Hembusan angin sore yang tenang menerbangkan anak rambut Atlanna dengan indah. Gadis itu menunduk, menatap kumpulan soal yang diberikan guru bimbel nya beberapa waktu yang lalu.
Terdengar desisan kecil yang berasal dari bibir Atlanna. Matematika, karena mapel itu ia harus merasakan kekerasan dari Papa nya.
"Tangan lo cantik, kenapa lo sakitin?"
Sial. Atlanna memukul pelan kepala nya saat suara berat milik Raskal kembali berdengung di dalam otaknya. "Seburuk apapun kehidupan yang lo jalanin, lo harus bertahan. Lakuin ini kalau lihat darah bisa bikin lo tenang."
Tangan kanan Atlanna bergerak mencari spidol merah kecil yang ada di saku jaket nya, gadis itu membuka penutup nya dengan cepat kemudian mencoret-coret asal kertas putih pada buku catatan nya seperti yang diajarkan Raskal.
Nafas Atlanna tak beraturan, jari-jari lentiknya terlihat gemetar setelah membuat banyak garis vertikal panjang.
Nyaman.
Atlanna menghembuskan nafas lega setelah merasa tenang, kedua mata nya menatap spidol pemberian Raskal dengan nyalang. Lelaki itu... bagaimana bisa tau kalau ia sering membuat barcode?
"Disini ada yang nama nya Atlanna?" gadis dengan rambut yang di kuncir kuda itu menelisik ke sekitar, tatapannya berhenti pada satu-satunya gadis yang menjadi pusat perhatian peserta bimbel. "Lo Atlanna?"
Hening, tak ada yang angkat bicara membuat Cia menghela nafas jengkel. "Buat yang nama nya Atlanna udah ditunggu jemputan, gazebo bagian Utara," putus nya kesal, lantas gadis itu pergi.
Jemputan? Atlanna segera membereskan alat tulis nya ke dalam tas, lembar soal yang baru ia kerjakan setengah itu turut terlipat ditengah-tengah buku catatan.
"Besok kita koreksi, jangan sampai ketinggalan lagi, Atlanna."
Atlanna hanya mengangguk, gadis itu menundukkan badan pelan sebelum berlari kecil menuju gazebo Utara yang dibicarakan.
Langkah nya melambat, kedua mata tajam nya terpejam erat melihat sosok yang ia hindari telah berdiri di dekat gazebo dengan sebuah helm pink bertelinga kucing.
"Hai!" Raskal terkekeh melihat ekspresi Atlanna yang terlihat masam, lelaki itu berlari kecil kemudian berhenti tepat di depan Atlanna. "Capek, ya?"
"Lo ngapain disini?" tanya Atlanna rendah, ia muak, sungguh muak.
"Jemput bidadari, kenapa?"
Kedua tangan Atlanna terkepal kuat. "Gue udah bilang, jangan ikut campur sama kehidupan gue!"
"Pakai!" Alis Atlanna menukik tajam karena Raskal mengabaikan nya.
"Lo tuli?"
"Udah coba pakai spidol yang gue kasih?" kedua tangan Atlanna terkepal kuat, tanpa bicara gadis itu merampas helm pink ditangan Raskal kemudian berjalan mendahului lelaki itu dengan kesal.
Diam-diam Raskal tertawa, tangan kanannya bergerak menyugar rambut panjang nya dengan gerakan slow motion.
"Lo pengen kemana?"
"Pulang," jawab Atlanna pendek.
"Sayang nya gue nggak bakalan nganter lo pulang." Raskal menyalakan mesin motornya tanpa peduli raut wajah Atlanna yang kini menatapnya tak bersahabat. Motor besar keluaran terbaru itu mulai membelah jalanan dengan kecepatan sedang untuk mengelilingi kota.
"Bulan nya cantik, mirip sama lo." Raskal melirik ke arah kaca spion, terlihat Atlanna yang diam dengan pandangan kosong.
"Lo nggak sendirian, lo bisa cerita ke gue."
"Gue benci orang asing." Raskal tersenyum tipis dari balik helm full face nya. Atlanna benar, ia adalah orang asing di kehidupan gadis itu. Namun entah mengapa, rasanya Raskal ingin lebih dekat dan masuk lebih dalam ke kehidupan gadis itu.
"Gue nggak peduli."
Hening kembali, suasana jalanan yang terasa sepi membuat pikiran Atlanna tenang. Gadis itu tersentak saat Raskal menepikan motor besarnya di dekat sebuah pantai yang terlihat sepi.
"Lo mau ngapain?" Atlanna mendelik saat jari Raskal mendorong dahi nya dengan pelan.
"Otak lo selalu negatif sama gue," ujarnya tenang. "Turun, gue puasin lo malem ini."
"Mau mati?" ancam Atlanna.
Raskal terkekeh kembali membuat Atlanna mengernyitkan dahi bingung. Tak ada yang lucu, lelaki itu selalu tertawa dengan hal-hal kecil yang sama sekali tidak lucu.
Suara deburan ombak yang menabrak batu karang terdengar nyaman. Tubuh Atlanna mematung, ia menunduk dan mendapati Raskal yang telah berjongkok melepas sepatu nya dengan lembut, beberapa saat kemudian ia berdiri dan mengulurkan tangan kanan nya.
"Percaya sama gue." Kata-kata tersebut bagaikan hipnotis. Atlanna mulai melangkah kan kaki mengikuti Raskal hingga jari-jari kaki nya menyentuh air pantai yang dingin, sensasi aneh saat menginjak pasir berwarna putih kecoklatan itu membuat Atlanna tersenyum geli tanpa sadar.
"Dingin," gumam Atlanna.
"Lo suka?" Raskal menarik sudut bibirnya melihat Atlanna yang mengangguk polos seperti anak kecil, sejujurnya ia ingin tertawa karena gadis itu belum sadar dengan tangan mungil nya yang berada di genggamannya namun Raskal memilih diam, ia tak ingin mengacaukan waktu berharga milik Atlanna.
Kedua mata Atlanna terpejam kuat merasakan dinginnya angin laut yang mulai terasa menusuk ke tulang nya. Gadis itu tersenyum kecil sebelum tubuhnya menegang merasakan sebuah jaket kulit besar yang melingkar pada kedua bahu nya.
"Kalau lo izinin, gue bakalan gantiin posisi Navaro di hidup lo. Boleh?"
••••
Sejak menginjakkan kaki ke dalam rumah, Raskal tak henti-hentinya menebar senyum manis. Mulai dari cuci tangan hingga mengambil alih adiknya, senyum pada wajah tampan lelaki itu tak kunjung padam membuat Sheila selaku Mama Raskal mulai curiga.
"Kamu habis nendang kemenyan dimana?"
Senyum pada bibir Raskal akhirnya pudar, wajah ceria lelaki itu digantikan dengan raut wajah sewot. "Nanti kalau diem dikatain kanebo kering, giliran senyum katanya habis nendang kemenyan. Mau nya Bunda apaan, sih?"
"Ya, bukan gitu." Sheila menggaruk tengkuknya yang tak gatal, wanita dengan perawakan cantik yang tidak ada anggun-anggunnya itu mengambil tempat di sebelah Raskal. "Cuma... ya, aneh aja lihat kamu kek kerasukan setan."
Raskal berdecak, ia menyerahkan kembali bocah imut yang memandang nya polos kepada Bunda nya. Perlahan lelaki itu menunduk sebelum menumpukan wajah di atas meja.
"Menurut Bunda, wajar nggak kalau abang punya temen yang aneh?"
Sheila mengernyit. "Aneh?"
Raskal mengangguk-angguk berulang kali. "Ada yang pengen ngajak dia kenalan malah ngamuk nggak jelas. Menurut Bunda aneh atau nggak?"
Sheila terkekeh kecil. "Kamu tanya Bunda? memang nya Papa kamu tidak satu spesies dengan seseorang yang kamu bicarakan?"
Raskal tertohok, benar kata Sheila. Judo, Papa nya termasuk ke dalam spesies aneh. Irit bicara, bermulut pedas dan bermuka tembok, kalau diibaratkan memang hampir mirip dengan Atlanna walau gadis itu terlihat lebih arogan dan kasar.
"Mirip." Raskal menyetujui opini Bunda nya. "Atlanna mirip sama Papa. Irit bicara, arogan, punya muka tembok, terus nyebelin–ekhem!"
Tubuh Sheila dan Raskal kompak membeku, kedua nya saling tatap lama sebelum Sheila lebih dulu terkekeh tengil sembari menonyor kepala Raskal.
"Aduohh, sa ae lo upil gajah. Susah-susah emak bapak nya bikin nama malah elu panggil Ropeah, ah memang anak tengil!" Raskal meringis, lelaki itu melotot tidak terima.
"Bunda apa-apaan, sih?" ujarnya tanpa suara. Sheila mengedipkan mata beberapa kali sambil melotot namun Raskal hanya menatapnya lempeng tidak paham.
Geram, Sheila menendang tulang kering putranya membuat remaja berusia 18 tahun itu mengaduh kesakitan.
"Bocah edan!" maki Sheila setelah melihat Judo kembali masuk ke kamar tanpa sepatah kata. "Di kode bukannya nyaud malah plonga-plongo kagak jelas, pantesan jomblo!"
"Nggak ada sangkut pautnya sama jomblo," sangkal Raskal.
Sheila tersenyum mengejek. "Oh, ya? selama ini belum pernah ada cewek yang abang bawa kesini tuh."
Raskal bergumam tidak jelas. "Proses," ujarnya datar.
"Sama cewek tembok?" Sheila tertawa ngakak, wanita itu mengelus rambut putra nya dengan sayang sebelum mengecup pipi nya pelan. Wajah wanita itu berubah serius dengan sebuah senyum tipis di bibirnya.
"Gadis yang arogan dan kasar itu biasanya memiliki masalah dengan keluarga nya, menyimpan banyak rahasia dan mudah trauma." Sheila menunduk, ia tersenyum sendu. "Kalau abang cuma main-main atau penasaran sama dia, mending jangan,"
"Bunda bakalan marah besar kalau sampai itu terjadi, paham?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
VyLy✨
kanebo kering gak tuh😭😭
2023-04-16
0