami",

Bu Yuni menangis dia tak bisa memaksa Lutfi untuk tinggal bersamanya,"baiklah nak ibu hanya bisa berdoa untuk kalian,jaga diri kalian baik-baik",bu Yuni memeluk Lutfi.

"jika ibu dan kakek mu masih hidup,mereka pasti bangga memiliki mu",ucap bu Yuni dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Fitnah
2 Meragukan
3 Fatma Hamil
4 Surat cerai
5 Penyesalan Yuda
6 Pernikahan Yuda dan Diana
7 Mantan Suami
8 Brangkas
9 Kesedihan Yuda
10 Kematian Fatma
11 Peran ibu
12 Tanggung jawab
13 Serangan jantung
14 Kematian kakek
15 Pemaksaan
16 Bea siswa di cabut
17 Ujian
18 Nasib
19 Kasih sayang
20 Sahabat
21 Kegigihan Lutfi
22 Bertemu Diana
23 Kue kesukaan Yuda
24 Kotak isi kue
25 Suapan Lutfi
26 Ingin Di Cintai
27 Temukan Mereka
28 Mengetahui rencana Diana
29 Tes DNA
30 Pertemuan Lutfi dan Yuda
31 Pertemuan Aisyah dan Yuda
32 Sosok Yuni
33 Berdiri di kaki sendiri
34 Kepulangan Afwan
35 Mengingkari janji
36 Pertemuan dengan Sadam
37 Getaran
38 Menyukai adik sahabat
39 Lamaran Sadam
40 Menjadikan Ratu di Istana
41 Terkubur
42 Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43 Melepas masa lajang
44 Perhatian Seorang Ayah
45 Kegaduhan di hari pernikahan
46 Ujian di hari pertama pernikahan
47 Keteledoran Sadam
48 Penjelasan Sadam
49 Sadam Sakit
50 Kartu ucapan dan Flashdisk
51 Nyata
52 Lelaki brengsek
53 Apa ini milikku?
54 Di permalukan
55 Pemilik Toko
56 Di jodohkan
57 Bukan jodoh
58 Meluapkan amarah
59 Kanker
60 mantan istri ayah
61 Kenyataan tentang Yuda
62 Di batalkan
63 Sah
64 Separuh jiwa ku
65 Sakit
66 Malam panjang
67 Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68 Calon pengantin perempuan
69 Seorang Pangeran
70 Merasa Bersalah
71 Permintaan Maaf Saskia
72 Tanggung Jawab
73 Menyatakan
74 Pesta Ulang Tahun
75 Om ganteng
76 Pertemuan pertama dengan Leo
77 Pukulan Devan
78 Kegilaan Devan
79 Penelepon
80 Permintaan Lutfi
81 Cacian Nyonya Mirna
82 Pertemuan dengan Saskia
83 Leon mengamuk
84 Berteman
85 Interaksi antara Lutfi dan Leon
86 Anugrah Tuhan
87 Syukuran
88 Persalinan Aisyah
89 Perkelahian Devan
90 Kebenaran Devan terhadap Saskia
91 Ibu untuk anak-anakku
92 Mendadak nikah
93 Berkunjung ke pesantren
94 Zhafira
95 Drama sepasang suami istri
96 Menyukai Zhafira
97 Kekacauan di toko
98 Seorang penipu
99 Lamaran Lutfi untuk Zhafira
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Fitnah
2
Meragukan
3
Fatma Hamil
4
Surat cerai
5
Penyesalan Yuda
6
Pernikahan Yuda dan Diana
7
Mantan Suami
8
Brangkas
9
Kesedihan Yuda
10
Kematian Fatma
11
Peran ibu
12
Tanggung jawab
13
Serangan jantung
14
Kematian kakek
15
Pemaksaan
16
Bea siswa di cabut
17
Ujian
18
Nasib
19
Kasih sayang
20
Sahabat
21
Kegigihan Lutfi
22
Bertemu Diana
23
Kue kesukaan Yuda
24
Kotak isi kue
25
Suapan Lutfi
26
Ingin Di Cintai
27
Temukan Mereka
28
Mengetahui rencana Diana
29
Tes DNA
30
Pertemuan Lutfi dan Yuda
31
Pertemuan Aisyah dan Yuda
32
Sosok Yuni
33
Berdiri di kaki sendiri
34
Kepulangan Afwan
35
Mengingkari janji
36
Pertemuan dengan Sadam
37
Getaran
38
Menyukai adik sahabat
39
Lamaran Sadam
40
Menjadikan Ratu di Istana
41
Terkubur
42
Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43
Melepas masa lajang
44
Perhatian Seorang Ayah
45
Kegaduhan di hari pernikahan
46
Ujian di hari pertama pernikahan
47
Keteledoran Sadam
48
Penjelasan Sadam
49
Sadam Sakit
50
Kartu ucapan dan Flashdisk
51
Nyata
52
Lelaki brengsek
53
Apa ini milikku?
54
Di permalukan
55
Pemilik Toko
56
Di jodohkan
57
Bukan jodoh
58
Meluapkan amarah
59
Kanker
60
mantan istri ayah
61
Kenyataan tentang Yuda
62
Di batalkan
63
Sah
64
Separuh jiwa ku
65
Sakit
66
Malam panjang
67
Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68
Calon pengantin perempuan
69
Seorang Pangeran
70
Merasa Bersalah
71
Permintaan Maaf Saskia
72
Tanggung Jawab
73
Menyatakan
74
Pesta Ulang Tahun
75
Om ganteng
76
Pertemuan pertama dengan Leo
77
Pukulan Devan
78
Kegilaan Devan
79
Penelepon
80
Permintaan Lutfi
81
Cacian Nyonya Mirna
82
Pertemuan dengan Saskia
83
Leon mengamuk
84
Berteman
85
Interaksi antara Lutfi dan Leon
86
Anugrah Tuhan
87
Syukuran
88
Persalinan Aisyah
89
Perkelahian Devan
90
Kebenaran Devan terhadap Saskia
91
Ibu untuk anak-anakku
92
Mendadak nikah
93
Berkunjung ke pesantren
94
Zhafira
95
Drama sepasang suami istri
96
Menyukai Zhafira
97
Kekacauan di toko
98
Seorang penipu
99
Lamaran Lutfi untuk Zhafira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!