Bab 14 Mencari Kebenaran

Gelak tawa Mayumi dan Chiharu akan menjadi suatu pertanda buruk bagi sandiwara Ken.

Naomi yang kebetulan lewat di depan perpustakaan,  secara tidak sengaja mendengar gelak tawa mereka, memutuskan untuk masuk memeriksa ke dalam perpustakaan.

“Hai kalian berdua,  suara kalian terdengar sampai di luar tau.” Ucap Naomi memperingatkan Chiharu dan Mayumi.

“Sini Naomi,  ayo ikut gabung bersama kami.” Ucap Mayumi sembari melambaikan tangannya.

“Memang ada apa sih,  kog kayaknya kalian berdua bahagia banget.” Tanya Naomi keheranan.

“Nggak ada apa-apa kog Mi,  aku hanya merasa geli saja dengan tingkah Mayu. Tingkahnya seperti boneka panda yang menggemaskan.” Ucap Chiharu sambil mencubit pipi Mayumi dengan gemas.

Mereka bertiga kini berada di dalam perpustakaan,  berbagi cerita dan melepas lelah mereka bersama,  hingga tak terasa waktu berganti menjadi malam.

“Eh aku pergi duluan ya,  aku lupa ada janji dengan seseorang.” Ucap Mayumi.

“Benarkah... kamu ada janji dengan siapa?” tanya Naomi penasaran.

“Temui aku di crew bar,  dan kamu akan tahu sendiri.” Jawab Mayumi seraya bergegas pergi meninggalkan yang lain.

Suara pengumuman dari kapten terdengar lewat pengeras suara di setiap sudut kapal,  yang memberitahukan bahwa besok kapal tidak jadi bersandar ke Shanghai,  tapi akan memutar arah langsung ke Saporo Jepang,  dan akan memulai sesi cruise di Jepang dan Korsel, Tentu saja hal ini adalah suatu berita yang menggembirakan untuk

beberapa crew yang berasal dari Jepang dan Korsel.

Kini Mayumi telah berada di crew bar,  dengan dandanan yang tampak begitu cantik,  membuat semua mata pria di crew bar terpukau dengan kecantikannya,  kesan lucu yang selalu menempel padanya,  mendadak lenyap berganti menjadi kesan anggun bak putri raja.

Tanpa Mayumi sadari,  Sayaka,  Chiharu dan Naomi sudah tiba terlebih dahulu di crew bar,  mereka begitu penasaran dengan siapa yang akan ditemui oleh Mayumi. Mereka ber tiga menunggu Mayumi di balik gudang crew bar,  mereka sengaja bersembunyi agar Mayumi tidak mengetahui keberadaan mereka.

Tak lama kemudian,  Firman datang ke crew bar dengan membawa tas gitarnya,  karena kebetulan malam ini adalah jadwal dia mengisi acara di crew bar.

“Hai nona Mayumi,  maaf telah membuatmu menunggu.” Ucap Firman ramah.

“Oh tidak,  aku tidak menunggu kog,  aku juga baru saja tiba disini…. Oh iya,  jangan panggil aku nona,  panggil saja aku Mayu.” Ucap Mayumi tersipu malu.

“Baiklah Mayu…. Oh iya, bolehkah aku mohon waktu sebentar,  aku mau memasang perlengkapan efek gitarku dulu di panggung.” Ucap Firman dengan sopan.

“Kalau begitu kita akan melakukannya bersama-sama.” Ucap Mayumi seraya berdiri dan berjalan menuju ke arah panggung.

Sementara itu Sayaka dan yang lainnya sedari tadi mengamati dari gudang,  mulai menebak-nebak apakah sseorang yang ingin ditemui itu memang Firman,  atau mungkin ada yang lain?.

Mayumi dan Firman tampak begitu kompak dalam menata peralatan band di atas panggung,  mereka berdua terlihat memiliki chemistry yang sama,  saling membantu dan saling memahami di antara mereka berdua dalam menyetting perlengkapan di atas panggung,  membuat siapapun yang melihatnya akan merasa iri dengan kekompakan berbau romantis mereka berdua.

Hingga pada suatu moment,  tak sengaja kaki Mayumi terjerat kabel sound yang melintang di panggung,  dengan sigap Firman langsung melompat dari tempatnya dan menyelamatkan Mayumi yang akan terjatuh dari atas panggung.

Tubuh Firman harus menjadi samsak dari kerasnya hantaman lantai besi crew bar,  sementara itu Mayumi yang berada didalam pelukan Firman berada dalam keadaan baik-baik saja.

Sayaka,  Chiharu dan Naomi yang melihat kejadian itu,  terkejut dan berteriak dengan sekeras-kerasnya,  yang membuat se isi crew bar menjadikan mereka pusat perhatian dan kehadiran mereka kini di ketahui oleh Mayumi.

“Kamu baik-baik saja Mayu?” tanya Firman khawatir sambil meringis menahan sakit.

Mayumi yang semakin terlarut perasaannya kepada Firman,  membuatnya terdiam tidak bisa berbicara,  dia hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Sayaka dengan terburu-buru langsung berlari ke arah Mayumi dan Firman,  untuk memastikan keadaan mereka berdua.

“Apakah kalian berdua baik-baik saja?” tanya Sayaka cemas.

“Bagaimana keadaanmu Firman?” ucap Mayumi cemas sembari memeriksa kondisi tubuh Firman.

“Oh tidak apa-apa,  tenanglah aku baik-baik saja.” Ucap Firman sambil meringis menahan sakit.

“Maafkan aku…. Maafkan atas kecerobohanku.” Ucap Mayumi menyesal sembari membungkukkan punggungnya.

“Syukurlah kalau kalian baik-baik saja,  aku harap kejadian ini tidak akan terulang lagi.” Ucap Sayaka.

“Baiklah!  bagaimana kalau kita ikut membantu Firman menyelesaikan pekerjaanya.” Ajak Naomi.

“Eh nggak usah repot-repot,  aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya,  lagipula semuanya sudah selesai,  jadi tidak ada yang perlu di persiapkan lagi. Sekarang sebaiknya kalian memililh tempat yang nyaman,  sambil menunggu waktu untuk pertunjukan bandku nanti.” Terang Firman kepada semuanya.

“Waaaaa…. Kalau begitu mari kita cari tempat duduk terbaik buat kita,  Mayu akan mentraktir kita malam ini…. Iya kan Naomi?” ucap Sayaka sembari menyenggol tubuh Naomi.

“Oh…. Iya betul,  aku lupa hari ini Mayu habis mendapatkan kenaikan pangkat,  jadi ayo kita rayakan.” Ucap Naomi spontan.

“Hah!.... pangkat apa?  maksud kalian apa?” tanya Mayumi heran.

“Ah sudahlah…. Ayo kita jalan.” Kata Sayaka sambil mendorong tubuh Mayumi yang masih kebingungan.

Malam itu benar-benar suasana yang romantis bagi Mayumi dan Firman,  Firman dengan suaranya yang merdu dan permainan gitarnya yang begitu memukau,  memberikan sebuah persembahan lagu untuk Mayumi.

Sayaka,  Chiharu dan Naomi akhirnya tahu,  siapakah laki-laki yang berhasil menaklukkan hati Mayumi,  dia adalah Firman.

Sayaka dan Chiharu terlihat begitu senang dan bahagia melihat kemesraan antara Mayumi dan Firman. Namun tidak halnya dengan Naomi,  ekspresi wajah tidak senang di tunjukkan olehnya,  saat melihat Mayumi dan Firman yang begitu romantis,  dan pada akhirnya Naomi memutuskan untuk pergi terlebih dahulu meninggalkan yang lain.

Esok harinya,  Naomi tampak tidak bersemangat seperti hari-hari sebelumnya,  wajahnya murung tak bersemangat. Ken yang ada di dekatnya mengamati dengan seksama wajah Naomi yang berbeda dari hari biasanya,  Ken mendekati Naomi dan mengajaknya bercanda berusaha untuk menghiburnya.

“Hai Jelek !.... apa yang sedang kamu pikirkan,  sudah mandi belum?” ujar Ken yang berusaha menghiburnya.

“Iya aku memang jelek,  dan mata laki-laki akan lebih memilih wanita yang cantik bahkan jauh lebih cantik daripada kata cantik.” Jawab Naomi dengan ketus.

Ken yang terkejut dengan jawaban tak biasa Naomi,  langsung tahu kalau Naomi sedang patah hati.

“Ayolah Naomi,  aku hanya bercanda…. Siapakah laki – laki tolol yang sudah menyia-nyiakan perasaanmu itu?  sini katakanlah padaku,  akan aku beri pelajaran orang itu.” Ucap Ken sambil membusungkan dada dan mengepalkan tangannya.

“Apaan sih kamu Ken,  siapa tolol yang kamu maksud itu?” ucap Naomi  sambil mulai tersenyum.

“Jujurlah,  kamu sedang patah hati kan?” ujar Ken meyakinkan.

“Ah…. Itu bukan urusanmu.... Yang pasti aku masih berani jujur kepada diriku sendiri,  dan tidak menyakiti perasaan orang yang aku cintai…. Bukan seperti kamu yang bikin sandiwara segala.” Jawab Naomi tanpa sadar telah mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan Ken.

Ken yang terkejut dengan pernyataan Naomi,  kini dengan serius meminta Naomi untuk menjelaskan semuanya. “Apa yang kau katakan!  Oh aku faham…. Ternyata ada rahasia yang ditutupi dariku ya?” Ujar Ken kesal.

Naomi yang tersadar dengan kesalahannya,  kini menjadi bingung dengan sikap apa yang harus ia lakukan. “Tidak!.... tidak ada apa-apa,  tidak ada yang harus dijelaskan.” Ujar Naomi berusaha mengelak.

“Katakanlah Naomi,  percuma saja jika kamu menyembunyikan sesuatu dariku,  karena akupun telah mengetahuinya.” Ucap Ken tenang berusaha memancing Naomi.

Naomi yang sudah kepalang basah dengan ucapannya sendiri,  akhirnya mengatakan semua hal yang dia ketahui kepada Ken,  tentang Gandhi,  Hendri dan Dinda. Juga dia menceritakan tentang sikap Chiharu yang memilih untuk diam dan pura-pura tidak tahu,  karena dia tdak ingin merenggut kebahagiaan Sayaka sahabatnya.

Penjelasan dari Naomi membuat Ken terduduk lesu,  dia merasa begitu bersalah kepada Sayaka dan Dinda,  dia merasa tidak enak kepada Chiharu yang telah menutupi aibnya. Ken kemudian mendekat kepada Naomi dan mengutarakan apa yang sebenarnya.

“Terima kasih Naomi,  telah memberitahuku tentang semuanya…. Aku akui,  aku memang salah,  aku terlalu takut untuk jujur. Aku takut menyakiti perasaan Dinda jika aku mengatakan tak pernah mencintainya sungguh-sungguh selama ini. Dan aku takut tidak bisa menjadi sosok yang tepat bagi Sayaka.” Terang Ken seraya menitikkan air mata.

“Lalu sekarang,  intinya siapa yang kamu cintai?” Tanya Naomi dengan tegas.

“Aku merasa bahagia saat berada disamping Sayaka,  aku merasakan kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan selama ini…. Bahkan jika aku bandingkan sekalipun dengan Mala,  aku belum pernah merasakan kebahagiaan yang seperti Sayaka hadirkan padaku.” Terang ken sambil mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

“Mala?.... Siapa dia?” tanya Naomi penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!