Hari demi hari Lutfi lalui kehidupannya tanpa sang kakek,setiap hari Lutfi bekerja keras untuk mendapatkan uang,dia harus pintar mengatur waktu antara sekolah dan berjualan.
Beruntung Lutfi belajar membuat kue dari kakeknya,jadi kini dia meneruskan pekerjaan yang di geluti kakeknya.
Tak mengenal lelah dia terus berusaha agar bisa menghidupi kedua adiknya,untuk mengeluh pun sepertinya tak sempat,karena bagi Lutfi waktu adalah uang.
Suatu ketika,Afwan jatuh sakit,dia demam tinggi,Bu Yuni dan Lutfi pun membawanya ke puskesmas.
Dokter menyarankan agar Afwan di bawa ke rumah sakit untuk di tindak lanjut,karena demamnya sudah berhari-hari.
Lutfi sangat kebingungan,dia tidak memiliki banyak uang untuk membawa Afwan ke rumah sakit.
Tapi dengan kebaikan bu Yuni,dia bersedia membantu Lutfi untuk membawa Afwan ke rumah sakit.
Singkat cerita,Afwan pun di bawa kerumah sakit dan mendapatkan penanganan yang baik,namun ketika hasil lab dan rongsen di bacakan,ternyata di dalam paru-paru Afwan terdapat bercak putih dan dokter memvonis kalau Afwan terkena TB Paru.
Dokter pun menyarankan agar Afwan berobat setiap bulannya selama 9 bulan.
Hal itu membuat Lutfi sedih,ternyata ujian yang tuhan berikan belum selesai,dia harus berjuang untuk kesehatan adiknya.
Di sudut ruangan Lutfi duduk sambil menghitung uang hasil jualannya,dia menyisihkan uang untuk pengobatan adiknya.
"alhamdulillah,masih bisa menyisihkan uang,semoga ada rejeki untuk pengobatan Afwan",ucap Lutfi.
Lutfi semakin bersemangat untuk bekerja,namun dia tak lupa untuk belajar.
Setiap malam Lutfi kurang tidur,karena dia harus membuat kue dan belajar,kadang dia juga lupa untuk makan,karena Lutfi lebih mementingkan adik-adiknya.
Lutfi berharap suatu saat nanti dia akan menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan ibu dan kakeknya.
Keesokan harinya Lutfi hendak pergi ke toko kue peninggalan kakeknya,karena sudah kebiasaan rutin baginya,setelah pulang sekolah dia pergi ke toko,walau pendapatan sedikit tapi lumayan untuk menyambung hidup.
Lutfi pergi di temani Aisyah,mereka berjalan sambil menenteng kue yang sudah di persiapkan tadi malam.
Tiba-tiba saja sekelompok pemuda datang menghampiri mereka sambil memakai motor.
"hei bocah,ini kawasan kami dan kamu harus membayarnya jika ingin melewati jalan ini",ucap salah seorang pemuda itu.
"kenapa kami harus membayarnya ini jalan umum,bukan milik nenek moyang kakak",ujar Lutfi.
"gede juga nyali lho",ucap pemuda itu lagi,dan mereka turun dari motornya.
Aisya sangat ketakutan,"kak aku takut",ucap Aisyah sambil gemetaran.
"tenang dek,kita akan aman kok",ucap Lutfi menenangkan adiknya.
"mau bayar atau nyawa lho yang melayang!",
"kami gak ada uang",
"jangan bohong ya",para pemuda itu memaksa Lutfi menyerahkan uangnya,namun Lutfi bertahan untuk tidak memberikan.
"ini namanya pemaksaan",ucap Lutfi sambil mendorong pemuda itu.
"bukan urusan lho sekarang mana duitnya",ucap remaja itu yang langsung mengambil barang bawaan milik Lutfi.
"jangan",ucap Lutfi sambil memegang erat tempat kue,namun tenaganya kalah dengan tenaga pemuda itu,kue yang dia bawa Lutfi berhasil di ambilnya.
"apaan nih?",tanya pemuda itu sambil membuka tempat makanan.
"kalo kakak mau boleh ambil tapi jangan semuanya,karena itu makanan yang akan di jual",jelas Lutfi.
Pemuda tersenyum getir,"emang gue butuh kaya gini",ucapnya lalu melempar tempat kue itu ke tanah,alhasil kue berhamburan keluar dan terjatuh di tanah.
Lutfi dan Aisyah terkejut,karena dagangan mereka berserakan.
"kenapa di buang,kalo tidak mau berikan lagi pada kami",ucap Aisyah kesal.
Pemuda itu menatap Aisyah,"berisik,kecil-kecil udah belajar ngomel",teriak pemuda itu.
"payah gue kira bakalan ada duit eh malah sampah",ucap salah seorang teman pemuda itu.
"mending cabut yuk,buang-buang energi aja",ajak sala seorang dari mereka.
Pemuda yang membuang semua kue Lutfi menatap dengan tajam,"kalo besok lho lewat jalan ini dan gak ngasih uang ke gue,dan gue pastikan kaki lho gak bakalan menginjak jalan ini lagi untuk selamanya",ucap pemuda itu lalu pergi dengan membawa kendaraannya.
Lutfi dan Aisyah hanya bisa pasrah melihat kue nya berserakan di tanah.
"kak bagaimana dengan kuenya?",tanya Aisyah.
Lutfi menjawab,"bagaimana lagi dek,mungkin hari ini bukan rejeki kita,sebaiknya kita pulang saja ke rumah".
"tapi kuenya gimana,masa kita biarkan berserakan begitu saja?",tanya Aisyah lagi.
"oh ya,kita bersihkan saja dulu,lalu kita buang ke tempat sampah",jawab Lutfi.
"ya sayang deh,coba kalo kita tidak bertemu mereka mungkin kue nya bakal habis terjual",ujar Aisyah sambil memungut kue.
Lutfi tidak bisa berbuat apa-apa,dari pada dirinya dan adiknya terluka lebih baik dia mengorbankan barang dagangannya.
Akhirnya Lutfi dan Aisyah memilih untuk pulang kerumahnya,dan sesampainya di rumah,Lutfi masuk kedalam dapur dan mencari bahan kue,ternyata semuanya sudah habis dan dia berniat membeli bahan kue setelah mendapatkan uang dari hasil jualannya hari ini,namun keadaan tak sesuai rencana.
"ya tuhan kuatkan aku untuk menerima semua ini",doa Lutfi dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
knp ayah nya tdakninsting yaaa....
2024-05-06
0