Ye yan dengan yang lainnya pergi ke kediaman perdana menteri zhou menggunakan kereta milik perdana menteri zhou
Setelah beberapa menit mereka tiba di kediaman perdana menteri zhou
"Ye yan, sini nenek bantu turun dari kereta." Ucap nenek ye yan
"Tidak perlu nek, aku bisa turun sendiri!l." Ucap ye yan lalu keluar dari kereta
"Tapi nak, kau terluka parah, kau tidak boleh banyak bergerak." Ucap perdana menteri zhou dengan khawatir
"Yang dikatakan kakekmu benar, kau tidak boleh banyak bergerak." Ucap pangeran ke tujuh lalu menggendong ye yan turun
Ye yan yang di gendong tiba tiba menjadi kaget
"Dasar ban**at! Apa yang kau lakukan!? Aku sudah bilang kalau aku bisa turun sendiri! Aku masih punya kaki! Cepat turunkan aku!" Ucap ye yan yang berusaha lepas dari gendongan pangeran ke tujuh
Sang bebek dan kakek yang melihat perilaku pangeran ke tujuh yang berbeda terhadap ye yan menjadi bingung
"Apa hubungan pangeran ketujuh dengan cucuku ye yan? Kenapa mereka kelihatan dekat sekali?" Ucap perdana menteri zhou yang kebingungan
"Hal itu bermula saat cucu anda yang menghentikan kereta kami dan ingin menumpang sampai kediaman jenderal xiao" Ucap pangeran ke tiga
Sang kakek dan juga nenek ye yan hanya mengangguk tanda mengerti
"Ah! Sungguh bodohnya aku! Putra mahkota, pangeran ke tiga, silahkan masuk, anggap saja seperti tempat sendiri." Ucap perdana menteri zhou
"Tidak perlu seperti itu juga perdana menteri zhou!" Ucap putra mahkota
Putra mahkota dan Pangeran ke tiga masuk ke dalam kediaman perdana menteri zhou
"Silahkan kedua pangeran duduk dulu, saya akan pergi dan menyuruh pelayan membuatkan teh." Ucap perdana menteri zhou
Nenek ye yan duduk di kursi yang tersedia dan kelihatan khawatir
"Nyonya zhou jangan khawatir, cucu anda akan baik baik saja." Ucap putra mahkota
"Yah, dia pasti baik baik saja." Ucap pangeran ketiga sambil makan buah yang ada di atas meja
"Cucuku sudah terluka parah begitu, dan aku sangat khawatir padanya, apakah dia akan baik baik saja jika tidak membawa tabib memeriksanya?" Ucap nenek ye yan dengan cemas akan kondisi ye yan
"Hah…Saat dalam perjalanan menuju ke ibukota, ada sekelompok pembunuh yang menargetkan cucu anda." Ucap putra mahkota
Sang nenek yang mendengar kalau ada pembunuh yang mengincar cucunya menjadi tambah khawatir pada ye yan
Dan Perdana Menteri zhou yang saat itu juga telah kambali dari dapur juga mendengar perkataan dari putra mahkota juga ikut kaget dan berlari masuk
"Cucuku di incar pembunuh? Jadi bagaimana ceritanya?" Tanya perdana menteri zhou
"Uhuk! Uhuk! Yhuk! Perdana menteri tenang dulu, dan dengarkan kami Bercerita." Ucap pangeran ketiga
"Ma-maafkan saya yang mulia, saya hanya khawatir pada cucu saya." Ucap perdana menteri zhou
"Tida apa apa." Ucap pangeran ketiga
"Baik, awalnya nona ye yan berteriak teriak memanggil kami dan menyuruh kereta kami berhenti." Ucap pangeran ketiga lagi
"Saat kereta kami berhenti dia bilang kalau pengemudi keretanya sangat sombong dan membiarkannya pergi jadi dia pergi dan menemukan kereta kami yang sedang menuju ke ibukota dan meminta tumpangan." Ucap putra mahkota
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu
"Tuan perdana menteri, tennya sudah saya bawa." Ucap seorang pelayan dengan gugup
"Baiklah, masuk dan sajikan tennya pada yang mulia." Ucap perdana menteri zhou
"Baik." Ucap sang pelayan lalu masuk dan menuangkan teh kepada putra mahkota dan pangeran ketiga lalu pergi
"Baiklah, kita lanjutkan, jadi kami membiarkannya menumpang ke ibukota bersama kami, dia selalu membuat tujuh marah dan itu membuat kami senang,. akan tetapi di tengah perjalanan muncul pembunuh dan nona ye yan memancing para pembunuh turun ke kereta." Ucap pangeran ketiga
"Para pembunuh itu mengepung nona ye yan dan nona ye yan berhasil membunuh para pembunuh itu tanpa luka sedikitpun, tapi saat kereta mulai berjalan malah muncul sekelompok pembunuh lagi dan mereka menunggangi kuda dan berhasil menghadang kereta kami." Ucap putra mahkota
"Ye yan maju dan melawan mereka dan ye yan sempat terluka di punggungnya karena salah satu dari pembunuh itu menyerang ye yan secara diam diam." Ucap pangeran ketiga
"Setelahnya ye yan membunuh semua pembunuh lainnya tapi masih ada satu yang lolos dan menyerang ye yan diam diam dari Belakang dan ye yan menahannya dengan tangan kosong, tangannya bahkan sampai berdarah darah, tapi dia tida peduli dan merebut pedang si pembunuh lalu membunuhnya." Ucap putra mahkota
"Tapi yang anehnya dia tidak merasa sakit sedikitpun walaupun tangan dan punggungnya terluka parah, itu sungguh hebat, dia pantas menjadi seorang jenderal." Ucap pangeran ketiga
"Ternyata begitu, ye yan sungguh sudah berubah beberapa tahun ini, dia juga bisa menguasai ilmu bela diri dan pedang, juga tidak merasakan sakit di tangan dan punggungnya yang terluka!" Ucap perdana menteri zhou
"Mungkin ye yan kita sudah menderita di kediaman jenderal xiao dan saat dia dihukum dikirim ke desa untuk merenungkan kesalahannya dan mungkin disanalah dia berubah." Ucap sang nenek
Para pangeran juga perdana menteri zhou mengangguk angguk tanda mengerti
"Nenek!" Teriak ye yan dari jauh
Sang nenek yang melihat cucunya berlari ke arahnya berduri Dan menuggu sang cucu memeluknya
See you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
masih nyimak
2023-05-27
0