16 | Pemilik Ego yang sama

Semenjak Atlanna membuka diri untuk bersosialisasi, Ravloska seakan tidak melepaskan nya. Seperti pagi ini, gerombolan cowok berbadan besar terlihat memenuhi koridor kelas sebelas hanya karena ingin mengiringi langkah Atlanna menuju kelas.

"Norak," komentar Meiza, cewek sangar yang hobi menindas adik kelas.

Raka tertawa kecil. "Panas, yah?"

"Dih, ngapain panas. Kalau gue sih malu di dempet cowok buluk plus dekil kek kalian," sewot Meiza.

Tristan menatap nya kalem. "Doni yang modelan bapak-bapak aja ogah deketin elu, Mei. Gabut amat kita dempetin elu?"

"Kok gue anjeng?" cowok yang disorot menatap nya tidak terima. "Tapi emang bener sih. Sori sori aja nih, Mei, kita nggak suka barang diskonan."

"Jiahahaha!!"

Meiza mengepalkan kedua tangan nya malu mendengar tawa mereka yang sahut-sahutan, mata menatap tajam ke arah Atlanna sebelum berdecak sinis ke arah mereka. "Cewek freak modelan kek dia apa sih istimewanya?"

"Istimewanya nggak banyak tingkah kayak lo." Meiza bungkam saat Navaro membuka suara, tangan lelaki itu merangkul bahu Atlanna yang langsung ditepis oleh pemiliknya. "Lihat? dia nggak murahan."

Wajah Meiza merah padam, rasa benci nya pada Atlanna semakin bertambah karena semua orang membela nya. Lantas, ia pergi dari hadapan anak-anak Ravloska tanpa sepatah kata membuat Raka mengejek nya habis-habisan.

"Huuuu, malu, malu!!" seru Raka, sahut-sahutan lain ikut terdengar hingga koridor depan.

"Gue akui dia emang kuat mental. Ya, walaupun suka nindas adik kelas, seenggaknya dia sendirian," gumam Devano di angguki oleh Radja.

"Emang, tapi gue tetep nggak bakalan bisa suka sama cewek yang kebanyakan sensasi."

Krik! Krik! Krik! Krik!

Semua nya terdiam, Radja menoleh ke arah mereka dengan pandangan aneh. "Apaan?"

"HALU!!" seloroh mereka bersamaan.

Radja berlari melindungi kepala nya saat mereka mulai menonyor jidat nya satu per satu. Tak terkecuali Raka, kembaran nya yang satu itu terlihat sangat dendam hingga berlari sambil membawa ember hitam yang ia dapat dari adik kelas.

"GUE ADUIN PAPA LO ANJENG!"

Atlanna tertawa melihat kekonyolan dua bersaudara yang asik kejar-kejaran. Tubuh nya oleng ke arah depan saat seseorang tak sengaja menyenggol bahu nya. Sesaat, wajah penuh tawa itu berubah setelah Raskal hanya melalui nya dengan wajah datar. Entah mengapa, Raskal seolah menghindari nya. Terhitung sudah hampir semingguan lelaki itu tidak menampakan batang hidung nya.

"Heh, lo!" Atlanna tersentak, ia menatap Navaro yang kini berjalan ke arah Raskal.

Raskal berhenti melangkah, ia menoleh. "Apa–bugh!"

"Navaro!" pekik Atlanna.

Tubuh Raskal terhuyung ke samping hingga menabrak pintu kelas sebelas membuat siswi yang ada di dalam kelas memekik keras. Raskal bangkit, kini lelaki itu juga membalas pukulan Navaro sama keras hingga mereka mulai berkelahi.

"Maksud lo apa bangsat!"

"Kenapa cuma di tonton jubaedah!" Raka yang baru saja berhasil menimpuk kakak kembar nya dengan ember itu langsung berlari dengan panik karena mendengar kegaduhan. Tangan nya bergerak jahil mendorong tubuh Doni yang asik menonton. "Lo yang misah, Don!"

"Kok gue?" Doni menatap nya tidak sedap. "Kagak lah, dicincang Varo beda alam gue. Lo aja sana!"

"Kan cuma lo yang badan nya gede, bisa buat tameng kalau di tonjok Varo."

"Jidat lo gue buat tameng," dengus Doni. "Lo, Tris. Lo pan ketua kelas nya."

"Dih, ngapa jadi gue?"

Atlanna mengusap wajah nya gusar, gadis itu hendak maju untuk memisah perkelahian namun suara berat Pak Seto lebih dulu terdengar menggema sepanjang koridor hingga membuat mereka kompak terdiam.

Beliau menghukum kedua nya.

•••

Hembusan nafas lelah beberapa kali terdengar dari bibir seorang guru di ruang konseling. Netra nya yang berwarna cokelat terang menyorot tajam, ia melotot, menatap jengah dua murid di depan nya yang saling bertukar pandangan sinis.

"Kamu tidak lelah berbuat onar, Navaro? Kemarin tawuran, sekarang gegelutan, mau jadi preman?"

Navaro diam, bibir nya mengumpat kecil saat menatap wajah Raskal.

"Navaro!"

Navaro bergumam malas. "Maaf," ujarnya singkat.

Beliau tak bergeming, pandangan nya beralih menatap ke arah Raskal dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kamu kenapa ikut-ikutan? tiga tahun kamu hidup di SMK Trisatya baru hari ini berani mencoretkan nama kamu di buku kesalahan." Raskal diam, ia menunduk dalam merasa bersalah.

Seto mengusap wajah nya dengan kasar. Perlahan namun pasti beliau berdiri dan meninggalkan mereka menuju ruang kesiswaan untuk mengambil buku kesalahan. Dua tahun menjabat sebagai guru pembimbing membuat beliau tau seluk beluk karakter para anak didik nya.

Tak terkecuali Raskal dan Navaro, dua pemuda yang memiliki ego dan karakter sama. Sayang nya jalan yang mereka ambil berbeda dan sangat bertolak belakang.

"Lo tau, kesalahan terbesar gue adalah ngasih kepercayaan Atlanna buat lo."

Raskal tetap tak bergeming, pandangan nya menyorot lurus ke depan menatap kumpulan cicak yang seakan menertawakan nya. "Lo berengsek!"

"Gue tau." Navaro tertegun melihat tatapan kosong Raskal yang mengarah kepada nya, lelaki itu terlihat tertekan. "Kalau lo ada di posisi gue, pilih mana?"

"Hitam atau putih?"

"Lo nyuruh gue milih? sedangkan gue udah pernah salah pilih, ada nya Ravloska cuma bikin nyerahin nyawa buat musuh, itu dosa besar yang nggak bakalan bisa gue tebus seumur hidup."

"Kenapa nggak lo bubarin?"

Sudut bibir Navaro terangkat, netra nya menatap langit-langit ruangan dengan gamang. Dalam hati ia menertawakan diri nya sendiri, lelaki yang seharusnya menjadi musuh nya hari ini ternyata tak seburuk dugaan nya.

"Rumah nggak selama nya berbentuk bangunan, gue ngerasain itu cuma sama mereka."

Navaro menatap nya serius. "Lo nggak seburuk yang gue duga, tapi mulai hari ini gue minta Atlanna lagi dari lo dan gue mohon, jangan dekati dia lagi."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!