Cjapter 13

Shura berjalan dalam diam, dan di belakangnya, Sakura mengikutinya. Langkah kaki kecil Sakura memang tidak bisa dibandingkan dengan langkah kaki Shura. Karena itu, gadis kecil itu hanya dapat berlari kecil untuk tetap berada di belakang anak laki-laki itu. Melihat punggung Shura yang ada di depannya, mau tidak mau, Sakura kembali teringat dengan apa yang terjadi tadi pagi.

Sakura membuka matanya dengan pelan. Sinar matahari yang berhasil masuk ke dalam gua kecil itu berhasil membangunkan dirinya dari tidur nyenyak. Sambil menguap dia mengucek-ngucek matanya. Namun, saat dia menyadri ada sepasang tangan yang sedang memeluk pinggangnya, aktivitasnya itu langsung terhenti. Dengan cepat dia mengangkat wajah menatap pemilik tangan itu, dan seketika itu juga, dunianya bagaikan membeku.

Sepasang mata emas menatap lurus dirinya-mata dari anak laki-laki yang baru dikenalnya, Shura.

Sakura tidak tahu harus berbuat apa. Melihat mata Shura, melihat wajah anak laki-laki itu yang hanya berjarak sekitar tiga sentimeter dari wajahnya, dia pun tersadar, dia masih duduk dalam pangkuan pemuda itu. Dalam pelukkannya, dia pasti telah tertidur semalaman di tempat itu. Merasa telah melakukan sesuatu yang telah merepotkan, dia berusaha untuk bangkit dan menjauh dari anak laki-laki itu. Namun, tangan yang memeluk pinggangnya tidak melepaskannya, tangan itu tidak bergerak sedikitpun. Kebingungan, Sakura mengangkat wajahnya kembali menatap Shura.

Shura tetap diam membisu dengan wajahnya yang tenang tanpa ekspresi, begitu juga dengan mata emasnya yang menatap gadis kecil tersebut.

Tatap mata Shura, tangan yang masih berada di pinggangnya serta keheningan yang ada tiba-tiba saja membuat wajah Sakura menjadi memerah. Jantungnya berdetak dengan cepat, dia merasa sangat malu serta bingung. Mengumpulakn segenap keberanian dan mengesampingkan perasaan malu dan bingung dalam hatinya, dengan pelan dan terbata-bata dia membuka mulut untuk menyapa anak laki-laki itu. "S-selamat pagi, Kak Shura.."

Shura tetap diam membisu. Namun sejenak kemudian, dia melepaskan tangannya yang memeluk pinggang kecil Sakura. Memanfaatkan kesempatan yang ada, Sakura segera bergeseser ke samping. Keheningan kembali tercipta, hingga akhirnya Shura tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar dari gua tempat mereka bermalam.

Ketakutan memenuhi hati Sakura saat melihat Shura akan meninggalkannya. Dia ingin mengikuti anak laki-laki itu, sebab dia takut sendirian dan tidak tahu harus berbuat apa-ap. Namun, dia juga takut Shura akan menolaknya, sebab dia merasa, anak laki-laki itu pasti akan berpikir dia ini hanyalah sebuah beban.

Mata emas Sakura menjadi berkaca-kaca menahan air mata yang akan jatuh ke bawah. Tapi, sejenak kemudian, Shura tiba-tiba menolehkan wajah ke belakang menatapnya. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, begitu juga dengan mata emasnya yang tetap tenang. "Apa yang kau tunggu di sana? Ayo, kita pergi dari sini." Ujarnya pelan dengan datar.

Mata Sakura terbelalak mendengar apa yang dikatakan Shura. Anak laki-laki itu mengijinkan dirinya untuk mengikutinya? Shura tidak akan meninggalkannya sendirian di sini? Kegembiraan dan kebahagiaan memenuhi hatinya, dan tanpa membuang waktu lagi, dia segera berdiri dan berlari mendekati Shura dnegan senyum lebar yang terlukis di wajahnya.

"Terima kasih, Kak Shura!"

Shura tetap berjalan dalam diam, dia tahu Sakura berada di belakangnya. Dengan pelan Shura menolehkan wajahnya ke belakang menatap gadis kecil itu. Kepala kecil itu tertunduk sedikit ke bawah, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

Shura sendiri sebenarnya tidak mengerti kenapa dia mengijinkan gadis kecil-tidak! Bukan gadis kecil biasa, tapi hanyou. Meski memiliki rupa yang mirip sekali dengan youkai sejati, gadis kecil bernama Sakura itu adalah hanyou. Dia bisa mencium dengan jelas bau milik gadis kecil itu yang seperti bunga sakura dan bulan bercampur dengan bau manusia.

Saat gadis kecil itu memeluk tangannya dengan penuh ketakutan semalam, bau itu menyelimutinya, dan dalam hatinya, timbul niat untuk mendekap badan kecil itu. Karena itu, tanpa membuang waktu, dia pun mendekapnya. Dia tidak membenci bau gadis itu, malahan dia menyukainya.

Shura kemudian kembali membalikkan wajahnya ke depan. Dia memang tidak tahu siapa gadis di depannya. Tapi dia cukup yakin, dia adalah hanyou hasil persatuan dari inuyoukai dari barat dan manusia. Ayahandanya adalah Inuyoukai penguasa tanah barat, pemimpin dari klan inuyoukai yang kuat. Semua inuyoukai di dunia berada di bawah pimpinan beliau, dan tidak mungkin ada inuyoukai yang berani menikahi manusia hingga memiliki seorang anak hanyou, sebab bukan rahasia umum lagi ayahandanya sangat membenci manusia. Tidak ada inuyoukai yang begitu bodoh untuk memancing kemarahan ayahandanya.

Tidak hanya itu. Ada sesuatu lagi yang sangat menganggu pikiran Shura. Bau gadis hanyou itu. Dia bisa mencium bau bulan darinya. Bau bulan biasanya hanya dimiliki oleh inuyoukai dari garis darah penguasa, bangsawan-garis darah keluarganya. Sakura adalah kerabatnya, dia cukup yakin itu. Yang menjadi pertanyaan sekarang hanyalah, siapa orang tua kandungnya? Siapa inuyoukai yang tidak takut dengan kemarahan ayahandanya?

"Kya!" teriak Sakura tiba-tiba dan membuat Shura tersadar dari renungannya.

Shura dengan pelan kembali menolehkan wajah menatap Sakura yang meringis kesakitan sambil menyentuh kaki kecilnya. Gadis itu pasti terjatuh karena terlalu tengelam dalam pikirannya sendiri hingga tidak menyadari akar pohon-pohon besar yang ada di depannya. Shura sebenarnya juga tahu, Sakura berusaha keras untuk menyamakan langkah kaki mereka. Dan sejujurnya, dia sudah melambatkan jalannya. Hanya saja, gadis hanyou ini tetap saja lambat. Dalam hatinya, dia jadi bertanya-tanya, apakah semua hanyou seperti ini? Sebab ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan hanyou.

Shura kemudian membalikkan badannya dan berjalan mendekati Sakura. Menyadari kehadiran Shura, Sakura segera menolehkan kepalanya ke atas menatap anak laki-laki itu. Wajahnya tetap tidak berekspresi sedikit pun, dan jujur, Sakura sama sekali tidak dapat menebak apa yang ada dalam pikiran anak laki-laki itu. Namun, tiba-tiba saja, Shura berjongkok dan membalikkan punggungnya menghadap Sakura. "Naik." perintahnya tenang.

Mata Sakura terbelalak, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun, dia yang memang sudah lelah dan terluka tidak lagi mempedulikan itu lebih jauh lagi. Sambil tertawa lebar, dia segera meloncat memeluk punggung Shura, melingkarkan tangan kecilnya pada leher anak laki-laki itu. "Terima kasih, kak Shura." Ujarnya pelan.

Melihat tawa, mencium bau, dan merasakan kehangatan badan kecil itu, Shura bisa merasakan ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam hatinya. Dia merasa hangat dan juga—senang?

Badan Shura langsung mematung tidak bergerak sedikit pun saat dia menyadari perasaan yang ada dalam hatinya sekarang. Kebingungan memenuhi hatinya. Hangat? Ya. Badan dari dua makhluk hidup yang bersentuhan pasti terasa hangat. Jadi kehangatan ini adalah hal yang biasa, kan? Pasti begitu. Namun, senang? Kenapa dia bisa merasa senang? Karena senyum hanyou itu. Ya, dia mengakui senyum gadis hanyou di pungunggnya ini cukup menawan, walau masih kalah dengan senyum musim semi Rin yang sangat dicintainya. Hanya saja, kenapa dia bisa merasa senang melihat senyum itu?

"Kak Shura, ada apa?" tanya Sakura bingung melihat Shura yang tidak bergerak sedikit pun dengan wajah tanpa ekspresi.

Pertanyaan Sakura yang tiba-tiba itu berhasil menyadarkan Shura. Namun, dia menolak menjawab pertanyaan itu, dia hanya diam membisu. Sejenak kemudian dia pun berdiri sambil membopong Sakura yang ada di pungungnya dan berjalan meninggal tempat mereka berada tanpa mempedulikan kebingungan gadis hanyou di punggungnya.

Ada apa? Dia sendiri juga tidak tahu ada apa.

....xOxOx....

"Sakura! Kakak mohon! Keluarlah! Kau ada di mana?!" teriak Shiro terus sambil menatap sekelilingnya. Mata emasnya kini sudah berkaca-kaca karena menahan air mata yang serasa akan segera jatuh menuruni pipinya.

"Ayolah, Shiro, jangan jadi seperti seorang wanita. Seorang laki-laki tidak boleh meneteskan air mata. Tenanglah, kita pasti bisa menemukan Sakura-chan." Ujar Mamoru yang ada dibelakang Shiro. Ada perasaan bersalah dalam hatinya sekarang, sebab sudah lebih dari satu hari Sakura menghilang.

"Baru sekarangkah kau merasa bersalah, Mamoru?" tanya Aya yang ada di samping Mamoru kalem.

Mamoru hanya bisa tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Aya.

"Ayah, Ibu dan kedua orang tua Sakura meminta kita mengungsi ke selatan untuk sementara karena perang antar youkai barat dan utara. Mereka tidak mau kita terlibat dalam perang itu, tidak mau nyawa kita berada dalam bahaya," ujar Maya tiba-tiba. Dia terdiam sejenak dan kemudian menatap tajam Mamoru. "Dan kau sekarang malah membahayakan nyawa Sakura dengan meninggalkannya sendiri hingga menghilang."

Mamoru tidak dapat berkata apa-apa, dia hanya bisa tertawa kikuk mendengar ucapan Kakaknya. Dia benar-benar tidak pernah mengira bahwa mereka tidak akan menemukan Sakura sampai sekarang. Sebenarnya dia cukup yakin bahwa dengan indra penciuman anjing Shiro yang tajam, mereka pasti akan menemukan Sakura dengan mudah. Namun, itu ternyata terbukti salah, mereka tidak bisa menemukannya.

"Semalam hujan lebat disertai petir yang sahut menyahut," ujar Shiro tiba-tiba sambil menundukkan kepala ke bawah hingga membuat semua yang ada di sana menatapnya. "Sakura paling takut dengan petir. Setiap kali mendengar suara petir, dia pasti akan berlari mencari Ayah, Ibu ataupun aku. Namun semalam dia sendirian... Dia pasti sangat ketakutan..."

"S-Shiro..." Panggil Mamoru pelan. Kesedihan, ketakutan dan ketidakberdayaan terasa sekali dari suaranya. Mamoru tahu, dia benar-benar telah melakukan kesalahan sekarang, sebab tidak pernah dia melihat Shiro yang selalu penuh semangat bersikap sepeti ini. Namun sejenak kemudia, hanyou itu tiba-tiba mengangkat kepalanya ke atas dan mencengkeram kerah kimono Mamoru. "Aku akan membunuhmu! Seharusnya aku membunuhmu sejak tadi!"

Aya dan Maya segera berlari mendekati Shiro dan Mamoru untuk memisahkan mereka. Kedua saudara kembar ini benar-benar sangat bingung dan lelah dengan keadaan mereka sekrang, sebab, sampai kapan keadaan ini baru akan berhenti? Setiap saat Shiro bisa meledak dan ingin membunuh Mamoru.

'Andaikan orang tua mereka ada di sini sekarang.' itulah yang kini memenuhi pikiran kedua saudara kembar taijiya ini sekarang.

....xOxOx....

Mulut Sakura terbuka lebar saat melihat istana megah yang ada di depannya. Tidak pernah dia melihat istana sebesar dan semegah ini selama hidupnya. Namun, perasan terpesonanya ini dengan cepat berubah menjadi perasaan takut serta gugup, sebab dia merasa dirinya berada di tempat yang salah sekarang.

Shura yang masih menggendong Sakura di punggunya bisa merasakan ketakutan dan kegugupan hanyou tersebut. Namun, dia tetap diam membisu. Dengan pelan, dia melangkahkan kaki masuk ke dalam pintu gerbang besar yang telah terbuka.

Sakura bisa melihat dengan jelas para prajurit yang semuanya merupakan youkai segera menundukkan kepala memberi hormat dan salam kepada Shura saat dia melewati pintu gerbang. Dan dia juga bisa melihat pandangan penuh kebingungan di wajah mereka semua saat melihatnya yang ada di punggung Shura. Perasaan takut dan gugup Sakura semakin membesar, dia memang tidak tahu jelas siapa Shura sebenarnya, tapi dia tahu satu hal sekarang, anak laki-laki ini pasti merupakan orang yang sangat penting di istana ini.

"Shura-sama!" teriak seseorang tba-tiba. Dari kejauhan Sakura bisa melihat seorang youkai wanita berambut merah berlari mendekati mereka. "Shura-sama, syukurlah anda sudah pulang. Hamba dan Tsubasa-sama sangat menghawatirkan anda!"

Shura tidak menjawab pertanyaan tersebut, dia hanya diam membisu. Namun, saat youkai itu melihat Sakura yang ada di belakang punggung Shura. Matanya langsung terbelalak. "Shura-sama! Siapa anak ini!?" tanyanya panik.

Shura tetap diam membisu tidak menjawab pertanyaan youkai tersebut. Dengan pelan dia menurunkan Sakura. "Himiko, bawa dia menemui Tsubasa-sama. Minta beliau untuk mengganti pakaiannya dan beri dia makanan." Perintah Shura kemudian.

Himiko, youkai berambut merah hanya bisa mematung dengan mulut terbuka mendengar perintah Shura. Shura yang selama ini selalu cuek, dingin dan tidak pernah mempedulikan apapun memerintahkannya untuk melayani seorang gadis youkai tak dikenal? Mata Himiko langsung turun memeriksa Sakura yang kini menatapnya dengan penuh ketakutan. Dan saat menagamati gadis kecil di depannya dengan lebih jelas lagi, dia sadar, anak itu bukan youkai, dia hanyou. Rupanya secara pribadi sangat mirip dengan rupa klan inuyoukai dari barat seperti Shura. Rambut perak, telingan lancip, kulit putih dan mata emas. Namun, itu semua tidak berarti banyak saat dia mencium bau manusia yang dipancaran tubuhnya.

Tidak mempedulikan Himiko yang kebingungan, Shura langsung melangkahkan kakinya. Tapi, baru selangkah dia berjalan, sepasang tangan kecil telah memeluknya dengan erat. Dengan pelan, inuyoukai itu kemudian menundukkan kepala menatap wajah pemilik tangan itu, yakni; Sakura.

Sakura mengangkat kepalanya menatap Shura. Mata emas besarnya yang kini berkaca-kaca karena menahan air mata segera bertemu dengan mata emas inuyoukai itu. "J-jangan tinggalkan Sakura sendiran.. S-Sakura takut..." Pintanya pelan dengan terbata-bata.

"Pergiah bersamanya. Tidak akan ada yang menyakitimu." Balas Shura datar sambil menatap wajah Sakura. Namun, Sakura menggeleng kepala, air mata telah mengalir turun sakarang, dan dia makin mempererat pelukannya.

Himiko yang ada di samping mereka hanya bisa melihat apa yang ada di depannya dengan pandangan tidak percaya. Mulutnya terbuka dan matanya terbelalak. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Shura bersikap seperti ini pada orang lain. Shura yang selalu cuek, dingin dan tidak suka berdekatan dengan siapa pun kini membiarkan seseorang memeluknya?

Shura tidak mempedulikan ekspresi wajah Himiko, dia hanya bisa mengehela napas, dia tahu hanyou di depannya ini tidak mungkin melepaskannya. Dan melihat air mata yang mengalir turun menuruni pipi gadis itu, perasaan aneh tiba-tiba muncul dalam hatinya. Dia tidak suka melihat air mata itu, dia tidak bisa membiarkan menangis. Dengan pelan, Shura mengangkat tangannya dan menggendong Sakura. "Hentikan air matamu yang tidak diperlukan itu." Perintahnya.

Mendengar perintah Shura, senyum lebar segera mengembang di wajah Sakura. Dia segera melingkarkan tangannya pada leher pemuda itu. "Terima kasih, Kak Shura." Ucapnya gembira sambil membenamkan wajahnya pada leher Shura, menghirup bau mint segar seperti musim dingin bercampur bau bulan. Bau menyenangkan yang disukainya.

"Hn." Balas Shura dan melangkahkan kakinya menuju pavilun Tsubasa meninggalkan Himiko yang masih mematung.

Shura hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri sekarang, kenapa dia melakukan ini semua untuk Sakura? Mengapa dia bisa bersikap seperti ini? Ini jelas bukan sikapnya. Namun, tidak tahu mengapa, dia juga tidak mempedulikan sikap-sikapnya ini. Dia suka dengan bau badan Sakura yang kini diciumnya. Bau bulan dan bau bunga sakura-salah satu bunga musim semi. Bau youkai dan bau manusia. Meski berbeda, namun bau ini cukup mirip dengan bau yang pernah diciumnya dalam mimpi. Mimpi indahnya yang sangat menyenangkan dan bahagia. Mimpi dirinya yang kecil berada dalam dekapan kedua orang yang sangat mencintai dan dicintainya. Mimpi akan kenangan masa kecilnya yang terlupakan.

....xOxOx....

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Cjapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapte 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137
139 Chapter 138
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Chapter 168
170 Chapter 169
171 Chapter 170
172 Chapter 171
173 Chapter 172
174 Chapter 173
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Epilog
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Cjapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapte 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137
139
Chapter 138
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Chapter 168
170
Chapter 169
171
Chapter 170
172
Chapter 171
173
Chapter 172
174
Chapter 173
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!