Atlanna Abiyaksa

Atlanna Abiyaksa

1 | Prolog

Seorang murid laki-laki nampak berlari tergesa menjauhi area lapangan utama dengan kedua tangan berada di atas kepala, berupaya menghalau deras nya air hujan yang akan membasahi jersey putih kebanggaan sekolah nya.

Lelaki itu berlari masuk ke dalam koridor kelas sebelas, membiarkan tetes demi tetes air hujan jatuh membasahi lantai kelas. Rambut nya yang sedikit panjang itu terlihat lepek karena basah namun hal itu semakin membuatnya terlihat tampan hingga beberapa siswi terdengar memekik tertahan.

Deandra Raskal Abiyaksa. Cowok yang paling membenci dengan nama nya anak berandal. Pendiam, mantan ketua team inti basket dan memiliki wajah yang tampan membuat nya banyak digemari para siswi di sekolah.

"Kehujanan ya, kak?" Raskal hanya berdehem tanpa menoleh pada lawan bicara nya. Seorang siswi bername tag Nita dengan dasi bergaris dua nampak ikut menyandarkan punggung nya di dekat Raskal dengan berani.

"Mau pakai hoodie aku? biar kakak nggak masuk angin."

"Nggak perlu," jawab Raskal malas.

Nita hanya mengangguk paham, diam-diam gadis itu tersenyum senang melihat beberapa siswi lain yang terlihat menatap nya iri. Sudah bukan menjadi rahasia publik jika gadis menyukai Raskal secara terang-terangan. Memiliki wajah cantik dengan body seksi, siapa pun yang ingin mendekati Raskal akan minder jika melihat gadis itu.

"Aku pikir sekolah disini nggak bakalan nemuin orang aneh, ternyata masih ada ya?"

Kedua mata Raskal yang awal nya terpejam menjadi terbuka, lelaki itu menoleh ke arah Nita membuat gadis itu memiringkan wajah nya memasang wajah centil. "Kenapa?"

"Apa maksud lo?"

Nita tertawa kecil, kedua tangan nya terlipat di depan dada kemudian menunjuk satu objek dengan dagu nya. "Atlanna. Baca buku dibawah hujan, apalagi kalau bukan aneh?"

Raskal tak menyahut, lelaki itu fokus pada seorang gadis yang terlihat duduk di kursi taman dengan kepala menunduk dalam. Rambut panjang nya yang diikat asal menjadi satu terlihat berantakan, kedua tangan lentik yang terlihat pucat itu menggenggam sebuah buku bersampul hitam.

Nita benar, Atlanna memang aneh. Raskal pernah beberapa kali melihat gadis itu mengamuk saat ada yang mencoba mendekatinya untuk berkenalan dan mendengar jika gadis itu pernah memukul murid laki-laki dengan meja karena menggoda nya.

"Kadang heran, kenapa Kak Mei belum pernah jadiin dia target bully? apa karena dia anggota inti Ravloska?" celetuk Nita.

Kedua mata elang Raskal menajam. Rahang tegas nya mengetat, menunjukan betapa tak suka nya ia mendengar nama itu. Ravloska, sebuah geng yang menjadi perkumpulan para murid berandal dari SMA Trisatya. Memiliki member yang berjumlah hampir 40 orang lebih dan mayoritas anggota nya adalah laki-laki. Atlanna adalah satu-satunya gadis yang berhasil masuk dan menjadi anggota inti Ravloska.

"KAK RASKAL!" teriakan nyaring yang berasal dari Nita membuat Raskal tertegun, beberapa detik kemudian ia baru menyadari jika tubuh nya bergerak tanpa sadar menuju tempat Atlanna saat air hujan mulai membasahi tubuh nya dengan sempurna. Dingin, bagaimana bisa seorang gadis yang terlihat lemah itu bisa bertahan lama dibawah guyuran air hujan di terik panas seperti ini.

"Perpustakaan lebih nyaman dari tempat duduk lo yang sekarang," kata Raskal. Gadis itu tak bergeming dari tempat nya, justru membalikkan halaman baru dengan santai dan lanjut membaca membuat Raskal geram. Ia tak suka diacuhkan.

"Lo denger gue?"

Atlanna mendongak tanpa ekspresi saat merasakan sebuah tangan besar menggenggam erat pergelangan tangan nya. Kedua mata indah nya melirik tajam, gadis itu mencoba menghempaskan tangan Raskal dengan kasar.

"Lepasin. Tangan. Gue!"

"Kalau gue nggak mau?"

Diamnya Atlanna membuat Raskal mendapat ide gila. Lelaki itu menunduk dan berniat mencuri ciuman pada bibir Atlanna. Nyaris dapat, sebelum sebuah bogem mentah meluncur mengenai pipi nya dengan kuat hingga membuat seluruh murid yang menyaksikan itu kompak menahan nafas.

Terjadi jeda cukup lama hingga Atlanna bangkit dari duduk nya berniat meninggalkan lapangan. Namun suara tawa berat yang terendam deras nya air hujan itu membuat nya menoleh dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Sesuai dugaan." Kedua sudut bibir Raskal tertarik hingga membentuk senyum miring. "Mulai hari ini gue tertarik sama lo. Atlanna Zea Nevaluna," ujar nya dengan tegas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!