Chapter 15

Akihiko mengangkat kepalanya menatap langit biru di atas. Daun-daun pohon sakura yag ada di sekelilingnya telah menguning dan gugur dibawa angin. Sudah musim gugur, dan tidak lama lagi akan musim dingin, di mana salju akan turun. Lalu, setelah itu, musim semi akan tiba. Musim di mana bunga sakura akan bermekaran dengan begitu indahnya lagi. Musim di mana dia bisa mengingat Rin dengan jelas.

Telinga dan indra penciumannya yang tajam tiba-tiba menangkap suara dan bau seseorang yang mendekatinya. Senyum kecil merekah di wajahnya, dia tahu siapa itu-Shura. Dengan pelan, dia menolehkan kepalanya menatap inuyoukai yang kini telah berada di belakangnya. "Kau sudah menjadi berita utama di istana ini sekarang, Shura. Siapa hanyou kecil yang kau bawa itu?"

Shura tidak menjawab. Dia hanya diam membisu seribu bahasa. Akihiko kemudian membalikkan badan menatap inuyoukai itu. "Aku sebenarnya tidak peduli. Tapi, demi Tsubasa, kuharap kau akan tinggal di istana selama musim dingin daripada berkelana melatih dirimu."

Shura tetap tidak menjawab. Namun, dia tahu apa maksud ucapan Akihiko. Dia masih ingat ekspresi wajah Tsubasa saat melihatnya pada awal musim semi lalu, penuh air mata dan juga kelegaan saat melihat dirinya yang pulang setelah berkelana melatih diri sendirian sepanjang musim dingin tanpa memberikan kabar sedikit pun. Meski Tsubasa dan dirinya tidak memiliki hubungan darah, Selir Penguasa Tanah Selatan itu selalu menyayangi serta memperlakukan Shura dengan baik seakan dia adalah anaknya sendiri. Dan dalam hati Shura yang terdalam, dia sendiri juga sangat menghormatinya, walau dia tidak pernah dapat menganggap youkai itu sebagai ibundanya.

Akihiko hanya tersenyum melihat ekspresi Shura yang tetap datar. Meski terlihat seperti tidak peduli, dia tahu, Shura akan mempertimbangkan apa yang dikatakannya. Satu tahun lebih Shura berada di Selatan telah membuat dirinya cukup mampu membaca ekspresi datar itu, walau juga sama seperti kedua orang yang mengalirkan darah padanya, kadang keputusannya selalu saja di luar dugaan.

"Cukup basa-basinya," kata Shura tiba-tiba sambil mencabut pedang yang ada di pinggangnya, "Cabut pedang anda, Akihiko-sama."

Akihiko langsung tertawa melihat tindakan Shura. Memang tidak dapat ditebak. Inuyoukai di depannya benar-benar youkai yang memiliki kepribadian sangat unik dan langka. Semenjak musim gugur tahun lalu, Shura mulai meninggalkan Istana Tanah Selatan dan mengembala melatih dirinya sendirian. Dia bisa saja mengambil kesempatan saat mengembala untuk kembali ke Barat jika dia mau, namun, inuyoukai itu tidak pernah melakukannya. Tidak pernah Shura meninggalkan Tanah Selatan dan menginjakkan kakinya ke Barat. Dia selalu kembali ke Istana Selatan mencarinya saat dia merasa dirinya telah menjadi lebih kuat, menantangnya dan kalah. Setelah itu dia akan pergi mengembala melatih diri lagi dengan kepercayaan suatu hari nanti dia pasti bisa mengalahkannya.

Perjanjian tidak tertulis mereka, Shura baru akan kembali ke barat menemui Sesshoumaru jika dia telah berhasil mengalahkannya, Akihiko Sang Penguasa Tanah Selatan.

Akihiko hanya bisa tersenyum melihat sikap Shura itu. Tidak pernah menyerah, selalu memegang janji yang telah dibuatnya, selalu berpikir positif, benar-benar sifat yang diwarisinya dari wanita itu. Tangan Akihiko kemudian bergerak mencabut pedang yang ada di pinggangnya. "Ayo, tunjukkan apa yang kau dapatkan selama pengembala kali ini."

....xOxOx....

"Shiro! Tunggu! Jangan berlari secepat itu!" teriak Mamoru, Aya dan Maya yang sedang duduk di atas punggung Kirara keras.

Namun, Shiro tidak mempedulikannya, dia terus berlari cepat mengikuti bau Sakura yang ditangkap hidungnya. Dia bisa mencium bau sakura dan juga youkai yang tertinggal. Namun, yang paling penting, dia bisa mencium bau darah Sakura. Sakura terluka. Dia yakin itu. Youkai yang bersama dengan adiknya sekarang pasti bukanlah youkai baik hati seperti beberapa youkai yang dikenalnya.

"Tunggulah Sakura. Kakak pasti akan menolongmu dan menghajar siapapun yang berani menyakitimu." Gumam Shiro pelan dengan wajah yang penuh kecemasan bercampur kemarahan.

....xOxOx....

Tsubasa menatap kimono merah Sakura yang ada di tangannya. Kimono itu terbuat dari bahan yang sangat langkah, dan tidak mudah ditemukan, yaitu bulu tikus api. Tsubasa kemudian menolehkan mata menatap Sakura yang sedang tertidur di atas futon dalam kamarnya. Sebuah senyum melintas di wajahnya. Dia tahu sekarang, kenapa wajah Sakura terasa tidak asing baginya, dan juga penyebab mengapa Shura begitu memperhatikan hanyou itu.

"Kak Shura.." Gumam Sakura yang sedang tidur tiba-tiba sambil menggerak-gerak tanggannya, seakan mencari Shura. Tsubasa segera bergerak mendekati hanyou itu, berusaha untuk menenangkannya. Namun, sebelum dia berhasil melakukan itu, kedua mata emas Sakura telah terbuka.

"Kau sudah bangun, Sakura-chan?" tanya Tsubasa lembut.

Melihat wajah Tsubasa, Sakura segera menolehkan kepalanya ke kiri-kanan penuh kepanikkan. Selir Penguasa Tanah Selatan tersenyum, dia tahu hanyou di depannya ini pasti sedang mencari Shura. "Shura-sama sedang menemui Akihiko-sama, Penguasa Tanah Selatan."

"Eh?" seru Sakura terkejut.

"Apakah kau ingin menemui beliau? Aku akan dengan senang hati mengantarmu ke sana?"

Tawaran Tsubasa sesungguhnya merupakan sebuah tawaran yang sangat membingungkan bagi Sakura. Dia ingin menerima tawaran itu, namun, dia juga ragu. Yang di depannya sekarang adalah youkai. Dan dia sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk tidak sembarangan mempercayai youkai maupun orang asing yang ditemuinya.

Tsubasa tertawa melihat ekspresi wajah Sakura. Dia tahu apa yang dipikirkan hanyou di depannya, dan dia setuju sekali dengan itu, sebab bagaimana pun juga, dia bukanlah sekadar hanyou biasa. Dia adalah anak dari miko dan juga hanyou terkuat yang pernah ditemuinya. "Tidak perlu khawatir, aku janji, aku akan mengantarmu pada Shura-sama."

Tawa Tsubasa sebenarnya membuat Sakura semakin bingung dan ragu. Namun, saat memikirkan akan bertemu Shura. Dia pun memutuskan untuk menerima tawaran itu. Dia tidak mau sendirian di tempat asing ini, dia ingin berada di sisi Shura. Shura memang youkai, dan dia juga baru mengenalnya. Tapi, dia yakin dengan seyakin-yakinnya, dia bisa mempercayainya. Tidak! Dia telah mempercayai anak laki-laki itu sejak awal dia bertemu dengannya.

Sakura berjalan mengikuti Tsubasa, matanya tetap menatap sekeliling dengan penuh kewaspadaan. Para pelayan dan prajurit yang seluruhnya adalah youkai membungkukkan badan memberi hormat pada Tsubasa saat, youkai burung itu berjalan lewat. Hanyou kecil itu tahu, youkai yang ada di depannya pasti memiliki status yang tinggi. Namun, dia juga tahu, dia bukanlah Nyonya rumah dari istana ini, buktinya, dia memanggil Shura yang merupakan Pewaris Tanah Selatan dengan sebutan 'Sama' penuh kehormatan. Youkai ini pasti merupakan Selir dari Sang Penguaasa Tanah Selatan.

Sakura juga bisa melihat semua youkai yang dilewatinya menatap dirinya. Itu sebenarnya membuat dia sangat takut. Bisa merasakan ketakutan di hati hanyou kecil itu, Tsubasa tersenyum kecil dan mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan kecilnya. "Jangan khawatir, Sakura-chan. Tidak akan ada yang berani menyakitimu. Mereka menatap dirimu karena kau adalah orang pertama yang dipedulikan Shura-sama selama ini."

"Eh? Maksudnya?" tanya Sakura bingung sambil menerima uluran tangan itu.

"Shura-sama selama ini tidak pernah mempedulikan siapa pun. Dia selalu sendirian dan memiliki hati yang sangat dingin seperti es. Semua yang mengenalnya percaya, tidak akan ada yang mungkin dapat mencairkan es dalam hatinya. Tapi, hari ini, semua itu terbukti salah. Kau berhasil mencairkan es dalam hatinya, Sakura-chan." Senyum Tsubasa.

Sakura tidak mengerti sepenuhnya ucapan Tsubasa, namun tidak tahu mengapa, wajahnya memerah. Dia tiba-tiba merasa sangat malu dan juga gembira pada saat bersamaan. Tsubasa yang melihat reaksi hanyou kecil itu hanya bisa tertawa. Mau tidak mau, melihat kembali kepolosan hanyou kecil di depannya, dia teringat kembali pada gadis manusia menawan yang juga polos seperti ini. Mungkin, secara tidak langsung, Shura melihat sedikit bayangan gadis manusia yang begitu berharga baginya pada diri hanyou kecil ini. Ya, bau mereka juga cukup mirip. Gadis manusia itu berbau musim semi yang selalu hangat dan menyenangkan, sedangkan Sakura berbau bunga sakura—bunga musim semi. Mereka memang cukup mirip.

Saat mereka memasuki taman di Istana Tanah Selatan. Suara ribut yang sangat keras tiba-tiba terdengar. Kepanikan memenuhi hati Sakura, dia bisa merasakan ada dua youkai sangat kuat yang sedang bertarung. Namun, Tsubasa yang mengenggam tangannya tetap tenang dan membimbingnya berjalan mendekati sumber keributan.

Mata Sakura langsung terbelalak saat dia melihat siapa yang sedang bertarung. Dengan badan yang penuh luka, Shura berlari sambil menghunuskan pedang pada seorang youkai di depannya. Namun, youkai yang dilawannya dengan mudah menahan serangannya itu. Lalu, sambil tersenyum menyeringai, pedang lawan Shura tiba-tiba bergetar dan memancarkan youki yang sangat kuat. Shura berusaha untuk menahannya, namun dia gagal. Badannya segera terhempas ke belakang menabrak pohon sakura.

"Kak Shura!" teriak Sakura penuh ketakutan. Tidak mempedulikan sekelilingnya lagi, dia langsung berlari ke arah Shura dan memeluknya dengan erat, seakan berusaha menjadikan dirinya sebagai perisai bagi youkai itu.

Sikap Sakura kontan membuat semua yang ada di sana kebingungan, terutama Shura. Dia bisa melihat dengan jelas badan kecil itu bergetar hebat karena ketakutan. Dia juga bisa mencium bau air matanya hanyou kecil itu. Menghela napas, Shura kemudian melepaskan pedang di tangannya dan memeluk badan kecil itu dengan erat, berusaha menenangkannya.

Sakura menjauhkan wajah dari dada Shura saat merasakan pelukan tersebut dan menatap wajah inuyoukai di depannya. Air matanya mengalir semakin deras saat dia melihat darah yang mengalir turun dari sebetan pedang di pipi Shura. Saat tangannya teriris pisau waktu membantu ibunya memasak, dia menangis sejadi-jadinya. Besarnya luka di tangannya saat itu sama sekali tidak sebanding dengan besarnya luka di pipi Shura sekarang. Luka itu pasti sakit sekali. Karena itu, tanpa membuang waktu yang ada, dia langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Shura, mengeluaran lidahnya dan menjilatnya dengan lembut.

Apa yang dilakukan Sakura, benar-benar membuat Shura, Akihiko dan Tsubasa terkejut. Namun, yang bersangkutan tidak menyadarinya. Selama ini, setiap kali dia terluka, Ayah ataupun Kakaknya pasti akan menjilatnya, dan dia belajar bahwa air liur mereka adalah obat yang sangat baik untuk luka seperti itu.

Meski terkejut, Shura dengan cepat kembali tenang. Melihat wajah Sakura yang begitu dekat dengannya, merasakan napas dan lidah yang masih menjilat lukanya. Dengan pelan dia mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi hanyou kecil itu. Sakura segera berhenti dan menatap wajah Shura.

"Aku tidak apa-apa. Luka ini tidak ada apa-apanya." Ujar Shura pelan sambil menatap lurus mata emas Sakura. Mendengar jawaban Shura, Sakura segera mengangkat tangan menyentuh tangan yang ada di pipinya, menekannya dengan kuat, membenamkan pipinya pada telapak tangan itu. "Iya.. Iya, Sakura tahu.."

Akihiko yang melihat interasksi antara Shura dan Sakura sangat tertegun. Sikap lembut Shura ini sama sekali tidak mirip dengan Shura yang dikenalnya. Namun, sejenak kemudian, senyum menghiasi wajahnya. Gadis hanyou di depannya ini pasti merupakan hanyou yang menjadi berita utama di istananya sekarang. Hanyou yang berhasil mencarkan es dalam hati Shura.

"Akihiko-sama, apakah anda merasa tidak asing dengan wajah hanyou kecil itu?" tanya Tsubasa tiba-tiba dari samping Akihiko. Penguasa Tanah Selatan itu mengamati baik-baik wajah Sakura, dan seperti Tsubasa, wajah itu tidak asing baginya. Dia tahu, setengah darah youkai yang mengalir dalam tubuh Sakura adalah inuyoukai seperti Shura.

"Kimono merah yang dikenakan Sakura-chan sebelumnya terbuat dari bahan yang sangat langkah, Akihiko-sama, yaitu bulu tikus api." Lanjut Tsubasa lagi sambil tersenyum.

Mata Akihiko langsung terbelalak, dia kembali mengamati wajah menatap Sakura, dan tiba-tiba saja, dia tertawa terbahak-bahak. "Begitu, ya? Pantas saja."

Shura yang berada tidak jauh dari Akihiko dan Tsubasa bisa mendengar pembicaraan mereka berdua dengan jelas. Dia sebenarnya cukup penasaran akan siapa Sakura sebenarnya. Sepertinya, mereka berdua kenal siapa sebenarnya hanyou itu. Hanya saja, dia memutuskan untuk mencari jawabannya nanti saja, sebab prioritas utamanya sekarang adalah menghentikan air mata dari mata emas di depannya. Dengan pelan, dia menggerakkan tangannya menghapus air mata yang ada, "Jangan menangis lagi."

Sakura mengangguk-angguk kepalanya. Mulut kecilnya terbuka untuk membalas ucapan Shura. Namun, sebelum itu terjadi tiba-tiba saja dari samping mereka, sebuah serangan berupa pedang udara berwarna merah melesat mengincar Shura.

"Hijinkesso!"

Serangan yang tiba-tiba itu cukup mengejutkan Shura. Dengan segera dia menghindari serangan itu sambil memeluk pinggang Sakura. Namun, dari sampingnya, tiba-tiba sepasang tangan bergerak menarik lengan Sakura dengan kuat hingga pelukan Shura terlepas.

Mata Shura terbelalak. Saat dia mendarat di atas tanah, dia membalikkan badan menatap siapa yang menyerangnya barusan, kemarahan langsung memenuhi hatinya. Seorang pemuda berusia sekitar empat belas tahun berambut perak seperti dirinya dan Sakura, menatap penuh kemarahan padanya dengan sepasang bola mata keemasan yang juga mirip sekali dengannya. Shura tahu, pemuda berkimono merah di depannya adalah hanyou, sebab, telinga anjing di atas kepalanya telah membuktikannya. Namun, yang sesunguhnya membuat mata Shura terbelalak adalah sepasang tangan yang memeluk erat Sakura. Kemarahan memenuhi hatinya, mata emasnya dengan segera berubah menjadi merah darah. Siapapun juga yang ada di depannya, berani sekali dia merebut Sakura darinya!

Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, Shura tiba-tiba bergerak maju. Tangan kanannya yang berkuku panjang segera bergerak menyerang hanyou berkimono merah di depannya. Hanyou di depannya cukup terkejut dengan kecepatan dan serangan Shura yang tiba-tiba, dia berusaha menghindar sambil memeluk Sakura. Namun, tangan Shura yang pertama kalinya berposisi menyerang, tiba-tiba berubah dan menarik badan kecil Sakura. Hanyou yang dilawan Shura sangat terkejut, dan belum berakhir keterkejutan yang dirasakannya, tangan kiri Shura tiba-tiba bergerak menempel di dadanya. Youki yang sangat kuat tiba-tiba melancar keluar dari telapak tangan Inuyoukai kecil itu dan menghempaskan lawannya hingga jatuh ke belakang.

Saat hanyou berkimono merah itu bangkit lagi, kedua matanya langsung terbelalak. Di depannya, Shura berdiri sambil memeluk erat Sakura. Matanya merah darahnya membesar, mulutnya terbuka menyeringai memperlihatkan gigi taringnya dan garis biru di pipinya menggelap. Kemarahan terlihat dengan jelas di wajahnya sekarang. Namun, yang membuat kedua mata hanyou itu terbelalak sebenarnya bukanlah kemarahan Shura, melainkan wajah Shura. "P-paman Sesshoumaru?" panggil hanyou itu pelan dengan terbata-bata.

Mata merah darah Shura segera kembali menjadi emas saat mendengar ucapan hanyou di depnnya. Hanyou di depannya itu mengenal Ayahandanya? Dan tidak hanya itu, barusan dia memanggil ayahndanya, 'Paman'?

Belum terjawab kebingungannya, Sakura yang ada dalam pelukannya tiba-tiba menolehkan kepala menatap hanyou berkimono merah itu. Kebahagiaan dan air mata langsung memenuhi wajah cantiknya. "Kak Shiro!" teriaknya sambil berusaha memebebaskan dirinya dari pelukan Shura. Namun, tangan Shura yang memeluk erat badannya tidak mau melepaskannya, malahan pelukannya semakin erat. Kebingungan dia mengangkat wajahnya menatap Shura yang masih menatap wajah Kakaknya dengan ekspresi yang tidak dimengertinya, ekspresi wajah penuh posesif terhadap dirinya.

Tidak bisa mengerti apa yang terjadi, Sakura kembali menolehkan wajah menatap Shiro yang masih menatap Shrura dengan pandangan tidak percaya. Dia seakan telah melupakan apa yang baru saja terjadi. Namun, yang paling membuat terkejut dirinya adalah, mulut Kakaknya tiba-tiba terbuka dan mengucapkan sesuatu. "T-tidak mungkin.. Kau, Shura?"

....xOxOx....

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Cjapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapte 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137
139 Chapter 138
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Chapter 168
170 Chapter 169
171 Chapter 170
172 Chapter 171
173 Chapter 172
174 Chapter 173
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Epilog
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Cjapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapte 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137
139
Chapter 138
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Chapter 168
170
Chapter 169
171
Chapter 170
172
Chapter 171
173
Chapter 172
174
Chapter 173
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!