Bab 17 Terjebak Di Labirin Kebenaran

Ken yang masih belum menyadari akan kehadiran Mayumi yang ada di belakangnya,  masih saja beradu argumen dengan Marina tentang hubungannya dengan Dinda.

“Asal tahu aja ya Rin,  kamu harus bantu aku untuk mengingatkan Dinda,  kalau aku adalah kekasihnya. Lagipula siapa laki – laki yang berani – beraninya mendekati Dinda ?”ucap Ken dengan nada yang keras.

Mayumi hanya diam mematung tanpa menegur Ken yang masih sibuk dengan teleponya. Dari kejauhan,  terlihat Warsana yang juga mengamati kejadian itu,  perlahan-lahan berjalan mendekati Mayumi dan Ken yang saling tidak mengetahui satu sama lain.

Mayumi yang melihat Warsana datang mendekatinya,  langsung berlalu pergi begitu saja sebelum Warsana benar-benar sampai di tempat Mayumi berada. Namun Warsana tetap melanjutkan jalannya ke arah Ken.

“Ken!...” Tegur Warsana.

Ken yang terkejut dengan kedatangan Warsana,  langsung tiba-tiba dengan cepat menutup teleponnya. “Eh Warsana. Apakah kamu sudah lama berada disini?” Tanya Ken dengan panik.

“Aku baru saja sampai disini,  tapi seorang gadis jepang dari tadi berdiri cukup lama di belakangmu.” Ucap Warsana tenang.

“Hah!... gadis Jepang,  siapa maksudmu?” tanya Ken dengan panik.

“Pasti kamu mengenalnya.” Ucap Warsana sambil berlalu pergi meninggalkan Ken yang masih diam mematung

kebingungan.

Bagai tersambar petir di siang bolong,  Ken hanya terdiam dengan wajah penuh pucat pasi dan keringat dingin bercucuran. Kini pikirannya menjadi tidak jelas,  dia mengira-ira siapakah wanita itu,  apakah Chiharu,  Naomi,  Mayumi atau jangan-jangan Sayaka.

Sesaat kemudian,  lagi-lagi Marina menghubunginya lewat panggilan video call,  betapa terkejutnya Ken ketika mengangkat panggilan video call itu,  karena yang munghubunginya lewat video call itu adalah Dinda.

“Hai Ken,  apa kamu masih ingat denganku?” ucap Dinda dengan senyum yang pahit.

“A….A….Aku masih ingat.” Jawab Ken terbata-bata karena dia sangat terkejut dengan panggilan video call dari

Dinda.

Kemudian Dinda langsung menutup panggilan viedo callnya,  Ken yang masih shock hanya terdiam. Lagi-lagi dia hanya bisa terdiam dan terdiam saja,  entah ada apa dengan dirinya saat ini.

Sementara itu,  Mayumi yang mendengar semua pembicaraan Ken tadi,  bergegas mencari Chiharu di tempat kerjanya. Dia mengatakan kepada Chiharu tentang apa saja yang baru dia dengar dari Ken. Sontak itu membuat Chiharu terkejut,  antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang baru saja Mayumi ceritakan.

Chiharu kini merasa bimbang,  apakah sebaiknya semua ini dia ceritakan kepada Sayaka apa adanya,  ataukah dia tetap menyimpan semua ini menjadi suatu rahasia.

“Kini aku bingung dengan apa yang sebaiknya kita lakukan Mayu… apakah perlu kita ceritakan semua ini kepada

Sayaka,  atau kita sebaiknya tetap menyimpan semua ini menjadi rahasia?” tanya Chiharu kepada Mayumi.

“Aku rasa kita harus memikirkannya lagi,  karena apa yang akan kita katakankepada Sayaka,  harus kita fikirkan baik buruknya untuk Sayaka nantinya.” Terang Mayumi.

“Entahlah,  mungkin kita perlu mengajak Naomi untuk bertukar pikiran dan mengajaknya untuk berbicara juga,  bagaimana menurutmu?” tanya Chiharu kepada Mayumi.

“Aku rasa itu lebih baik,  karena mungkin akan ada saran yang lebih baik dari Naomi untuk kita.”Jawab Mayumi tersenyum sambil mengepalkan tangannya.

“Baiklah.  Aku akan menghubunginya nanti,  dan kita akan bertemu di perpustakaan kapal seperti biasanya.”Ucap Chiharu kepada Mayumi sembari mengelap gelas all style yang dia pegang.

Berpindah kepada Naomi yang kini sedang duduk sendirian di dapur restaurant,  dia seperti benar-benar kehilangan semangat kerjanya,  dia berbicara sendiri sambil memainkan garpu dan sendok yang seolah-olah itu adalah antara dirinya dengan Firman.

Mr Joaquim sang kepala koki menjadi tertawa melihat tingkah laku Naomi,  karena apa yang dilakukan oleh Naomi benar-benar suatu hal yang membuatnya terhibur. “Apa yang sedang kamu lakukan Naomi ?  apa kamu kira sendok dan garpu itu adalah manusia yang bisa berbicara sepertimu.”

“Oh !,  Mr Joaquimm,  aku sedang patah hati Mr,  aku sedang kehilangan kesempatan dengan orang yang selama ini aku sukai.” Ucap Naomi begitu gamblang.

“Hoho…. Bagaimana mungkin orang secantik dirimu bisa kehilangan kesempatan untuk itu,  dan betapa bodohnya laki-laki itu,  yang menyia-nyiakan wanita seperti dirimu.” Kata Mr Joaquim berusaha menghibur Naomi.

Mr Joaquim dan Naomi sudah seperti bapak dan anak,  mereka sudah bekerja bersama sejak pertama kali Naomi bekerja sebagai waiter di kapal pesiar,  jadi seperti tidak ada sekat lagi di antara mereka berdua.

“Lalu apa yang harus aku lakukan Mr,  apakah aku harus berusaha melupakannya atau tetap memperjuangkannya?” tanya Naomi manja seperti anak kepada bapaknya.

“Apakah dia juga menyukaimu atau dia belum tahu kalau kamu menyukainya?” tanya Mr Joaquim sambil mengaduk adonan coklat di tangannya.

“Sebenarnya dia belum mengetahui apa-apa Mr,  karena beberapa tahun ini aku hanya diam-diam menyukainya,  dan tidak pernah berani mengungkapkannya.” Terang Naomi malu-malu.

“Kalau begitu,  kamu harus berusaha mengutarakannya sayang,  karena kamu tidak akan pernah

tahu bagaimana perasaan dia yang sesungguhnya.” Ucap Mr Joaquim meyakinkan.

“Tapi yang jadi masalah,  teman baikku sudah terlebih dahulu mengutarakan perasaan kepadanya.” Ucap Naomi dengan sikap malas.

“Apakah mereka sudah menikah sekarang?” Tanya Mr Joaquim begitu ringan.

“Tentu saja tidak Mr,  mereka baru saja jadian beberapa hari yang lalu,  dan mereka juga ada di kapal ini.” Jawab

Naomi sambil memainkan kembali sendok dan garpunya.

“Kalau begitu,  kamu harus jujur dengan temanmu itu,  dan katakan perasaan kamu apa adanya,  tak usah kamu pedulikan dia akan marah atau bagaimana…. Yang penting kamu jujur kepada temanmu itu,  dan tidak mempermainkannya dari belakang.” Jelas Mr Joaquim dengan senyum lebar.

“Apa maksudnya mempermainkannya dari belakang Mr?” tanya Naomi heran.

“Anakku,  dengan kamu memendam perasaan kepada orang yang kamu sukai,  maka sama saja kamu sedang

mempermainkan perasaan teman kamu sendiri,  karena dia tidak tahu kalau ternyata kamu juga menyukai orang yang disukai oleh teman kamu.” Terang Mr. Joaquim kepada Naomi.

Naomi mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Mr Joaquim,  walaupun di dalam hatinya dia merasa ragu dan juga takut akan menyakiti perasaan Mayumi,  jika dia berkata jujur tentang perasaannya tentang Firman.

Kini Naomi sudah tidak semurung seperti sebelumnya,  setelah dia mendapatkan saran dan perhatian dari Mr Joaquim. Dia kemudian berpamitan kepada Mr Joaquim dan berniat untuk segera menemui Mayumi.

Dari arah yang lain,  Chiharu dengan langkah terburu-buru berlari mengejar Naomi yang sedang berjalan dengan langkah yang cepat ke arah ruang kerja Mayumi.

“Hai Naomi!... tunggu aku” teriak Chiharu memanggil Naomi.

Naomi yang mendengar panggilan dari Chiharu,  lantas berbalik badan dan melihat Chiharu yang berjalan cepat ke

arahnya.

“Ada apa Chiharu ?  kenapa kamu tampak tergesa – gesa begitu.” ucap Naomi heran.

“Ada yang ingin aku bicarakan,  ini sangat penting sekali. Dan kamu harus terlibat didalamnya.” Ucap Chiharu dengan nada serius.

“Baiklah,  katakanlah Chiharu,  apa ini mengenai Ken dan Sayaka?” tanya Naomi penasaran.

Chiharu kemudian menceritakan semua yang di katakan oleh Mayumi tentang Ken kepadanya,  dengan penuh ekspresi,  Chiharu menggambarkan perasaannya saat ini. Naomi yang mendengar itu semua,  mulai terbawa suasana dengan pembawaan Chiharu ketika dia menyampaikan ceritanya.

Chiharu kemudian mengajak Naomi untuk bertemu dengan Mayumi, untuk berdiskusi tentang sikap terbaik mereka terhadap masalah ini. Kebenaran sudah ada di depan mata,  tapi perasaan dan rasa tanggung jawab terhadap perasaan Sayaka, menjadi penghalang yang membuat mereka merasa berada di dalam sebuah labirin yang membingungkan.

Naomi bertemu dengan Mayumi pada akhirnya,  tatapan Naomi tidak seperti biasanya kepada Mayumi,  tatapan Naomi penuh keraguan,  tanda Tanya dan kebingungan.

“Mayumi,  bagaimana kabar Firman hari ini... sudahkah engkau bertemu dengannya?” tanya

Naomi.

Mayumi terkejut dengan pertanyaan yang diberikan oleh Naomi,  karena pertanyaannya tidak seperti biasanya,  dan Mayumi merasa begitu aneh dengan pertanyaan itu.

Chiharupun juga terkejut,  kenapa tiba-tiba saja Naomi menanyakan kabar Firman,  padahal Firman bukanlah siapa-siapa bagi Naomi. Sejenak Chiharu bertatapan mata dengan Mayumi,  seolah sama-sama faham dengan rasa penasaran mereka berdua,  Chiharu memberikan isyarat kepada Mayumi untuk menggunakan kemampuan hipnotisnya kepada Naomi.

Tangan Mayumi menyentuh pundak Naomi,  dan secara perlahan-lahan Naomi mulai lemas dan duduk secara perlahan sambil memejamkan matanya.

“Jadi,  kenapa engkau tiba-tiba menanyakan Firman kepadaku?” tanya Mayumi yang mulai mengintrogasi Naomi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!