Menerima Pertolongan

“Wah…tantik!” Heboh kedua putri kecilnya memandangi sekitar rumah megah yang mereka masuki saat ini.

Gagal sudah niat hati ingin berjualan malam ini. Zara bingung harus bagaimana menolak permintaan Bu Farah dan sang suami. Bahkan kedua orang yang baru ia kenal juga tampak begitu baik padanya.

“Sudah, kamu cukup istirahat. Nanti kalau butuh kerjaan banyak kok si ayah lowongan. Anak-anak bisa taruh di sini. Lagian di sini banyak orang bisa jadi teman anakmu bermain.” Zara hanya tersenyum kikuk.

Mereka seolah bisa membaca apa yang Zara pikirkan saat ini. “Tolong jangan seperti itu pada saya, Bu. Saya sudah sangat merepotkan dengan tinggal di sini.” Zara merasa sungkan.

Berpikir sudah cukup di lindungi, tapi mengapa harus sampai menyediakan tempat tinggal dimana satu atap dengan mereka. Zara bingung bagaimana harus membalas kebaikan dua orang di depannya.

“Kami sudah biasa membantu orang. Rumah ini pun sudah sering di tempati banyak orang yang memerlukan perlindungan. Jadi, jangan nggak enakan lagi yah?” Mereka pun menuju kamar setelah meminta pelayan untuk mengantarkan ke kamarnya.

“Mba, malam ini mau masak apa? Saya bantuin yah?”

“Oh itu di dapur banyak yang mau di masak. Tapi, jangan repot-repot nanti kami akan memasaknya. Mba nya istirahat saja sama adek-adek kecil ini.”

Zara tersenyum mendengar ucapan pelayan itu. Segera ia pun berniat untuk membersihkan diri dan juga kedua anaknya. Sebelum menuju ke rumah keluarga Bu Farah, Zara memang di antar untuk mengambil segala keperluannya dengan anak-anak.

“Ayo sayang mandinya cepat-cepat yuk.” Ajaknya pada kedua bocah yang tampak patuh itu.

“Tantik, Nda. Lin mau lenang.”

“Iya unda, ila juga mau lenang.”keduanya bersorak melihat kamar tamu yang mereka tempati begitu indah dan lengkap. Terlebih ada bathup yang tersedia di kamar mandi.

Miris rasanya Zara melihat sang anak yang sangat kegirangan melihat kamar mandi mewah itu. Andai ia tidak sedang menumpang, ingin sekali rasanya Zara menemani sang anak untuk berlama-lama di kamar mandi. Tapi rasanya tidak mungkin. Mengingat malam ini Zara berniat membantu di dapur para pelayan yang sudah nampak sibuk.

“Sayang, itu bukan tempat mandi. Nggak boleh yah. Ini bukan rumah kita, Nak. Berenangnya nanti yah tunggu ayah kembali ke rumah kita.”

“Iya, unda.”

Zara mengusap puncak kepala kedua anaknya dengan sayang. Mereka pun dengan sedikit kecewa meninggalkan kamar mandi yang sempat membuat keduanya sangat tergiur untuk menikmati air segar itu.

Selesai berpakaian, beberes kamar, mereka bertiga keluar dari kamar. Zara meminta kedua anaknya bermain di ambal depan ruang televisi.

“Kailin, Kaiyla, dengar Bunda. Boleh main tapi jangan pegang-pegang yah? Duduk di sini jangan duduk di kursi itu yah?” Kedua bocah itu menganggukkan kepala.

“Nggak boleh nakal dan ribut yah, anak Bunda?” Keduanya kembali mengangguk.

“Kalau mau apa-apa panggil bunda yah?”

Semua pelayan tersenyum lucu melihat anak kembar kecil itu sama sekali tak membantah. Mereka terus mendengar ucapan sang bunda sembari menganggukkan kepalanya.

Barulan setelah itu Zara berjalan menuju dapur. Tak di sangka justru tangannya begitu cekatan bekerja di dapur. Mulanya ingin membantu justru ia bisa mengambil alih semua masakan dan membuat pelayan takjub dengan kemampuan Zara yang lihai membuat takaran bumbu serta banyak bahan rempah yang di tambah macamnya oleh Zara.

“Wah Mba Zara, saya baru kali ini ngerasain sup ayam pakai daun jeruk?” Zara tersenyum mendengarnya.

“Memang jarang mba yang pakai ini. Padahal daun jeruk itu bisa buat kuah sup jadi segar sekali malah bau ayamnya benar-benar nggak kecium jadinya.”

Semua pelayan menganggukkan kepala. Hingga masakan selanjutnya membuat mereka kembali geleng-geleng kepala.

“Saya biasanya nggak pakai lengkuas loh Mba kalau buat ikan ini. Biasaya lengkuas saya pakai kalo buat daging saja.” Salah satu pelayan tergiur dengan semua masakan Zara.

“Ini bisa bikin rasanya jadih lebih gurih dan wangi, Mba.” ujar Zara.

Dan benar makan malam di rumah itu malam ini membuat semua yang memakan masakan Zara tampak berselera sekali.

“Aduh, Ayah berhenti makannya. Sudah tambah tiga kali loh.” Ujar Fani yang kaget melihat sang suami tak hentinya untuk makan. Padahal pria itu sedari tadi sudah mengatakan kenyang.

“Ayah senang banget, Bu. Masakannya enak dari biasanya.” ujar Takim masih menyendok makan ke mulutnya.

“Mba Zara yang memasaknya, Tuan. Makanya enak semua.” Pelayan yang tersenyum membuat Fani dan Takim mengangguk.

Zara hanya menikmati makan tanpa berkomentar. Sebab ia pun sibuk memberikan makan kedua anaknya yang begitu lahap. Perdana kedua bocah itu makan enak dan lengkap dengan buah yang menggiurkan di depan mereka.

Keramaian pun tercipta di rumah itu kala Zara dan sang pemilik rumah nampak bergabung di ruang televisi. Beruntung yang ia tinggali adalah orang sangat baik dan hangat.

“Saya sempat tidak percaya, Zara. Jika kamu adalah anak dari raja Fiqron. Bagaimana mungkin mereka tega berlaku jahat padamu? Apakah ayahmu tidak bisa melawan ibunya?” Takim pun memulai pembicaraan yang sejak di kantor polisi tadi membuatnya geleng-geleng kepala mendengar cerita dari rekannya.

Zara tersenyum miris mendengar kisahnya sendiri yang ia pun tidak tahu mengapa menyedihkan seperti itu.

“Saya hanya anak di luar nikah, Pak. Itu sebabnya saya bukanlah anak yang patut di bela.” ujarnya yang terpaksa berterus terang pada Takim dan Fani.

Ingin menutupi serapat mungkin rasanya tak bisa lagi. Sebab statusnya sudah tersebar di luar sana sejak kasus ini di angkat hingga ke kantor polisi.

Takim dan Fani saling pandang mendengar penuturan Zara yang merendahkan diri sendiri.

“Tidak ada pengecualian, Zara. Anak tetaplah anak yang harus di lindungi. Bagaimana mungkin seorang ayah yang menjadi pelindung pertama anak perempuannya justru acuh dari tanggung jawab itu.” Lama mereka bercerita hingga akhirnya Zara harus masuk ke kamar sebab kedua anaknya merengek mengantuk. Sama halnya dengan Takim dan Fani yang juga masuk ke kamar untuk istirahat.

Terpopuler

Comments

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

lanjut Thor smoga Zara slalu si linfungi

2023-04-13

2

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

makin seru lanjuuut

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!