Saat ini tangan ye yan sudah dibalut oleh pangeran ke tujuh dan tinggal luka di punggungnya saja yang belum di balut
"Sekarang tanganmu sudah selesai ku balut, sekarang perlihatkan punggungmu, biar aku lihat apakah parah." Ucap pangeran ke tujuh
"Hah? Punggungku? Aku rasa tidak perlu, aku bisa membalutnya sendiri, tidak perlu yang mulia yang membalut nya." Ucap ye yan yang mencoba menghindari perlakuan pangeran ke tujuh yang menurutnya aneh
"Hah? Kenapa? Jangan khawatir aku tidak akan melakukan apa apa padamu." Ucap pangeran ke tujuh yang selalu Bersikeras mengobati luka ye yan
"Tujuh, bagaimana jika kau bawa dia ke tabib saja, dia masih bisa bertahan sampai besok." Ucap putra mahkota
"Iya iya! Benar, biar tabib saja yang memeriksaku, tidak perlu sampi yang mulia yang turun tangan sendiri." Ucap ye yan yang mengiyakan perkataan putra mahkota
"Benar juga! Kenapa aku tidak kepikiran dari tadi?" Ucap pangeran ke tujuh lalu memanggil lengawal bayangannya
"Fei! Sekarang pergi dan bawa tabib kerajaan kemari." Ucap pangeran ke tujuh
Fei pergi dengan cepat menuju tempat tabib kerajaan
"Hei! Hei! Hei! Bukan ini yang kumaksud!" Ucap pangeran ke tiga
"Xiao ye yan, bertahanlah sebentar lagi." u
Ucap pangeran ke tujuh lalu duduk di samping ye yan
Ye yan merasa mengantuk dan bersandar di pundak pangeran ke tujuh dan mulai memejamkan matanya
Pangeran ke tujuh yang menyadarinya hanya membiarkannya saja dan menunggu fei kembali dengan tabib kerajaan
"Ye yan, bertahanlah." Lirih pangeran ke tujuh
"Tanpa kau suruh pun aku akan bertahan, malah sebaliknya jika kau terus berbicara padaku, mungkin aku akan pergi dengan cepat." Kesal ye yan lalu bangun lagi
Dan mengambil keranjang apelnya dan mengambil apel lalu memakannya dengan santai
"Lebih baik aku makan apel saja dari pada mendengarkanmu terus berbicara yang tidak tidak." Ucap ye yan sambil memakan apel
Pangeran ketujuh dan Pangeran lainnya hanya belihat punggung ye yan yang terluka karena ye yan membelakangi mereka
Tak berselang lama gei sampai dengan tabib kerejaan di kereta
"Yang mulia! Tabib kerejaan sudah saya bawa ke sini." Ucap fei lalu pergi lagi
Sang tabib kelihatan mual dan wajahnya pucat, mungkin pengaruh dari berlari dengan cepat dan melompat dari pohon ke pohon lainnya
"Hamba memberi salam kepada putra mahkota, pangeran ketiga, dan pangeran ke tujuh" Ucap sang tabib
"Kalau boleh tahu, siapa diantara ketiga pangeran yang terluka dan butuh bantuan saya untuk diobati." Tanya sang tabib
"Bagus! Kau datang dengan cepat dari dugaanku! Sekarang cepat obati ye yan." Ucap pangeran ke tujuh
"Eh? Ye yan? Siapa ye yan? Dan untuk apa saya yang harus turun tangan sendiri?" Tanya sang tabib dengan bingung
"Jangan banyak tanya, periksa saja orangnya." Ucap pangeran ke tujuh dengan aura membunuh yang menyebar ke mana mana
"Ye yan! Kesini dan biarkan tabib memeriksa lukamu." Ucap pangeran ke tujuh yang memanggil ye yan ke dalam kereta
"Ah?! Baik, tunggu aku sebentar." Ucap ye yan sambil merapikan bajunya lalu masuk ke dalam kereta
"Eh? Bukankah yang mulia bilang dia terluka? Tapi mana lukanya? Apa yang ditangannya itu?" Tanya sang tabib dengan bingung
"Lukanya bukan hanya di tangannya saja, tapi di punggungnya juga ada dan masih berdarah." Ucap Pangeran ke tujuh
"Punggung? Kalau begitu nona ye yan silahkan berbalik dan perlihatkan luka yang ada di punggungmu." Ucap tabib itu pada ye yan
Ye yan berbalik dan memperlihatkan luka di punggungnya
Sang tabib yang melihat luka ye yan menjadi terkejut dan tidak bisa berkata kata
'I-ini...Luka yang sangat parah! Dan juga lukanya masih bercucuran darah tapi gadis ini malah masih kelihatan baik baik saja dan santai tanpa memperlihatkan ekspresi kesakitan?!' Batin sang tabib
"Ya-yang mulia! Apa ini luka yang mulia katakan?" Ucap sang tabib yang sudah hampir muntah darah
"Iya! Makanya cepat obati dia!!" Bentak pangeran ke tujuh dengan tatapan tajam
"Ba-baik! Akan saya lakukan tapi ke tiga pangeran mohon keluar dari kereta karena saya akan memeriksa nona ye yan" ucap sang tabib
"Hmp! Baik, lakukan dengan cepat dan jangan sentuh bagian bagian lainnya! mengerti!" ucap pangeran ke tujuh dengan tatapan tajam
"Baik baik baik!" Ucap sang tabib yang kini bercucuran keringat dingin
Para pangeran ke luar dari dalam kereta dadan menunggu ye yan selesai diperiksa dan diobati
Sang tabib mulai memeriksa ye yan dan memberikan ye yan resep obat lalu keluar dari kereta
See you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
msh nyimak
2023-05-27
1