"Kak, aku bosan di markas terus. Boleh ya aku pergi jalan-jalan," rengek Dealova sambil memasang jurus andalan puppy eyes miliknya.
Michael yang tidak tega dengan permintaan sang adik, akhirnya mengabulkan keinginan Dealova dengan sebuah syarat.
"Kak, boleh ya?"
Kelopak mata Dealova berkedip-kedip manja dan hal itu sukses membuat Michael tidak bisa berkutik hingga akhirnya luluh dengan sendirinya.
"Ok, tetapi dengan sebuah syarat dan kamu harus menurut." Michael tampak bersikap tegas pada adiknya.
Sementara itu Dealova bersungguh-sungguh ingin mendapatkan kesempatan untuk pergi keluar. Berjalan-jalan adalah hal paling menyenangkan untuknya. Di tambah lagi banyak hal yang membuat Dealova ingin pergi.
Sebenarnya ada sebuah keinginan yang mengharuskan ia kembali ke pondok pesantren Al Hikmah, tetapi rasanya sangat berat meninggalkan semua kenikmatan dunia yang selama ini diharapkan olehnya.
Michael yang melihat adiknya melamun hanya bisa menjentikkan jarinya di kening Dealova.
"Argh! Sakit, Kak!" Dealova mengusap keningnya yang berdenyut.
Sementara itu Michael justru tersenyum senang. "Makanya jangan kebanyakan makan panta* ayam, biar nggak melongo terus!"
"Dih, sapa juga yang suka makan panta* ayam, Abang tuh yang suka makan aku mah enggak!"
Setelah melihat adiknya sudah dalam kesadaran penuh maka dengan cepat Michael bertanya kembali pada Dealova apakah ia menyetujui syarat yang diajukan olehnya ketika Michael mengijinkan ia pergi jalan-jalan.
"Bagaimana, apakah kau mau memenuhi syarat yang kaak minta?"
"Siap, katakan saja!" ucap Dealova bersemangat.
Tidak menunggu waktu lebih lama lagi, kini Michael mulai mengatakan apa yang menjadi keinginan dan syarat untuk Dealova.
"Jadi syaratnya apa?"
"Kesiniin kupingnya, biar aku kasih tahu apa syaratnya."
Michael bergegas menyebutkan syaratnya agar adiknya merasa bahagia dan tidak terbebani. Dealova merasa senang karena ternyata kakaknya memberikan syarat yang begitu mudah.
"Yes, kalau begini kan jadi gemes sama Abang," ucap Dealova bahagia.
"Dea, maafkan Abang ada sebuah urusan yang harus diselesaikan secepatnya, maka dari itu Abang nggak bisa menemani kamu jalan-jalan, nggak apa-apa, 'kan?"
"Nggak apa-apa, Kak. Sans aja!" ucapnya santai.
......................
Akhirnya Dealova memilih untuk pergi ke sebuah taman tempat dimana ia pernah melintas ketika kabur dari pondok pesantren. Selama beberapa hari ia pun tidak bisa tidur nyenyak karena sosok Aisyah terus menghantuinya.
"Apakah aku bisa menggantikan dirinya, tetapi aku bukan dia dan kami tidak ada urusan sama sekali saat ini."
Angin berhembus sepoi-sepoi dan menerpa kulit Dealova yang begitu halus dan putih. Meskipun dia seorang anak preman tetapi badannya selalu di rawat. Maka dari itu kecantikannya semakin memancar.
Rasa jenuh karena ia berangkat sendirian membuat Dealova memilih untuk mengunjungi makam Aisyah dengan berjalan kaki. Letaknya pun tidak jauh dari tempat itu sehingga akan cepat sampai jika Dealova tidak lupa jalannya.
Secara tidak sengaja Dealova melintas di depan cafe, dengan segera Noe menurunkan kaca matanya. "Dia yang aku cari!" teriaknya di balik jendela.
Noe yang sudah berdiri segera diikuti oleh Albi dengan mengikutinya berdiri juga. Albi baru saja melihat sosok sekilas Dealova tidak sengaja menyebut namanya.
"Itu 'kan Dealova! Mau kemana dia?" ucapnya spontan.
"Coba kamu ulang sekali lagi! Kamu menyebutnya siapa?"
"Gadis itu namanya Dealova, anak Bosku!"
"Astaghfirullah," ucapnya di dalam hati sambil mengusap dadanya berulang kali.
Sontak Noe menajamkan penglihatannya pada Albi. Ia tahu dengan jelas apa pekerjaan Albi maka dari itu Noe tidak bisa membayangkan siapa Dealova yang sesungguhnya.
"Rupanya dia anak preman? Pantas saja tidak takut dengan preman di pasar karena ternyata itu anak buah ayahnya sendiri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Parsih Nurul
lanjut kak 😘😘😘
SEMANGAT kak💪💪💪 😍😍🤗🤗🤗
2023-05-12
1