Kerajaan Tinggal Sejarah

“Tuan, atas kesaksian dari saudara Malik. Apa benar jika Emeli bukanlah anak anda? Dan apa anda tahu jika motif dari Mario melakukan ini karena permintaan dari istri anda?” Seorang polisi yang berhadapan dengan Fiqron bertanya. Ia ingin mengkonfirmasi atas apa yang di katakan oleh Malik.

Tentu saja akan di dampingi dengan hasil pemeriksaan berikutnya. Tidak hanya serta dari ucapan saja.

Fiqron bagai tertampar di depan jutaan orang saat ini. Kenyataan yang membuatnya sulit percaya dan sangat malu rasanya jika itu sebuah kebenaran.

“Apa? Bagaimana mungkin, Pak? Itu tidaklah benar. Emeli adalah putriku!” Rasanya darah di kepala dan seluruh tubuh pria itu mendidih mendengarnya.

“Itu adalah kebenaran, Ayah. Sebab saya mendengarnya di dalam kamar ibu. Emeli bukanlah anak ayah melainkan anak dari Mario. Dan mereka berdua yang merencanakan kembali penculikan Zara.” Fiqron menoleh pada Malik yang berbicara dengan wajah datar.

Rasanya ingin marah, Fiqron menggeleng tak percaya. Segera setelah itu ia bergegas meninggalkan ruangan menuju tempat dimana anak, istri dan ibunya berada. Polisi tampak menjaga ketat semuanya.

“Fiqron, akhirnya kau datang juga. Bebaskan kami. Lihat Mario juga tertangkap karena wanita itu.” Filyana yang sudah di bawa polisi pun memohon pada sang suami. Tak di sangka hari santainya justru harus berakhir di tempat ini juga.

Manik mata Fiqron menatap nyalang pada sang istri.

“Apa yang kau lakukan dengan pria itu, Filyana?” Teriak Fiqron begitu murka.

Joana dan Emeli yang tidak tahu menahu saling pandang dengan bingung. Memangnya ada masalah apa lagi yang tidak mereka ketahui saat ini? Filyana menggelengkan kepala enggan berkata apa pun.

“Aku hanya memohon padanya meminta membebaskan Emeli. Kau sebagai ayah justru acuh padanya. Fiqron, tolong keluarkan aku suamiku.” Filyana yang baru masuk tentu sama seperti yang di rasa oleh Emeli semula. Takut jika akan berada di tempat itu dalam waktu lama.

Genggaman tangan wanita itu di tepis kasar oleh Fiqron. Ia beralih menatap wajah Joana yang nampak menatapnya penuh tanya.

“Ini? Wanita yang ibu bangga-banggakan? Dan ini cucu yang ibu bangga-banggakan? Kita akan tahu setelah ini, Bu. Dan jika benar semuanya. Ibu akan menyesali semuanya!” Tak bicara apa pun Fiqron justru pergi meninggalkan tempat itu di ikuti Malik.

Mereka berdua kembali ke kerajaan meninggalkan semua yang jahat pada Zara di tempat jeruji besi itu.

Filyana terus menangis. “Filyana, diamlah. Kau membuatku pusing jadinya.” tegur Joana yang enggan mendengar terus menerus suara tangis itu.

“Ibu, tenanglah. Kita akan cari cara lain. Ayo berpikir.” ajak Emeli yang juga ingin sekali keluar dan menghabisi Zara. Satu-satunya orang yang ingin ia lenyapkan adalah saudara tirinya.

Tanpa mereka ketahui semua jika kepulangan Malik dan Fiqron di buat terkejut dengan hadirnya beberapa polisi. Mereka tampak menyelidiki satu persatu tempat itu hingga seluruh gudang dan penjara bawah tanah yang ada di kerajaan.

“Tempat ini akan resmi di tutup sementara!” Suara seorang pimpinan di depan sana setelah mendapat banyak bukti yang melanggar hukum.

“Siap, komandan.” sahut anak buahnya.

Garis kuning mulai mereka pasang di setiap sudut bangunan kala itu dan Fiqron saling pandang dengan Malik. Benar dugaannya, kerajaan yang hanya menjadi pajangan akan segera hancur sebab tak berguna lagi di kehidupan masyarakat. Selama ini mereka membiarkan kerajaan tetap di huni agar menjadi sejarah di kota itu. Sayangnya begitu banyak skandal yang merusak kerajaan membuat polisi akan mempertimbangkan ini semua.

“Pak, ijinkan kami mengambil barang-barang kami.” tutur Fiqron yang di persilahkan polisi itu. Lalu setelahnya mereka berdua pun pergi dari sana.

Mungkin untuk sementara sembari menunggu semua hasil dan putusan, Fiqron hanya bisa melanjutkan usahanya bersama Malik yang akan ia ajak.

“Ayah, kita akan kemana?” tanya Malik penasaran.

Semua anggota di kerajaan sudah pergi ke keluarga mereka masing-masing. Kerajaan yang penuh dengan kenangan pilu untuk Zara akan menjadi tinggal kenangan saja.

“Kita akan tinggal di suatu rumah untuk sementara waktu, Malik.”

Perjalanan keduanya yang memakan waktu cukup lama kini terjawab sudah. Dua pria tampan itu tiba di rumah yang sangat Fiqron kenali. Yah, rumah milik Zara dan Malik akan menjadi tempat mereka saat ini. Berniat ingin tinggal dengan sang anak namun nyatanya Zara tidak ada di tempat.

Suasana begitu sunyi sekali. Malik menatap sekeliling dengan pikiran heran. “Mengapa aku merasa tidak asing dengan sekitar sini? Tapi rumah siapa ini?” tanyanya lirih yang masih terdengar oleh Fiqron.

Pria itu menggelengkan kepala tersenyum. Ternyata ingatan sang menantu tidak sepenuhnya hilang, segera ia pun membuka paksa pintu rumah Zara dan masuk. Malik mengikuti dari belakang.

Lagi-lagi Malik terdiam melihat isi di dalam rumah. Tak ada barang berharga hanya barang keperluan hidup saja yang memang sudah lengkap.

Foto seorang wanita cantik terlihat di sebuah dinding rumah itu. Wanita yang saat ini tengah memeluk kedua anaknya di rumah lain.

“Zara, syukurlah kau baik-baik saja.” Bu Fani yang mendengar kabar Zara mendadak pulang dan masuk ke kamarnya.

Di lihatnya Zara tengah memeluk kedua anaknya yang tidur lelap.

“Ibu,” sapa Zara bangkit dari tidurnya.

“Zara, bagaimana bisa kau di bawa mereka lagi? Bukankah mereka tidak tahu keberadaannmu?” tanya Bu Fani yang penasaran.

“Sepertinya mereka mengikuti kami sejak dari kantor polisi, Bu. Bahkan mobil kami pun mengalami bocor ban. Entah itu memang rencana mereka atau bukan.” sahut Zara yang membuat Bu Fani salah dalam bersikap saat ini.

Musuh yang mereka hadapi bukan orang biasa. Tentu seharusnya Zara mendapat pengawalan yang ketat kemana pun pergi.

“Baiklah, Zara. Ini bukan salahmu. Kamu yang lalai. Sekarang istirahatlah. Beberapa minggu lagi sidang pertama akan di langsungkan.” Zara senang mendengarnya.

Itu artinya tak ada yang bisa di lakukan sang nenek untuk membebaskan diri dari hukum. Dan hidupnya akan jauh lebih aman.

“Semoga ini jalanku untuk bisa bersama suamiku kelak.” gumam Zara mengingat sosok Malik kembali tanpa ia tahu jika saat ini pria yang sangat ia rindukan sudah tinggal di rumahnya bersama sang ayah.

Di kantor polisi, Emeli dan Mario di keluarkan sementara waktu dengan di kawal ketat. Tak lupa kedua tangan mereka di borgol. Hari ini juga mereka akan di lakukan tes dna. Demi mendukung tindakan kriminal yang di lakukan oleh Mario untuk melindungi sang anak. Bahkan tak hanya itu saja, Fiqron juga turut menuntut Filyana dan juga Mario jika benar mereka berselingkuh. Sungguh, hanya dalam satu kasus tak di sangka jika kasus lainnya justru terus menyusul hingga membuat pemeriksaan semakin panjang.

Terpopuler

Comments

Helen Emeli

Helen Emeli

semangat zara semuanya akan terbongkar segera,kamu akan kembali bersama malik dan anak"mu,biar yg lain hdp dipenjara smpe membusuk.

2023-04-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!