Are you Ready!?

Baiklah aku siap!

Lokasi restoran yang akan kami tuju cukup memakan waktu tempuh namun Emeli terlihat tetap semangat.

"Emeli apakah kamu masih menginginkan makanan-makanan itu?." Sedikit gusar dengan apa yang akan Emeli pesan nanti.

"Tentu saja Al bahkan saat ini aku merasa tidak sabar."

"Aku harap kamu tidak memesan terlalu banyak Em. Bisa saja setelahnya kita sakit perut."

"Alicia ayolah."

"Emeli kamu tidak ingin sakit perut dan melewatkan kelulusan kita untuk beberapa hari ke depan bukan?"

"tentu saja aku tidak mau itu terjadi. Baiklah kita makan porsi sedang saja "

"huft. Syukurlah."

'Dreettt.. dreettt.. dretttt'

"Al ponselku berdering, aku jawab ini dulu ya seperti nya penting."

"Baiklah. Silakan Em."

'yes, Liss?'

'apa?'

'Baik lisa tunggu Emeli akan pergi kesana.'

Kemudian sambungan telfonnya terputus.

"Ada apa Emeli kamu terlihat khawatir?"

"Tentu saja well mobil ini akan menuju arah rumahku kan?."

"iya memang restoran itu dekat dengan rumahmu tapi ada apa?

"Adiku dia kacau sekali."

"Sejak kapan kau punya adik Em?"

"Maafkan aku. Aku belum pernah menceritakannya padamu. Kami kembar dia adik laki-lakiku dan namanya adalah Kemell."

"Apa? ini sangat membuatku terkejut tapi ya sudahlah. Memangnya apa yang terjadi padanya.?"

"Kemell sedang murka Al. Dia membutuhkan angin segar saat ini. Sekarang jika tidak cepat kita tidak akan makan dengan damai kau tau?"

"Baiklah ayo kita kesana kencangkan sabuk pengamannya kita akan melintas dengan kecepatan tinggi."

"Tetaplah Hati-hati."

hahahaha

Setelah setengah jam menghabiskan waktu dalam perjalanan. Alice dan Emeli akhirnya sampai di depan Gerbang hitam kediaman keluarga Latimer.

"Kenapa kita berdiam di sini Em?"

"Tenanglah sebentar lagi dia keluar."

"Sebenarnya ada apa Em? kau membuatku takut."

"Pastikan pintu mobil terkunci rapat dan turunkan kacanya sedikit hanya sedikit Al."

"Baiklah lalu apa?"

"Kencangkan sabuk pengamanmu. Setelah mendengar aba-aba 'ayo Al lajukan mobilnya.' kita pergi dari sini mengerti?"

"Baiklah aku mengerti."

Lima menit kemudian sosok laki-laki yang berwajah persis seperti Emeli keluar dari gerbang dan mengetuk kaca mobil dengan keras tampilannya seperti orang yang sedang depresi memakai makeup badut dan rambut berwarna serta rok mini yang ia kenakan.

"Ya tuhan ada apa dengannya Em?"

"Hahahahahahahaha rasakan kau. lihatlah dirimu menggemaskan sekali tuan Kemell yang terhormat."

"Hei menyebalkan!. Apa yang kau lakukan ketika aku tidur Emi? kau membuatku seperti ini jahat sekali."

"Aku tidak peduli. Kau yang tega membiarkan aku pergi ke kampus seorang diri pagi tadi kau memilih tidur terlelap hingga kau tersadar tampilanmu sudah sangat menggemaskan."

"Kau! awas saja nanti."

"Al ayo lajukan mobilnya !"

"Ha? Ba-baik."

Setelah kejadian yang aku tidak mengerti Satu jam yang lalu di depan gerbang kediaman Latimer aku dan Emeli telah memasuki restoran Italia favoritenya kami masuk dan segera mencari meja yang akan dipenuhi makanan nantinya. Setelah kami mendapatkan tempat duduk dengan segera kami membuka buku yang berisikan daftar menu didalamnya.

Tak aku sangka mata Emily terlihat sangat berbinar ketika melihat nama salah satu makanan yang tertera di dalam buku menu itu namun Emeli masih belum menghentikan tawanya.

"Haduh aku tidak bisa berhenti tertawa Al."

"Aku tidak mengerti mengapa pria tadi berpenampilan seperti tadi sangat kacau menurutku."

"hahahaha semua itu aku yang melakukannya."

"Sempat tadi aku perpikir dia memang pria yang sedang depresi Em hahahaha."

"Hahahaha ya tuhan lucu sekali."

"mengapa kau melakukannya itu tampak seram menurutku."

"Karena aku kesal padanya. Well aku sangat puas ketika melihatnya keluar gerbang tadi. hahahaha masih menempel di ingatanku." sampir menunjuk kepalanya sendiri.

"hahahaa kau kaka yang jahat Em."

"Aku tidak peduli. Baiklah mari kita mulai memesan makanannya."

"Huh kejam. Baiklah Ayo!."

"Mortadella." Ucap Emeli bersemangat. Menu ini tidak lain merupakan gumpalan daging yang diolah bersama pistachio, paprika dan keju-keju super lezat Italia. Kemudian dia berkata dia ingin memesan empat untuk masing-masing dari kami. "Help me God." Ucapku sambil sedikit berbisik dengan mata tertutup.

"Oh ayo lah Alicia. Kita akan menyukai ini." Ucap Emeli bersemangat kemudian kembali fokus membolak-balik buku menu itu.

"Baiklah. Aku akan mencobanya." Jawabku pasrah.

"Woww Gelato. Sepertinya ini enak sebagai menu pembuka." Ucap Emeli masih dengan semangatnya menunjuk salah satu nama es cream terpopuler di sini. Untuk kalian tau Gelato merupakan es cream khas Italia yang memiliki tekstur yang lebih padat dan lebih lezat dibandingkan dengan es cream pada umumnya.

"Baiklah kita pesan berapa.?" Tanyaku padanya.

"Hmmm. Sepertinya kita akan pesan dua saja karena kita akan memesan dua aperetivo serta dua Panna Cotta untuk menemani Gelato sebagai menu pembuka." Ucap Emeli sedikit berfikir.

"Baiklah. Selanjutnya apa?" Tanyaku lagi.

"Sepertinya aku ingin semuanya Alicia. Aku bingung banyak sekali makanan lezat didaftar ini." Ucap Emeli.

"Oh God. Aku sangat yakin Emeli jika perut mungil kita tidak dapat menampung semua itu." Ucapku mencoba agar dia tidak memesan lebih banyak makanan lagi dan sudah aku pastikan berat badanku akan naik setelah ini.

'Oh God aku tidak menginginkannya.'

"Baiklah Al kau benar. Aku tidak akan memesan semuanya mungkin beberapa menu lagi." Ucap Emeli yang membuatku sedikit lega.

"Of course Emeli kurasa kau harus segera menemukannya." Ucapku kemudian keadaan menjadi hening.

Tak lama kemudian Emeli kembali mengucapkan beberapa menu terakhir yang akan dipesan.

"Baiklah kita akan pesan dua Lasagna, dua ayam Parmigiana, dua spaghetti aglio olio, dan yang terakhir Dua Spritz sebagai minuman penyegar penghilang dahaga setelah menghabiskan semua pesanan kita." Ucapa Emeli santai kemudian memanggil pelayan dan menyebutkan semua pesanan dari menu pembuka dan menu lainnya yang sudah dia sebutkan tadi untuk dituliskan.

Setelah pelayan restoran itu pergi kami hanya menunggu dan membuka handphone beberapa kali kemudian aku membuka obrolan dengan mengeluhkan pesanan yang begitu banyak.

"Emeli pesananmu banyak sekali. Aku tidak akan sanggup untuk menghabiskannya." Ucapku padanya.

"Kita bisa Alicia aku sangat yakin itu. Well menu yang kita pilih ini sangat memanjakan lidah dan menurutku ini posi sedang." Ucapnya yakin.

"Emeli apakah itu tidak berlebihan.?" Tanyaku yang membuatnya tersenyum aneh.

"Hey al calm down." Ucapnya menyakinkan.

kemudian aku melihat pesanan kami datang satu persatu ditata dengan rapi.

"All right,Are you ready!?."

Ucap Emeli bersemangat dan terlihat tergugah untuk segera menyantap hidangan itu.

"Oke ready. Let us pray and get started." Jawabku pada Emeli dan diangguki dengan semangat. 'Dear god, nothing will happen to my stomach. Amin'.

"aaaa ini enak sekali benarkan Al?"

"Tentu saja."

"ya ampun dagingnya sangat lembut."

"hemm iya ini enak Em."

"Baiklah kita nikmati ini dengan ketenang."

"Baik."

Merekapun melanjutkan acara makan dengan perasaan berbeda entah perasaan takut, bahagia, khawatir, atau semangat.

Terpopuler

Comments

Elang Putih

Elang Putih

boomlike mendarat senja,
Jan lupa feedback boomlike ke "mantan, i'm still loving you"

aku tunggu jejakmu

2020-06-22

2

Riaaa🌻

Riaaa🌻

keren kak..
semangat yah.. salam dari MELT MY HEART

2020-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!