Ujian

Lutfi duduk di dekat pusara antara Ibu dan Kakeknya,dia menatap ke depan dengan tatapan kosong.

Lutfi merasa bersalah,dia sudah mengecewakan ibu dan kakeknya,dia datang ke sana ingin meminta maaf kalo kini beasiswa yang dia dapatkan telah hilang.

Mengingat kejadian saat dia memukul pemuda itu,Lutfi merasa memang wajar dia melakukannya karena Lutfi ingin melindungi diri dari orang-orang yang sudah mengganggunya.

Lutfi tak bisa berbuat apa-apa,yang dia bisa lakukan adalah mengadu kepada sang pencipta.

Di sekolah,guru wali kelas Lutfi datang menghampiri kepala sekolah,dia merasa keberatan dengan pernyataan kepala sekolah yang sudah mencabut beasiswa Lutfi.

"pak,tolong pertimbangkan keputusan bapak untuk mencabut beasiswa Lutfi,bapak tahu sendiri kalo Lutfi anak yang tak memiliki orang tua dan belum lama kakeknya meninggal,di artikan dia tak memiliki siapa-siapa di sini,saya mohon pak untuk menarik kembali pernyataan bapak",

"bu,yang di lakukan Lutfi sudah melewati batas,ibu tahu bagaimana kondisi pemuda yang dia pukul,dan terlebih lagi pemuda itu anak pak Anto penyumbang dana terbesar di sekolah kita,dan ibu tahu kan kalo beasiswa Lutfi berasal dari keluarga mereka",

"tapi pak,Lutfi punya alasannya melakukan hal itu",

"saya tahu,tapi percuma bu alasan Lutfi tak akan di dengar oleh mereka",

"tapi setidaknya bapak mengetahui alasan Lutfi,saya yakin kalo semua ini tidak sepenuhnya salah Lutfi",

Kepala sekolah menarik nafasnya,dia merasa kebingungan di hadapkan dengan situasi seperti ini.

"maaf pak saya di sini minta keadilan untuk Lutfi,karena dia juga berhak untuk menerima keadilan di sekolah kita",

"saya tahu maksud ibu,tapi saya akan mencoba untuk membujuk pak Anto untuk memaafkan Lutfi",

"terima kasih bapak sudah mendengarkan saya dan ingin mempertimbangkannya,dan saya harap Lutfi mendapatkan keadilan",

"baiklah hari ini saya akan menemui pak Anto,dan saya mau Lutfi mengatakan sebenarnya di depan pak Anto".

Keesokan harinya,Lutfi tengah berada di ruang kepala sekolah,Lutfi di dampingi wali kelasnya untuk menghadap kepala sekolah dan pak Anto.

"Lutfi ini pak Anto ayah dari pemuda yang kamu pukul",ucap pak kepsek memperkenalkan seorang lelaki paru baya yang duduk di kursi.

"kami ingin tahu yang sebenarnya",lanjut pak kepsek.

Tanpa ragu-ragu Lutfi pun mengatakan yang sebenarnya,namun pak Anto tak terima dengan pengakuan Lutfi.

"tidak mungkin kalo putra saya melakukan hal semacam itu,karena saya selalu menutupi kebutuhannya pak kepsek",ucap Pak Anto.

"tapi memang faktanya anak bapak seperti itu,dia selalu meminta jatah pada saya jika saya melewati jalan yang dia tentukan",

"hei kamu jangan mengada-ngada,buat apa anakku meminta uang pada mu,jelas kebutuhannya terpenuhi",

"tenang dulu pak sebaiknya kita pecahkan masalah ini dengan baik,dan kamu Lutfi sementara waktu boleh pergi",titah kepsek.

"tunggu kamu jangan pergi dulu",ucap Pak Anto yang beranjak dari duduknya dan menghampiri Lutfi.

"saya akan pertimbangkan beasiswa kamu asalkan terbukti kalo putra saya bersalah tapi jika kamu terbukti bersalah,maaf sampai kapan pun kamu tidak akan mendapatkan beasiswa",ucap Pak Anto.

Lutfi terdiam lalu dia pergi meninggalkan ruangan kepsek.

...----------------...

Di rumah Lutfi sedang makan bersama Aisyah,sedangkan Afwan dia sudah tertidur nyenyak.

Aisyah sangat lahap ketika memakan telur dadar goreng buatan kakaknya.

"kak besok bolehkan aku makan daging ayam",

"insyaallah,mudah-mudahan besok kue kita cepat laku,dan kita bisa membeli daging",

Bukannya tak ingin membelikan makanan mewah,namun keuangan Lutfi yang meminta untuk tidak boros.

Selesai makan Lutfi mencuci piring lalu kembali beraktivitas rutin,yaitu membuat adonan kue yang akan dia jual.

Dan tak terasa waktu pun begitu cepat,kini hampir jam 12 malam,Lutfi mengerjakannya.

Matanya sudah merasa kantuk dan dia akhiri kegiatannya.

Hari ini hari minggu,seperti biasa Lutfi berangkat ke tokonya sambil mengajak kedua adiknya.

Sesampainya di sana Lutfi memasukan kue ke dalam etalase,setelah itu dia membersihkan toko nya,sedangkan Aisya dan Afwan mereka asyik bermain.

Lutfi sangat bersyukur dengan peninggalan kakeknya,karena dia dan adik-adiknya masih bisa mencari uang untuk kebutuhan hidup.

Tak terasa hari sudah sore,jualan Lutfi pun hampir habis,dan setelah pulang berjualan,dia berniat mengajak adik-adiknya untuk membeli ayam goreng kesukaan mereka.

Namun ketika Lutfi sedang kedatangan pembeli,seorang laki-laki paru baya datang menghampirinya dengan nafas yang terengah-engah.

"Fi...itu rumah mu Fi...",ucap laki-laki itu yang tak lain tetangga Lutfi.

"iya pak ada apa?",tanya Lutfi penasaran.

"rumah mu Fi"

"ada dengan rumah saya?",

"rumah mu kebakaran",

Sontak Lutfi terkejut,"rumah saya kebakaran".

"iya,ayo cepat kamu pulang",

Lutfi menoleh ke arah Aisyah dan Afwan,"ayo Fi cepat,sebaiknya kamu pulang,adik-adik mu biarkan bapak yang bawa",

Tidak menunggu lama Lutfi pun berlari keluar,"pak titip mereka",ucap Lutfi pada tetangganya itu.

Lutfi pun berlari sekuat tenaga,dia berharap barang-barangnya bisa di selamatkan.

Aisya dan Afwan pun ikut bersama laki-laki paru baya tadi untuk menyusul Lutfi.

Sesampainya di sana Lutfi sangat terkejut saat melihat rumahnya telah hangus terbakar,bukan hanya rumah Lutfi,tapi rumah tetangganya pun sama hangusnya.

Lutfi jatuh ke lantai sambil menatap keadaan rumah kakeknya,matanya berkaca-kaca,dia tak bisa mengungkapkan perasaannya saat ini.

Bu Yuni datang menghampiri Lutfi,"yang sabar nak,ini adalah ujian untuk kamu".

Lutfi mencoba untuk tegar dan ikhlas menerima apa yang sudah terjadi.

"kenapa banyak sekali rumah yang terbakar bu?",tanya Lutfi.

Bu Yuni menjawab,"kebakaran terjadi akibat kosleting listrik yang berada di rumah paling ujung itu,dan seketika api merembet ke rumah yang lainnya termasuk ke rumah kamu,ibu juga tak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di rumah mu,saking besarnya api".

Lutfi terdiam,lalu Aisyah menghampiri kakaknya,"kakak kenapa dengan rumah kita?",tanya Aisyah.

"rumah kita terbakar",jawab Lutfi.

"lalu kita tinggal dimana?",Aisyah bertanya lagi,yang membuat Lutfi tak bisa menjawabnya.

"sebaiknya kalian ikut bersama ibu tinggal di rumah ya,kamu mau kan Lutfi",ajak Bu Yuni.

Lutfi diam saja tak menjawabnya,kini dia di hadapkan dengan ujian yang lebih berat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

tdak terbayangkan maha berat ujian utk Lutfi...

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Fitnah
2 Meragukan
3 Fatma Hamil
4 Surat cerai
5 Penyesalan Yuda
6 Pernikahan Yuda dan Diana
7 Mantan Suami
8 Brangkas
9 Kesedihan Yuda
10 Kematian Fatma
11 Peran ibu
12 Tanggung jawab
13 Serangan jantung
14 Kematian kakek
15 Pemaksaan
16 Bea siswa di cabut
17 Ujian
18 Nasib
19 Kasih sayang
20 Sahabat
21 Kegigihan Lutfi
22 Bertemu Diana
23 Kue kesukaan Yuda
24 Kotak isi kue
25 Suapan Lutfi
26 Ingin Di Cintai
27 Temukan Mereka
28 Mengetahui rencana Diana
29 Tes DNA
30 Pertemuan Lutfi dan Yuda
31 Pertemuan Aisyah dan Yuda
32 Sosok Yuni
33 Berdiri di kaki sendiri
34 Kepulangan Afwan
35 Mengingkari janji
36 Pertemuan dengan Sadam
37 Getaran
38 Menyukai adik sahabat
39 Lamaran Sadam
40 Menjadikan Ratu di Istana
41 Terkubur
42 Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43 Melepas masa lajang
44 Perhatian Seorang Ayah
45 Kegaduhan di hari pernikahan
46 Ujian di hari pertama pernikahan
47 Keteledoran Sadam
48 Penjelasan Sadam
49 Sadam Sakit
50 Kartu ucapan dan Flashdisk
51 Nyata
52 Lelaki brengsek
53 Apa ini milikku?
54 Di permalukan
55 Pemilik Toko
56 Di jodohkan
57 Bukan jodoh
58 Meluapkan amarah
59 Kanker
60 mantan istri ayah
61 Kenyataan tentang Yuda
62 Di batalkan
63 Sah
64 Separuh jiwa ku
65 Sakit
66 Malam panjang
67 Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68 Calon pengantin perempuan
69 Seorang Pangeran
70 Merasa Bersalah
71 Permintaan Maaf Saskia
72 Tanggung Jawab
73 Menyatakan
74 Pesta Ulang Tahun
75 Om ganteng
76 Pertemuan pertama dengan Leo
77 Pukulan Devan
78 Kegilaan Devan
79 Penelepon
80 Permintaan Lutfi
81 Cacian Nyonya Mirna
82 Pertemuan dengan Saskia
83 Leon mengamuk
84 Berteman
85 Interaksi antara Lutfi dan Leon
86 Anugrah Tuhan
87 Syukuran
88 Persalinan Aisyah
89 Perkelahian Devan
90 Kebenaran Devan terhadap Saskia
91 Ibu untuk anak-anakku
92 Mendadak nikah
93 Berkunjung ke pesantren
94 Zhafira
95 Drama sepasang suami istri
96 Menyukai Zhafira
97 Kekacauan di toko
98 Seorang penipu
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Fitnah
2
Meragukan
3
Fatma Hamil
4
Surat cerai
5
Penyesalan Yuda
6
Pernikahan Yuda dan Diana
7
Mantan Suami
8
Brangkas
9
Kesedihan Yuda
10
Kematian Fatma
11
Peran ibu
12
Tanggung jawab
13
Serangan jantung
14
Kematian kakek
15
Pemaksaan
16
Bea siswa di cabut
17
Ujian
18
Nasib
19
Kasih sayang
20
Sahabat
21
Kegigihan Lutfi
22
Bertemu Diana
23
Kue kesukaan Yuda
24
Kotak isi kue
25
Suapan Lutfi
26
Ingin Di Cintai
27
Temukan Mereka
28
Mengetahui rencana Diana
29
Tes DNA
30
Pertemuan Lutfi dan Yuda
31
Pertemuan Aisyah dan Yuda
32
Sosok Yuni
33
Berdiri di kaki sendiri
34
Kepulangan Afwan
35
Mengingkari janji
36
Pertemuan dengan Sadam
37
Getaran
38
Menyukai adik sahabat
39
Lamaran Sadam
40
Menjadikan Ratu di Istana
41
Terkubur
42
Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43
Melepas masa lajang
44
Perhatian Seorang Ayah
45
Kegaduhan di hari pernikahan
46
Ujian di hari pertama pernikahan
47
Keteledoran Sadam
48
Penjelasan Sadam
49
Sadam Sakit
50
Kartu ucapan dan Flashdisk
51
Nyata
52
Lelaki brengsek
53
Apa ini milikku?
54
Di permalukan
55
Pemilik Toko
56
Di jodohkan
57
Bukan jodoh
58
Meluapkan amarah
59
Kanker
60
mantan istri ayah
61
Kenyataan tentang Yuda
62
Di batalkan
63
Sah
64
Separuh jiwa ku
65
Sakit
66
Malam panjang
67
Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68
Calon pengantin perempuan
69
Seorang Pangeran
70
Merasa Bersalah
71
Permintaan Maaf Saskia
72
Tanggung Jawab
73
Menyatakan
74
Pesta Ulang Tahun
75
Om ganteng
76
Pertemuan pertama dengan Leo
77
Pukulan Devan
78
Kegilaan Devan
79
Penelepon
80
Permintaan Lutfi
81
Cacian Nyonya Mirna
82
Pertemuan dengan Saskia
83
Leon mengamuk
84
Berteman
85
Interaksi antara Lutfi dan Leon
86
Anugrah Tuhan
87
Syukuran
88
Persalinan Aisyah
89
Perkelahian Devan
90
Kebenaran Devan terhadap Saskia
91
Ibu untuk anak-anakku
92
Mendadak nikah
93
Berkunjung ke pesantren
94
Zhafira
95
Drama sepasang suami istri
96
Menyukai Zhafira
97
Kekacauan di toko
98
Seorang penipu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!