Para tetangga berkumpul di depan halaman rumah bu Yuni,mereka turut berduka atas musibah yang menimpa Lutfi dan adik-adiknya.
Mereka juga bersedih ketika Lutfi berpamitan untuk pergi,pak RT pun sempat membujuk Lutfi untuk tinggal bersama mereka,namun Lutfi tetap dengan pendiriannya,karena dia tidak ingin merepotkan banyak orang.
Lutfi dan Aisyah pamit pergi,isak tangis para tetangga pun mengiringi kepergian Lutfi,yang paling sedih di sini adalah bu Yuni,dia sangat kehilangan Aisyah dan Afwan.
Perlahan Lutfi dan Aisyah mulai menjauh sampai mereka tak terlihat lagi,sungguh mengharukan kisah Lutfi bersama adik-adiknya.
Lutfi pergi ke toko milik kakeknya,dia di temani salah satu warga yang ingin membantunya.
Sesampainya di sana Lutfi langsung membereskan barang yang sempat dia temukan di rumahnya.
Tidak hanya itu,Lutfi pun membereskan baju yang di sumbangkan warga dan masih layak untuk di pakai.
Tidak hanya itu Lutfi pun mengambil uang dari dalam sakunya,uang itu pemberian bu Yuni untuk makan satu minggu ke depan.
Lutfi sangat bersyukur memiliki tetangga yang begitu baik padanya,Lutfi berharap bisa kembali lagi ke tempat asalnya.
Malam pun tiba,Aisyah dan Afwan sudah tertidur pulas,sedangkan Lutfi dia masih terjaga,tiba-tiba dia teringat kotak yang dia bawa,tidak menunggu lama Lutfi pun langsung mengambilnya dan membukanya.
Saat kotak itu di buka,Lutfi melihat beberapa kertas di dalamnya yang masih utuh,lalu Lutfi membacanya,ternyata itu adalah catatan resep kue milik kakeknya.
Lutfi sangat beruntung kotak itu bisa terselamatkan,lalu Lutfi juga melihat poto keluarga yang sudah kusam.
Selama ini kakeknya masih menyimpan dengan baik poto bersama istri dan anaknya yaitu Fatma kecil,tidak hanya itu Lutfi melihat poto sang ibu saat masih gadis.
Lalu dia meraba poto ibunya,kini rasa rindunya pada sang ibu sedikit terobati,setelah melihat-lihat isi kotak itu,Lutfi pun menyimpannya dengan baik,dia tak boleh kehilangan satu-satunya peninggalan kakeknya.
Saat Lutfi hendak beranjak dari duduknya,dia mendengar rengekan Afwan,Lutfi bergegas menghampirinya.
Afwan pun di gendongnya,namun Lutfi merasa kalo badan Afwan sedang demam.
Afwan menangis dan Lutfi pun kewalahan,apalagi Lutfi tak memiliki obat demam,dan akhirnya Lutfi mengambil kain kecil lalu membasahinya dengan air dan di tempelkan di kening Afwan.
Sambil berdiri Lutfi menggendong Afwan agar rasa tak menangis,dan tidak lama kemudian demam Afwan pun turun.
Lutfi duduk sambil menggendong Afwan,dia bersandar pada dinding,di tatapnya wajah Afwan,seketika air matanya terjatuh,Lutfi berpikir begitu malang nasib adiknya yang tak mengenal sosok ibu.
"maafkan kakak tidak bisa menjadi sosok ibu bagi adek,tapi kakak janji suatu saat nanti kakak akan bahagiakan adek,kakak berharap adek akan menjadi adek yang baik",ucap Lutfi sambil menitikkan air mata.
...----------------...
Keesokan harinya,Lutfi kedatangan ibu gurunya,mereka berbincang di dalam toko.
"Ibu sangat sedih mendengar keadaan kamu,maaf ibu baru bisa datang ke sini",
"gak apa-apa bu",
"oh ya ibu ada kabar baik buat kamu",
Lutfi hanya menatap guru itu,"mereka tidak jadi mencabut beasiswa kamu,dan ibu harap kamu bisa mulai belajar lagi dengan tenang".
Lutfi tersenyum namun seketika senyum itu hilang.
"kok kamu diam,bukannya ini yang kamu mau",
"saya sangat berterima kasih pada ibu,tapi sepertinya saya tak bisa pergi ke sekolah lagi",
"kenapa?",
Lutfi melihat ke arah Aisyah dan Afwan,bu guru pun ikut melihat ke arah kedua adik Lutfi.
"mereka membutuhkan saya,jika saya pergi ke sekolah,siapa yang akan mengurus mereka",
"tapi kan ada tetangga kamu yang baik itu dan bersedia membantu kamu untuk mengurus adik-adik mu",
"saya tidak bisa bergantung terus menerus pada orang lain",
"tapi Fi kamu butuh pendidikan",
"saya juga ingin bersekolah lagi,tapi keadaan yang harus memaksa saya berhenti,saya tidak ingin mereka tumbuh tanpa kasih sayang,seharusnya sosok ibu yang selalu bersama mereka,tapi saya menyadari kalo saya adalah pengganti ibu bagi mereka,karena ibu kami telah tiada",Lutfi menundukkan kepalanya,dia menahan air mata yang hampir jatuh.
Bu guru pun terdiam,apa yang di jelaskan Lutfi memang benar,kalo adik-adiknya membutuhkan kasih sayang.
"baiklah,ibu mengerti dengan keadaan kamu,dan ibu tak akan memaksa kamu untuk bersekolah,tadinya ibu ingin kamu mendapatkan pendidikan yang layak,namun ketika ibu mendengar penjelasan dari kamu,ibu sadar kalo tanggung jawab kamu lebih berat di banding anak seusiamu",
"jika kamu membutuhkan bantuan ibu atau ingin belajar dengan ibu,kamu boleh datang ke rumah ibu",
"makasih bu",
"kalo begitu ibu pergi,jaga diri kamu baik-baik,ibu harap kita tetap menjalin silaturahmi walaupun kamu sudah tidak bersekolah lagi",
"iya bu",
Ibu guru pun pergi keluar,sedangkan Lutfi dia masih duduk termenung meratapi nasib diri.
Seketika dia mengingat ayahnya,pikiran Lutfi masih sama,jika bukan karena keegoisan ayahnya,mungkin hidupnya tak akan seperti ini.
...----------------...
Waktu terus berputar,seminggu sudah kejadian kebakaran itu,semua puing-puing rumah sudah di bersihkan,dan pemerintah pun akan membantu korban kebakaran,begitu pula dengan orang-orang yang mampu untuk berbagi.
Termasuk pak Anto,dia menyumbangkan sebagian hartanya untuk memberikan fasilitas makan minum untuk korban kebakaran.
Pak Anto juga mendengar kalo Lutfi menjadi korban kebakaran,namun dia tak melihat sosok Lutfi di pengungsian.
Pak Anto pun langsung mencari keberadaan Lutfi dengan menghubungi kepala sekolah,dan akhirnya pak Anto pun mendapatkan alamat toko Lutfi.
Tidak menunggu lama pak Anto pergi ke toko Lutfi,namun dia tak berani menghampiri Lutfi,dia hanya melihat Lutfi dari kejauhan.
Pak Anto sangat bersalah ketika dia hendak mencabut beasiswa Lutfi,seharusnya dia berterima kasih pada Lutfi karena sudah membuka matanya untuk melihat keburukan anaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments