Kereta penjemput ye yan telah sampai di rumah kecil ye yan dan akan membawa ye yan kembali ke kediaman jenderal xiao
Tok tok tok
"Hei sampah! Keluar sekarang! Sudah waktunya kau kembali ke kediaman jenderal Xiao!"
Dari luar terdengar suara seorang pria tua yang merupakan supir kereta
"Iya iya! Jangan tetiak teriak dong! Kan aku bisa dengar!" Ucap ye yan sambil membawa barang barangnya dan keluar dari rumah kecilnya
Kurir kereta yang melihat tubuh ye yan yang tidak lagi gemuk dan jadi cantik dan memiliki kulit putih mulus
Sang kurir hanya mengalihkan perhatiannya saja dengan menyuruh ye yan untuk naik dengan cepat ke kereta
"Cepat naik! Aku tidak suka berlama lama di sini." sombong kurir kereta
"Cih! Dasar sombong, hanya kurir kereta saja bisa sesombong ini, jadi kekuargaku semuanya pasti akan lebih sombong dari kurir kereta ini." Keluh ye yan sambil naik ke kereta
Kurir kereta yang mendengar perkataan ye yan yang sudah ada di kereta kemudian menjalankan kereta kembali ke kediaman jenderal Xiao
"Hei, kapan kita akan sampai?" Tanya ye yan yang sudah kesakitan karena terus duduk dikereta tanpa bergerak sedikit pun
"Ini masih jauh, besok baru sampai." Ucap kurir kereta
"Haish! Lama sekali sampainya, kalau begini seluruh tubuhku akan hancur karena kesakitan akibat kereta ini." Rengek ye yan yang semakin kesakitan
Malam hari telah tiba dan kereta ye yan telah sampai di hutan perbatasan antara desa yang ye yan tinggali dengan ibukota tempat dimana kediaman jenderal Xiao berada
"Sudah malam, malam ini kita istirahat di sini dulu, kau tidur di luar aku tidur di dalam." Ucap kurir kereta itu
"Hei! Aku ini nonamu! Beraninya kau bersikap begitu padaku!" Bentak ye yan yang tidak dianggap
"Kau hanyalah sampah yang tidak berguna! Dan merupakan aib keluarga jenderal Xiao!" Ucap kurir kereta dengan sombong lalu masuk ke dalam kereta dan tidur
Ye yan hanya bisa tinggal di luar kereta dan meratapi nasibnya yang malang
"Hah…Kenapa ini terjadi padaku..." Ucap ye yan dengan lelahnya
Kemudian ye yan mendapatkan sebuah ide brilian dan turun dari kereta dan mulai berjalan meninggalkan sang kurir dan keretanya
"Lebih baik aku pergi dulu, mungkin ibukota sudah dekat." Ucap ye yan sambil berjalan dan memakan apel yang ming berikan padanya saat di gelang ruang
"Setelah dipikir pikir ini adalah dunia yang memandang tinggi seni bela diri dan ilmu pedang." ucap ye yan sambil memakan apelnya
"Berarti pelajaran seni bela diriku selama di zaman modern bisa berfunsi disini dong." Ucap ye yan lalu membuang sisa apelnya
Dan mengambil lagi dari dalam gelang ruang dengan memanggil Ming untuk memberikannya apel
Ming yang mulai muak dengan sikap ye yan lalu memberikan ye yan sekeranjang apel
"Ish! Tidak perlu sebanyak ini juga kali ming, lagi pula kita mungkin sudah dekat dengan Ibukota." ucap ye yan sambil memakan apel
"Huh! Kau kira kita sudah dekat dengan ibukota!? ibukota masih jauh dari sini!" Ucap ming dengan kesal
Ye yan yang mendengar ming mengatakan kalau ibokta masih jauh menjadi tersedak dan meminta air pada ming
"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Ming... Air... !" Ucap ye yan sambil menepuk nepuk dadanya
Ming pun segera memberikan air pada ye yan dn ye yan meminun airnya dengan sangat lahap
"Ibukota masih jauh dari sini? Kalau tahu begini aku akan tinggal dikereta tadi." Ucap ye yan dengan rasa penyesalan
"Kembali pun tidak bisa lagi, aku tidak dapat melihat jalan dibelakangku. Disana sangat gelap!" Ucap ye yan yang kini merinding ketakutan karena gelap
"Lebih baik kau berjalan ke depan saja, siapa tahu ada orang yang ingin ke ibukota." Ucap ming dari dalam gelang ruang
"Baiklah, aku akan berjalan terus sampai menemukan orang yang mau ke ibukota." Ucap ye yan sambil memakan apelnya lagi
Beberapa menit kemudian ye yan berhasil menemukan orang dengan rombongan yang menuju ke ibukota dan berlari menghampiri orang tersebut
"Hei! Tunggu sebentar! Woi!" Teriak ye yan dari kejauhan
"Siapa yang berteriak begitu!?"
Dari dalam kereta terdengar suara dari seorang pria yang sedang kesal karena teriakan teriakan ye yan
"Ya-yang mulia... Akan saya lihat sebentar." Ucap seorang lelaki paruh baya
Lelaki paruh baya tersebut kemudian melihat dari luar jendela dan melihat kalau ada seorang gadis yang sedang berlari menuju rombongannya sambil melambai lambaikan tangan dan berteriak teriak yang tidak lai nada lah ye yan
"Yang mulia, yang berteriak itu seorang gadis dan dia sepertinya mengejar kereta kita." Ucap lelaki paruh baya tersebut
See you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Zeny Zen
kusir kereta othor BKN kurir hhh kurir itu pengantar paket
2025-02-05
0
Al^Grizzly🐨
Kusir kereta..bukan supir
2024-10-21
0
Yusuf Syaifullah
pembunuh bayaran kok lemah
2024-02-07
1