The Past

Leo POV

Kringggg....kringggg...kringgggg

Sayup-sayup terdengar dan lama-lama suara itu semakin jelas terdengar.

'Hoaammm' ya ampun berisik sekali sih benda itu. Setengah sadar aku mencarinya dan suaranya menghilang. Tak lama kemudian terdengar lagi.

Kringggg...kringggg...kringggg

Huft! dengan kesal aku bangkit dan meraih benda sialan itu kemudian menekan tombol stop di sana.

Mengakibatkan kepalaku pening karena bangkit secara tiba-tiba seperti tadi. Rasa kantuk pun hilang seketika aku pun memutuskan untuk pergi ke dapur. Sepertinya segelas air hangat akan membuatku rileks.

Setelah aku menghabiskan segelas air hangat. Kesadaranku kembali sepenuhnya aku melihat jam tanganku ternyata sekarang masih jam setengah enam pagi dan hari ini adalah hari minggu. Seketika rasa malas pun menghampiri aku memutuskan untuk kembali ke kamar Alicia untuk melanjutkan tidurku.

Alicia POV

Aku merasakan pergerakan di sisi kananku, Kemudianku putuskan untuk memiringkan badanku kearah sana dan membuka mataku secara perlahan. Aku melihat Leo sedang memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri lalu terlentang dan kembali lagi seperti itu hingga aku jengah melihatnya.

"Hey!," teriakku dan berhasil membuatnya berhenti bergerak gerak seperti itu.

"Eh princess sudah bangun ya. Selamat pagi" Ucapnya polos.

"Pagi sih pagi Letapi kamu mengganggu ketenanganku di pagi hari ini dengan kamu yang bergerak-gerak seperti itu dan membuatku tersadar!" Jelasku sewot padanya.

"Hehe maaf ya Al tadi aku juga terpaksa terbangun karena benda itu berbunyi keras sekali." Jawabnya sambil menunjuk jam alarmku.

"Huh dasar kau ini." Kesalku langsung membelakanginya dan berusaha memejamkan mataku lagi.

"Al..." panggilnya serta mencolek bahu kananku dengan satu jarinya.

"Hemm" gumamku padanya.

"Dari pada bermalas-malasan begini sebaiknya kita bangun yuk. Kita sarapan, kalau ga kita pergi keluar?" Tanya nya padaku.

"Kamu saja gih aku males. Mau di sini aja." z

Ucapku padanya.

Kudengar dia menghembuskan nafasnya kasar. Kurasa dia kesal. Hihihi.

"Kamu sama Jenny aja sana Le dia pasti mau kamu ajak keluar hari ini." Ucapku padanya.

"Jenny sedang liburan dia tidak di sini sekarang." Jelasnya padaku. Kasihan sekali dirimu baiklah aku akan menemaninya.

Memang aku mencintainya tapi kemarin dia membuatku sakit. Sungguh aku sangat kecewa.

"Memangnya kalau kita keluar kita akan kemana?" Tanyaku padanya.

"Kamu mau Al kita keluar hari ini?" Tanyanya lagi padaku.

"Iyah tapi kemana.?" Tanyaku padanya.

Awas saja kalu tidak ada tujuan.

"Hemm bagaimana kalau kita sarapan dulu sekarang." Sjak nya padaku.

"Ah kau ini Le. Menyebalkan sekali." ucapku sambil bangkit menuju dapur.

Setelah bangkit dari tempat tidur akupun memutuskan untuk membuat dua porsi roti isi dengan daging dan keju kemudian dua gelas teh hijau hangat yang memang bagus di minum pada waktu pagi.

'Drettttt.... Dretttt.... Drettt'

Sepertinya aku melupakan sesuatu.

"Iya hallo."

"Nona ingin sarapan pagi ini dengan apa. Saya akan mengirimkan makanan."

"Ya tuhan. Lily aku sudah katakan jika sarapanku aku buat secara mandiri. Tolonglah Lily mengertilah."

"Maafkan saya nona. Tapi jika saya tidak menghubungi nona Pak Juno akan mengatakan saya tidak becus nona."

"Baiklah. Lily sepertinya aku sudah makan. Laporkan seperti itu."

"Baik nona. Selamat pagi." Kemudian aku putuskan sambungan telfonnya.

"Leeeeooooo.ini sarapanmuuuu" Panggilku setelah semuanya siap. Sepertinya suaraku ini tidak terdengar ya?.

Kurasa tadi aku memanggilnya dengan berteriak.

Karena Leo tidak muncul-muncul aku putuskan untuk pergi ke kamar.

Sesampainya Di kamar

"Pantas saja dia tidak datang pas aku panggil tadi ternyata dia terlelap lagi." Ucapku pada diri sendiri.

"Leoooo!" Panggilku sedikit berteriak.

"LEONARDO ARLEY DIZON" teriakku pada kuping kanannya dan terlihat Leo sangat terkejut karenaku.

"Ada apa Al."? Tanyanya panik setelah aku kejutkan tadi.

"Sarapanmu sudah jadi Le maafkan aku yang mengagetkanmu ya" Ucapku sambil menahan tawa kemudian melenggang pergi menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan.

"Alicia Alga Geraldy kau sangat baik." Celoteh Leo dan langsung menarik kursinya.

"Leonardo Arley Dizon yang terhormat jangan berlebihan. Makan saja makananmu." Ucapku sedikit Sewot.

"Ini masih pagi Al jangan begitu nanti kecantikan putrinya hilang." Ucap Leo sambil melahap roti isinya.

"Terserah aku dong." Jawabku Asal.

"Hemm Nyummy ga sia-sia aku menginap. Sarapan paginya enak banget." Ucap Leo setelah menghabiskan sarapannya.

"Iya dong kan yang buatnya princess pasti enak." Jawabku dengan percaya diri setelah acara sarapan paginya selesai kami membereskan meja makan kemudian Leo mencuci piringnya. Buka aku yang memintanya ya dia yang mau katanya biar cepet.

Setelah meninggalkan dapur aku memutuskan untuk mandi. Tiga puluh menit lamanya akupun sudah rapi dengan styleku yang simpel namun tetap feminim dan pada saat aku mandi tadi sempat terdengar suara Leo mengatakan dia mau ke apartnya.

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang. Aku dan Leo sudah berada di tempat parkir Apart. Leo dan aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke luar.

Di perjalanan kami memutuskan untuk membeli minuman dingin karena cuaca di luar sangat cerah. Kami segera masuk Cafe dan memilih tempat duduk.

"Al mau minum di sini apa take away?." Tanya Leo padaku setelah kami menemukan posisi meja yang tepat.

"Di sini aja deh di luar panas." Jawabku pada Leo setelah melihat keadaan Cafe yang masih sepi. Aku dan Leo memesan Fruit Juice, aku pineapple dan Leo Dragon fruit dan satu chocolate milkshake.

"Al kamu ga mau cerita nih sama aku, sekarang kamu lagi deket sama siapa?." Tanya Leo padaku. Tiba-tiba pesanan kami datang.

"Aku lagi ga deket siapa-siapa sekarang tapi setahun yang lalu sih aku sempet ada." Jawabku apa adanya

"Maksud kamu Alex?." Tanyanya dan aku menggelengkan kepala, lalu melanjutkan aktivitasku meminum Fruit Juiceku.

"Aku sudah melupakannya dan berhentilah membahasnya" ucapku tegas.

"Baiklah princess." Jawabnya singkat.

"Hemm." gumamku padanya.

"Iya yah lagi pula Alex adalah cerita pada saat kamu masih Junior school sudah jelas itu sudah lama." Ucap Leo sambil menganggukkan kepalanya.

"Nah itu kamu sudah tau. Sekarang saja kamu sudah lulus. Itu sudah lama dan ga mungkin rasanya masih sama." Ucapku padanya.

"Iya aku mengerti." Jawab Leo padaku.

"Aku sempat melihat makhluk beku itu kemarin eh maksudku Alex. Ada hal yang membuatku merasa aneh kemarin sebab aku mengenalnya dia tidak mungkin menonton film bergendre romance bahkan untuk datang menonton ke bioskop saja itu sudah sangat aneh menurutku."

"Apa! Alex menyaksikan Film sendirian dan film yang dia tonton adalah tentang cinta?"

"Iya bahkan temanku Ella yang melihatnya dan memberitauku jika Alex duduk persis

di depan bangkunya. Sangat aneh bukan? apa benar dia sudah berubah?"

"Sepertinya dia akan membuka hatinya."

"Apa Maksudmu Le?"

"Lupakan saja dia. Tadi kamu Kamu bilang tadi setahun yang lalu siapa dia?." Tanyanya padaku seperti meninggalkan topik tentang Alex. Tapi ada apa?

" Oh pria itu temanku dia tidak satu sekolah denganku namanya Revan.

Revano Arlo Ladito." Ucapku padanya.

"Seperti apa dia Al?" Tanya Leo mengenai Revan. "Revan itu baik dan sangat cocok diajak berteman. Dia pencinta seni dan terkadang lupa waktu bila sudah memulai karyanya. Selama bersamaku kami sempat berteman terlebih dahulu. Dia adalah sahabat baik dari sahabat baikku Jasmine pada saat aku di tingkat Junior school. Selain itu tidak ada lagi. Kami hanya berteman dan dia baru menyatakan perasaannya padaku setahun yang lalu." Terangku pada Leo.

"Kalian sempat kencan atau bahkan jadian?." Tanya Leo lagi sepertinya dia mencari informasi. Hihihi dasar.

"Cerita di satu tahun yang lalu sih dia sempat beberapa kali menjemputku pulang dia pernah mengajakku jalan. Kita hanya berjalan-jalan saja di sebuah pameran seni pada waktu itu. Penilaianku untuk Revan dia humoris dan dia cukup baik. Sejujurnya aku pernah menerimanya dan kami hanya bertahan lima hari saja, itu sangat lucu bagiku. Dia yang sering hilang kabar dan merasa terganggu bila aku menghubunginya disaat dia sedang menuangkan kreativitasnya dan bila mengingatnya aku ingin tertawa akan kebodohan menerimanya." Terangku panjang lebar.

"Apakah kau masih menyukainya?." Tanya Leo padaku. "Sama halnya dengan Alex. Revan adalah sebuah kisah dalam hidupku dan itu sudah berlalu jadi aku tidak menaruh hati lagi padanya." Jelasku padanya.

"Apakah kamu pernah menyukaiku Al?" Tanya Leo tiba-tiba setelah aku menyelesaikan ceritaku.

Terpopuler

Comments

kania Azzara Aulia♡

kania Azzara Aulia♡

Kania mampir nih, sukses selalu

2022-09-20

1

Elmi Sapitri

Elmi Sapitri

kak aku mampir nih.... udah like and rate....
mampir juga kuy ke keceritaku PETAKA DI RUMAH TUA

2020-07-04

1

4ma:')

4ma:')

Semangat kk:)

Salam dari
-KETIKA SIBUCIN MOVE ON
~KUN FAYAKUN

2020-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!