5 | Malam kelabu

Malam ini Atlanna tidak pulang ke rumah karena Papa nya sedang berada di luar kota untuk beberapa saat. Sorot mata nya terlihat lelah, punggung ringkih nya ia sandarkan ke sofa, beberapa anggota yang lain sibuk bermain uno di ruang utama.

"Lo punya hubungan apa sama mantan ketua basket?" Kepala Atlanna mendongak, raut wajah gadis itu terlihat biasa saja.

"Nggak ada."

"Bohong," tegas Navaro, lelaki itu berbaring di sebelah Atlanna dan meletakkan kepala nya pada paha gadis itu.

Atlanna terdiam, gadis itu kembali memejamkan mata saat merasakan sesak di dalam dada nya. Navaro menganggap ia sebagai adik, tidak lebih dan tidak kurang, seharusnya Atlanna paham dan tidak menaruh perasaan pada lelaki itu.

"Na, elusin kepala gue." Atlanna menurut, tangannya yang berwarna putih pucat itu terangkat dan mengelus rambut Navaro dengan lembut.

"Lo tau?" Navaro mendongak. "Gue takut kehilangan lo."

"Sebagai adik?"

Navaro mengangguk kecil. "Ya, sampai kapan pun juga lo adik gue. Siapa aja yang dekat sama lo harus berurusan sama gue dulu."

"Egois." Atlanna berujar tenang, elusan tangan pada rambut lelaki itu berhenti. "Lo belum paham?"

"Apa yang nggak gue paham dari lo?"

"Perasaan gue ke elo." Navaro bungkam, ruangan besar yang hanya di huni dua orang itu tiba-tiba terasa senyap seperti tak ada kehidupan. Lelaki dengan kaus hitam bertuliskan kata 'Nava' itu tidak menanggapi lebih lanjut dan memilih menyembunyikan wajahnya pada perut Atlanna.

"Gue tau, tapi gue nggak mau tau. Lo adik gue, sampai kapan pun adik gue. Jangan kan perasaan gue ada buat lo, rasa pengen nyentuh lo aja nggak ada, gue sayang sama lo bukan karena nafsu, gue sayang sama lo murni seperti gue sayang sama Alana. Lo tau itu Anna," jelas Navaro panjang lebar, suara nya yang serak terdengar frustasi.

"Gue takut, ketakutan terbesar gue itu ada di lo." Navaro bangkit, kedua tangannya menangkup wajah Atlanna. "Gue takut suatu hari nanti gue nggak bisa lihat lo lagi untuk selama nya."

••••

Raskal menatap hamparan bintang yang menghiasi langit malam. Angin berhembus, menampar lembut wajah dingin nya dan menerbangkan rambut tipis nya ke udara.

Malam terasa sangat nyaman, entah suasana nya atau angin nya selalu membuat pikiran Raskal tenang.

Atlanna, gadis itu akhir-akhir ini menyita perhatiannya. Tak ada hari tanpa luka, setidaknya Raskal selalu melihat ada sebuah luka lebam entah pada dahi atau lutut nya.

"Self harm?" pikiran Raskal menerawang jauh. "Kenapa gue mau berurusan sama orang yang mental nya keganggu?"

"Gue juga benci anak berandal." Kedua tangan nya terkepal. "Tapi kenapa gue mau berurusan sama anak Ravloska?"

"Apa karena dia mirip Mama?"

Menyerah, Raskal menjatuhkan tubuh nya hingga duduk bertumpukan kedua lutut nya. Kepala lelaki itu bersandar pada pembatas balkon sambil menatap ke arah bawah. Self harm itu... mengerikan.

Raskal terkenal karena tipe orang yang tidak suka mencampuri urusan seseorang, acuh dan tak berperasaan. Bibir nya selalu terbuka untuk mengeluarkan kata-kata pedas dan menyakiti perasaan lawan bicara nya, itu mutlak.

"Raskal?"

Kacau. Mendengar suara itu, pandangan Raskal berubah kabur, lelaki itu mendesis kecil memegangi kepala nya yang terasa berat, kedua tangan kekarnya terkepal merasakan hawa panas pada tubuh nya.

Seseorang datang, menggunakan hoodie kebesaran dengan rambut panjang yang di gerai indah membuat pikiran Raskal berkecamuk.

"Atlanna?" gadis di depannya mengangguk pelan, tangan lentik nya terulur mengusap dada Raskal dengan sensual sebelum ambruk ke dalam pelukan lelaki itu. "I'm yours tonight."

"Bukan." Raskal mencoba mengembalikan kesadaran nya, lelaki itu baru ingat jika kedua orang tua nya berada di luar kota dan meninggalkan gadis kecil ini di rumah nya.

"Lo bukan Atlanna!" Raskal mendesah lirih, tubuh nya tersiksa. "Lo kasih gue minuman apa, bangsat!"

Gadis itu terkekeh kecil. "Cuma kadar kecil, lo nggak bakalan kesiksa kalau lo lepasin."

"Sialan!" Raskal mendorong tubuh Nita menjauh dari tubuh nya, lelaki itu mengambil ponselnya dan berniat keluar kamar dengan sempoyongan.

Gagang pintu di putar, dan terkunci membuat Nita hanya mampu tertawa melihat lelaki yang ia suka tersiksa, tangan lentik nya bergerak menata kembali rambut nya dengan rapi. Dalam hati ia berdecak kagum, ternyata Raskal masih bisa mengenali nya walau menggunakan style yang sangat mirip dengan Atlanna di dalam pengaruh obat perangsang.

"Bisa gitu ternyata, um..." Nita memiringkan wajah nya lalu tertawa seperti orang gila. "Gimana kalau gue aduin ke Om Judo?"

Nafas Raskal memburu, lelaki itu masih mencoba menguasai emosi nya sambil mencari nama kontak pada ponselnya.

Cukup lama menunggu hingga suara sambungan telepon yang terhubung dari seberang sana membuat Raskal memejamkan mata dengan kuat.

"Atlanna, t-tolong gue!"

Hanya itu yang ada dipikiran nya sebelum pandangannya benar-benar kabur.

Terpopuler

Comments

VyLy✨

VyLy✨

diluar prediksi bmkg cuy

2023-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!