Kematian kakek

Hujan deras membasahi tanah,Lutfi terdiam tepat di tengah-tengah pusara antara ibu dan kakeknya.

Dia berjongkok sambil menundukkan kepala,tubuhnya basah kuyup karena air hujan,matanya memerah akibat tangisannya.

Kini Lutfi benar-benar sendirian berada di dunia ini,tidak ada sosok orang tua yang akan melindunginya dari kejamnya dunia.

Lutfi melihat keatas langit,dia membiarkan air hujan membasahi wajahnya.

"Ibu,kakek,aku benar-benar sendirian,aku tak punya siapa-siapa lagi disini,aku sangat menginginkan kalian kembali,andaikan itu bisa",ucap Lutfi dalam hati.

Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Lutfi,dia memakai pakaian serba putih sambil memegang sebuah payung.

"berdirilah nak",tanpa kata Lutfi pun berdiri.

"jangan seperti ini,memang ini berat untukmu,tapi biarkan kakekmu pergi,jangan takut dengan kehidupanmu yang akan datang tuhan tak akan menguji hambanya di luar kemampuannya,aku yakin kamu pasti bisa,biarkan kakekmu pergi dengan tenang,dan teruslah berdoa agar dia di tempatkan di tempat sebaik-baiknya umat",ucap seorang ustadz.

Lutfi menangis lagi,dia masih belum bisa menerima keadaannya yang sekarang,memang betul apa yang dikatakan ustadz tapi bagi Lutfi dia butuh waktu untuk bisa memulihkan perasaannya.

Lutfi sudah kembali kerumahnya,dia berjalan menuju kamar kakeknya,lalu dia duduk di tepi ranjang,Lutfi meraba tempat tidur milik kakeknya.

Biasanya dia melihat kakeknya tidur terlentang sambil mendengkur,mulai hari ini itu hanya akan menjadi bayangannya saja.

Bagi Lutfi waktu begitu cepat,dia merasa baru saja kemarin dia kehilangan ibunya,dan kini dia harus kehilangan kakeknya.

Aisyah yang sedari tadi berdiri diambang pintu melihat kakaknya yang sedang menatap tempat tidur milik kakeknya.

Lutfi pun menyadarinya lalu dia memanggil Aisyah,"dek kemarilah".

Aisyah pun berjalan mendekati kakaknya,"kak,apa kakek tidak akan kembali seperti ibu?",tanya Aisyah.

Lutfi terdiam sejenak lalu dia berkata,"Aisyah jangan sedih ya,kita berdoa saja semoga kelak kita bisa bertemu ibu dan kakek di syurga nanti,asal Aisyah menjadi anak yang solehah,dan selalu rajin ibadah".

Lutfi mencoba membuat Aisyah untuk tegar menghadapi semua ini,padahal dirinya sendiri begitu rapuh atas kematian kakeknya.

"iya kak,aku akan menjadi anak yang baik dan akan selalu berdoa agar kita bisa bertemu ibu dan kakek,tapi kakak janji ya tidak akan meninggalkan aku seperti ibu dan kakek",ucap Aisyah.

Lutfi menganggukkan kepalanya lalu memeluk adiknya,"kakak janji tidak akan meninggalkan Aisyah dan adek Afwan,kakak harap kita akan selalu bersama",ucap Lutfi sambil menahan tangisnya.

Keesokan harinya Lutfi berada di dapur,dia melihat peralatan milik kakeknya yang biasa dia gunakan.

Lutfi memegangnya satu persatu,lalu dia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut,di sana ada bayangannya saat bersama kakeknya.

Setiap mereka lakukan,dari mulai membuat adonan kue sampai selesai,Lutfi begitu mengingatnya.

Seketika Lutfi berjongkok,dia menangis lagi sambil menundukkan kepalanya,kini lebih terasa berat,saat ibunya meninggalkannya dia masih bisa tegar tapi saat kakeknya pergi dia merasa benar-benar ketakutan,mungkin dia merasa kalo sekarang dia tak bisa menggantungkan hidupnya pada seseorang.

"kakek.. kakek...",Lutfi terus memanggil kakeknya sambil menangis.

...----------------...

Bu Yuni berada di rumah Lutfi,dia membawa makanan untuk Lutfi dan adik-adiknya,karena dia merasa kalo mereka belum makan seharian.

"Aisyah,Afwan ayo kita makan dulu nak biar ibu yang suapi",ucap Bu yuni,Aisyah dan Afwan pun menghampiri Bu Yuni yang sudah menyiapkan makanan di meja.

Setelah selesai memberikan makan pada Aisyah dan Afwan,Bu Yuni menghampiri Lutfi yang sedang duduk di kursi yang berada di belakang rumah.

Lutfi terlihat menangis,Bu Yuni ikut sedih melihat Lutfi seperti ini,dia merasakan apa yang sedang Lutfi rasakan.

Bu Yuni duduk di samping Lutfi,dengan cepat Lutfi menghapus air matanya.

"tidak apa jika kamu menangis,itu hal wajar,karena setiap manusia pasti merasakan betapa beratnya kehilangan seseorang yang kita sayangi",ucap bu Yuni.

"ibu tahu kalo semua ini berat untukmu,tapi ibu yakin kamu bisa melaluinya,kamu harus tegar,kamu harus kuat karena masih banyak yang harus kamu perjuangkan,yaitu Aisyah dan Afwan".

"kamu akan memimpin dan mendidik mereka sampai mereka dewasa nanti,maka dari itu bangunlah dan persiapkan untuk semuanya dari sekarang,karena tidak ada gunanya terus meratapi apa yang menimpa kita",kata bu Yuni.

Lutfi tertunduk,apa yang di katakan bu Yuni memang benar,kalo dirinya harus kuat dan masih ada Aisyah dan Afwan yang membutuhkan sosok kakak yang tegar.

Seketika terlintas ingatannya tertuju pada ayahnya,sampai saat ini ayahnya tidak pernah menemuinya,Lutfi merasa kalo dia dan adiknya benar-benar sudah di buang.

Hal itu semakin membuat Lutfi berpikir keras,dia harus menunjukkan kalo dia bisa melalui hidupnya tanpa sosok ayah.

"terima kasih ibu sudah mengingatkan aku tentang Aisyah dan Afwan,aku janji tidak akan bersedih lagi",ucap Lutfi.

Bu Yuni menganggukkan kepalanya,dia yakin kalo Lutfi adalah sosok anak yang baik dan bisa melalui setiap rintangan hidupnya.

Episodes
1 Fitnah
2 Meragukan
3 Fatma Hamil
4 Surat cerai
5 Penyesalan Yuda
6 Pernikahan Yuda dan Diana
7 Mantan Suami
8 Brangkas
9 Kesedihan Yuda
10 Kematian Fatma
11 Peran ibu
12 Tanggung jawab
13 Serangan jantung
14 Kematian kakek
15 Pemaksaan
16 Bea siswa di cabut
17 Ujian
18 Nasib
19 Kasih sayang
20 Sahabat
21 Kegigihan Lutfi
22 Bertemu Diana
23 Kue kesukaan Yuda
24 Kotak isi kue
25 Suapan Lutfi
26 Ingin Di Cintai
27 Temukan Mereka
28 Mengetahui rencana Diana
29 Tes DNA
30 Pertemuan Lutfi dan Yuda
31 Pertemuan Aisyah dan Yuda
32 Sosok Yuni
33 Berdiri di kaki sendiri
34 Kepulangan Afwan
35 Mengingkari janji
36 Pertemuan dengan Sadam
37 Getaran
38 Menyukai adik sahabat
39 Lamaran Sadam
40 Menjadikan Ratu di Istana
41 Terkubur
42 Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43 Melepas masa lajang
44 Perhatian Seorang Ayah
45 Kegaduhan di hari pernikahan
46 Ujian di hari pertama pernikahan
47 Keteledoran Sadam
48 Penjelasan Sadam
49 Sadam Sakit
50 Kartu ucapan dan Flashdisk
51 Nyata
52 Lelaki brengsek
53 Apa ini milikku?
54 Di permalukan
55 Pemilik Toko
56 Di jodohkan
57 Bukan jodoh
58 Meluapkan amarah
59 Kanker
60 mantan istri ayah
61 Kenyataan tentang Yuda
62 Di batalkan
63 Sah
64 Separuh jiwa ku
65 Sakit
66 Malam panjang
67 Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68 Calon pengantin perempuan
69 Seorang Pangeran
70 Merasa Bersalah
71 Permintaan Maaf Saskia
72 Tanggung Jawab
73 Menyatakan
74 Pesta Ulang Tahun
75 Om ganteng
76 Pertemuan pertama dengan Leo
77 Pukulan Devan
78 Kegilaan Devan
79 Penelepon
80 Permintaan Lutfi
81 Cacian Nyonya Mirna
82 Pertemuan dengan Saskia
83 Leon mengamuk
84 Berteman
85 Interaksi antara Lutfi dan Leon
86 Anugrah Tuhan
87 Syukuran
88 Persalinan Aisyah
89 Perkelahian Devan
90 Kebenaran Devan terhadap Saskia
91 Ibu untuk anak-anakku
92 Mendadak nikah
93 Berkunjung ke pesantren
94 Zhafira
95 Drama sepasang suami istri
96 Menyukai Zhafira
97 Kekacauan di toko
98 Seorang penipu
99 Lamaran Lutfi untuk Zhafira
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Fitnah
2
Meragukan
3
Fatma Hamil
4
Surat cerai
5
Penyesalan Yuda
6
Pernikahan Yuda dan Diana
7
Mantan Suami
8
Brangkas
9
Kesedihan Yuda
10
Kematian Fatma
11
Peran ibu
12
Tanggung jawab
13
Serangan jantung
14
Kematian kakek
15
Pemaksaan
16
Bea siswa di cabut
17
Ujian
18
Nasib
19
Kasih sayang
20
Sahabat
21
Kegigihan Lutfi
22
Bertemu Diana
23
Kue kesukaan Yuda
24
Kotak isi kue
25
Suapan Lutfi
26
Ingin Di Cintai
27
Temukan Mereka
28
Mengetahui rencana Diana
29
Tes DNA
30
Pertemuan Lutfi dan Yuda
31
Pertemuan Aisyah dan Yuda
32
Sosok Yuni
33
Berdiri di kaki sendiri
34
Kepulangan Afwan
35
Mengingkari janji
36
Pertemuan dengan Sadam
37
Getaran
38
Menyukai adik sahabat
39
Lamaran Sadam
40
Menjadikan Ratu di Istana
41
Terkubur
42
Cinta Tak Bisa Di Paksakan
43
Melepas masa lajang
44
Perhatian Seorang Ayah
45
Kegaduhan di hari pernikahan
46
Ujian di hari pertama pernikahan
47
Keteledoran Sadam
48
Penjelasan Sadam
49
Sadam Sakit
50
Kartu ucapan dan Flashdisk
51
Nyata
52
Lelaki brengsek
53
Apa ini milikku?
54
Di permalukan
55
Pemilik Toko
56
Di jodohkan
57
Bukan jodoh
58
Meluapkan amarah
59
Kanker
60
mantan istri ayah
61
Kenyataan tentang Yuda
62
Di batalkan
63
Sah
64
Separuh jiwa ku
65
Sakit
66
Malam panjang
67
Kejutan dari Aisyah dan Sadam
68
Calon pengantin perempuan
69
Seorang Pangeran
70
Merasa Bersalah
71
Permintaan Maaf Saskia
72
Tanggung Jawab
73
Menyatakan
74
Pesta Ulang Tahun
75
Om ganteng
76
Pertemuan pertama dengan Leo
77
Pukulan Devan
78
Kegilaan Devan
79
Penelepon
80
Permintaan Lutfi
81
Cacian Nyonya Mirna
82
Pertemuan dengan Saskia
83
Leon mengamuk
84
Berteman
85
Interaksi antara Lutfi dan Leon
86
Anugrah Tuhan
87
Syukuran
88
Persalinan Aisyah
89
Perkelahian Devan
90
Kebenaran Devan terhadap Saskia
91
Ibu untuk anak-anakku
92
Mendadak nikah
93
Berkunjung ke pesantren
94
Zhafira
95
Drama sepasang suami istri
96
Menyukai Zhafira
97
Kekacauan di toko
98
Seorang penipu
99
Lamaran Lutfi untuk Zhafira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!