"Aku akan meningalkan istana tanah barat besok. " Ujar Shura pelan sambil menatap lukisan gadis manusia itu. Mata emasnya masih dapat melihat lukisan itu dengan baik walaupun bulan tidak lagi bersinar seterang malam pertama dia menginjakkan kakinya kemari.
Tidak ada balasan; yang ada hanyalah keheningan.
"Aku tidak tahu kapan aku akan kembali, aku tidak tahu kapan aku akan dapat melihatmu lagi.." Lanjutnya pelan.
Tetap keheninganlah yang ada.
Seperti youkai yang bodoh, Shura tahu, seperti itulah dia sekarang. Lukisan itu tidak akan membalas ucapannya, gadis dalam lukisan itu tidak akan mungkin mengeluarkan suaranya. Namun, dia juga tidak bisa menghentikan dirinya. Seperti malam-malam sebelumnya, dia akan duduk menatap lukisan sang gadis dan mengajaknya berbicara.
Shura menarik napasnya dan sejenak kemudian dia merasakan kesakitan di dadanya. Dengan pelan, dia membuka bagian dada haori yang dikenakannya, melihat bekas luka yang didapatkannya dari latihan dengan Ayahandanya tadi pagi. Saat pewaris tanah barat itu mengangkat kepalanya menatap lukisan itu lagi, tidak tahu mengapa, dia kembali membuka mulut. "Apakah kau menghawatirkan lukaku ini?"
Tetap tidak ada jawaban. Namun melihat senyum di wajah sang gadis, Shura tersenyum kecil. "Aku adalah pewaris tanah barat, putra dari Sesshoumaru, Inuyoukai yang hebat. Luka ini akan segera sembuh, jadi kau tidak perlu khawatir."
Dengan pelan Shura kemudian bangkit dari tatami tempatnya duduk dan berjalan mendekati lukisan itu. Mata emasnya menatap lukisan itu dengan lurus dan lekat. "Apakah kau akan kesepian? Kuharap siapa pun yang selalu datang membersihkan kamarmu ini akan mengajakmu bicara seperti yang aku lakukan?"
Shura tahu, ada seseorang yang selalu datang membersihkan kamar ini. Ruangan yang selalu bersih dari debu walau jendelanya selalu terbuka telah membuktikan semuanya. Ada yang menginjakkan kakinya ke dalam paviliun timur yang terlarang ini selain dirinya. Hanya saja, dia tidak tahu siapa itu? Tidak ada yang boleh menginjakkan kakinya kemari, perintah itu adalah perintah langsung dari Ayahandanya, dan hukuman mati diberikan bagi siapapun yang melanggarnya.
Ayahandanya...
Shura sebenarnya ingin bertanya pada Ayahandanya siapa sebenarnya gadis ini, sebab dia tahu, hanya beliaulah yang dapat menjawab pertanyaan dalam hatinya. Namun, dia tidak pernah menemukan keberanian untuk melakukan itu. Dia hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, lukisan ini dilukis dengan begitu indah dan hidup—siapa yang melukisnya?
Lalu, apakah Ayahandanya mengenal gadis dalam lukisan ini? Mengapa Ayahandanya melarang siapa pun memasuki tempat ini? Apa hubungan Ayahandanya dengan gadis manusia ini? Ayahandanya yang membenci manusia, tidak mungkin mengijinkan gadis ini tinggal di sini, kan? Jadi siapa sebenarnya gadis ini? Dan di mana dia berada sekarang?
Di mana dia berada sekarang...
Ada perasaan sesak dan sakit yang menyerang hati Shura saat memikirkan itu. Perasaan yang sangat dibenci dan tidak disukainya. Perasaan ini terasa lebih menyiksakan dibanding dengan luka yang didapatkan dari latihan dengan Ayahnadanya. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis dalam lukisan ini, melihat secara langsung senyum musim semi itu, mendengar suaranya, mencium baunya, merasakan kehangatan badannya, namun....
Itu mustahil.
Mengapa? Sebab dalam lubuk hatinya yang terdalam, Shura tahu, dia tidak akan dapat bertemu dengannya, karena gadis ini telah tiada, karena gadis ini sudah tidak ada lagi di dunia ini. Mengapa dia merasa seperti itu? Pewaris tanah barat itu tidak pernah tahu, namun dia yakin akan itu.
Shura kemudian mengangkat tangannya menyentuh wajah sang gadis dalam lukisan. "Hei... Apakah kau akan merindukanku?" tanya Shura pelan, walau tetap keheninganlah yang menjadi jawaban. Sebuah senyum kecil kemudian mengembang di wajah Shura, dan dengan pelan, dia kembali mengucapkan sesuatu yang tidak pernah disangkanya akan diucapkanya di dunia, ucapan yang tiba-tiba saja meluncur keluar dari mulutnya dan tidak bisa dihentikannya. "Aku akan merindukanmu... Aku akan sangat merindukanmu.."
Di balik pintu shoji kamar tempat Shura dan lukisan itu berada, seperti malam-malam sebelumnya, youkai pemilik mata emas identik dengan Shura hanya berdiri mematung tanpa bergerak, mendengar semua yang diucapkan dan melihat apa yang dilakukan pewaris tanah barat dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.
....xOxOx....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments