Chapter 17

Nama no naka

Kaze no naka

Yume no naka

Suara yang sangat lembut dan merdu bagaikan dentingan lonceng. Dirinya yang kecil hanya bisa berdiri diam di pintu Shoji yang terbuka sambil menatap gadis manusia yang sedang bernyanyi itu dengan ekspresi penuh keterpesonaan.

Dalam mata emasnya, gadis manusia itu begitu cantik. Rambut sehitam langit malam tanpa bintang, kulit seputih salju, hidung yang mancung, bibir yang munggil, mata coklat besar jernih yang bersinar penuh kasih sayang—sungguh gadis yang sangat menawan.

Gadis itu sedang duduk di atas futon sambil memeluk erat seorang bayi kecil. Wajahnya memang terlihat sangat pucat, tidak seperti biasanya. Namun, dia juga tidak dapat mempungkiri kebahagiaan yang terpancar dari wajah menawan tersebut.

Wajah gadis itu kemudian terangkat menatapnya. Senyum masih tetap ada di wajahnya, begitu juga dengan lagu yang mengalun dari bibir munggilnya. Mata coklatnya berbinar, dia mengangguk pelan kepala seakan menyuruhnya untuk bergabung dnegan dirinya. Dan tidak membuang waktu, dia pun melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.

Sesshoumaru-sama doko ni iru

Jakken-sama wo shita naete

Saat dia di depan gadis itu, dengan penuh rasa ingin tahu, dia berusaha mengintip wajah bayi yang ada dalam pelukan sang gadis. Gadis itu dengan pelan menurunkan pelukannya, membiarkan dirinya menatap wajah sang bayi, walau kedua mata coklat itu tidak henti-hentinya menatap bayi dalam pelukannya. Tatapan mata penuh kegembiraan, kebanggaan, ketidak percayaan dan juga kasih sayang cinta tiada tara.

Watashi wa hitori de machimashou

Shura wa hitori de machimashou

Wareware wa hitori de machimashou

Sesshoumaru-sama omodori wo

Lagu mengalun di udara kemudian terhenti. Dia bisa melihat jelas wajah bayi yang ada dalam pelukannya itu sekarang. Berambut perak dengan kulit berwarna putih, tanda bulan sabit di dahi serta satu garis keungguan di pipi. Mata sang bayi tertutup, tapi dia mengakui, bayi ini sangat tampan.

Tangan kecilnya kemudian terangkat untuk menyentuh wajah bayi dengan ragu-ragu, sebab dia takut membangunkannya dari tidur yang terlihat begitu damai dan nyenyak. Namun, saat tangannya hampir berhasil menyentuh pipi sang bayi, mata sang bayi langsung terbuka, memperlihatkan sepasang mata berwarna emas seperti miliknya.

Dirinya yang masih kecil tertegun. Sepasang mata yang kini menatapnya dengan lurus tanpa rasa takut atau pun penasaran membuatnya merasa, bayi ini pasti akan tumbuh menjadi youkai yang sangat kuat dan tangguh.

"Jika kelak, Shura mengalami kesulitan, apakah Shiro bersedia membantunya?" tanya gadis lembut.

Dirinya segera mengangkat kepala menatap wajah gadis manusia itu, terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba. "Bersediakah Shiro membantu Rin menjaga Shura kelak?" tanyanya gadis itu lagi.

Dirinya yang kecil hanya bisa mengangguk kepalanya dengan cepat. Dia sangat terpesona melihat wajah gadis itu yang begitu dekat dengannya sekarang. Hati kecilnya merasa, tidak akan yang mungkin dapat menolak permintaan gadis secantik ini.

Gadis itu tiba-tiba tertawa mengangkat jari kelingking kanannya. "Janji?"

Dirinya yang kecil segera mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking gadis itu. "Aku janji, Rin. Aku, Shiro berjanji padamu, Shiro pasti akan menjaga Shura kelak."

Mata emas Shiro terbuka, dia langsung bangkit dari futonnya. Mimpi. Mimpi dari kejadian yang sudah lama sekali terjadi. Dia tidak mengerti kenapa dia bisa memimpikan kejadian itu, namun, hanyou itu merasa, itu pasti karena lagu yang didengarnya sebelum tidur—lagu pengantar tidur Shura.

Shiro menolehkan kepala menatap sekelilingnya. Mamoru, Aya dan Maya masih tertidur dengan nyenyak. Dirinya kemudian menolehkan wajahnya ke samping. Kedua alis matanya langsung terpaut, Shura dan Sakura tidak ada di atas futon mereka.

Dia segera mengangkat tangannya menyentuh futon itu. Masih hangat, Shura dan Sakura pasti belum lama meninggalkan kamar ini. Tidak membuang waktu, dia langsung berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar untuk mencari Sakura dan Shura. "Ke mana kau akan membawa adikku, Anjing Mesum?" gumamnya kesal.

....xOxOx....

Tsubasa menatap Shura yang ada di depannya sekarang. Inuyoukai itu berdiri sambil menggendong Sakura yang tertidur pulas. Wajahnya tetap tidak berekspresi seperti biasanya, tapi Selir Penguasa Tanah Selatan tersebut tidak dapat menyembunyikan senyum yang mulai merekah di wajahnya. Dia tahu kenapa Shura ada dalam kamarnya pada pagi-pagi buta seperti ini, yakni; Sakura.

Shura benar-benar sangat posesif terhadap Sakura. Dia membawanya ke kamar ini pasti disebabkan karena dia tidak ingin Shiro menyentuh hanyou kecil itu. Tsubasa sangat senang, Shura datang padanya secara tidak langsung telah membuktikan padanya bahwa dalam Istana Tanah Selatan ini, dirinya adalah orang yang paling dipercayainya.

Inuyoukai di depannya tidak pernah terlihat seperti seusianya. Meski baru berusia sembilan tahun mendekati sepuluh, dia selalu terlihat lebih tua, dingin dan terkontrol emosinya. Itu memang bagus, mengingat posisi yang akan disandangnya kelak. Namun, Tsubasa juga ingin Shura memiliki masa kecil semana mestinya, walau dirinya tahu, yang bersangkutan mungkin tidak memerlukannya. Lalu, kini, setelah bertemu dengan Sakura dan Shiro, sedikit demi sedikit, sepertinya inuyoukai ini telah mulai memperlihatkan emosinya semana mestinya seorang anak kecil.

Tsubasa sangat bersyukur untuk itu.

"Serahkan saja Sakura-chan pada hamba, Shura-sama. Hamba pasti akan menjaganya baik-baik sampai anda kembali." Senyum Tsubasa dan bangkit untuk mengendong Sakura. Shura menyerahkan Sakura pada Tsubasa, walau mata emasnya tidak henti-hentinya meninggalkan sosok hanyou kecil itu. Namun, tiba-tiba saja, tangan kanan Sakura bergerak menarik ujung lengan haori Shura.

Mata Sakura yang masih tertutup membuat Shura tahu, hanyou kecil itu masih tertidur. Degan pelan dia mendekatkan mulutnya pada telinga Sakura, membisikan sesuatu. Bisikan Shura itu lumayan berefek, sebab, secara perlahan, tangan kecil yang menggenggam ujung lengan haorinya terlepas. Menatap wajah Sakura sejenak, Shura kemudian membalikkan badannya meninggalkan kamar Tsubasa tanpa mengatakan sesuatu atau pun menolehkan wajah pada selir Sang Penguasa Tanah Selatan.

Senyum Tsubasa hanya bertambah lebar saat melihat sikap Shura itu. Ya, apa yang dipikirkannya memang benar sekali. Es dalam hati Shura kini sudah mulai mencair. Hanyou kecil dalam gendongannya sekarang, hanyou kecil ini dengan mudah tanpa kesulitan sedikit pun telah berhasil mencairkan es tersebut. Walau baru bertemu, walau baru saling mengenal sejenak, sudah tercipta sebah ikatan antara Inuyoukai dan hanyou ini. Bisikan Shura tadi telah membuktikannya.

"Tenanglah, aku akan segera kembali."

....xOxOx....

Langkah kaki Shiro terhenti, tidak pernah dirinya menyangka yang akan ditemukannya setelah berusaha melacak keberadaan Shura dan Sakura dalam Istana Tanah Selatan ini adalah Akihiko, Penguasa Tanah Selatan itu sendiiri. Mata emasnya menatap penuh kewaspadaan youkai itu dan sekeliling mereka, yakni taman Istana Tanah Selatan, sebab, mungkin saja ada jebakan di sekelilignya sekarang.

Akihiko yang berdiri diam bisa membaca pikiran hanyou di depannya dengan mudah. Saat matanya menatap sosok hanyou di depannya, sebuah senyum kecil menghiasi wajah tampannya, "Ternyata, persatuan dari hanyou dan manusia tetaplah hanyou."

Mata Shiro langsung menyipit saat mendengar ucapan itu, kewaspadaannya semakin meninggi, sebab dia tidak mengerti maksud ucapan Akihiko. Akihiko tidak mempedulikan Shiro, dia mengangkat kepalanya menatap langit pagi, "Sama halnya dengan persatuan dari youkai dan manusia."

Shiro tetap diam tidak tahu harus berkata apa, sebab dirinya benar-benar tidak mengerti mengerti maksud ucapan tersbut. Namun, dengan pelan Akihiko kemudian menurunkan wajah menatap Shiro lagi. "Keajaiban. Hanya keajaiban persatuan dari youkai dan manusia adalah youkai."

Ucapan Akihiko itu membuat Shiro tertegun. Di dunia ini, persatuan dari youkai dan manusia adalah hanyou seperti ayahnya, dirinya dan juga adiknya, Sakura. Meski memiliki bentuk dan rupa yang mirip dengan youkai, hanyou tetaplah hanyou. Manusia mungkin tidak bisa membedakannya, namun tidak dengan youkai, sekali lihat saja, mereka mengetahuinya. Darah manusia yang mengalir dalam tubuh hanyou membuat mereka berbeda, darah itu membuat bau dan yuouki mereka berbeda. Karena itu, keajaiban. Ya, benar! Itu adalah keajaiban. Bagi semua yang ada di sana saat itu, apa yang mereka lihat sembilan tahun yang lalu adalah keajaiban—keajaiban yang hanya dimiliki oleh gadis manusia itu seorang.

Bau Shura yang seperti mint segar seperti musim dingin bercampur bau bulan tiba-tiba tercium oleh Shiro. Tidak membuang waktu, dia segera membalikkan badan menatap sumber bau tersebut. Matanya melihat Shura berjalan mendekati mereka dengan wajah tanpa ekspresi seorang diri, pembicaraannya barusan dengan Akihiko langsung menghilang dari dalam kepala Shiro. "Heh! Anjing Mesum! Di mana adikku berada sekarang?!"

Shura tidak mempedulikan Shiro sedikit pun, wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi kesal atau sejenisnya. Namun, Akihiko yang ada di sana langsung tertawa terbahak-bahak, sebab waktu satu tahun lebih Shura berada di Selatan telah membuatnya cukup bisa membaca sifat inuyoukai itu. Walau terlihat tenang, cuek dan tidak peduli, dia sebenarnya sangat kesal, sebab inuyoukai dengan harga diri tinggi sepertinya, tidak mungkin bisa menerima julukan rendahan seperti itu. Yang membuat Shura bisa menahan dirinya dan tidak membunuh hanyou itu pasti hanya satu, yakni; Sakura. Menilai hubungan Shiro dan Sakura, Shura pasti tahu betapa pentingnya hanyou di depannya ini bagi Sakura. Jika dirinya berani membunuh hanyou itu, dirinya tidak akan mungkin lagi mendapatkan senyum lebar serta tawa dari wajah kecil itu.

"Hei!Aku bertanya padamu! Di mana Sakura?!" tanya Shiro lagi sambil berteriak. Kesabarannya yang memang tipis telah mencapai batasnya. Namun, Shura yng ada di depannya tiba-tiba mencabut pedang yang ada di pinggangnya dan kontan membuat hanyou itu segera memasang kuda-kuda bersiap untuk bertarung, "Kau ingin bertarung? Ayo, kemari! Aku tidak takut!" teriak Shiro lagi dengan berapi-api.

Akihiko yang melihat sikap Shiro hanya bisa tertawa semakin keras. Dia tahu sekali pada siapa Shura sebenarnya mengarahkan pedangnya. Pedang itu di arahkan padanya, untuk pertarungan mereka yang terhenti kemarin gara-gara kemunculan Sakura dan Shiro yang tiba-tiba. Sikap antara Shura dan Shiro ini benar-benar membuat dirinya seperti melihat kembali interaksi antar kedua ayah kandung mereka masing-masing. Kemiripan yang benar-benar sangat luar biasa.

Namun, tawa Akihiko itu tidak bertahan lama. Shura tiba-tiba bergerak dengan kecepatan yang luar biasa ke arahnya. Pedang di tangan inuyoukai itu terangkat untuk menyerangnya. Senyum menyeringai melintas di wajah sang penguasa tanah selatan. Pertarungan mereka sudah dimulai, dan seperti sebelum-sebelumnya, dia tidak akan membiarkan Shura menang. Tidak mempedulikan Shiro yang kini menatap Shura dan dirinya dengan pandangan terkejut bercampur kebingungan, dia pun mengangkat tangannya dan bergerak maju.

....xOxOx....

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Cjapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapte 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137
139 Chapter 138
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Chapter 168
170 Chapter 169
171 Chapter 170
172 Chapter 171
173 Chapter 172
174 Chapter 173
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Epilog
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Cjapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapte 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137
139
Chapter 138
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Chapter 168
170
Chapter 169
171
Chapter 170
172
Chapter 171
173
Chapter 172
174
Chapter 173
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!